Setelah sarapan galang langsung menuju kamarnya untuk mengemas bajunya kedalam tas beserta perlengkapan yang lain, ternyata di dalam kamar ada ibunya yang dari tadi merapihkan kamar galang dan mengemas bajunya. "Biar aku saja ,bu" galang berkata kepada ibunya merasa tak enak hati.
"Ngga apa apa, galang. Sudah lama juga ibu tidak merapihkan kamarmu" jawab ibu kepada galang sambil tersenyum. Iya, dari kecil sampai sekarang ibu galang memang sangat perhatian terhadap galang, bahkan terkadang galang merasa ibunya terlalu over protective terhadap dirinya, namun gerald meupakan pribadi yang pendiam, dia enggan untuk menceritakan apapun yang dia alami kepada siapapun, termasuk ibunya.
"Galang, sebaiknya setelah ini kamu istirahat dulu sajanak!!" Minta ibu kepada galang sebelum meninggalkan kamar galang.
Selepas galang selesai mengemas perlengkapannya galang bersantai menonton tv bersama adiknya Nanta.
Seperti kebanyakan saudara laki laki yang lain, galang dan adiknya tidak pernah akur meskipun itu sebatas candaan, namun mereka berdua saling mengacau satu sama lain. Tak terasa jam menunjukan pukul 3, galang bersiap untuk berangkat ke terminal bus. Sampainya di terminal galang berpamitan dengan ayahnya yang mengantarnya dari rumah, tak lupa ayahnya berpesan
"Galang, jaga diri kamu baik-baik dimana pun kamu berpijak, kamu juga harus ingat laki - laki langkahnya panjang." Pesan ayah kepada galang.
"Baik, pak. Bapak sama ibu juga jaga kesehatan disini", jawab galang.
Memang, yang di katakan ayah galang mungkin seperti hal yang biasa di ucapkan selerti orang orang kebanyakan ketika berpisah, namun ternyata galang masih menyimpan pertanyaan di benaknya tentang apa yang baru saja di katakan ayahnya
Tak lama kemudian bus yang akan galang tumpangi sampai di terminal, kemudian galang langsung naik ke dalam bus dan duduk, galang membuka sosial media di handphone miliknya, dan di layar beranda dia menemukan sebuah postingan foto gadis berparas cantik, dalam hati ia berkata "setelah aku sukses nanti aku akan memberanikan diri mendekatimu." Sambil tersenyum kecil. Iya, gadis itu bernama Eva, dia satu angkatan dengan galang, namun berbeda kejuruan.
Eva merupakan salah satu gadis cantik yang ada di sekolah galang semasa itu, bisa di katakan Eva termasuk gadis yang populer di sekolah itu, mungkin karena selain dia cantik juga sangat akrab dan mudah bergaul dengan siapapun, tapi itu berbalik dengan sifat galang yang pendiam, jangankan untuk ngobrol dengan Eva, bahkan untuk berada di keramaian galang sangat pemalu, apalagi dia juga termasuk siswa yang tergolong biasa saja saat itu membuat galang merasa canggung untuk mendekati lawan jenisnya.
Tak lama berselang tanpa galang sadari bus sudah mulai meninggalkan terminal, lagi lagi perasaannya di buat campur aduk. Ia juga memikirkan perkataan ayahnya saat berpamitan tadi. Menjelang malam galang tertidur lelap hingga jam menunjukan pukul 05.00 galang terbangun kemudian menoleh ke sekitarnya dan melihat ke arah jendela bus. Rupanya beberapa saat lagi galang akan sampai di kota tujuannya, hingga akhirnya bus berhenti di terminal pemberhentian akhir. Galang turun dari bus dan berhenti sejenak untuk menelepon kerabatnya, namun ternyata ponselnya mati. Ia bingung harus melakukan apa sekarang, karena ini tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Iya, Rivendhale merupakan kota metropolitan dan tersibuk di seluruh penjuru negeri, kota yang menjadi pusat bisnis dan terus berkembang seiring waktu, dan galang sekarang berada di kota tersebut. Galang yang melamun kebingungan tersadar setelah ada suara pria yang samar memanggil namanya, ia kemudian menoleh ke seberang jalan,
jam menunjukkan pukul 7 pagi, bryant mengajak galang bersiap dan menuju ke tempat kerja. Galang akan bekerja di perusahaan konstruksi milik keluarga bryant, perusahaan keluarga bryant bergerak di bidang konstruksi dan furniture yang memiliki relasi sangat luas bahkan melayani ekspor ke berbagai negara. Setelah sampai di lokasi bryant meminta galang memperkenalkan dirinya kepada pekerja lain, "galang, silakan perkenalkan dirimu kepada rekan rekan pekerja di sini!!" Ujar bryant, "Baik, selamat pagi semuanya, saya galang, merupakan karyawan baru di perusahaan ini." sepenggal sapaan galang memperkenalkan dirinya kepada para pekerja di sana. Hari pertama galang di tempatkan oleh bryant sebagai pekerja lapangan atas permintaan ayah bryant yang ternyata sudah menelepon bryant sebelum berangkat, dengan tujuan agar galang memahami dahulu dasar pekerjaan di sana. Hari hari berlalu kemudian tepat setelah 2 minggu galang bekerja di tempat itu dan me
Jam menunjukkan pukul setengah 8, dan galang bersiap untuk acara malam ini, tiba tiba ponselnya berdering ada panggilan dari mitha, "Hallo, galang!!" Terdengar suara mitha dari seberang saluran telepon. "Iya hallo, mitha?" Tanya galang. "Aku sekarang udah di restoran dekat kampus sama kawan kawanku juga, kamu cepat kesini ya, aku share location sekarang." Belum sempat galang menjawab, mitha sudah menutup sambungan telepon. Ternyata mitha sudah berada di sana bersama para gadis teman sekelas mitha. Kemudian galang berangkat naik taksi menuju restoran green ordon untuk menyusul mitha. Sesampainya di restoran, galang melihat mitha duduk di meja yang terletak di balkon restoran tersebut bersama 4 wanita dan 2 pria. Akhirnya galang pun memberanikan diri untuk mendatangi tempat mitha. "Galang, kamu baru sampai?, kita udah nunggu" sapa mitha. "Oh iya aku minta maaf" jawab galang singkat tersenyum menyapa teman mitha
Sesampainya di rumah galang berpisah dengan mitha di ruang tamu dan menuju kamar masing-masing. Keesokan harinya galang berangkat ke kantor dan bryant meminta mengadakan pertemuan kepada seluruh karyawan kantor, sesaat sebelum pertemuan di mulai galang datang lebih awal ke ruangan pertemuan, dia tengah sibuk membersihkan ruangan yang nantinya di gunakan untuk pertemuan berlangsung, tak lama kemudian datang seorang pria muda dengan pakaian rapih dan kacamata hitam, namun sepertinya tidak asing bagi galang. Iya itu harvey pria yang semalam berada di restoran green ordon."Hei, bukankah kau pria yang semalam membuat kekacauan, rupanya hanya seorang cleaning service di perusahaan ini?" Cibir harvey dengan nada tinggi.Sementara galang hanya membalas dengan menunduk dan tersenyum.Tak lama kemudian para karyawan yang lain dan juga bryant yang akan memimpin pertemuan sudah masuk di ruangan tersebut, galang duduk di bangku dengan papan namanya di meja." T
Galang beranjak dari ruang tamu menuju ke kamarnya untuk ganti baju, dari dalam kamar galang mendengar perbincangan mitha dan kevin di ruang tamu, namun ia tak menghiraukannya, karena kelihatannya kevin juga pria baik dan ramah, bahkan tadi dia tidak memandang galang rendah sedikitpun dari sorot matanya, tidak seperti teman teman mitha kebanyakan.Malam hari, galang memainkan ponselnya membuka sosial media, sampai akhirnya menemukan sebuah postingan dari akun eva, terlihat sepasang foto sepasang kekasih dengan gaun dan jas yang serasi, tak lain itu adalah foto eva bersama calon suaminya, dengan caption emoticon love berwarna merah. Hati galang seketika remuk, bak kaca yang di lempar batu, ternyata wanita yang ia kagumi dan berencana akan melamarnya ternyata sudah di milik orang dan sebentar lagi melangsungkan pernikahan."Ya tuhan, apa mungkin aku di takdirkan tidak mempunyai pasangan?" Batin galang dalam hati.sepanjang malam ia hanya merenungi nasibnya.
Hari berganti, malam hari saat galang sedang ber istirahat di kamarnya tiba-tiba mendengar mitha yang baru pulang, galang keluar kamar untuk sekedar menyambut mitha. Namun, apa yang terjadi galang kaget bukan main setelah mendapati gadis di depan matanya berjalan sempoyongan dan rambut yang acak acakan."Mitha..." Sambut galang dengan raut muka bertanya tanya."Galang, kamu belu tidur?", Namun mitha malah menanyai galang balik."Belum apa yang terjadi, dan kenapa kamu keluar malam dengan pakaian seperti ini?", Galang meminta penjelasan kepada mitha, galang mencium aroma alkohol ketika mitha berbicara, dia berpikir kalo seandainya bryant tau akan hal ini entah apa yang akan dia lakukan. Bryant adalah orang yang lembut, namun dia sangat tegas apalagi dia adalah kakak laki-laki yang sudah seharusnya menjaga adik perempuannya."Brugg!!!"Mitha terjatuh karena tidak sanggup menahan keseimbangan dirinya yang di bawah pengaruh alkohol.&n
Beberapa saat kemudian mitha keluar dari kamar dan kembali menghampiri galang yang masih penasaran akan apa yang ingin di bicarakan mitha.Kali ini mitha memakai hotpants dan baju santai duduk di bangku sebelah galang."Galang, terima kasih ya" ujar mitha membuka obrolan yang tadi sempat tertunda."Terima kasih soal apa ?" , Tanya galang."Terima kasih karena semalam kamu udah bantuin aku." , Jelas mitha menjawab pertanyaan galang," Oh, oke, gapapa. Aku hanya heran saja karena aku baru melihat kamu dalam kondisi seperti itu ". Galang kembali menanyakan apa sebabnya mitha semalam sampai melakukan hal yang tidak sepatutnya." Aku gapapa kok, galang. Sebenarnya ini yang ingin aku ceritakan kepadamu." Ujar mitha.Lalu mitha menceritakan rentetan kejadian yang menimpanya semalam. Berawal dari ketika mitha pulang kuliah sore kemudian berencana untuk mampir ke rumah kevin, namun sesampainya di depan rumah kevin. Ia melihat ada s
Galang yang mendengarkan cerita mitha seketika ingat akan kejadian tempo hari di apartemen."Mitha, sebenarnya aku pernah memergokinya tempo hari di apartemen yang sama dengan lokasi proyek, aku ingin mengatakannya kepadamu, tapi aku tak mau hanya di anggap omong kosong jadi aku mengurungkan niatku." Ucap galang lalu menyulut sebatang rokoknya."Aku mengerri galang, sekarang aku akan melupakan semuanya dan melupakan tentang kevin" jawab mitha.Mitha kemudian masuk kedalam kamar meninggalkan galang. Galang kembali merenung sendirian dan terpikir bahwa orang yang di kiranya sangat baik dan punya etika seperti kevin saja bisa berbuat licik apalagi dengan orang seperti harvey. Seketika ingatannya terbuka kembali ke masalah pekerjaannya dan mulai hari itu ia sangat sibuk dengan pekerjaan tambahan mencari asal kejanggalan dalam proyeknya.Malam harinya mitha tiba tiba mengajak galang untuk pergi keluar untuk bersantai, iya maksud mitha juga tak lain
Tapi setelah galang keluar kamar ia malah terkejut, ternyata tak ada siapapun di ruang tamu, dan ia melihat ke arah luar masih melihat mobil dimas terparkir di halaman rumah. Ia hanya menemukan jas yang di kenakan dimas dan tas milik mitha. Terdengar suara tawa di lantai atas, tak salah lagi itu dari kamar mitha. Galang mengumpulkan keberaniannya untuk melihat ke atas. Sampainya di lantai atas ia melihat ternyata pintu kamar mitha tak di kunci dan tak tertutup sempurna. "Mitha, aku sangat merindukanmu, dan sekarang kamu terlihat semakin cantik". Terdengar suara dimas memuji mitha. "Aku juga merindukanmu, buat aku bahagia malam ini dimas." Suara mitha manja setengah mabuk.Galang semakin penasaran mendengar suara mereka, ia memutuskan untuk mengintip dari pintu. Ia melihat sekarang posisi mereka yang tidur berhadapan saling memeluk, tampak dimas juga hanya memakai celana panjang dan mitha yang hanya memakai tanktop, dan terlihat sedikit
"mitha..." , Galang yang dari tadi tak henti memandang mitha akhirnya buka suara memulai obrolan."Iya, galang?""Kamu cantik malam ini." Ujar galang dengan agak malu malu mengungkapkan pendapatnya."Sudah lama kita ngga pernah ketemu ya, karena kamu terakhir berkunjung ke kampung beberapa tahun lalu.""Hhehe... Galang, aku ingat dulu kita waktu kecil sering bersama-sama menikmati pemandangan dan bermain, sekarang ngga terasa kita sudah dewasa." Jawab mitha sambil tertawa.Mereka bernostalgia selama di meja makan, setelah selesai menikmati hidangan di restoran itu dan ngobrol mereka langsung pulang untuk beristirahat. Sesampainya di rumah mereka hanya berbasa - basi sebelum akhirnya mereka berpisah ke kamar masing-masing untuk istirahat.Keesokan harinya ketika galang bangun tidur rupanya mitha sudah menyiapkan sarapan, jarang-jarang mitha memasak. Bisa di katakan seminggu sekali pun belum pasti. Galang ya
Galang yang mendengarkan cerita mitha seketika ingat akan kejadian tempo hari di apartemen."Mitha, sebenarnya aku pernah memergokinya tempo hari di apartemen yang sama dengan lokasi proyek, aku ingin mengatakannya kepadamu, tapi aku tak mau hanya di anggap omong kosong jadi aku mengurungkan niatku." Ucap galang lalu menyulut sebatang rokoknya."Aku mengerri galang, sekarang aku akan melupakan semuanya dan melupakan tentang kevin" jawab mitha.Mitha kemudian masuk kedalam kamar meninggalkan galang. Galang kembali merenung sendirian dan terpikir bahwa orang yang di kiranya sangat baik dan punya etika seperti kevin saja bisa berbuat licik apalagi dengan orang seperti harvey. Seketika ingatannya terbuka kembali ke masalah pekerjaannya dan mulai hari itu ia sangat sibuk dengan pekerjaan tambahan mencari asal kejanggalan dalam proyeknya.Malam harinya mitha tiba tiba mengajak galang untuk pergi keluar untuk bersantai, iya maksud mitha juga tak lain
Beberapa saat kemudian mitha keluar dari kamar dan kembali menghampiri galang yang masih penasaran akan apa yang ingin di bicarakan mitha.Kali ini mitha memakai hotpants dan baju santai duduk di bangku sebelah galang."Galang, terima kasih ya" ujar mitha membuka obrolan yang tadi sempat tertunda."Terima kasih soal apa ?" , Tanya galang."Terima kasih karena semalam kamu udah bantuin aku." , Jelas mitha menjawab pertanyaan galang," Oh, oke, gapapa. Aku hanya heran saja karena aku baru melihat kamu dalam kondisi seperti itu ". Galang kembali menanyakan apa sebabnya mitha semalam sampai melakukan hal yang tidak sepatutnya." Aku gapapa kok, galang. Sebenarnya ini yang ingin aku ceritakan kepadamu." Ujar mitha.Lalu mitha menceritakan rentetan kejadian yang menimpanya semalam. Berawal dari ketika mitha pulang kuliah sore kemudian berencana untuk mampir ke rumah kevin, namun sesampainya di depan rumah kevin. Ia melihat ada s
Hari berganti, malam hari saat galang sedang ber istirahat di kamarnya tiba-tiba mendengar mitha yang baru pulang, galang keluar kamar untuk sekedar menyambut mitha. Namun, apa yang terjadi galang kaget bukan main setelah mendapati gadis di depan matanya berjalan sempoyongan dan rambut yang acak acakan."Mitha..." Sambut galang dengan raut muka bertanya tanya."Galang, kamu belu tidur?", Namun mitha malah menanyai galang balik."Belum apa yang terjadi, dan kenapa kamu keluar malam dengan pakaian seperti ini?", Galang meminta penjelasan kepada mitha, galang mencium aroma alkohol ketika mitha berbicara, dia berpikir kalo seandainya bryant tau akan hal ini entah apa yang akan dia lakukan. Bryant adalah orang yang lembut, namun dia sangat tegas apalagi dia adalah kakak laki-laki yang sudah seharusnya menjaga adik perempuannya."Brugg!!!"Mitha terjatuh karena tidak sanggup menahan keseimbangan dirinya yang di bawah pengaruh alkohol.&n
Galang beranjak dari ruang tamu menuju ke kamarnya untuk ganti baju, dari dalam kamar galang mendengar perbincangan mitha dan kevin di ruang tamu, namun ia tak menghiraukannya, karena kelihatannya kevin juga pria baik dan ramah, bahkan tadi dia tidak memandang galang rendah sedikitpun dari sorot matanya, tidak seperti teman teman mitha kebanyakan.Malam hari, galang memainkan ponselnya membuka sosial media, sampai akhirnya menemukan sebuah postingan dari akun eva, terlihat sepasang foto sepasang kekasih dengan gaun dan jas yang serasi, tak lain itu adalah foto eva bersama calon suaminya, dengan caption emoticon love berwarna merah. Hati galang seketika remuk, bak kaca yang di lempar batu, ternyata wanita yang ia kagumi dan berencana akan melamarnya ternyata sudah di milik orang dan sebentar lagi melangsungkan pernikahan."Ya tuhan, apa mungkin aku di takdirkan tidak mempunyai pasangan?" Batin galang dalam hati.sepanjang malam ia hanya merenungi nasibnya.
Sesampainya di rumah galang berpisah dengan mitha di ruang tamu dan menuju kamar masing-masing. Keesokan harinya galang berangkat ke kantor dan bryant meminta mengadakan pertemuan kepada seluruh karyawan kantor, sesaat sebelum pertemuan di mulai galang datang lebih awal ke ruangan pertemuan, dia tengah sibuk membersihkan ruangan yang nantinya di gunakan untuk pertemuan berlangsung, tak lama kemudian datang seorang pria muda dengan pakaian rapih dan kacamata hitam, namun sepertinya tidak asing bagi galang. Iya itu harvey pria yang semalam berada di restoran green ordon."Hei, bukankah kau pria yang semalam membuat kekacauan, rupanya hanya seorang cleaning service di perusahaan ini?" Cibir harvey dengan nada tinggi.Sementara galang hanya membalas dengan menunduk dan tersenyum.Tak lama kemudian para karyawan yang lain dan juga bryant yang akan memimpin pertemuan sudah masuk di ruangan tersebut, galang duduk di bangku dengan papan namanya di meja." T
Jam menunjukkan pukul setengah 8, dan galang bersiap untuk acara malam ini, tiba tiba ponselnya berdering ada panggilan dari mitha, "Hallo, galang!!" Terdengar suara mitha dari seberang saluran telepon. "Iya hallo, mitha?" Tanya galang. "Aku sekarang udah di restoran dekat kampus sama kawan kawanku juga, kamu cepat kesini ya, aku share location sekarang." Belum sempat galang menjawab, mitha sudah menutup sambungan telepon. Ternyata mitha sudah berada di sana bersama para gadis teman sekelas mitha. Kemudian galang berangkat naik taksi menuju restoran green ordon untuk menyusul mitha. Sesampainya di restoran, galang melihat mitha duduk di meja yang terletak di balkon restoran tersebut bersama 4 wanita dan 2 pria. Akhirnya galang pun memberanikan diri untuk mendatangi tempat mitha. "Galang, kamu baru sampai?, kita udah nunggu" sapa mitha. "Oh iya aku minta maaf" jawab galang singkat tersenyum menyapa teman mitha
jam menunjukkan pukul 7 pagi, bryant mengajak galang bersiap dan menuju ke tempat kerja. Galang akan bekerja di perusahaan konstruksi milik keluarga bryant, perusahaan keluarga bryant bergerak di bidang konstruksi dan furniture yang memiliki relasi sangat luas bahkan melayani ekspor ke berbagai negara. Setelah sampai di lokasi bryant meminta galang memperkenalkan dirinya kepada pekerja lain, "galang, silakan perkenalkan dirimu kepada rekan rekan pekerja di sini!!" Ujar bryant, "Baik, selamat pagi semuanya, saya galang, merupakan karyawan baru di perusahaan ini." sepenggal sapaan galang memperkenalkan dirinya kepada para pekerja di sana. Hari pertama galang di tempatkan oleh bryant sebagai pekerja lapangan atas permintaan ayah bryant yang ternyata sudah menelepon bryant sebelum berangkat, dengan tujuan agar galang memahami dahulu dasar pekerjaan di sana. Hari hari berlalu kemudian tepat setelah 2 minggu galang bekerja di tempat itu dan me