Share

Bab 5

Author: Kania Sari
last update Last Updated: 2025-01-07 10:38:57
Setelah melihatku, Olivia terlihat agak kewalahan. Namun, dia sengaja menempel pada Hayden dan membisikkan sesuatu ke telinga Hayden. Kemudian, dia mengulurkan tangannya ke arahku dan berkata, “Halo, aku sekretaris Pak Hayden. Kalau ada apa-apa kelak, langsung komunikasikan saja semuanya denganku.”

Hayden sudah memilih sebuah proposal. Kebetulan, itu adalah proposal yang kubuat. Setelah rapat berakhir, dia memintaku untuk tinggal di ruang rapat. Setelah mengamatiku dalam diam dari seberang meja konferensi, dia bertanya, “Kamu nggak ke rumah sakit hari itu?”

Sepertinya, Hayden sudah menyelidiki dengan jelas informasi mengenai Olivia. Tangan Olivia tiba-tiba menegang. Dia menggigit bibirnya, lalu terlebih dahulu menjawab, “Pak Hayden, kamu benar-benar orang yang membawa keberuntungan. Setelah ketemu kamu hari itu, perut kakakku nggak sakit lagi. Dia sibuk kerja, makanya nggak pergi ke rumah sakit.”

Hayden melirik Olivia sambil mengetukkan jarinya ke meja dengan ringan. Kemudian, dia mengambil buku catatan rapat dari tangan Olivia dan membacanya. Selain beberapa baris kalimat di halaman pertama, tidak ada lagi tulisan dalam catatan itu.

Program pelatihan Mona mengajarkan orang cara mengambil foto ketika menikmati anggur, cara berdandan, dan cara memahami psikologi pria. Namun, program itu tidak mengajarkan cara menjadi seorang sekretaris yang berkualitas.

“Kamu nggak layak jadi sekretaris. Pikirkan lagi apa yang bisa kamu kerjakan untuk bayar utangmu.” Seusai berbicara, Hayden menoleh ke arahku dan bertanya, “Bu Evelyn, apa kamu tertarik untuk bergabung dengan Grup Stewart?”

Hayden tidak berencana untuk langsung mendapatkan jawaban dariku. Dia bangkit dari kursi, lalu merapikan lengan jasnya dan menyodorkan selembar kartu nama padaku. “Kalau tertarik, hubungilah aku kapan saja.”

Olivia langsung menggunakan nada manja nan kasihannya untuk minta maaf pada Hayden. Sebelum berjalan keluar, dia tidak lupa untuk memelototiku dengan tidak rela.

Sepulang kerja, aku menerima telepon bertubi-tubi dari Ricky.

“Olivia sudah cari tahu gajimu di perusahaan. Katanya, gaji tahunanmu paling nggak miliaran. Sekarang, keluarga lagi kesulitan. Aku bahkan sudah jual toko kelontongku, tapi kamu malah putuskan hubungan dengan kami. Evelyn, aku sudah besarkan kamu selama 29 tahun. Kamu harus serahkan gajimu padaku.”

Aku menjauhkan ponselku dan membiarkannya mengomel di ujung telepon. Fenny juga ikut memakiku dan mengatakan aku sengaja merayu Hayden.

Olivia juga berkata dengan arogan, “Hayden cuma mau manfaatkan kamu dalam urusan kerja. Aku jauh lebih cantik dari kamu. Dia nggak mungkin tertarik padamu!”

Aku pun tersenyum sinis. Di saat-saat seperti ini, pemikiran Olivia masih hanya dipenuhi dengan laki-laki. Namun, satu-satunya senjatanya hanyalah wajahnya.

Setelah mereka sudah kelelahan, aku baru mengangkat ponselku dan berkata dengan dingin, “Ricky, rumah dan toko kelontong itu hasil kerja keras ibuku. Dari usia 14 tahun, aku sudah nggak pernah pakai sepeser pun uangmu. Semua biaya hidupku sebelum aku berusia 14 tahun sudah kubayar dengan mobil baru itu. Kalau kalian masih berani menggangguku, jangan salahkan aku buka kedok kalian di depan Hayden!”

Setelah memutuskan sambungan telepon, suasana hatiku sangat bagus. Pemandangan malam dari dinding kaca apartemenku tidak pernah terlihat begitu memukau. Sebenarnya, aku tidak ingin membuka kedok asli Olivia secepat ini. Semakin dia terjerumus, semakin menarik pula pertunjukannya.

Tepat pada saat ini, direktur departemen tiba-tiba mengirim pesan padaku. Katanya, Hayden menunjukku sebagai wakil dari perusahaan. Besok, aku harus mengikuti acara tender bersama Hayden.

Pada saat yang sama, sebuah berita keuangan juga menarik perhatianku. Keluarga Lucinta juga sedang meninjau proyek Desa Wisata Cinata dan ingin bekerja sama dengan Keluarga Stewart.

Keluarga Lucinta merupakan salah satu keluarga kaya lama di Kota Gatrea. Jika aku tidak salah ingat, orang yang menikah dengan Hayden di kehidupan lalu adalah Alicia Lucinta, putri Keluarga Lucinta.

Related chapters

  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 6

    Aku juga pernah menghadiri lumayan banyak acara bisnis. Jadi, aku sama sekali tidak asing dengan pesta-pesta mewah. Namun, ini adalah pertama kalinya aku menghadiri acara semewah ini.Hayden memilih sebuah ruang privat berukuran 80 meter persegi. Belasan bos besar yang merupakan pemilik perusahaan merek mewah masing-masing duduk di sofa tunggal. Meja kecil di hadapan mereka dipenuhi dengan anggur berkualitas tinggi dan makanan impor. Di tengah ruang privat, seorang penyanyi terkenal sedang bernyanyi di atas panggung kaca. Sebaris gadis cantik berjalan masuk dan masing-masing melayani pria yang duduk di sofa. Olivia duduk di sisi Hayden dan tidak berhenti memelototi gadis yang ingin mendekati Hayden. Untungnya, Hayden sama sekali tidak tertarik pada mereka.Aku duduk di sudut dan menyaksikan semua ini dalam diam. Para pria itu hanya menikmati anggur dan bersenang-senang. Mereka sama sekali tidak membicarakan tentang kerja sama. Setelah pembangunan desa wisata selesai, jika tidak ada pe

    Last Updated : 2025-01-07
  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 7

    Aku tidak tahu apa yang dikatakan Hayden kepada Olivia di luar ruang privat. Saat kembali, ekspresi Olivia dipenuhi dengan ketakutan dan rasa putus asa.Sementara itu, Fahri sudah membuka beberapa kancing kemejanya dan bersandar di sofa. Begitu melihatnya, tubuh Olivia langsung menegang. Dia memalingkan wajahnya, seolah-olah ingin menghindar dari hal ini.Tiba-tiba, Olivia melihatku dan berlari ke arahku. Dia menggenggam tanganku sambil memohon, “Kak, tolong aku! Aku nggak mau tinggal di sini bersama pria hidung belang itu. Bantulah aku bayar utang pada Pak Hayden. Kamu punya uang, ‘kan?”Olivia mencengkeram tanganku erat-erat dengan tangannya yang sangat dingin. Dia benar-benar polos sampai mengira uang bisa menyelesaikan semua masalah. Bagi Hayden, uang merupakan sesuatu yang paling mudah didapatkan. Selama bisa menundukkan Fahri, Salim, dan bos-bos lainnya, dia akan menggunakan cara lain untuk memaksa Olivia menunduk meskipun Olivia tidak berutang padanya.Aku menatap wajah pucatny

    Last Updated : 2025-01-07
  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 8

    Mobil di belakang kami membunyikan klakson untuk mengisyaratkan lampu lalu lintas sudah berubah hijau. Hayden pun kembali menaruh kedua tangannya di kemudi dan menjalankan mobilnya.“Ketiga orang itu masih awasi aku sampai sekarang, makanya proyek Desa Wisata Cinata ini harus berhasil.”Dari nadanya, aku bisa mendengar ketegasan dan kekejamannya. Begitu tiba di rumahku, Hayden sengaja menjulurkan kepalanya dari dalam jendela mobil dan melirik nama kompleks apartemenku. Sebelum pergi, aku bisa merasakan dia menatapku dengan tatapan yang mengandung sedikit perasaan. Aku hanya tersenyum sopan dan tidak peduli meskipun dia terlihat ingin mengucapkan sesuatu.Malam itu, Ricky tidak berhenti meminta uang dariku. Katanya, Olivia sedang tidak sadarkan diri di rumah sakit dan membutuhkan sejumlah besar biaya pengobatan. Namun, aku langsung memblokir nomornya.Keesokan pagi, bahkan dari kejauhan, aku sudah melihat Ricky dan Fenny yang mencari sosokku dengan cemas di luar gedung perusahaan. Ini

    Last Updated : 2025-01-07
  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 9

    Aku melangkah mundur dalam diam untuk menjaga jarak sopan dengan Hayden.“Pak Hayden, aku punya prinsip hidup sendiri. Aku nggak mau jadi orang ketiga yang direndahkan orang-orang.”Hayden mengira keputusanku itu masih belum bulat dan lanjut menambahkan keuntungan untukku. Aku segera menyela, “Kalau aku ini kakakmu, apa kamu berharap dia melalui kehidupan seperti itu.Hayden langsung terpaku di tempat. Tangannya menutupi bagian kiri wajahnya.Dalam perjalanan pulang, aku kebetulan melewati rumah sakit. Olivia mengirim pesan kepadaku dan menyuruhku menjenguknya karena ada hal penting yang ingin dibicarakannya.Di luar pintu, aku kebetulan berpapasan dengan perawat yang baru keluar dari kamar pasien sehabis mengganti perban luka. Mereka bergosip tentang pasien di ranjang nomor 24 yang bermain dengan liar, tetapi tidak mampu membayar biaya pengobatan. Aku berjalan melewati mereka dan berhenti di ranjang nomor 24.Olivia sedang menonton berita sambil memainkan rambutnya. Begitu melihatku,

    Last Updated : 2025-01-07
  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 10

    Ada orang yang mengatakan bahwa istri Fahri juga berada di lokasi dan Olivia terlalu tidak tahu diri. Ada juga orang yang mengatakan bahwa reputasi Olivia memang sudah hancur. Jangankan Fahri, semua orang yang berstatus tinggi juga tidak mungkin peduli padanya.Olivia pun berlutut di atas lantai dan tertawa terbahak-bahak. Kemudian, dia mulai menangis sehingga riasannya luntur. Tidak ada orang yang memapahnya atau menghiburnya.Setelah menangis sampai puas, Olivia berdiri, lalu memutar sebuah rekaman suara dari ponselnya. Itu adalah rekaman suara dalam ruang privat hari itu. Dalam rekaman suara itu, terdengar kata-kata tak senonoh dan makian Fahri, juga suara cambukan yang bercampur dengan tangisan serta permohonan ampun Olivia. Di bagian akhir, bahkan terdengar suara Hayden yang bertanya apakah Fahri sudah bermain sampai puas dan perintahnya kepada bawahannya untuk membawa Olivia yang sudah pingsan keluar.Hal ini pun menimbulkan kehebohan besar. Tidak peduli bagaimana pun Keluarga S

    Last Updated : 2025-01-07
  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 1

    Tabrakan yang kuat itu membuat mobil sport meluncur cukup jauh ke depan sebelum berhenti. Suara benturan yang nyaring segera menarik perhatian para pejalan kaki. Mobil sport itu mengalami kerusakan yang parah. Sayap belakangnya terlepas dengan suara keras, sedangkan bodi mobil penyok ke dalam.Adikku yang bernama Olivia Xanders sama sekali tidak memedulikan semua ini. Dia segera menenangkan diri, lalu mulai merapikan riasannya melalui kaca spion tengah. Dia juga sengaja mengacak-acakkan poninya dan mengusap matanya supaya matanya berkaca-kaca. Lipstiknya yang samar juga menyempurnakan tampangnya saat ini. Jika bukan melihat sendiri apa yang dilakukannya, aku juga akan mengira dia adalah seorang korban yang ketakutan. Olivia mengalihkan pandangannya dari kaca spion, lalu melirikku. Melihat aku yang duduk tenang, dia jelas merasa agak terkejut. Tadi, dia telah meletakkan 2 bantal tebal di depannya sebelum sengaja meningkatkan kecepatan. Jika bukan karena aku sudah memiliki persiapan d

    Last Updated : 2025-01-07
  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 2

    Hayden pergi dengan menaiki mobil Maybach yang datang menjemputnya, sedangkan mobil sportnya dibawa pergi oleh truk derek. Kap mobilku juga rusak dan salah satu lampunya pecah.“Ini mobil yang baru kubeli kemarin. Hari ini, kamu malah menghancurkannya sampai begini. Gimana ini?”Olivia sama sekali tidak peduli padaku. Setelah tiba di rumah, dia langsung merangkul lengan Ayah dan sengaja mengadu bahwa aku mempersulitnya.Ayahku bernama Ricky. Dia menepuk-nepuk tangan Olivia dengan penuh kasih sayang, lalu menoleh ke arahku dan menyuruhku untuk menangani hal ini sendiri.“Buat apa kamu permasalahkan hal sepele ini dengan adikmu? Kamu sama sekali nggak kayak seorang kakak.”Pagi ini, Olivia bersikeras mau membawa mobilku. Padahal, dia tidak memiliki SIM karena sudah gagal tes sebanyak 5 kali. Ricky mengkhawatirkan keselamatannya dan mengharuskanku untuk mengikutinya.Saat ini, ibu tiriku yang bernama Fenny juga berjalan keluar dari dapur dengan membawa sepiring buah. Namun, garpu yang dik

    Last Updated : 2025-01-07
  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 3

    Rapat mendadak di perusahaan membicarakan tentang proyek Desa Wisata Cinata yang bekerja sama dengan Keluarga Stewart. Keluarga Stewart bertanggung jawab atas pengembangan dan konstruksi, sedangkan Amarin bertanggung jawab atas pemasaran dan promosi.Lima tahun yang lalu, aku masuk ke Amarin melalui rekrutmen kampus. Sebagai perusahaan periklanan dan media kelas dunia, pekerjaan di Amarin memang sangat sibuk. Akan tetapi, gajinya juga sangat tinggi.Hanya saja, aku memberi tahu keluargaku bahwa aku hanyalah karyawan tingkat rendah yang gaji bulanannya 9 juta. Fenny dan Olivia pada dasarnya memang merendahkanku. Jadi, mereka pun percaya bahwa gajiku benar-benar hanya 9 juta per bulan.Setelah menjelaskan perkembangan proyek, direktur departemen kami berkata dengan serius, “Penanggung jawab dari Keluarga Stewart itu Hayden. Ini adalah proyek pertamanya setelah mengambil alih bisnis keluarga.”Setelah itu, direktur juga mengatakan bahwa Hayden merasa tidak puas dengan proposal saat ini. J

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 10

    Ada orang yang mengatakan bahwa istri Fahri juga berada di lokasi dan Olivia terlalu tidak tahu diri. Ada juga orang yang mengatakan bahwa reputasi Olivia memang sudah hancur. Jangankan Fahri, semua orang yang berstatus tinggi juga tidak mungkin peduli padanya.Olivia pun berlutut di atas lantai dan tertawa terbahak-bahak. Kemudian, dia mulai menangis sehingga riasannya luntur. Tidak ada orang yang memapahnya atau menghiburnya.Setelah menangis sampai puas, Olivia berdiri, lalu memutar sebuah rekaman suara dari ponselnya. Itu adalah rekaman suara dalam ruang privat hari itu. Dalam rekaman suara itu, terdengar kata-kata tak senonoh dan makian Fahri, juga suara cambukan yang bercampur dengan tangisan serta permohonan ampun Olivia. Di bagian akhir, bahkan terdengar suara Hayden yang bertanya apakah Fahri sudah bermain sampai puas dan perintahnya kepada bawahannya untuk membawa Olivia yang sudah pingsan keluar.Hal ini pun menimbulkan kehebohan besar. Tidak peduli bagaimana pun Keluarga S

  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 9

    Aku melangkah mundur dalam diam untuk menjaga jarak sopan dengan Hayden.“Pak Hayden, aku punya prinsip hidup sendiri. Aku nggak mau jadi orang ketiga yang direndahkan orang-orang.”Hayden mengira keputusanku itu masih belum bulat dan lanjut menambahkan keuntungan untukku. Aku segera menyela, “Kalau aku ini kakakmu, apa kamu berharap dia melalui kehidupan seperti itu.Hayden langsung terpaku di tempat. Tangannya menutupi bagian kiri wajahnya.Dalam perjalanan pulang, aku kebetulan melewati rumah sakit. Olivia mengirim pesan kepadaku dan menyuruhku menjenguknya karena ada hal penting yang ingin dibicarakannya.Di luar pintu, aku kebetulan berpapasan dengan perawat yang baru keluar dari kamar pasien sehabis mengganti perban luka. Mereka bergosip tentang pasien di ranjang nomor 24 yang bermain dengan liar, tetapi tidak mampu membayar biaya pengobatan. Aku berjalan melewati mereka dan berhenti di ranjang nomor 24.Olivia sedang menonton berita sambil memainkan rambutnya. Begitu melihatku,

  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 8

    Mobil di belakang kami membunyikan klakson untuk mengisyaratkan lampu lalu lintas sudah berubah hijau. Hayden pun kembali menaruh kedua tangannya di kemudi dan menjalankan mobilnya.“Ketiga orang itu masih awasi aku sampai sekarang, makanya proyek Desa Wisata Cinata ini harus berhasil.”Dari nadanya, aku bisa mendengar ketegasan dan kekejamannya. Begitu tiba di rumahku, Hayden sengaja menjulurkan kepalanya dari dalam jendela mobil dan melirik nama kompleks apartemenku. Sebelum pergi, aku bisa merasakan dia menatapku dengan tatapan yang mengandung sedikit perasaan. Aku hanya tersenyum sopan dan tidak peduli meskipun dia terlihat ingin mengucapkan sesuatu.Malam itu, Ricky tidak berhenti meminta uang dariku. Katanya, Olivia sedang tidak sadarkan diri di rumah sakit dan membutuhkan sejumlah besar biaya pengobatan. Namun, aku langsung memblokir nomornya.Keesokan pagi, bahkan dari kejauhan, aku sudah melihat Ricky dan Fenny yang mencari sosokku dengan cemas di luar gedung perusahaan. Ini

  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 7

    Aku tidak tahu apa yang dikatakan Hayden kepada Olivia di luar ruang privat. Saat kembali, ekspresi Olivia dipenuhi dengan ketakutan dan rasa putus asa.Sementara itu, Fahri sudah membuka beberapa kancing kemejanya dan bersandar di sofa. Begitu melihatnya, tubuh Olivia langsung menegang. Dia memalingkan wajahnya, seolah-olah ingin menghindar dari hal ini.Tiba-tiba, Olivia melihatku dan berlari ke arahku. Dia menggenggam tanganku sambil memohon, “Kak, tolong aku! Aku nggak mau tinggal di sini bersama pria hidung belang itu. Bantulah aku bayar utang pada Pak Hayden. Kamu punya uang, ‘kan?”Olivia mencengkeram tanganku erat-erat dengan tangannya yang sangat dingin. Dia benar-benar polos sampai mengira uang bisa menyelesaikan semua masalah. Bagi Hayden, uang merupakan sesuatu yang paling mudah didapatkan. Selama bisa menundukkan Fahri, Salim, dan bos-bos lainnya, dia akan menggunakan cara lain untuk memaksa Olivia menunduk meskipun Olivia tidak berutang padanya.Aku menatap wajah pucatny

  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 6

    Aku juga pernah menghadiri lumayan banyak acara bisnis. Jadi, aku sama sekali tidak asing dengan pesta-pesta mewah. Namun, ini adalah pertama kalinya aku menghadiri acara semewah ini.Hayden memilih sebuah ruang privat berukuran 80 meter persegi. Belasan bos besar yang merupakan pemilik perusahaan merek mewah masing-masing duduk di sofa tunggal. Meja kecil di hadapan mereka dipenuhi dengan anggur berkualitas tinggi dan makanan impor. Di tengah ruang privat, seorang penyanyi terkenal sedang bernyanyi di atas panggung kaca. Sebaris gadis cantik berjalan masuk dan masing-masing melayani pria yang duduk di sofa. Olivia duduk di sisi Hayden dan tidak berhenti memelototi gadis yang ingin mendekati Hayden. Untungnya, Hayden sama sekali tidak tertarik pada mereka.Aku duduk di sudut dan menyaksikan semua ini dalam diam. Para pria itu hanya menikmati anggur dan bersenang-senang. Mereka sama sekali tidak membicarakan tentang kerja sama. Setelah pembangunan desa wisata selesai, jika tidak ada pe

  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 5

    Setelah melihatku, Olivia terlihat agak kewalahan. Namun, dia sengaja menempel pada Hayden dan membisikkan sesuatu ke telinga Hayden. Kemudian, dia mengulurkan tangannya ke arahku dan berkata, “Halo, aku sekretaris Pak Hayden. Kalau ada apa-apa kelak, langsung komunikasikan saja semuanya denganku.”Hayden sudah memilih sebuah proposal. Kebetulan, itu adalah proposal yang kubuat. Setelah rapat berakhir, dia memintaku untuk tinggal di ruang rapat. Setelah mengamatiku dalam diam dari seberang meja konferensi, dia bertanya, “Kamu nggak ke rumah sakit hari itu?”Sepertinya, Hayden sudah menyelidiki dengan jelas informasi mengenai Olivia. Tangan Olivia tiba-tiba menegang. Dia menggigit bibirnya, lalu terlebih dahulu menjawab, “Pak Hayden, kamu benar-benar orang yang membawa keberuntungan. Setelah ketemu kamu hari itu, perut kakakku nggak sakit lagi. Dia sibuk kerja, makanya nggak pergi ke rumah sakit.”Hayden melirik Olivia sambil mengetukkan jarinya ke meja dengan ringan. Kemudian, dia meng

  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 4

    “Mustahil! Kenapa perbaikan mobil ini mahal banget?”Olivia memperbesar gambar formulir perbaikan itu dan menghitung jumlah nolnya.Fenny juga tidak percaya dan bahkan curiga bahwa yang mengirim pesan ini bukan Hayden, melainkan seorang penipu yang ingin memeras uang mereka.Mobil sport Hayden itu adalah merek Koenigsegg yang merupakan buatan Swedia. Selain itu, bodi mobil itu juga murni buatan tangan dan hanya ada 1 dalam negeri. Berhubung terlalu langka, orang biasa tidak mungkin mengenali merek mobil itu.Amarin pernah bekerja sama dengan perusahaan Koenigsegg. Jadi, aku mengetahui dengan jelas harga mobil itu, yaitu 100 miliar. Biasanya biaya perbaikan mobil sport berkualitas setinggi itu mencapai 16 miliar. Terlebih lagi, biaya pengirimannya ke Swedia juga tidaklah murah.Pada saat Olivia, Fenny, dan Ricky masih mencurigai apakah formulir perbaikan itu asli atau palsu, Hayden mengirimkan sebuah pesan lagi.[ Bayar secepatnya. ]Kali ini, Hayden sama sekali tidak memberikan kesempa

  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 3

    Rapat mendadak di perusahaan membicarakan tentang proyek Desa Wisata Cinata yang bekerja sama dengan Keluarga Stewart. Keluarga Stewart bertanggung jawab atas pengembangan dan konstruksi, sedangkan Amarin bertanggung jawab atas pemasaran dan promosi.Lima tahun yang lalu, aku masuk ke Amarin melalui rekrutmen kampus. Sebagai perusahaan periklanan dan media kelas dunia, pekerjaan di Amarin memang sangat sibuk. Akan tetapi, gajinya juga sangat tinggi.Hanya saja, aku memberi tahu keluargaku bahwa aku hanyalah karyawan tingkat rendah yang gaji bulanannya 9 juta. Fenny dan Olivia pada dasarnya memang merendahkanku. Jadi, mereka pun percaya bahwa gajiku benar-benar hanya 9 juta per bulan.Setelah menjelaskan perkembangan proyek, direktur departemen kami berkata dengan serius, “Penanggung jawab dari Keluarga Stewart itu Hayden. Ini adalah proyek pertamanya setelah mengambil alih bisnis keluarga.”Setelah itu, direktur juga mengatakan bahwa Hayden merasa tidak puas dengan proposal saat ini. J

  • Insiden Setelah Adikku Lulus dari Program Pelatihan Sosialita   Bab 2

    Hayden pergi dengan menaiki mobil Maybach yang datang menjemputnya, sedangkan mobil sportnya dibawa pergi oleh truk derek. Kap mobilku juga rusak dan salah satu lampunya pecah.“Ini mobil yang baru kubeli kemarin. Hari ini, kamu malah menghancurkannya sampai begini. Gimana ini?”Olivia sama sekali tidak peduli padaku. Setelah tiba di rumah, dia langsung merangkul lengan Ayah dan sengaja mengadu bahwa aku mempersulitnya.Ayahku bernama Ricky. Dia menepuk-nepuk tangan Olivia dengan penuh kasih sayang, lalu menoleh ke arahku dan menyuruhku untuk menangani hal ini sendiri.“Buat apa kamu permasalahkan hal sepele ini dengan adikmu? Kamu sama sekali nggak kayak seorang kakak.”Pagi ini, Olivia bersikeras mau membawa mobilku. Padahal, dia tidak memiliki SIM karena sudah gagal tes sebanyak 5 kali. Ricky mengkhawatirkan keselamatannya dan mengharuskanku untuk mengikutinya.Saat ini, ibu tiriku yang bernama Fenny juga berjalan keluar dari dapur dengan membawa sepiring buah. Namun, garpu yang dik

DMCA.com Protection Status