"Hentikan!" Aruna menjerit sangat kencang. Bumi bergoyang, burung-burung di hutan kehidupan berterbangan. Karakal berjatuhan, air sungai bermuncratan, meluap, banjir sampai mengenai kakiku.Komandan S Twu menghentikan pergerakannya sejenak, melihat sekitar. Anggota Kelompok Robber berhamburan, berteriak-teriak menyebut kata gempa. Aruna berusaha melepaskan diri dari cengkraman dua tangan anggota Robber yang tubuhnya lumayan kekar."Lihat itu!" Salah satu dari mereka menunjuk seekor badak yang berlari kencang, cula di atas kepalanya ada empat, menyungkur anggota Kelompok Robber yang terdekat."Aaa!" Tubuh mereka tergores-gores, mengeluarkan banyak darah. "Serang dia!" Anggota Keluarga Robber menyerang, tongkat kayu mereka patah.Badak itu menderu, membabi buta menyerang mereka tanpa ampun. Banyak anggota kelompok Robber tertusuk culanya, sebagian dari mereka mati, tidak tahan menahan rasa sakit.Seseorang melesat cepat seperti cahaya, tubuhnya melayang dua puluh sentimeter dari tanah,
Rai sadar ketika pria itu pergi meninggalkan kami, dia memerintahkan badak untuk menjaga kami. Rai sangatlah kutu buku, dia bisa menebak seseorang dari pakaian yang biasa dipakai, suaranya, gerakannya dan kebiasaan orang tersebut. Rai tahu orang itu adalah Same, seseorang yang sangat dia kagumi, melalui buku-buku yang menceritakan tentang pelindung Kerajaan Manggo.Aku baru tahu ternyata Nobel sudah mengalami tiga era. Same hidup di era kebangkitan, dimana saat itu Reinkarnasi Para Dewa muncul. Same terlahir satu tahun setelah kerajaan dibentuk.Kerajaan Manggo adalah Kerajaan termuda di Nobel. Daratan terakhir yang berhasil dikuasai Dewa Saler di Banua Utara. Di usianya yang ke 15 tahun Bangsa Iblis menyerang Banua Utara, sampai ke Kerajaan Manggo. Same mengalami peristiwa yang sangat menyakitkan. Ia melihat ibunya dicabik-cabik oleh iblis di depan matanya dan harus membunuh ayahnya sendiri yang terinfeksi virus iblis.Same mendapatkan Anugrah dari hewan peliharaannya yang menemaniny
Pedang naga kembar adalah pedang pusaka dari kerajaan KI. Motif naga di pedang tersebut terukir dari pasir tulang belulang naga api dan naga es. Raja pertama menggunakan senjata ini untuk melawan bangsa Iblis. Konon dia bisa membangkitkan roh dari kedua naga itu, berhasil meningkatkan kekuatan paling tinggi.Kedua pedang itu pemberian dari papa Rai, warisan yang sangat berharga baginya. Bentuknya seperti katana, hulunya terukir naga berwarna merah dan biru. Rai tidak tahu jika kedua pedangnya mempunyai kekuatan hebat.Same menjelaskan sambil duduk di batu paling besar pinggir kolam, ia memberi makan ikan peliharaannya. Wajahnya tidak pernah menoleh ke belakang menatap aku dan Rai saat menjelaskan, dia asik dengan pekerjaannya sendiri.Jari tangan Rai menggenggam kedua hulu pedangnya, secara perlahan genggaman itu semakin kencang diikuti dengan rahang Rai yang semakin mengeras. Aku tahu perasaannya, dia sedang bersemangat untuk melatih dirinya supaya menjadi lebih kuat. Dia pasti mengin
Sebelum Godfather muncul. Nobel mengalami kegelapan dalam waktu yang sangat lama. Tidak ada makhluk yang tinggal disana kecuali Deadwan.Dibagian Utara Nobel, Deadwan menciptakan makhluk raksasa berwajah seram yang sekarang di sebut Monster. Mereka tidak dapat berkembang biak, oleh karena itu Deadwan membuat berbagai jenis monster sendirian, lalu dia memilih diantara mereka yang ukurannya lebih besar dan kekuatannya lebih hebat untuk dijadikannya pemimpin. Raja Monster itu bernama Tiran.Setelah pertarungan antara Mata Iblis dan Para Dewa. Bangsa Manusia berhasil berkembang biak keseluruh Banua di Nobel. Butuh waktu lama mereka memulai peradaban baru, membuat istana, pertempuran demi pertempuran merebutkan kekuasaan. Seluruh Banua terang, kecuali Banua Utara.Entah ada apa yang melindunginya, Banua ini tidak dapat ditembus oleh siapapun. Sampai lahir Reinkarnasi Dewa petir. Dia dapat melihat masa lalu dan masa depan. Dewa petir mendapatkan fakta jika di Banua Utara terdapat manusia yan
Waktu Rai dan keluarganya pergi dari Kerajaan KI menuju Kerajaan Manggo. Mereka melewati negeri yang aneh. Papanya Rai sudah menghitung bahwa perjalannya akan sampai dalam waktu 2 hari, akan tetapi mereka tidak pernah melihat cahaya matahari. Negeri itu selalu malam. Sepanjang penglihatan mata Rai. Dia hanya melihat lapangan luas dengan batu-batu besar, lapangan itu berumpat. Kaki Rai bisa merasakan sentuhan rumput halus.Negeri yang bercahaya redup, tidak ada penerang disepanjang jalan. Anehnya lagi, dia tidak boleh berbicara selama perjalanan, bahkan bertanya pun mulutnya akan di sumpal oleh tangan mamanya. Rai waktu itu masih kecil, usianya baru saja 3 tahun, dia belum memahami kondisi apa yang terjadi di sana, dia terus nangis sehingga mulutnya disumpal menggunakan kain.Tidak ada orang selain mereka bertiga. Terus berjalan maju tanpa suara, hening. Rai tidak sengaja menendang sesuatu sampai berbunyi nyaring. Tubuh Rai langsung dibopong oleh papanya, bersembunyi di balik batu bes
Matahari belum keluar dari persembunyiannya. Awan kemerahan terlihat dari ujung langit, masih tipis sekali. Badak bercula asik tidur di pinggir kolam ikan. Mana Same? Kata Rai dia sudah menunggu."Tadi Same ada di sini." Rai menghampiriku, dia telat keluar sebab harus mencari pedangnya. Rai selalu membawa pedang itu kemana-mana, dia tidak ingin kehilangan benda kesayangannya. Rai menyangkutkan kedua pedangnya ke pinggang."Apa dia pergi lagi?" tanya Rai, dia tahu tabiat Same."Dia sudah janji untuk melatih kita 3 hari, dia sudah izin pada temannya." Aku membuang wajah ketika Rai menatapku, dia pasti bingung kenapa aku berbicara seperti itu.Akhirnya Same datang juga, dia membawa batu berukuran sedang, lalu dia menjatuhkannya. Tanah yang tertimpa merekah."hari ini tugas kalian mengumpulkan batu sungai, kemudian membawanya kemari." kata Same."Sungai cukup jauh dari sini, Same. Apa kamu tidak menyiksa kami." protes Rai.Apa yang Rai katakan? Kenapa hanya membawa batu sungai saja dia men
Awan hitam tidak sanggup menampung air lebih lama lagi. Dia memuntahkannya dengan deras, diselingi petir yang menyambar dahsyat.Pohon-pohon bergoyang menahan badai angin, kolam ikan Same sebentar lagi meluap dan ikannya berlompatan ke lapangan. Same memperhatikannya sejak tadi dari jendela.Badak bercula naik ke teras rumah, dia bersedekap di sana. Aku tidak tahu dia kedinginan atau tidak. Kulitnya kan tebal.Aku takut rumah ini roboh, tapi kata Same jangan khawatir, walaupun rumah ini doyong, dia bisa bertahan dari badai.Same memasang pelita sebagai penerangan, sebab cuaca mendung keadaan dalam rumah gelap.Rai sudah sadar dari pingsannya, sekarang dia mencari piring untuk menaruh ubi yang Same beli di pasar bersama dengan ikan. Rai menjelaskannya pada kami kalau dia mempunyai penyakit kardiomiopati. Lemah jantung, jika kelelahan dengan aktivitas fisik kepalanya akan pusing, napasnya sesak, dan dapat mengalami pingsan.Teknik Kazakiri waktu Rai keluarkan untuk melawan pasukan Koman
Pagi ini cuaca cerah setelah semalam awan menumpahkan semua air yang dikandungnya. Matahari bersinar ceria disambut oleh daun-daun yang bergoyangan.Rumput halaman basah tersiram air hujan, ada beberapa titik lubangan air. Risau membersihkan tubuhnya disalah satu lubangan tersebut.Hari ini kami berlatih agak siang dari pada kemarin. Semua ini karena Same sulit dibangunkan. Lihat saja, dia belum juga keluar rumah, aku dan Rai sudah menunggunya di halaman."Tidurmu nyenyak juga, Same." Rai berbicara saat Same menghampiri kami."Kalian membuat saya bercerita sampai larut malam." jawab Same."Bukannya kamu sudah tidur duluan sebelum menyelesaikan ceritanya." Aku menimpali.Same menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sambil menyengir lebar, kemudian dia memasang wajah serius."Hari ini aku ingin kalian dapat menyelesaikan kolam ikan secepatnya, supaya dapat melanjutkan latihan berikutnya." Same kembali memasuki rumah.Aku melirik Rai, apakah dia sanggup melakukan latihan ini? Rai mengangguk