Home / Romansa / Indra Keenam / Patah semangat

Share

Patah semangat

Author: Hilton
last update Last Updated: 2022-01-24 12:45:38

Bab 11 jangan patah semangat!

Hari berganti begitu cepatnya. Sudah ketiga harinya gadis malang itu tak juga menunjukkan batang hidungnya.baik dalam mimpi atau apapun. 

Aku mulai merasa dibohongi oleh gadis itu. Aku merasa sepertinya sia-sia sudah mempelajari kitab itu dengan sungguh sungguh. 

Aku yang terbangun dari tidur, langsung teringat kepada gadis malang itu. Mengapa dia tak menampakkan dirinya. Apakah yang dikatakan Jack benar adanya? Tapi mengapa mesti harus seperti ini jadinya. Aku sepertinya kepikiran dengan hal ini karena perasaan ku yang sangat lemah lembut dan juga perhatian dengan orang lain meskipun itu tidak ku kenal pasti aku akan ku tolong bagaimana pun caranya. Mungkin sifat ini lah yang membuatku merasa kasihan kepada gadis malang itu. Terutama jika menyangkut mengenai masalah nyawa yang dipertaruhkan. 

Kegusaran seperti orang ber dilema membuat hari-hari ku menjadi kurang semangat. Sungguh walaupun ini hanya permintaan dari se sosok roh gadis malang itu, namun aku seperti memiliki rasa menggebu untuk menolongnya.

Hari ini tepat pukul 08.00 pagi aku yang Se usai menikmati sarapan pagi menimbulkan rasa kecurigaan at yah terhadapku, karena perawakan ku tampak seperti ada masalah yang mengganjal. 

Begitu aku menyantapnya, karena aku merasa kesal dengan gadis malang yang tidak juga kunjung datang membuat ku tidak membaca bahkan tidak memegang kitab itu sama sekali. Hingga waktu berjalan dan berjalan begitu cepatnya. Tidak terasa sudah waktunya jam makan siang. Aku yang sedari tadi berada di kamar mencari kesibukan sendiri membaca novel horor. 

Dalam setiap kisah horor yang ku baca kebanyakan roh jahat itu sangat meraja lela ingin menguasai tubuh seseorang yang memiliki ruang untuk di tinggali nya. Biasanya orang-orang yang mengikat perjanjian dengan mereka yang di masuki oleh roh jahat, karena tidak mampu memberikan imbalan atau sebagai ganti dari apa yang dia minta. Sehingga mengundang kemurkaan dari roh jahat itu dan mulai menguasai tubuh atau raganya dan juga batinnya.

Hingga lama kelamaan roh itu akan menguasainya seutuhnya, meskipun ada sebagian masih bisa selamat itu karena ada orang yang menolong dan juga dengan sigap keluarganya segera membawanya untuk di obati, ya di obati secara supranatural juga. 

Dengan kisah-kisah novel begini, membuat aku merasa sedang dalam novel itu. Ya, berperan sebagai pemeran pembantu sekedar memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan. 

Tidak terasa jam makan siang sudah di depan mata. Perut mulai keroncongan. Cacing perut mulai menari-nari didalam sana seperti cacingan. Aku yang sibuk dengan novel horor dikagetkan dengan ke hadiran Ayah dari balik pintu kamar hendak menyuruhku makan siang. Tumben ayah kali ini pulang dengan cepat. 

"Andrew, kau sedang apa nak?"

"Ayah," aku terkejut mendengar suara ayah dari balik pintu itu sambil melepaskan headset yang terpasang hanya satu saja di telingaku. 

"Iya, ini ayah kenapa kamu terkejut? Sedang apa anak ayah Siang-siang begini di kamar sendirian?"

"Tidak ayah, Andrew hanya membaca novel ini saja" sambil aku menunjukkan kepada ayah novel yang ku baca.

"Ayah kenapa ke sini tumben?"

"Tidak, ayah ke betulan saja kepikiran kamu tadi pagi ayah kira kamu punya masalah, soalnya wajah kamu tadi sepertinya ada masalah!"

Dalam hati aku berbicara, 'kenapa ayah bisa tahu aku ada masalah, apa karena wajahku terlihat jelas muram ya?'

"Kenapa bengong nak?"

"Eh..nggak ayah. Mungkin aku yang kecapean"

"Benar begitu? Tidak ada masalah lain? Coba beritahu ayah semuanya!" Ayah mengacak-acak rambutku untuk membuat ku mulai mau berbicara jujur padanya.

Sepertinya ayah masih menganggap aku seperti anak kecilnya, tapi tidak apa-apa aku justru senang dengan ayah yang tidak begitu keras lagi kepadaku seperti dulu.

"Ayah aku sepertinya di bohongi oleh sosok gadis malang itu!"

"Kenapa kau katakan begitu sayang"

"Buktinya dia tidak datang ke dalam mimpiku mengenai benda terakhir yang di butuhkan untuk menyelamatkan ayahnya dari bencana yang sudah mengintainya."

"Dengan demikian anggaplah mungkin dia sedang menguji kesabaran dan juga apakah kau setia dan benar-benar ingin menolongnya. Kebanyakan orang yang memiliki kesempatan seperti ini di sia siakan saja begitu. Ingatlah apa yang baik bagimu. Setiap kali kau menginginkan apa yang baik bukankah pasti ada kesulitan dahulu sebelum engaku menikmati dan merasakan apa yang kau inginkan? Jiwa muda mu masih lah belum seberapa untuk mengalami hal seperti ini. Masih banyak cara yang bisa dilakukan agar tidak menjadi seperti ini. Bisa saja gadis itu sebenarnya mengamati dan melihatmu di sini bagaimana kau akan menyelamatkan ayahnya. Atau bahkan dia sedang menunggu waktu yang tepat untuk bisa memberitahukan mu mengenai hal yang kalian butuhkan untuk menyelamatkan ayahnya. Bahkan dia mungkin menganggap jangan samapi ketahuan oleh siapa pun termasuk roh yang ada di dalam tubuh ayahnya. Atau dia sedang terhalang sesuatu di luar sana."

Yang dikatakan ayah benar adanya. Pikiranku mulai terbuka oleh perkataan bijak ayah.

"Baiklah ayah, semoga saja gadis itu melihat dan dengan segera memberitahukan aku apa benda terakhir yang ku butuhkan sebelum waktunya terlambat"

"Lalu bagaimana langkah selanjutnya yang akan kau ambil?" Ayah mencoba mencari tahu apa pendapat dan rencana yang akan ku buat.

"Jika harus menunggu sampai dia datang lagi, tentu saja aku akan membaca dan berlatih lagi mengenai mantra pengusiran roh jahat itu dari dalam tubuh ayahnya. Sisanya jika memang benar-benar dia datang dan memberitahu semua yang ku butuhkan aku akan segera memberitahukan kepada ayah dan juga paman mengenai hal ini. Tentu saja aku membutuhkan bantuan kalian sebagai keluarga dan juga orang terdekat bagi ku"

"Jika memang benar begitu, ayah ingin melihat wajahmu tersenyum kembali" dia sambil melontarkan senyuman manis dari pipinya. Kemudian aku ikut tersenyum juga.

"Terimakasih ayah, sudah memberikan aku nasihat yang luar biasa ini" pikirku dalam hati.

"Kali begitu ayo kita turun dan makan siang! Sore ini ayah mau ke toko perlengkapan mungkin akan melintasi rumah gadis malang yang kau sebut itu"

"Paman Walker maksud ayah?"

"Ya, paman Walker" ayah kemudian melangkah lebih awal dan di ikuti dengan aku dari belakangnya menyusul ke meja makan. 

"Ayah, bang Andrew," suara Jack tiba-tiba terdengar dari arah pintu depan rumah yang baru saja pulang dari sekolah. Di ikuti dengan menyalami tangan ayah.

"Anak ayah sudah pulang, ayo kita makan siang bareng?" Pinta ayah agar Jack dengan segera mengganti seragam sekolahnya.

"Baik ayah, Jack akan berganti baju sebentar saja"

"Cepatlah, anak muda aku sudah lapar" pinta ku dengan nada bercanda.

"Iya, iya, aku hanya sebentar"

Beberapa menit setelahnya. Jack sudah mengganti pakaiannya dan menuju ke meja makan. Dengan hidangan yang sudah siap santap dan lahap kedalam mulut dan di olah menjadi energi untuk tubuh terhidang begitu menggoda di hadapan mata. Kemudian ayah mengambil sikap untuk berdoa dan memimpin doa makan di ikuti dengan kami mendengarkan doa dari nya.

Lahap begitu lahap aku memakan makanan siang itu, sepertinya selera makan ku mulai kembali. Setiap sendok dan juga tegukan air segar membuat dahaga lapar ku terpenuhi. Cacing didalam perut mulai tenang dan tak berbunyi lagi. Sungguh nikmat masakan ibu.

"Wah, kamu makan cukup banyak sayang. Apa masakan ibu se enak itu?" Tanya ibu padaku di ikuti rasa senang karena nafsu makan ku bertambah. Mengingat tubuhku tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus. Hanya saja ibu selalu menyuruhku untuk lebih gendut sedikit lagi.

"Iya Bu, enak sekali. Andrew jadi ingin makan terus. Sayangnya ga muat lagi. Nanti Andrew lanjut kalo masih muat, hehehe"

"Ah, anak ibu bisa aja. Memang selalu. Enak ko masakan ibu. Paling-paling masakan ayah kamu kemarin yang gagal" ejeknya kepada ayah. Memang kemarin makan malam di bantu ayah dan sebagian ayah yang menyiapkan bahkan hampir sebagian besar, namun rasanya kurang berkesan alias sedikit ke asinan. Kalo di mata chef pasti di gagal.

"Ibu, jangan gitu dong, ayah jadi malu karena masakan kemarin."

"Hehehe," ibu tertawa kecil. 

"Iya Bu Jack jadi masih ke ingat sama rasa asin sambal merah buatan ayah juga waktu itu. Jadi kayak masih lengket saja di lidah"

"Kamu Jack bisa aja"

Kemudian makan siang di sudahi dengan habisnya makanan di piring masing masing. 

Hingga kami kembali melemparkan canda tawa. Sesekali meledek masakan ayah yang beberapa kali gagal. Meskipun begitu ayah pernah masak makanan dan rasanya enak, mungkin saja bisa jadi di bantu oleh ibu.

Hingga suasana hening sejenak yang di akhiri dengan tawa Jack yang cukup kuat. 

Dalam hati aku berkata, 'Jack suara mu kuat sekali, kau tampak bahagia'.

Seketika aku teringat dengan sejarah keluarga kami pada waktu itu yang di kisah kan oleh ayah dan ibu di gudang bawah tanah.

"Ayah, ibu memang benar kah dulu kita punya kekuatan sihir atau semacamnya?" Aku mencoba membuka pembicaraan yang tadinya hening seketika di isi dengan suara pertanyaan ku dan di ikuti oleh jawaban dari ayah dan ibu.

"Kenapa kau teringat akan hal itu nak" tanya ayah.

"Iya kenapa kamu tiba-tiba mengalihkan pembicaraan sayang?" Tanya ibu lagi.

Aku yang sudah terlanjur mengatakannya tidak mungkin menarik ucapan lagi. Akhirnya ku beranikan berkata, "sebenarnya. Aku masih penasaran ayah. Jika demikian apakah paman Walker ayah gadis malang yang meminta bantuan itu apakah dia juga merupakan keturunan Paxly?" 

"Kalua masalah itu ayah kurang tahu nak" kemudian di ikuti dengan jawaban ibu.

"Iya sayang, mungkin saja dia dari keluarga asing bukan termasuk keluarga Paxly. Seharusnya mereka sudah kenal dekat dengan kita. Benar gak ayah?" Tanya ibu kepada ayah kembali.

"Iya bener yang dikatakan ibu mu Andrew. Seharusnya dia sudah dekat dan akrab dengan kita. Selama ini dia belum pernah bahkan tidak pernah menegur ayah, jika benar dia keluarga Paxly."

Dalam hati aku juga berfikir, 'benar juga yang di katakan ayah' namun aku masih penasaran juga.

"Memangnya mereka sudah berapa lama di sini ayah?"

"Ayah rasa dia sudah cukup lama juga tinggal di sini, namun tampaknya dia orang yang tidak suka komunikasi. Terutama saat gadis kecilnya di katakan hilang dan belum di ketahui sampai sekarang."

"Gadis kecil? Bukankah itu gadis yang menjumpai dan meminta pertolongan dari ku?"

"Ayah kurang tahu pasti, tapi Walker seperti nya langsung menutup kasus begitu saja, sehingga tidak tau pasti bagaimana kelanjutannya. Meskipun ada yang mengatakan dia yang membunuh gadis kecilnya sendiri."

"O, begitu ya" suasana menjadi hening dan akhirnya ibu mencoba untuk tidak mengungkitnya lagi dan mengalihkan topik pembicaraan.

"Bagaimana sekolah mu tadi Jack?"

"Aman, aman saja Bu."

"Baguslah kalau begitu, jika ada kendala katakan saja pada ibu ayah atau Abang mu ini!"

"Siap Bu"

Ya sudah bantu ibu mengantarkan ini ke dapur. Biar nanti ibu yang mencuci dan merapikan nya langsung.

Kami akhirnya bubar dari meja makan. Di ikuti dengan ayah terlebih dahulu mengangkat telepon dari kantor tempat ia bekerja. Kemudian aku menyusul dan menuju lantai atas. 

Selama berdiam diri di kamar aku kemudian mencoba menggapai dan mengambil kitab itu di atas rak buku yang cukup tinggi hingga aku harus berjinjit untuk mengambilnya.

Setelah ku dapat kitab itu. Kucoba membuka lembaran demi lembaran setiap kitab sambil menuju ke arah kasur empuk milik ku.

Ku rebahkan tubuh ini dengan posisi telungkup sambil membaca setiap kata demi kata dari setiap huruf yang terukir indah di dalam kitab itu. Ejaan dan bisikan yang keluar dari mulutku memenuhi ruangan kamarku 

Entah mengapa semangatku seperti kembali pulih dan ingin segera menguasai mantra dalam kitab itu. Ditengah asiknya aku membaca dan mempelajari isi kitab itu, seketika ponselku berbunyi dan berdering dengan nada yang khas. Ternyata dari paman Paul yang bertanya mengenai roh gadis malang itu. Dalam isi pesannya berisi begini, "Andrew apa kabar? Bagaimana dengan roh gadis yang minta tolong kepada mu, apakah dia masih datang dan memberitahu kepada mu apa yang diperlukan? Paman pasti akan menolong mu sebisa paman! Juga bagaimana dengan ayah dan ibumu apakah mereka mengetahui akan ke jadian ini? Kau tidak memberitahu bahwa paman akan membantu dalam misi ini bukan?"

Membaca pesan itu dengan sigap aku mengetik dan membalas pesan yang di berikan paman kepada ku. "Paman sesungguhnya roh gadis malang itu tidak datang beberapa hari ini. Sejujurnya aku sudah mulai patah semangat. Berkenaan dengan ayah dan ibu sebenarnya mereka tidak khawatir dan belum tahu paman sebenarnya ingin membantu ku untuk menolong paman Walker ayah tiri gadis malang itu. Paman, apakah aku masih perlu berlatih dan menolong gadis itu? Hatiku juga tidak tenang tidak mendengar kabar darinya."

Dalam pesan ini aku mencoba menutupi bahwa ayah dan ibu sudah tahu bahwa paman akan menolong aku menyelamatkan ayah tiri gadis itu. 

Selang beberapa menit, kemudian ponsel kembali menyuarakan notifikasi tak lain itu dari paman Paul yang membalas isi pesan ku.

Aku membuka ponsel dan melihat dan membaca isi jawaban dari pertanyaan ku tadi. 

"Jika benar begitu, jika roh gadis itu tidak kunjung datang dalam mimpi atau apapun untuk menemui mu ini berarti karena roh jahat yang lebih kuat darinya sedang mengurungnya! Beritahu paman jenis apa roh jahat itu!?"

Kemudian aku membalas pesan itu kembali, "dari kitab yang paman berikan roh jahat itu ditulis dengan huruf berwarna merah. Sepertinya itu adalah roh yang cukup kuat. Sebenarnya apa hubungan dengan roh jahat itu paman?" Tanya ku balik dalam pesan itu.

Jika benar ada hubungannya antara roh gadis itu dengan roh jahat itu bagaimana bisa dia tidak menampakkan diri kepada ku? Toh juga dia mahluk astral yang bisa menapakkan diri sesuka hati, dalam pikiranku.

Kemudian notifikasi ponselku berbunyi lagi, kubuka dan ternyata itu pesan suara dari paman Paul. Isinya cukup membuatku kaget, "dari yang paman pernah tahu roh dengan tulisan berwarna merah dalam kitab itu memiliki kemampuan yang cukup kuat, bahkan dia bisa menyegel dan juga memerintah roh di bawah levelnya untuk tidak melakukan apa yang tidak ia sukai. Bisa saja roh gadis malang itu di segel atau di kurung di sebuah tempat."

Dalam otakku berfikir, ternyata tidak hanya di dunia manusia yang begitu. Dalam dunia roh juga memiliki hukum seperti hukum rimba. Siapa yang terkuat itu yang pasti memegang kuasa dan memerintah se enak hatinya.

Kemudian aku secara langsung menelpon paman, namun ponselnya tidak bisa di hubungi. 'nomor yang anda tuju tidak bisa menerima panggilan' begitulah suara ponsel ku yang mencoba menelpon paman secara langsung. Sayangnya paman tidak bisa menerima panggilan, mungkin paman ke habisan baterai atau bagaiman?

"Ya sudahlah, nanti aku coba hubungi lagi" begitulah ucapku dengan cukup pasrah.

Related chapters

  • Indra Keenam   H-1

    Jam sudah menunjukkan pukul 16.22 waktu setempat. Aku teringat dengan kata ayah yang mengatakan dia akan kembali ke kantor untuk menemui seseorang lagi dan akan mengajak ku turut serta menemaninya."Andrew, kau sudah siap? Tanya ayah dari balik pintu kamar."Sudah ayah, Andrew sudah siap""Kalau begitu mari kita bergegas tampaknya ini akan sedikit mendung""Baik ayah"Kami berdua bergegas menuju mobil kantor yang di pakai ayah setiap hari dia pergi ke kantornya. Di barengi dengan berpamitan kepada ibu dan Jack mobil pun melaju dan luput dari pandangan mereka berdua."Ayah sebenarnya ada urusan apa ayah ke kantor lagi? Sudaha sore begini dan sebentar lagi akan turun hujan!""Ayah tiba-tiba ada klien yang ingin memasang saham di perusahaan kantor ayah bekerja.""Lantas apa yang akan ku lakukan di sana ayah?"

    Last Updated : 2022-01-24
  • Indra Keenam   5

    Bab 13 Tidak sabar menunggu waktu, mantra berhasil.Setiap menyusuri sudut ruangan aroma yang sama seperti gadis malang itu seperti tersebar dimana-mana. "Aroma ini sepertinya ada dimana-mana, jangan-jangan ada sosok roh penasaran di sini. Apa mungkin ini gadis malang itu?" Ya sudahlah itu tidak penting aku ingin bekerja dengan tenang di sini!""Bagaimana, nak Andrew mau kan tugas di tempat ini!?" Tanya om Frans kepadaku."Siap, om Andrew siap tugas di sini. Oh iya om Andrew bisa masuk ruangan itu nanti mau lihat kondisi ruangan dalamnya. Sepertinya saya tertarik masuk kedalam!?""Silahkan saja nak Andrew sebentar lagi mereka akan keluar dari ruangan itu""Oke om kalau begitu Andrew ke toiletnya dulu mau buang air kecil""Oh silahkan, om tunggu di depan sana ya" sambil menunjuk ke arah posko penjagaan di lantai tiga belas itu."Baik om" aku pergi dan m

    Last Updated : 2022-01-24
  • Indra Keenam   6

    Bab 13 Tidak sabar menunggu waktu, mantra berhasil.Setiap menyusuri sudut ruangan aroma yang sama seperti gadis malang itu seperti tersebar dimana-mana. "Aroma ini sepertinya ada dimana-mana, jangan-jangan ada sosok roh penasaran di sini. Apa mungkin ini gadis malang itu?" Ya sudahlah itu tidak penting aku ingin bekerja dengan tenang di sini!""Bagaimana, nak Andrew mau kan tugas di tempat ini!?" Tanya om Frans kepadaku."Siap, om Andrew siap tugas di sini. Oh iya om Andrew bisa masuk ruangan itu nanti mau lihat kondisi ruangan dalamnya. Sepertinya saya tertarik masuk kedalam!?""Silahkan saja nak Andrew sebentar lagi mereka akan keluar dari ruangan itu""Oke om kalau begitu Andrew ke toiletnya dulu mau buang air kecil""Oh silahkan, om tunggu di depan sana ya" sambil menunjuk ke arah posko penjagaan di lantai tiga belas itu."Baik om" aku pergi dan m

    Last Updated : 2022-01-24
  • Indra Keenam   7

    Bab . AkhirnyaFajar sudah menyingsing dari ufuk timur, cahaya nan indah menyinari dunia. Kicauan burung dan hembusan angin pagi sangat menyejukkan. Hari ini akan menjadi hari yang sangat panjang bagi ku untuk melakukan aktivitas bekerja di kantor ayah sebagai staf keamanan kantor. Meskipun ini akan menjadi hari pertama bagi ku ini akan sangat menyenangkan. Aku berharap dapat memberikan kesan yang baik di awal perkejaan ku. Tidak terasa akhirnya aku sudah ada di depan dunia kerja. Meskipun begitu ini bukan lah tantangan yang sesungguhnya bagiku. Aku masih mempunyai misi yang lain, yaitu menolong ayah gadis malang itu dari maut yang akan menjemput dirinya.Aku akan memulai hari yang sangat penuh dengan perjuangan. Tak lupa aku membawa kitab itu bersama ku, karena aku berharap saat nanti ada waktu senggang akan bisa membaca dan memperkuat ingatan ku untuk menghafal mantra yang ku butuhkan. Barang kali ada lagi arwah penasaran yang

    Last Updated : 2022-01-24
  • Indra Keenam   8

    Staff keamanan baru heheheHari mulai membenamkan cahaya mentari nya. Sinar mentari mulai terbenam di ufuk barat. Tubuh ini terasa sudah lelah bekerja seharian di kantor yang begitu sangat sangat luas. Sedikit mengenai apa yang kulakukan saat berada di kantor. Saat seorang perempuan datang dan menemui kami di pos penjagaan Dia meminta untuk membenarkan atau memperbaiki kran air yang macet entah karena hal apa. Kemudian Tommy datang dan membantu perempuan yang meminta tolong itu karena air di dalam toilet tidak ada akibatnya para karyawan kantor pergi ke lantai bawah untuk buang air kecil ataupun air besar."Andrew, biar biar aku saja yang membereskan pekerjaan ini jika nanti ada kendala yang kuhadapi yang kualami saat membereskan keran airnya bisakah kau datang aku akan memberitahumu melalui walkie-talky. ""Baiklah kalau begitu, kabari saja aku jika kamu membutuhkan aku akan segera data

    Last Updated : 2022-01-24
  • Indra Keenam   9

    paman datangPagi hari sudah menyingsing sinar mentari sudah bersinar terang.Jeng-- jeng hari ini adalah hari penyelamatan. Sungguh tak tertahankan lagi. Bagaimana rasanya bisa menyelamatkan seseorang dalam bahaya yang melanda dirinya. Di malam sebelumnya gadis itu datang namun hanya sebentar karena ayah tiba-tiba datang sehingga gadis itu pergi seketika dari sisi ku.Dan pada malam tadi dia kembali datang memberitahu ruangan yang akan di pakai oleh ayah tirinya untuk memberikan persembahan. Dia juga mengingatkan kan kembali untuk membawa semua benda yang di butuhkan nantinya. Sungguh ini akan menjadi malam penyelamatan yang sangat bersejarah. Aku akan menjadi seseorang yang memiliki kemampuan Indra ke enam lebih tepatnya power of magic.Sekarang yang terpenting adalah bagaimana aku bisa menjalankan rencana sesuai dengan apa yang telah kamu susun sebelumnya. Sebelumnya rencana yang kami susun tersebut

    Last Updated : 2022-01-24
  • Indra Keenam   10

    Waw rencana yang epikSore hari mulai melanda dunia, cahaya mentari sudah mulai sedikit demi sedikit mengurangi sinar dan teriknya. Aku, ibu dan juga paman Paul berada di ruang tamu. Kami bertiga bercanda gurau. Sekaligus reunian antara Kaka dan adik. Kami berbicara dan menceritakan kejadian masa kecil masing-masing, termasuk paman yang menceritakan kisah masa kecilnya bersama ibuku kala itu. Aku sangat menikmati candaan mereka berdua. Mereka berdua sangat kompak, namun "mengapa mereka jarang bertemu?" Pikirku dalam hati.Akhirnya paman menyinggung sedikit mengenai penyelamatan mengenai ayah tiri roh gadis malang itu. Suasana sedikit berubah, suasana jadi terdiam sejenak."Oh iya Andrew, Paman teringat akan perkataan mu mengenai rencana yang kita butuhkan untuk menyelamatkan Ayah gadis malang itu. Bagaimana dengan benda-benda yang kau butuhkan? Apa sudah lengkap semuanya?" Tanya paman.Kami terdiam sejenak dan akhirnya ak

    Last Updated : 2022-01-24
  • Indra Keenam   11

    Tommy datang menemui Andrew karena merasa curiga, bagaimana ini?Setelah itu aku menuju parkiran tempat parkiran kendaraan roda dua dimana situ adalah tempat memarkirkan kendaraan ku tadi. Namun sialnya saat aku mencoba untuk menyalakan kendaraan kok tiba-tiba mesinnya macet tidak mau menyala. Perasaanku sangat kesal mengingat waktunya sudah semakin dekat dan mepet sekali. mengapa harus tiba-tiba begini penting kereta ini harus mogok dan mesinnya berhenti. tidak ada jalan lain selain harus memesan kendaraan online namun bagaimana bisa ada kendaraan online jam segini ini? Pikirku dalam hati. Kemudian terlintas kepadaku dan mengingat perkataan dari Tomi yang mengatakan dia akan membantuku juga dia tadi mengatakan mengantarku ke rumah untuk memberikan kejutan kepada ibu. lantas dengan hal itu aku segera menelpon dia dari lantai bawah tempat parkiran kepadanya. "Halo Tommy bolehkah aku minta tolong kepadamu? "Kemudian Tommy menjawab, "ya ya bol

    Last Updated : 2022-01-24

Latest chapter

  • Indra Keenam   63

    Paman Paul ikut membantu melepaskan Jack dari penculikan.Mereka berenam mulai menyusun rencana bagaimana agar bisa meloloskan Jack dari tahanan para penculik sialan itu.Mereka memikirkan bagaimana caranya agar tidak memberikan kitab itu kepada para penjahat tersebut. Karena Andrew mengingat apa yang dikatakan oleh pamannya Paul agar dia menjaga kitab tersebut dengan hati-hati dan jangan sampai jatuh ke tangan orang yang salah. Apalagi penjahat yang coba-coba untuk meneror ketenangan keluarga mereka."Aku punya ide, bagaimana sebaiknya aku mengabari paman Paul saja?" Seru Andrew memberikan pendapatnya kepada mereka semua."Paman Paul? Aku belum pernah mendengar itu sebelumnya Andrew? Kenapa kau tidak pernah menceritakan tentang paman Paul kalau kau punya seorang paman.""Maafkan aku soal itu"Seorang penjaga yang bernama Clark yang mengenal tentang paman ya Andrew mengatakan, "Tuan Paul, sudah lama ak

  • Indra Keenam   62

    "Aku lupa menanyakan dia mengenai tanda lahir yang dia miliki.""Tidak apa-apa, masih ada lain kesempatan untuk menanyakannya," Peter menepuk pundakku."Tapi bagaimana jika dia tidak bisa datang karena, orang tuanya...""Sudah jangan terlalu khawatir, biarkan terjadi secara alami nak.""Alami apanya, itu akan mengulur waktu saja ayah.""Tenang. Jangan berlebihan nak."***POV AuthorDisisi lain Layla mengahadapi masalah baru.Dia dicurigai oleh ayahnya."Dari mana saja? Ayah cari kamu kemana-mana tapi tidak kelihatan.""A... aku baru dari luar ayah," jawab Layla dengan kepalanya menunduk."Ikut ayah.""Baik ayah," mereka menuju sebuah ruangan khusus."Kemana kau seharian ini?"

  • Indra Keenam   61

    "Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..

  • Indra Keenam   60

    "Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..

  • Indra Keenam   59

    Karena Layla belum juga pulang, ibu menyuruh aku untuk mengajak Layla menghabiskan waktu berdua.Aku membawa dia kesamping rumah, karena suasananya disana cocok untuk mengobrol empat mata dengannya. Juga disamping rumah ada taman kecil dan juga ayunan dan kolam ikan punya paman Paul."Wah ini tempat yang bagus. Boleh kita duduk disana saja?" dia menunjuk kearah ayunan."Oke baiklah kalau kau mau duduk disana," jawabku. Aku membawanya kesana. Dia duduk dengan tersenyum. Mungkin dia teringat dengan masa kecilnya."Jadi apa tujuanmu sebenarnya ke sini?" tanyaku pada Layla,"Sebenarnya aku kesini ingin bertemu denganmu.""Kenapa?""Hemm, aku hanya ingin memastikan saja ini alamat rumahmu yang sebenarnya atau tidak.""Memangnya kamu tidak percaya dengan alamat yang aku berikan?"

  • Indra Keenam   58

    "Permisi!"Tuk... tuk... tuk..."Permisi!"Suara perempuan memanggil dari luar."Tunggu sebentar!"Teriakku dari dalam.Tumben ada suara perempuan yang mengetuk rumah. Biasanya tamu selalu membunyikan bel. Mungkin dia tidak melihat tombol bel di sana.Saat aku membuka pintu ternyata yang datang adalah Layla."Hey, kenapa kamu datang ke sini?""Kebetulan aku lewat dari sebelah sini," dia mengibaskan rambutnya."Oh, kalau begitu ayo masuk," aku mengajak dia masuk kedalam rumahku."Tunggu sebentar ya," dia melepaskan sepatunya."Ti... tidak usah dibuka...""Udah nggak apa-apa""Siapa nak?" tanya ibu."Tamu bu," Jawabku."Ibu dengar sepert

  • Indra Keenam   57

    "Oh iya kalau alamat kamu?""Alamat aku ya?" Jawabku dengan ragu-ragu."Kenapa ragu begitu?""Kau tau kan?""Tau apa?""Kalau keluarga Morgan, selalu membenci kami," jawabku."Oh, masalah itu. Tenang saja aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada keluargaku""Baiklah," kemudian aku menuliskan alamat lengkap rumahku. "Ini.""Memangnya keluargamu pernah disakiti keluarga Morgan?""Sebenarnya...""Tidak apa-apa. Aku tidak bermaksud begitu," Layla menyentuh tanganku.Sedangkan aku hanya bisa merasakan tangan lembutnya sekali lagi. Dan ada sesuatu yang terasa aneh dengan diriku saat tangan Layla menyentuhku.Tiba-tiba aku merasa tenang sekali, yang biasanya aku seakan-akan menggebu-gebu dengan kekuatan yang aku miliki. Tapi ini berbeda, pe

  • Indra Keenam   56

    Berhari-hari apa yang dikatakan keluarga maupun orang-orang yang ada di acara pesta pernikahan paman dan bibi, masih terngiang-ngiang di kepalaku.Pertanyaan yang menghujani aku sama saja. "Kamu sudah punya pacar?"Kepalaku terasa penuh dengan kata-kata mereka.Hanya paman Paul, Peter dan Jack yang tidak menanyakan hal tersebut. Bagaimanapun cara yang aku lakukan untuk menghindar, disitu juga ada orang dengan pasangannya masing-masing. Malah membuat aku merasa kesal dengan sendirinya. Benar-benar kena mental aku dibuat kata-kata mereka.Hari ini kebetulan aku dan paman, akan menemui perempuan yang bernama Layla.Aku masih bingung apa yang harus aku katakan kepada Layla. Pasti rasanya akan canggung dan akan terasa susah untuk mengungkapkan sepatah katapun kepada dia.Tidak terasa ternyata aku dan paman sudah setengah perjalanan me

  • Indra Keenam   55

    Seminggu sudah sejak peristiwa dengan hantu jahat. Dan kini sekarang aku harus menghadapi sebuah kenyataan, mengetahui kalau Amalia benar-benar sudah lenyap.Hari ini adalah pesta pernikahan anak paman dan bibiku.Aku memakai setelan jas hitam, dengan daleman menggunakan baju berwarna putih.Aku terlihat sedikit iri dengan yang lainnya. Hampir semua anak muda memiliki pasangan masing-masing. Lain halnya denganku. Aku masih kosong melompong, tidak ada seorangpun yang aku jadikan pasangan.Kebetulan aku duduk menyendiri, tanpa ada seseorangpun yang menemani aku. Aku hanya menghindari kebanjiran pertanyaan-pertanyaan dari keluargaku."Hey bro. Kamu sudah punya pacar belum?" Tanya seorang yang sejak dari tadi berada di meja tepat dibelakangku."Belum bro hahah" jawabku dengan terkekeh.&

DMCA.com Protection Status