Bab . Akhirnya
Fajar sudah menyingsing dari ufuk timur, cahaya nan indah menyinari dunia. Kicauan burung dan hembusan angin pagi sangat menyejukkan. Hari ini akan menjadi hari yang sangat panjang bagi ku untuk melakukan aktivitas bekerja di kantor ayah sebagai staf keamanan kantor. Meskipun ini akan menjadi hari pertama bagi ku ini akan sangat menyenangkan. Aku berharap dapat memberikan kesan yang baik di awal perkejaan ku. Tidak terasa akhirnya aku sudah ada di depan dunia kerja. Meskipun begitu ini bukan lah tantangan yang sesungguhnya bagiku. Aku masih mempunyai misi yang lain, yaitu menolong ayah gadis malang itu dari maut yang akan menjemput dirinya.
Aku akan memulai hari yang sangat penuh dengan perjuangan. Tak lupa aku membawa kitab itu bersama ku, karena aku berharap saat nanti ada waktu senggang akan bisa membaca dan memperkuat ingatan ku untuk menghafal mantra yang ku butuhkan. Barang kali ada lagi arwah penasaran yang
Staff keamanan baru heheheHari mulai membenamkan cahaya mentari nya. Sinar mentari mulai terbenam di ufuk barat. Tubuh ini terasa sudah lelah bekerja seharian di kantor yang begitu sangat sangat luas. Sedikit mengenai apa yang kulakukan saat berada di kantor. Saat seorang perempuan datang dan menemui kami di pos penjagaan Dia meminta untuk membenarkan atau memperbaiki kran air yang macet entah karena hal apa. Kemudian Tommy datang dan membantu perempuan yang meminta tolong itu karena air di dalam toilet tidak ada akibatnya para karyawan kantor pergi ke lantai bawah untuk buang air kecil ataupun air besar."Andrew, biar biar aku saja yang membereskan pekerjaan ini jika nanti ada kendala yang kuhadapi yang kualami saat membereskan keran airnya bisakah kau datang aku akan memberitahumu melalui walkie-talky. ""Baiklah kalau begitu, kabari saja aku jika kamu membutuhkan aku akan segera data
paman datangPagi hari sudah menyingsing sinar mentari sudah bersinar terang.Jeng-- jeng hari ini adalah hari penyelamatan. Sungguh tak tertahankan lagi. Bagaimana rasanya bisa menyelamatkan seseorang dalam bahaya yang melanda dirinya. Di malam sebelumnya gadis itu datang namun hanya sebentar karena ayah tiba-tiba datang sehingga gadis itu pergi seketika dari sisi ku.Dan pada malam tadi dia kembali datang memberitahu ruangan yang akan di pakai oleh ayah tirinya untuk memberikan persembahan. Dia juga mengingatkan kan kembali untuk membawa semua benda yang di butuhkan nantinya. Sungguh ini akan menjadi malam penyelamatan yang sangat bersejarah. Aku akan menjadi seseorang yang memiliki kemampuan Indra ke enam lebih tepatnya power of magic.Sekarang yang terpenting adalah bagaimana aku bisa menjalankan rencana sesuai dengan apa yang telah kamu susun sebelumnya. Sebelumnya rencana yang kami susun tersebut
Waw rencana yang epikSore hari mulai melanda dunia, cahaya mentari sudah mulai sedikit demi sedikit mengurangi sinar dan teriknya. Aku, ibu dan juga paman Paul berada di ruang tamu. Kami bertiga bercanda gurau. Sekaligus reunian antara Kaka dan adik. Kami berbicara dan menceritakan kejadian masa kecil masing-masing, termasuk paman yang menceritakan kisah masa kecilnya bersama ibuku kala itu. Aku sangat menikmati candaan mereka berdua. Mereka berdua sangat kompak, namun "mengapa mereka jarang bertemu?" Pikirku dalam hati.Akhirnya paman menyinggung sedikit mengenai penyelamatan mengenai ayah tiri roh gadis malang itu. Suasana sedikit berubah, suasana jadi terdiam sejenak."Oh iya Andrew, Paman teringat akan perkataan mu mengenai rencana yang kita butuhkan untuk menyelamatkan Ayah gadis malang itu. Bagaimana dengan benda-benda yang kau butuhkan? Apa sudah lengkap semuanya?" Tanya paman.Kami terdiam sejenak dan akhirnya ak
Tommy datang menemui Andrew karena merasa curiga, bagaimana ini?Setelah itu aku menuju parkiran tempat parkiran kendaraan roda dua dimana situ adalah tempat memarkirkan kendaraan ku tadi. Namun sialnya saat aku mencoba untuk menyalakan kendaraan kok tiba-tiba mesinnya macet tidak mau menyala. Perasaanku sangat kesal mengingat waktunya sudah semakin dekat dan mepet sekali. mengapa harus tiba-tiba begini penting kereta ini harus mogok dan mesinnya berhenti. tidak ada jalan lain selain harus memesan kendaraan online namun bagaimana bisa ada kendaraan online jam segini ini? Pikirku dalam hati. Kemudian terlintas kepadaku dan mengingat perkataan dari Tomi yang mengatakan dia akan membantuku juga dia tadi mengatakan mengantarku ke rumah untuk memberikan kejutan kepada ibu. lantas dengan hal itu aku segera menelpon dia dari lantai bawah tempat parkiran kepadanya. "Halo Tommy bolehkah aku minta tolong kepadamu? "Kemudian Tommy menjawab, "ya ya bol
Pergilah ke alam mu!"Andrew perhatikan, kita akan ubah rencana. Ayah akan menuju ke posisi Jack. Ayah akan langsung mengalihkan perhatiannya. Ayah akan membuat dia keluar dan Jack akan mengeksekusi secara langsung sampai dia pingsan.""Tapi bagaimana ayah?""Paman mu akan menuju sumber listrik dan akan menyalakannya. Ketika lampu menyala ayah akan langsung mengalihkan perhatiannya.""Apa yang akan ku lakukan setelahnya?""Kau dengan segera menyalakan lilin di lingkaran yang sudah ayah gambar. Ayah akan menjamin kalau ayah gadis malang itu akan pingsan.""Baik ayah Andrew mengerti""Ayah gerak dulu sebelum lampu kembali menyala!"Oh, bagaimana ini apakah bisa Ter atasi??Setelah semuanya terjadi sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh ayah dan Paman. Maka aku menunggu di bawah tangga tempat aku bersembunyi dahulu.Taman yang sudah berjalan menuju ke arah
selesai juga akhirnyaaku yang melihat ayah sudah dengan keadaan yang sudah lemas dan tersudut oleh ayah tiri gadis itu. kemudian aku berteriak, “hentikan! lepaskan ayah ku atau aku akan membasmi mu! lepaskan dia arwah sialan” dengan keadaan tanpa pikir panjang karena sudah dipenuhi dengan hati yang was-was dan sangat takut jika ayah terluka lebih parah lagi.kemudian ayah menjawab dengan nada lirih dan letih karena sudah berkelahi dengan sangat sengitnya, “Andrew jangan pedulikan ayah nak pergi dan minta bantuan kepada paman. Kau bisa terluka!”“Kau bilang apa? Kalian semua akan menjadi santapanku malam ini juga. Semua yang telah mengganggu aku akan merasakan akibatnya sama seperti gadis kecil yang datang kepadamu!”“Kau hanya buang waktu saja arwah sialan, lepaskan ayahku dan hadapi aku!”kemudian dia mengamuk da
Bukan mantra biasa, Benarkah?Bunyi pecahan kaca yang kami pecahkan bersama-sama sangat keras terbanting ke lantai.Setelah cermin itu kami hancurkan berkeping keping menjadi bagian-bagian yang sangat kecil roh jahat itu juga turut hancur di dalamnya. Diakhiri dengan suara menyeramkan dari roh jahat itu bersamaan dengan hancurnya cermin itu.“Tidak………..”Kejadian itu sangat cepat tak terasa aku dan orang terdekatku berhasil mengalahkan roh jahat seperti itu. Dengan penuh rasa sakit di sekujur tubuh dan juga luka-luka darah yang mewarnai baju kami akibat melawan roh jahat yang bersemayam di dalam tubuh ayah tiri gadis malang itu. Rasa lelah ini akhirnya terbayarkan dengan keberhasilan mengalahkan roh jahat seperti tadi.“Akhirnya…..hancur juga roh itu” kata ayah sambil memelukku dengan rasa sangat bang
Lili Pergi Untuk Selamanya dan dikuburkan dengan layakTidak ada segala sesuatu yang abadi di dunia ini, tak terkecuali manusia. Kematian pasti akan menimpa siapa saja, tak kenal tempat dan waktu. Oleh karena itu, sebagai manusia, kita hanya bisa mempersiapkan segala sesuatu yang kemungkinan bisa terjadi.Kematian selalu menyisakan duka yang mendalam bagi setiap orang. Terlebih saat keluarga atau orang-orang terdekat telah menemui ajalnya, tentu hal ini menjadi peristiwa yang memilukan. Sebagai manusia yang masih diberi kesempatan untuk hidup, sudah seharusnya selalu mendoakan orang yang sudah meninggal agar diberi tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.Doa dan ungkapan belasungkawa tentu juga dibutuhkan bagi keluarga yang ditinggalkan. Hal ini perlu dilakukan sebagai wujud rasa empati dan bentuk kepedulian terhadap sesama manusia.Kematian merupakan salah satu takdir yang tidak
Paman Paul ikut membantu melepaskan Jack dari penculikan.Mereka berenam mulai menyusun rencana bagaimana agar bisa meloloskan Jack dari tahanan para penculik sialan itu.Mereka memikirkan bagaimana caranya agar tidak memberikan kitab itu kepada para penjahat tersebut. Karena Andrew mengingat apa yang dikatakan oleh pamannya Paul agar dia menjaga kitab tersebut dengan hati-hati dan jangan sampai jatuh ke tangan orang yang salah. Apalagi penjahat yang coba-coba untuk meneror ketenangan keluarga mereka."Aku punya ide, bagaimana sebaiknya aku mengabari paman Paul saja?" Seru Andrew memberikan pendapatnya kepada mereka semua."Paman Paul? Aku belum pernah mendengar itu sebelumnya Andrew? Kenapa kau tidak pernah menceritakan tentang paman Paul kalau kau punya seorang paman.""Maafkan aku soal itu"Seorang penjaga yang bernama Clark yang mengenal tentang paman ya Andrew mengatakan, "Tuan Paul, sudah lama ak
"Aku lupa menanyakan dia mengenai tanda lahir yang dia miliki.""Tidak apa-apa, masih ada lain kesempatan untuk menanyakannya," Peter menepuk pundakku."Tapi bagaimana jika dia tidak bisa datang karena, orang tuanya...""Sudah jangan terlalu khawatir, biarkan terjadi secara alami nak.""Alami apanya, itu akan mengulur waktu saja ayah.""Tenang. Jangan berlebihan nak."***POV AuthorDisisi lain Layla mengahadapi masalah baru.Dia dicurigai oleh ayahnya."Dari mana saja? Ayah cari kamu kemana-mana tapi tidak kelihatan.""A... aku baru dari luar ayah," jawab Layla dengan kepalanya menunduk."Ikut ayah.""Baik ayah," mereka menuju sebuah ruangan khusus."Kemana kau seharian ini?"
"Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..
"Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..
Karena Layla belum juga pulang, ibu menyuruh aku untuk mengajak Layla menghabiskan waktu berdua.Aku membawa dia kesamping rumah, karena suasananya disana cocok untuk mengobrol empat mata dengannya. Juga disamping rumah ada taman kecil dan juga ayunan dan kolam ikan punya paman Paul."Wah ini tempat yang bagus. Boleh kita duduk disana saja?" dia menunjuk kearah ayunan."Oke baiklah kalau kau mau duduk disana," jawabku. Aku membawanya kesana. Dia duduk dengan tersenyum. Mungkin dia teringat dengan masa kecilnya."Jadi apa tujuanmu sebenarnya ke sini?" tanyaku pada Layla,"Sebenarnya aku kesini ingin bertemu denganmu.""Kenapa?""Hemm, aku hanya ingin memastikan saja ini alamat rumahmu yang sebenarnya atau tidak.""Memangnya kamu tidak percaya dengan alamat yang aku berikan?"
"Permisi!"Tuk... tuk... tuk..."Permisi!"Suara perempuan memanggil dari luar."Tunggu sebentar!"Teriakku dari dalam.Tumben ada suara perempuan yang mengetuk rumah. Biasanya tamu selalu membunyikan bel. Mungkin dia tidak melihat tombol bel di sana.Saat aku membuka pintu ternyata yang datang adalah Layla."Hey, kenapa kamu datang ke sini?""Kebetulan aku lewat dari sebelah sini," dia mengibaskan rambutnya."Oh, kalau begitu ayo masuk," aku mengajak dia masuk kedalam rumahku."Tunggu sebentar ya," dia melepaskan sepatunya."Ti... tidak usah dibuka...""Udah nggak apa-apa""Siapa nak?" tanya ibu."Tamu bu," Jawabku."Ibu dengar sepert
"Oh iya kalau alamat kamu?""Alamat aku ya?" Jawabku dengan ragu-ragu."Kenapa ragu begitu?""Kau tau kan?""Tau apa?""Kalau keluarga Morgan, selalu membenci kami," jawabku."Oh, masalah itu. Tenang saja aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada keluargaku""Baiklah," kemudian aku menuliskan alamat lengkap rumahku. "Ini.""Memangnya keluargamu pernah disakiti keluarga Morgan?""Sebenarnya...""Tidak apa-apa. Aku tidak bermaksud begitu," Layla menyentuh tanganku.Sedangkan aku hanya bisa merasakan tangan lembutnya sekali lagi. Dan ada sesuatu yang terasa aneh dengan diriku saat tangan Layla menyentuhku.Tiba-tiba aku merasa tenang sekali, yang biasanya aku seakan-akan menggebu-gebu dengan kekuatan yang aku miliki. Tapi ini berbeda, pe
Berhari-hari apa yang dikatakan keluarga maupun orang-orang yang ada di acara pesta pernikahan paman dan bibi, masih terngiang-ngiang di kepalaku.Pertanyaan yang menghujani aku sama saja. "Kamu sudah punya pacar?"Kepalaku terasa penuh dengan kata-kata mereka.Hanya paman Paul, Peter dan Jack yang tidak menanyakan hal tersebut. Bagaimanapun cara yang aku lakukan untuk menghindar, disitu juga ada orang dengan pasangannya masing-masing. Malah membuat aku merasa kesal dengan sendirinya. Benar-benar kena mental aku dibuat kata-kata mereka.Hari ini kebetulan aku dan paman, akan menemui perempuan yang bernama Layla.Aku masih bingung apa yang harus aku katakan kepada Layla. Pasti rasanya akan canggung dan akan terasa susah untuk mengungkapkan sepatah katapun kepada dia.Tidak terasa ternyata aku dan paman sudah setengah perjalanan me
Seminggu sudah sejak peristiwa dengan hantu jahat. Dan kini sekarang aku harus menghadapi sebuah kenyataan, mengetahui kalau Amalia benar-benar sudah lenyap.Hari ini adalah pesta pernikahan anak paman dan bibiku.Aku memakai setelan jas hitam, dengan daleman menggunakan baju berwarna putih.Aku terlihat sedikit iri dengan yang lainnya. Hampir semua anak muda memiliki pasangan masing-masing. Lain halnya denganku. Aku masih kosong melompong, tidak ada seorangpun yang aku jadikan pasangan.Kebetulan aku duduk menyendiri, tanpa ada seseorangpun yang menemani aku. Aku hanya menghindari kebanjiran pertanyaan-pertanyaan dari keluargaku."Hey bro. Kamu sudah punya pacar belum?" Tanya seorang yang sejak dari tadi berada di meja tepat dibelakangku."Belum bro hahah" jawabku dengan terkekeh.&