Setelah menerima pesan itu, Zeppelin Wayne segera datang ke Paviliun Tempest. Salah satu alasan terbesarnya datang ke Strego City adalah untuk menantang Dean Young dan melakukan pertandingan ulang. Semua itu berarti dia akan melompat kapan saja untuk melawan Dean. Namun, bukan sosok Dean yang dia temukan, melainkan Elias Sullivan setelah dia tiba di lokasi tersebut. Jelas saja hal itu sedikit menyebalkan. Elias memandang Zeppelin dan sepertinya dia merasa takut ketika melihat pria itu memegang sebuah pedang besar di tangannya. “Tenang, Zeppelin. Meskipun Dean tidak ada di sini malam ini, aku berjanji, tidak akan lama lagi kau bisa melawannya. Mala mini aku memanggilmu kesini untuk kebaikanmu sendiri." “Untuk kebaikanku?” Zeppelin memandang Elias dengan geli. Mereka adalah musuh dari dua kubu yang bertikai. Namun Elias, yang menjadi karakter terkenal di sisi lain, datang dan mengulurkan tangannya untuk memberikan bantuan. Apa arti semua ini? "Elias Sullivan, James Martin,
Dean Young hanya memiliki pedang sebagai teman selama hidupnya. Dia tidak pernah bermimpi untuk menikahi seorang wanita. Tapi Lilia Gibson benar-benar wanita yang cantik. Meskipun Dean sebelumnya tidak pernah memiliki perasaan apapun untuknya, tapi Dean masih senang karena bisa menjadi suaminya. Sachin Taylor juga telah mengatur pernikahan ini untuk memaksa kerabat Sullivan mengekspos diri mereka sendiri, selain ada juga niat terselubung lainnya. Tapi itu semua, bukan masalah lagi. Setelah Lilia nanti akan menjadi istrinya, Dean tidak akan membiarkan orang lain menggodanya atau bahkan melirik sedikitpun padanya, tidak sebelum Dean menghancurkan mereka. Kamar Lilia didekorasi dengan tampilan yang ceria. Dia telah mengenakan gaun pengantin yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan ukuran tubuhnya. Sulit untuk menggambarkan kecantikan Lilia yang tak tertandingi. Gaun pengantin hanya berfungsi untuk memperlihatkan lekuk postur tubuhnya dan meningkatkan daya pikatnya. Dia dud
Sudah hampir waktunya bagi mereka untuk meresmikan pernikahan. Harapan terakhir Lilia telah hancur. Dia tidak dapat berhenti memikirkan pria yang dia dambakan dan dia merasakan luka yang tajam di hatinya. Namun, saat dia bersiap untuk bertukar sumpah pernikahan dengan Dean, dia tidak tahu bahwa pria yang dia dambakan di hatinya telah tiba di sana. Di depan kediaman Sachin, Zeppelin berjalan masuk, membawa Pedang Naganya yang terbungkus kain hitam. Ada beberapa penjaga yang berdiri di sana. Begitu mereka melihat Zeppelin berjalan, mereka segera mencoba menghentikannya. "Anda siapa? Ini adalah acara pribadi, apakah Anda punya undangan?” Tentu saja Zeppelin tidak memilikinya. Dia berkata, "Saya tidak memiliki undangan, tetapi saya harus masuk." Para penjaga itu saling memandang, berpikir bahwa orang ini pasti sudah gila. Apakah dia tidak tahu di mana dia berada? Ini adalah tanah milik Sachin Taylor. Apakah dia memiliki keinginan untuk mati? Para penjaga segera mendorong Zeppel
Zeppelin segera melepaskan Pedang Naga dari punggungnya. Dia langsung melepaskan kain hitam yang menutupinya dan mencengkeram pedang dalam tangannya. “Zeppelin, tidak…” Lilia berusaha ingin menghentikannya, tapi sudah terlambat. Dari sejak saat Zeppelin melangkah ke dalam kediaman Sachin, tidak ada waktu baginya untuk bisa kembali. Saat itu, Sachin berdiri dari kursinya dan mengangkat tangannya. Aula yang ramai segera menjadi sunyi. Sachin kemudian mengambil sesuatu dari sisi kursinya—bilah ganda Dean. Dia melemparkan pedang itu kepada pemiliknya, dengan mudah pria itu menangkap senjata yang dilemparkan kepadanya. Sachin menyipitkan matanya dan berkata kepada Dean, "Lindungi istrimu sendiri." Dean memegang pedang yang dilemparkan Sachin padanya dengan tubuh yang memancarkan kemarahan yang begitu meluap. Semangat berkobar saat dia melihat Zeppelin sekali lagi. Sepuluh tahun yang lalu, Dean dan Zeppelin memiliki duel yang sangat sengit. Zeppelin telah mengalami kekalahan dan
“Zeppelin, itu pasti satu-satunya jurus yang terkuat yang anda miliki, kan? Namun, kemampuan pedang silang ini bukanlah kemampuan terkuatku… hahaha…” "Apa?" Pupil mata Zeppelin menyusut saat dia melihat Dean sekali lagi. Dia bisa merasakan kekuatan dari ayunan lawannya, dan itu jauh lebih kuat dari sebelumnya. Zeppelin merasa tidak nyaman. Pada saat yang sama, di area villa Danau Barat. Carson ingin mendiskusikan sesuatu dengan Zeppelin sehingga dia pergi ke vila Zeppelin pagi-pagi sekali. Namun, ketika dia tiba, Zeppelin tidak ada di sana. Pada awalnya, Carson berasumsi bahwa Zeppelin pergi keluar untuk mencari sarapan, jadi dia menunggunya. Tetapi bahkan setelah menunggu lebih dari setengah jam, Zeppelin masih belum terlihat. Saat itu, Yoshua, yang baru saja selesai berlatih, melihat Carson duduk di halaman. Dia datang dan menyapa, “Raja Yorke, apakah Anda menunggu Tuan Zeppelin? Dia masih belum kembali?” "Ya." Carson mengangguk. “Yoshua, apakah kau tahu kemana Zeppelin p
“Zeppelin… aku… aku kedinginan. Peluk…peluk aku erat-erat…” Lilia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Seluruh tubuhnya menjadi lemas. Di saat-saat terakhirnya, dia tersenyum bahagia. Seluruh hidupnya menderita, tetapi bisa mati di pelukan orang yang dicintainya adalah berkah baginya. “Ah..…” Zeppelin memeluk Lilia dengan erat. Pada saat itu, dia merasa seolah-olah langitnya sudah runtuh. Zeppelin tidak bisa menghentikan air mata yang mengalir saat dia terisak dalam kesedihan. Pedang Dean terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai. Dia merasakan tusukan di hatinya ketika dia menyadari bahwa dia baru saja membunuh wanita yang baru saja menjadi istrinya dengan tangannya sendiri. "Lilia ..." Dean bergumam sambil berjalan ke arah wanita itu. Tapi Zeppelin buru-buru menghentikannya dan berteriak, “Berhenti! Jangan mendekat! Jauhi istriku!” Zeppelin mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya. Sepuluh tahun yang lalu, dia telah menyiapkan cincin ini. Dia berencana meninggalkan Str
Sachin tidak segera menjawab. Yang dia lakukan hanyalah melihat Tyr sambil memegang surat tantangan yang ada di tangannya. Tyr menyipitkan matanya dan mata kedua pria itu kembali bertemu. Tiba-tiba, seluruh suasana di aula menjadi kaku dan sunyi. Begitulah, sampai sebuah suara memecah keheningan, terdengar dari sudut ruangan, “Sachin Taylor, kau adalah iblis dari selatan. Jangan bilang kau takut dengan surat tantangan dari juniormu. Sangat tidak cocok dengan kepribadianmu.” Suara itu tidak lain adalah suara Naga Hijau dari Enam Pintu. Dilindungi oleh Julio dan sekelompok orang dari ‘Enam Pintu’, Naga Hijau berjalan mendekat dan berhenti di sebelah Tyr. Naga Hijau mengangkat kepalanya dan tersenyum pada Sachin. "Lama tidak bertemu." “Ya, sudah sepuluh tahun. Adik kecil Naga Hijau, kau tidak berubah sama sekali.” Hanya Sachin yang berhak memanggil adik kecil pada Naga Hijau dari Enam Pintu. Tidak ada orang lain yang berani melakukannya. Naga Hijau masih tersenyum dan berk
Winifred Zea tidak mengerti arti di balik kata-kata dari Tyr Summers dan hanya bisa menatap suaminya dengan ekspresi terkejut. Tyr berseri-seri lalu mengangkat Winifred dari sofa untuk membawanya masuk kedalam kamar mereka. “Ayolah, Manisku. Ini sudah larut. Ayo masuk dan istirahat.” Usai melakukan pertarungan secara besar-besaran yang berlangsung sekitar dua jam, Tyr dan Winifred saling berpelukan dan tertidur. Ketika mereka terbangun, hari sudah beranjak siang. Winifred membuka matanya dan duduk di tempat tidur dengan tergesa-gesa. Tyr pasti akan menangkap dan menahannya jika dia tidak istirahat. “Sayang, kau bangun sangat larut tadi malam. Kau tidak diizinkan pergi bekerja hari ini,” ucapnya. "Tapi…" "Tidak ada tapi-tapian," jawab Tyr dengan nada memerintah. “Mulai sekarang, kau harus mendengarkanku. Tubuhmu itu adalah inti dari revolusi.” “Tapi, sayang…” "Sudah kubilang, jangan bekerja." “Aku tidak akan bekerja. Aku hanya ingin menggunakan kamar mandi.” Tyr te