Tyr baru tersadar bahwa ada sesuatu yang salah dengan semua ini. Tampaknya papan catur telah dimainkan, dan beberapa dari mereka telah bertindak sebagai bidak dalam permainan ini."Bos, menurutmu mengapa kakek melakukan semua ini?" Olympias menarik napasnya dalam-dalam, tetapi dia masih tidak bisa menenangkan dirinya.Tyr berkata, “Jangan gugup! Apakah kau yakin jika kakekmu akan memperlakukanmu dengan tulus?”“Dulu mungkin aku akan mengatakan ya, tapi sekarang, aku tidak begitu yakin.” Olympias tampak sedikit bingung."Tidak semudah yang kita pikirkan," ucap Tyr. “Ini hanyalah sebuah permainan catur. Dia mencoba untuk menarik kita ke dalam permainannya.”Perbincangan yang terjadi disekitar lokasi masih terngiang dengan jelas di telinga mereka, dan kebanyakan ekspresi dari mereka telah berubah menjadi suram. Jelas, sebagian besar dari mereka yang hadir tidak setuju dengan keputusan Regis sebelum akhirnya dia meninggal. Ini semua adalah omong kosong.Clovis terdiam cukup lama samb
"Tuan Jules, apakah kau sudah gila?" Ettore dan yang lainnya tengah menatap Jules dengan tatapannya yang tidak percaya."Aku setuju!" Jules berseru sambil melangkah kedepan. "Biarkan Oly menjadi pemimpin dari keluarga White!"Untuk sesaat, situasi saat ini telah berubah menjadi hening ketika kalimat itu dilontarkan. Semua orang memandang Jules dengan tatapan yang heran. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya tengah direncanakan oleh Jules.Saat ini Jules adalah satu-satunya anggota keluarga yang menantang Ansel untuk mendapatkan posisi pemimpin dari keluarga White. Namun, pada saat itu dia telah memberikan dukungannya kepada Olympias. Mengapa dia bertindak dengan cara yang tidak sesuai dengan karakternya?Siapapun yang berpikir secara rasional tidak bisa setuju untuk membiarkan Olympias menjadi pimpinan keluarga dalam situasi seperti sekarang ini. Sebenarnya keputusan Regis hanyalah sekedar omong kosong."Kau yakin, Jul?" Benoit, yang berdiri di samping Ansel, yang secara tiba-tiba
Di dalam menara, Tyr dan Olympias saling berhadapan. Olympias tampak tegang dan melayangkan sebuah pertanyaan padanya, "Bos, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Aku tidak tahu." Tyr menggelengkan kepalanya dengan liar dan berkata padanya, “Hari ini, ketika kau pergi untuk mempelajari urusan keluarga White, aku sudah berbicara dengan Jim di telepon. Aku juga telah menjelaskan situasi yang terjadi kepadanya secara rinci.”"Apa katanya?" Olympias bertanya.“Jim memberikan dua pilihan. Pilihan pertama adalah segera meninggalkan keluarga dan tidak terlibat dalam masalah.”“Bagaimana dengan pilihan kedua?” tanya Olympias lagi.Tyr menjawab, “Opsi kedua sangat mirip dengan apa yang sedang kupikirkan. Tetap di sini dan ambil langkah demi langkah untuk melihat jenis permainan catur apa yang akan mereka mainkan. Namun, opsi ini bisa sangat berbahaya.”Untuk beberapa saat, Tyr dan Olympias kembali terdiam. Wanita itu akhirnya bicara setelah terdiam lama dan bertanya, "Jadi Bos, apa yang
“Ayah, berhentilah memikirkannya! Aku akan meneleponnya sekarang.” Dan segera mengatakan rencana itu, saat Jehan hendak bersiap untuk keluar dari ruangan seketika itu juga langkahnya telah dihentikan oleh Ansel.Ayahnya berteriak, “Berhenti di situ! Aku tidak bisa melakukan hal semacam ini!""Tapi Ayah!""Saudaraku!""Diam kalian berdua!" Ansel memutar tubuhnya menghadap kedinding, "Diam semuanya dan biarkan aku tenang!"***Langit berubah menjadi gelap gulita saat malam tiba, dan bahkan saat ini sinar bulan pun tertutup kabut tebal dan awan gelap.Di depan sebuah hotel yang relatif terpencil di sudut Kota Fern, beberapa sosok mulai memasuki pintu hotel satu per satu.Seorang pria dengan jaket bomber dengan warna rambutnya yang keemasan tampak berdiri di depan jendela di sebuah hotel mewah. Di tangannya, dia memegang sebuah rokok cerutu yang masih menyala. Ketika pintu diketuk dengan keras, dia meminta sang pengunjung untuk masuk ke dalam.Seorang lelaki tua dengan pakaian ber
Para pembunuh ini tidak hanya mampu bertarung dengan baik, tetapi mereka juga mampu berpikir dengan jernih. Ketika mereka menyadari ada sesuatu yang salah, ketiganya langsung bekerjasama untuk mendorong Tyr menjauh dari tempat kejadian, berbalik, dan melarikan diri.Kecepatan dari ketiganya sangat berbahaya. Mereka telah berlari menjauh dari jarak tujuh atau delapan meter dalam sekejap, seperti layaknya sebuah embusan angin.Ekspresi wajah Tyr berubah menjadi suram. Dia segera mengejar mereka dengan Sembilan Langkah menuju Disorientasi tanpa sedikitpun berkedip. Terdengar suara tebasan, Tyr berhasil menyabet bagian tubuh belakang dari prajurit Transenden itu dengan pukulan yang berat.Pembunuh itu telah mengeluarkan suara lenguhannya dan tubuhnya seketika telah menghantam atas permukaan tanah dengan keras.Ketika kedua lawan yang lainnya melihat kondisi yang terjadi, hati mereka tampak berdebar kencang. Mereka mempertimbangkan untuk melambatkan gerakan agar mereka dapat menyelamatk
Usai berkata demikian, Goswin langsung menyerahkan salinan rekaman suara itu kepada Olympias, lalu pria itu menambahkan, "Tetua, ini adalah rekaman yang kemarin."Olympias menyalakan perekam suara. Disana terdengar suara Ansel dan Jehan yang berbicara di ruang belajar sehari sebelumnya. Olympias mendengus dengan dingin setelah dia selesai mendengarkan rekaman tersebut. "Dengan ini aku memerintahkan kalian untuk segera menangkap Ansel.""Baik, Tetua." Goswin segera berbalik dan pergi begitu dia menerima pesan tersebut.Sementara itu, Olympias dan Tyr tetap berada di tempatnya. Mereka memutar rekaman itu sekali lagi.“Bos, sepertinya situasinya semakin rumit. Menurutmu siapa yang telah merekam dan membocorkan rekaman ini?”“Kemungkinan besar mata-mata yang mengintai di sisi Ansel,” jawab Tyr.“Paman Benoit?”“Seharusnya bukan.” Tyr menggelengkan kepalanya, "Dia bagian dari tim yang menginginkan kematianmu."***Dewan Kehakiman langsung meluncurkan kearah rumah Ansel pada pukul s
Quent mencoba untuk memperingatkan, “Tuan Ansel, kami sudah memiliki beberapa barang bukti. Selain itu, ketua pimpinan juga telah memberikan persetujuannya pada kami. Jika kau masih bersikeras melawan kami, maka tindakanmu akan dianggap sebagai tindakan pemberontakan.”Biasanya, seorang pria yang berasal dari garis keturunan, seperti contohnya Quent, tidak akan berani bicara dengan Ansel dengan cara seperti ini. Ucapannya saat itu terdengar kasar tanpa menyimpan rasa hormat sedikitpun."Ayah, ayo kita kalahkan mereka." Saat ini Jehan sudah tersulut emosi.Jika mereka tidak melakukannya, maka ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk dapat bergerak. Jika Ansel berhasil dibawa pergi, sudah pasti dia pasti akan jatuh ke dalam perangkap lawan. Akibatnya, Ansel tidak akan pernah bisa bangkit kembali.Jika tetua Agung, Clovis, muncul untuk memberikan dukungannya pada saat ini, mungkin situasinya akan berbeda. Namun, pria yang sebelumnya telah memberikan dukungannya kepada Ansel memilih
"Aku ingin bertemu dengan Tetua Agung," teriak Ansel dengan matanya yang memerah."Ha ha! Saat ini Tetua Agung sedang sakit dan sedang beristirahat di rumah sejak pagi ini,” kata Ettore dengan senyuman tipis di wajahnya. "Dia tidak akan menerima tamu." Tampak tertegun, Ansel kembali berteriak, “Bagaimana dengan ketua pimpinan? Aku telah menuntut untuk melihatnya sekarang juga!”"Jangan khawatir! Ketua pimpinan akan datang menemuimu sekarang juga,” ucap Ettore. "Jika kau tidak ingin semua pengikutmu mati, maka kau harus mengikuti kami untuk bersaksi di depan Dewan Kehakiman dan bekerja sama dalam melakukan penyelidikan."Ansel merasa seolah-olah dia telah kehilangan semua kekuatannya saat ini. Sekutu terbesarnya yang dulu yaitu Tetua Agung, hanya memilih untuk diam. Dengan kata lain, dia telah menyerah sepenuhnya pada keadaan.Di sisi lain, dia tidak bisa mengerti mengapa Tetua Agung bisa menyerah begitu saja. Mungkinkah itu terjadi karena dia percaya bahwa ternyata dia adalah sos