Para pembunuh ini tidak hanya mampu bertarung dengan baik, tetapi mereka juga mampu berpikir dengan jernih. Ketika mereka menyadari ada sesuatu yang salah, ketiganya langsung bekerjasama untuk mendorong Tyr menjauh dari tempat kejadian, berbalik, dan melarikan diri.Kecepatan dari ketiganya sangat berbahaya. Mereka telah berlari menjauh dari jarak tujuh atau delapan meter dalam sekejap, seperti layaknya sebuah embusan angin.Ekspresi wajah Tyr berubah menjadi suram. Dia segera mengejar mereka dengan Sembilan Langkah menuju Disorientasi tanpa sedikitpun berkedip. Terdengar suara tebasan, Tyr berhasil menyabet bagian tubuh belakang dari prajurit Transenden itu dengan pukulan yang berat.Pembunuh itu telah mengeluarkan suara lenguhannya dan tubuhnya seketika telah menghantam atas permukaan tanah dengan keras.Ketika kedua lawan yang lainnya melihat kondisi yang terjadi, hati mereka tampak berdebar kencang. Mereka mempertimbangkan untuk melambatkan gerakan agar mereka dapat menyelamatk
Usai berkata demikian, Goswin langsung menyerahkan salinan rekaman suara itu kepada Olympias, lalu pria itu menambahkan, "Tetua, ini adalah rekaman yang kemarin."Olympias menyalakan perekam suara. Disana terdengar suara Ansel dan Jehan yang berbicara di ruang belajar sehari sebelumnya. Olympias mendengus dengan dingin setelah dia selesai mendengarkan rekaman tersebut. "Dengan ini aku memerintahkan kalian untuk segera menangkap Ansel.""Baik, Tetua." Goswin segera berbalik dan pergi begitu dia menerima pesan tersebut.Sementara itu, Olympias dan Tyr tetap berada di tempatnya. Mereka memutar rekaman itu sekali lagi.“Bos, sepertinya situasinya semakin rumit. Menurutmu siapa yang telah merekam dan membocorkan rekaman ini?”“Kemungkinan besar mata-mata yang mengintai di sisi Ansel,” jawab Tyr.“Paman Benoit?”“Seharusnya bukan.” Tyr menggelengkan kepalanya, "Dia bagian dari tim yang menginginkan kematianmu."***Dewan Kehakiman langsung meluncurkan kearah rumah Ansel pada pukul s
Quent mencoba untuk memperingatkan, “Tuan Ansel, kami sudah memiliki beberapa barang bukti. Selain itu, ketua pimpinan juga telah memberikan persetujuannya pada kami. Jika kau masih bersikeras melawan kami, maka tindakanmu akan dianggap sebagai tindakan pemberontakan.”Biasanya, seorang pria yang berasal dari garis keturunan, seperti contohnya Quent, tidak akan berani bicara dengan Ansel dengan cara seperti ini. Ucapannya saat itu terdengar kasar tanpa menyimpan rasa hormat sedikitpun."Ayah, ayo kita kalahkan mereka." Saat ini Jehan sudah tersulut emosi.Jika mereka tidak melakukannya, maka ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk dapat bergerak. Jika Ansel berhasil dibawa pergi, sudah pasti dia pasti akan jatuh ke dalam perangkap lawan. Akibatnya, Ansel tidak akan pernah bisa bangkit kembali.Jika tetua Agung, Clovis, muncul untuk memberikan dukungannya pada saat ini, mungkin situasinya akan berbeda. Namun, pria yang sebelumnya telah memberikan dukungannya kepada Ansel memilih
"Aku ingin bertemu dengan Tetua Agung," teriak Ansel dengan matanya yang memerah."Ha ha! Saat ini Tetua Agung sedang sakit dan sedang beristirahat di rumah sejak pagi ini,” kata Ettore dengan senyuman tipis di wajahnya. "Dia tidak akan menerima tamu." Tampak tertegun, Ansel kembali berteriak, “Bagaimana dengan ketua pimpinan? Aku telah menuntut untuk melihatnya sekarang juga!”"Jangan khawatir! Ketua pimpinan akan datang menemuimu sekarang juga,” ucap Ettore. "Jika kau tidak ingin semua pengikutmu mati, maka kau harus mengikuti kami untuk bersaksi di depan Dewan Kehakiman dan bekerja sama dalam melakukan penyelidikan."Ansel merasa seolah-olah dia telah kehilangan semua kekuatannya saat ini. Sekutu terbesarnya yang dulu yaitu Tetua Agung, hanya memilih untuk diam. Dengan kata lain, dia telah menyerah sepenuhnya pada keadaan.Di sisi lain, dia tidak bisa mengerti mengapa Tetua Agung bisa menyerah begitu saja. Mungkinkah itu terjadi karena dia percaya bahwa ternyata dia adalah sos
Jules hanya bisa terdiam.Olympias kembali melanjutkan. “Paman Jules, kau tidak boleh menunda masalah ini lebih lama lagi. Kau harus memegang tampuk kepemimpinan ini. Ini yang kakek inginkan.”“Tidak, ini tidak akan berhasil. Benar-benar tidak." Jules menggelengkan kepalanya terus menerus. Pada akhirnya, dia tidak bisa menerima saran dari Olympias dan bergegas pergi meninggalkan Menara Regis.Setelah Jules pergi, Tyr masuk kedalam ruangan. Lalu dia bertanya, "Bagaimana keadaannya?""Dia tidak mau menerimanya." Olympias hanya bisa tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya."Itu adalah tindakan yang normal. Jika dia menerima permintaanmu begitu saja, maka pasti ada yang salah dengan kondisi yang terjadi,” jawab Tyr. "Tapi cepat atau lambat, itu akan segera terjadi."Olympias berhenti sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Bos, ketika posisi ini diberikan kepada Paman Jules nanti, apakah kita akan kembali ke Pulau Komodo?"“Masalah yang ada didalam hatimu belum terselesaikan,” jawab
Tyr dan Olympias segera tiba di gerbang Ruang Tertutup. Dua orang penjaga mulai mendekati mereka."Salam, Ketua." Melihat bahwa sosok pengunjung itu adalah Olympias, para penjaga itu langsung memberikan hormat."Aku ingin memasuki Ruang Tertutup," ucap Olympias."Bolehkah saya bertanya mengapa anda ingin memasuki Ruang Tertutup, ketua?" Penjaga itu bertanya-tanya.Olympias langsung mengernyit dahinya. Dia mencaci maki, “Apakah aku perlu melapor kepada kalian ketika aku ingin memasuki Ruang Tertutup? Minggir."Sekelompok penjaga itu tampak gemetar menahan perasaan takut, dan mereka segera memberi jalan bagi kedua pasangan itu.Olympias adalah orang yang pertama memasuki halaman gedung. Ketika Tyr hendak mengikutinya, para penjaga yang ada di sebelahnya segera menghentikannya. "Aturan keluarga telah menyatakan bahwa hanya kepala keluarga yang bisa memasuki Ruangan Tertutup."Kerutan Olympias tampak semakin mendalam. “Dia adalah bawahanku. Aku ingin dia menemaniku. Tidak bisakah ak
“Oly, apa yang membawamu ketempat ini? Apakah kau sedang mencari teknik kultivasi?” tanya Slaine."Tidak juga." Olympias menggelengkan kepalanya dan menjelaskan, "Tujuan utamaku berkunjung adalah untuk mempelajari lebih lanjut peristiwa penjebakkan yang dialami oleh ayahku di masa lalu."“Saat itu, Kakek sudah tahu siapa dalang di balik pembunuhan ayahku, ‘kan? Namun, dia memilih untuk membiarkan segalanya berlalu dan tidak melanjutkan masalah ini karena mempertimbangkan situasi keluarga secara keseluruhan. Tolong bawa aku untuk menemukan file itu, Kakek Slaine. Aku ingin tahu siapa yang telah menjebak keluargaku pada saat itu.”Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Olympias tampaknya telah membuat Slaine merasa ketakutan. Ekspresi wajahnya tampak sangat terkejut saat dia menatap Olympias. Kemudian, dia bertanya, "Oly, apakah kau yakin ingin melihat file itu?""Aku yakin." Olympias menganggukkan kepalanya dengan tegas.Jelas bahwa Slaine tidak ingin Olympias menyelidiki peristiwa
"Berkas-berkas itu telah berada di rak paling atas," ucap Slaine sambil menunjuk ke atas ruangan paling dalam. "Oly, jika kau benar-benar ingin tahu, masuk saja ke dalamnya.""Oke." Olympias menarik napasnya dengan berat, hingga membuat pernafasannya tersedak debu sekali lagi. Pada akhirnya, dia masih berjalan masuk kedalam ruangan.Interior didalam ruangan tidak sama dengan ruangan lain yang ada di wilayah luar, yang dipadati rak buku. Sebaliknya, itu tampak seperti ruangan tempat seseorang sebelumnya tinggal disana. Lapisan debu yang ada di ruangan itu sangat tebal karena tidak ada seorangpun yang masuk kedalam ruangan sejak hampir dua dekade yang lalu.Olympias mendapatkan kesan bahwa dia tidak tahu harus memulai dari mana."Itu di sana," ucap Slaine sambil menunjuk kearah kotak kayu yang ada di rak buku."Baiklah." Olympias mengangguk. Dia berjalan menuju ke arah kotak kayu dan bersuaha untuk menurunkannya.Ketika dia membuka kotak itu, isinya hampir sama sama sama yang beris