Beranda / Romansa / Ilusi Cinta Swastamita / Bagai Dua Kutub Magnet

Share

Bagai Dua Kutub Magnet

Penulis: eka fitriani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Call Me Ka

Semakin hari hubungan Aileen dan Nevan bagaikan dua kutub magnet yang saling berlawanan, namun tidak bisa dipisahkan. Ada kalanya ketika mereka sama-sama tidak sibuk, memutuskan hangout bersama. namun, hubungan mereka belum banyak diketahui orang.

“Terimakasih banyak sudah mengantarkan saya pulang kak. Dan untuk ini mohon maaf saya tidak bisa menerima, Saya merasa ….” 

“Ini sebagai tanda terimakasih saya, karena kamu sangat bersungguh-sungguh dalam menjalani olimpiade kamu dan sebentar lagi kamu akan menjalani olimpiade yang kedua. Anggap saja ini adalah bentuk dukungan semangat dari aku untuk kamu. Kamu terima ya!” 

Ucapan Aileen langsung dipotong oleh Nevan sambil mendorong paper bag yang disodorkan Aileen kepadanya. Senyum manis yang selalu menghiasi sudut bibir Nevan selalu membuat Aileen terlena, hingga Aileen tidak bisa menolak apa yang diberikan Nevan.

Tanpa disangka ayah Aileen keluar rumah sambil membawa burung lovebird plus sangkarnya. Memang siang itu cuaca lumayan cerah, jadi ayah Aileen mau memandikan burung kesayangannya sekalian di jemur.

Ayah melihat sang anak perempuan satu-satunya sedang diantarkan oleh laki-laki yang sebelumnya belum pernah ayah lihat.

“Nak, udah pulang to? … wah, kamu siapa nak? Temennya Ai?” 

Pertama kali melihat Nevan yang notabene adalah laki-laki berpenampilan baik. Ayah, mencoba tidak curiga dan menyuruh Aileen supaya temannya itu di ajak masuk ke rumah. 

Melihat pemandangan yang ada di depannya Aileen syok berat, bisa-bisanya Ayah secepat itu memberikan izin Nevan masuk rumah begitu saja.

Padahal ayah belum menanyakan nama, alamat dan lain-lain. Ayah kemudian memanggil ibu supaya Nevan dibuatkan teh dulu sekalian ngobrol-ngobrol.

“Mohon maaf nak, rumahnya Aileen ya kaya gini gak mewah-mewah. Silahkan duduk!” kata ayah menyuruh Nevan duduk.

“Buk ini ada temannya Aileen, gih buatkan teh dulu biar istirahat … Aileen sana panggil Ibumu dibelakang atau sekalian kamu aja yang buatin minum dan Ibumu suruh kesini!”

Tingkah Ayah seperti kedatangan anaknya yang baru pulang merantau dari jauh.

“Iya pak sebentar,” sahut Ibu dari dapur. 

Tidak berapa lama Ibu muncul sambil bawa empat toples cemilan dan Aileen mengikut di belakang sambil membawakan teh untuk ayah dan Nevan.

Setelah saling berkenalan dan dekat, ayah Aileen dan Nevan cekikikan membahas burung dan berbagai perlombaannya dan tidak tau lagi bahasannya terlalu banyak. 

Tidak berapa lama kak Deon pulang, namun responnya tidak seperti Ayah dan Ibunya yang begitu excited menerima kehadiran Nevan di rumah.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ayah, Ibu, Adek aku pulanggg!”

Kebiasaan Deon adalah teriak-teriak kalau pulang dan itu sudah kelakuannya dari kecil.

Wa'alaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh.” 

Ayah, Ibu, Aileen, dan Nevan menjawab serentak.

“Loh ini siapa?”

Deon terdiam sejenak melihat wajah Nevan, seakan mengingat sesuatu yang membuatnya terus penasaran.

“Ini kak Nevan, kak.” Aileen menjelaskan.

Nevan langsung memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan kepada Deon. Namun, hampir beberapa menit tangan Nevan dianggurin Deon, sebab dia masih terus berusaha mengingat sesuatu. 

Hingga tersadar saat Ayah mengertak Deon supaya segera membalas uluran tangan yang diberikan Nevan.

“Ya Allah, sorry, sorry, kita pernah ketemu nggak ya?”

Deon penasaran, dia tiba-tiba ceplos tanya kepada Nevan sambil membalas jabatan tangan Nevan.

“Di mana iya kak? Mohon maaf saya lupa.” 

Nevan tersenyum dan Deon melihat ada yang aneh dalam senyumannya itu, bahkan Deon berucap dalam hati sambil mengamati senyum dan wajah Nevan.

“Aku yakin, sebelumnya aku pernah melihat orang ini, tapi dimana ya?” 

Pertanyaan Deon belum juga terpecahkan, bahkan hampir pukul  empat sore. Nevan masih bergurau dengan ayah. Deon yang ikut nimbrung terlihat begitu tidak nyaman atas hadirnya Nevan di rumah mereka.

Deon meminta izin ke belakang sebentar dan ternyata Deon masuk ke kamar Aileen untuk bertanya secara langsung siapa sebenarnya laki-laki yang dia bawa ke rumah itu.

“Sumpah gue nggak tahu kenapa bapak gue baru kenal sudah akrab kek gitu, emak gue juga, dia langsung cekakak-cekikik bareng kak Nevan. Tolong Cunges gue klepek-klepek abis ini, kalau gue bisa terbang pasti genting rumah gue dah jebol. Bagaimana iniii?”

Seperti putri yang sedang berbunga-bunga bahagia, Aileen curhat ke Daisha sambil guling-gulingan di kasur. Aileen tidak sadar kalau kakaknya melihat kelakuannya tepat duduk di kursi belajar di belakangnya.

Astagfirullahaladzim ….” 

Aileen syok melihat di kaca kakaknya sudah nongkrong di kursi belakangnya.

“Heh, itu cowok mana lo bawa kesini haaa, jelas nggak tuh asal-usulnya? Baik kagak? Jangan asal lo comot lo ambil pulang ya? Dan lo juga ngapain tingkah kayak cacing kepanasan kek gitu? Gue yakin lo habis curhat sama Cunges, iya? Ingat ya! Kakak nggak mau lo kayak dulu lagi, awas aja lo!” 

Pertanyaan bejibun Deon dilontarkan ke adik perempuan satu-satunya itu, dengan wajah penuh keseriusan seolah keingintahuan Deon sangat besar. 

Aileen menceritakan pertemuannya dengan Nevan mulai dari awal hingga bagaimana ceritanya dia bisa sedekat itu dengan Nevan sampai sekarang. 

Mendengar penjelasan adiknya, hati Deon belum juga tenang masih ada sesuatu yang membuatnya ganjel.

 Ada pertanyaan di hati Deon yang belum mendapat jawaban apapun dari pengakuan adiknya.

Sambil mendengar tawa ngakak ayah dan Nevan, Deon berjalan keluar kamar Aileen menemui mereka kembali.

***

Plakkk, 

Astagfirullahaladzim, ngapa sih lo Gam? Nggak ada halus-halusnya sama sekali lo ke gue, heran.” 

Daisha kaget tiba-tiba Agam mengeplaknya dari belakang, padahal dia baru selesai ngobrol dengan Aileen lewat telepon.

“Lo sadar ini di perpus, iya bener lo ngobrolnya di pojokan perpus, tapi lo ngocehnya kekencengan terdengar sampai sono. Lo kalau mau ghibah di luar perpus sono biar nggak ganggu yang lain, punya cewek satu aja bandelnya minta ampun, heran.” 

Agam tunjuk sana tunjuk sini.

“Iya, iya … eh, lo tahu nggak hari ini kak Nevan nganterin Aileen pulang, tbtb sama ayah, ibunya disuruh masuk, mereka ngobrol katanya akrab banget, tapi si kak Deon nih agak nggak respect katanya dan lagi .…” belum juga lanjut, ucapan Daisha di potong Agam.

“sttt, diem! Ceritanya nanti aja, gue dari tadi nemenin lo nyari buku muter-muter muluk, nggak nemu-nemu. Sampai gue buat kartu anggota perpus segala lagi ahhh. Lo yang butuh dari tadi santuy-santuy muluk, cepet cariii!” 

kini gantian Agam yang ngomel ke Daisha sampai beberapa pengunjung perpus dan penjaga perpus yang lokasinya tidak jauh dari mereka menahan tawa.

“Ya maap, biasanya gue kan kalau cari-cari buku kek gini sama best friend gue, tapi Aileen lagi sama Neevan, Elina, iva dan Bryan sama-sama kerja, Ghina dan Genta ya nggak bisa. Wajarlah gue minta tolong elo, kan lo cowok gue.”

“Cepetan makanya! ini hampir jam empat mau tutup!” 

Mendengar ocehan Agam, Daisha hanya menggerutukan mulut, ingin sekali mengumpat tapi sadar dia ada di mana dan siapa yang akan dia umpat.

 Seperti game memburu waktu mereka berlari kesana kemari mencari buku yang di maksud dari satu rak kesatu rak yang lain, sebab memang waktu tinggal limabelas menit lagi. 

Tiba-tiba handphone Daisha berbunyi dan yang telphon Aileen lagi, melihat ceweknya mengangkat telepon dan mulai mengoceh lagi, Agam langsung menjewer telinganya.

Agam menyuruh Daisha fokus dulu cari buku, baru nanti puasin menelepon Aileen, karena Agam sudah tahu sekali mereka telpon akan butuh waktu lama untuk mereka mengoceh.  

“Laper nggak lo? Mau makan apa?”

Tanya Agam kepada Daisha yang di bonceng.

“Laperlah, makan nasi kucing Kang Dul aja.”

“Ngapain Kang Dul terus sih? jangan-jangan lo ada main sama tu orang?”

“Lampir emang mulut lo ya, ya kale main sama Kang Dul bisa-bisa dapat bogem dari istrinya gue. Hobi banget sih lo bikin darah gue naik?”

Mendengar ocehan sahabat sekaligus kekasihnya itu, Agam hanya bisa tertawa bahagia.

Memang bagi mereka meski sudah ada ikatan yang lebih dari persahabatan, nyatanya kelakukan mereka nggak ada berubahnya sama sekali.

Sampai di tempat makan yang dituju, mereka memesan makana. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari Deon.

“Nges, lo tahu nggak sih Nevan itu orangnya seperti apa? Gue nggak yakin dia orang baik-baik, takutnya macam Zahir dulu. Ai sudah cinta mati benget eh ujung-ujungnya dia ditinggalin. Lo tahu nggak awal dia masuk kuliah nangis mulu semalaman. Aslinya nggak mau tuh kuliah di sini maunya kuliah di kampus yang sama dengan Zahir. Eh, ujung-ujungnya si Zahir ke kampus itu karena ngikutin cewek yang dia sukai. Kakak nggak mau lagi kalau dia udah terlalu dalem mematok hatinya ke satu cowok. Tbtb dia ditinggalkan begitu saja macam dulu.” 

Kondisi seperti ini membuat Daisha bingung, sebab Deon langsung ngoceh panjang, lebar, kali tinggi.

“Ya gue tahunya Nevan itu kakak senior kita di kampus kak. Dia itu salah satu perwakilan olimpiade matematik di kampus sudah sampai kejuaraan nasional juga. Dia anak salah satu pengusaha juga salah satu donatur tetap di kampus, dia bisa segalanya, olahraga oke, otak oke, penampilan oke,  dan setau gue dia jomblo kak.”

“Yakin, dia jomblo?”

“Emmm .…”

Belum juga  selesai bicara sudah disahut oleh Agam.

“Nggak kak, gue sih nggak percaya.”

Agam menjawab dengan yakin.

“Sama, makanya kan perasaan gue nggak enak gitu. Gue cuma khawatir aja si Aileen kejebak di jurang ya sama lagi, ibaratnya luka belum kering eh ditambah luka baru lagi. Ini ya, kalau gue lihat tu cowok ada something nggak tahu apaan.”

Ternyata apa yang dikatakan Deon sama dengan apa yang Daisha pikirkan, sebab bagi Daisha mustahil cowok seperti Nevan yang ibarat kata hidupnya bahagia sentosa, tidak punya cewek. 

Mungkin benar juga dia nggak punya cewek, tapi itu kemungkinannya kecil banget. Bahkan, Agam sendiri juga berpikiran seperti itu tentang sahabat kekasihnya yang juga sahabatnya itu. 

Tapi, karena Aileen sudah terlanjur percaya, bahagia setiap berada di dekatnya dan mampu menuntaskan semua rasa sakit hati yang pernah dia alami dulu.

Daisha, Deon, dan Agam tidak tega untuk menghancurkannya, apalagi Aileen sedang semangat-semangatnya menjalani pelatihan olimpiade yang mengharuskannya selalu bertemu dengan Nevan. 

Artinya dengan kegiatan tersebut hubungan mereka semakin dekat dan kadang membuat Daisha takut melihat kenyataan di depannya. Daisha hanya tidak ingin sahabatnya mengalami sakit hati itu lagi.

***

Perjalanan senja ke senja berlalu sangat cepat, bahkan kini mereka sudah berada di semester ke lima dengan kedekatan yang semakin intens.

Aileen telah ditemukan dengan keluarga besar Nevan, bahkan di depan mata kak Deon, Agam, Daisha yang waktu itu juga sama-sama di ajak Nevan ke rumah keluarga besarnya. 

“Ai, kamu bilang swastamita itu indah. Makanya sore ini aku ajak kamu, juga kak Deon, Agam, dan Daisha ke rumahku. Untuk membuat swastamita kamu menjadi lebih indah.”

Nevan menatap Aileen dengan senyum manisnya. Aileen hanya bisa tersenyum, dia begitu bahagia, hatinya sangat berbunga-bunga. 

Tanpa disadari pertemuan itu mengungkapkan fakta besar yang selama ini melayang-layang di benak Deon, Daisha, juga Agam.

“Ini seriusan kita di ajak main ke rumah Nevan?”

Daisha celingak-celinguk, melihat Agam dan Deon gantian.

“Iya.”

Jawab Aileen senyum bahagia.

“Kita mau ngapain diajak kesana?”

Deon keheranan dan Agam hanya mengangkat bahu menandakan dia juga tidak tahu.

“Gue harus bawa apa Ai? Gula, Minyak, buah, atau apa?”

Daisha bingung.

“Lo apaan sih, udah deh itu urusan gue yang penting nanti sore kak Nevan kesini. Kalian sudah harus siap, mungkin kita kesana pakai mobil kak Nevan.”

Benar saja sore hari Nevan datang dengan mobil mewahnya. Ayah dan Ibu Aileen sempat terkesima, namun dia berusaha netral. Deon, Agam, dan Daisha bukannya ikut senang seperti Aileen, mereka malah terheran-heran.

“Sebenarnya apa sih yang dia rencanakan?”

Deon punya firasat ganjil dengan kelakuan Nevan.

Malam itu mereka memang berada di rumah Nevan. Disana hanya Aileen yang bahagia.

Daisha, Agam, dan Deon hanya mengikuti suasana saja. Pura-pura senang.

Akankah SWASTAMITA yang sedang menjulurkan kehangatannya ini  akan terus berpihak, bukan hanya pada semesta, tapi juga kepada Aileen? Sehingga Aileen tetap bisa tersenyum seperti itu.

Bab terkait

  • Ilusi Cinta Swastamita   Ketika Kepercayaan Mulai Terkelupas

    Call Me ka“Gue khawatir banget, kenapa sudah hampir satu minggu dia nggak ngabarin gue. Handphonenya juga nggak aktif gue hubungin. Gue khawatir banget Nges, kak Deon udah curiga mulu ke gue. Tanya-tanya terus, lo jangan ngomong apa-apa ke kakak gue ya! Kak Deon bakalan lebih khawatir kalau dia tahu kak Nevan lama nggak hubungin gue kek gini.”Aileen tidak bisa konsentrasi belajar, tidak bisa dibohongi dia khawatir dengan keadaan Nevan. Memang, setelah beberapa waktu lalu, dia izin menjadi pendamping mahasiswa junior semester tiga untuk mengikuti olimpiade.Mulai itu, Nevan seolah hilang, bahkan teman satu tim di olimpiade juga tidak ada yang tahu bagaimana keadaan Nevan. Tidak seperti biasanya, sesibuk apapun Nevan pasti ada waktu menghubungi Aileen untuk memberinya kabar.“Aneh banget sih kak Nevan, masa iya punya Hp nggak bisa buat komunikasi. Bukannya dia orang kaya raya ya? Hpnya nggak mungkin

  • Ilusi Cinta Swastamita   Berada Di Zona Tidak Aman

    Call Me KaDaisha duduk di café biasanya, Agam yang baru pulang kerja langsung menemuinya dengan membawakan terang bulan kesukaan kekasihnya itu.Ada kegundahan di hati Daisha, apa lagi beberapa hari ini sahabat curhat, sahabat bercanda, yaitu Aileen sedang tidak baik-baik saja.Iya, semenjak bertemu dengan Olivia beberapa hari lalu. Aileen jarang banget tersenyum. Bahkan dengan penuh pertanyaan Aileen terus berusaha menghubungi Nevan yang belum ada kabarnya sampai sekarang, layaknya hilang ditelan ombak lautan.“Nih makan dulu! Mulut lo kadang pedes kalau perut lo kosong.”“Hih, lo mah .…”Jawab Daisha sambil cemberut.“Oh iya, ayah ibu lo kemarin nelpon gue. Nanyain kabar nyokap bokap gue juga, kata beliau pulangnya masih lama, gue suruh nunggu dulu.”Ujar Agam, karena mereka sudah bersahabat keluarga masing-masing juga sudah tahu.

  • Ilusi Cinta Swastamita   Ada Seperti Tidak Ada

    Call me Ka“Gue berusaha menikmati keadaan hidup gue, tanpa harus mempermasalahkan ini berkepanjangan.” Kata Aileen sambil menutup buku yang dari tadi dia baca.“Maksud lo ….?”Daisha sempat syok, entah apa yang terjadi tapi hubungan Nevan dan Aileen yang terhadang prahara selingkuh berangsurnya waktu tetap berjalan baik-baik saja. Bahkan, sudah kembali semula seperti tidak ada masalah apa-apa.Daisha yang melihat kondisi dihadapannya, semakin tidak tahu dengan apa yang dipikirkan Aileen. Kenapa sedemikian sederhananya mereka menyudahi permasalahan yang ada. Padahal kata maaf yang ingin di dengarkan Aileen dari Nevan belum juga Aileen dapatkan.“Gila ya lo. Padahal Nevan belum minta maaf sama lo, atas perlakuan dia duain lo.”Daisha geleng-geleng kepala. Dia tahu, dia tidak punya banyak hak ikut campur hubungan Aileen dan Nevan. Daisha hanya bisa memb

  • Ilusi Cinta Swastamita   Membuka Jalan Yang Baru

    Call Me Ka“Hay Nevan? Bagaimana kabar lo? Lama banget nggak jumpa .…”Mendengar pertanyaan itu seketika Aileen membalikkan badan. Dia melihat ada wanita dengan perawakan tinggi, putih, dengan rambut digerai sepinggang mendekati Nevan yang sedang berdiri memegang handphonenya setelah selesai komunikasi dengan seseorang.Wanita itu langsung mendekati Nevan dan mengulurkan tangan menandakan mereka pernah kenal dan jumpa sebelumnya.Aileen masih mengamati dari kejauhan keakraban Nevan dan cewek tersebut. Bahkan sampai beberapa kali Aileen menatap tajam tidak ada balasan apapun dari Nevan.Teman-teman Aileen yang menyaksikan itu semua, seolah paham bagaimana perasaan Aileen, sakit pasti tapi berusaha Aileen tunjukkan kesan baik-baik saja.“Kak, lihat aku! Aku melihatmu dari sini, melihat keuwuan yang kalian buat. Kak, aku ini kau anggap apa? Kenapa kamu bisa berkesan baik-baik saja dan aku

  • Ilusi Cinta Swastamita   Menata Hati Untuk Bertahan

    Call Me Ka“Gue pasti bisa melewati ini semua kan Nges? Kenapa gue tidak bisa seperti lo yang bisa mendapatkan pasangan yang sefrekuensi?”Aileen masih terus memikirkan hubungannya dengan Nevan yang semakin hari berjalan saling berjauhan. Tidak ada kejelasan satu sama lain, dimana Aileen sebagai wanita menunggu dari pihak Nevan, namun Nevan belum pernah menghubunginya sampai sekarang.“Lo percaya nggak sih sama salah satu firman Allah? bahwa Allah tidak pernah memberikan cobaan diluar kemampuan hambaNya. Jika lo diberi cobaan ini berarti lo juga pasti mampu melewatinya, sedangkan hati lo juga hanya lo yang tahu. Jika tidak bisa bersatu jangan dipaksakan! Semua yang dipaksa akan pahit akhirnya. Memang kata orang zaman dulu tresno jalaran songko kulino. Tapi lo mikir lagi deh, kalau lo sekarang udah ngerasain kek gini? Bagaimana sebuah rasa tresno alias rasa cinta bisa benar-benar menjadi nyata?&rd

  • Ilusi Cinta Swastamita   Palsu Namun Dinikmati

    Call Me Ka“Fatin kayaknya tahu sesuatu tentang Nevan Ai, aneh sih? Lagian kenapa dia sinis banget dan sering banget nyebut Marsya. Marsya … apa Marsya itu pacar Nevan juga ya?”Daisha tidak tahan dengan rasa penasaran yang selama ini dia pendam, sebab sering kali Fatin mengucapkan Marsya dihadapan Aileen. Seolah menyatakan kalau Marsya itu punya pacar dan pacarnya selingkuh dengan Aileen.Anehnya lagi saat ditanya selalu menyatakan nggak tahu dan itu bukan urusannya. Bahkan Daisha juga sering bertanya, tapi tetap tidak pernah mendapat jawaban apa-apa.“Sebenarnya … gue sudah tahu siapa Marsya itu Nges. Dulu banget sebelum sama gue. Kak Nevan pernah cerita tentang Marsya. Dia pernah suka dengan Marsya tapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Sayangnya bukan hanya sekali Kak Nevan ditolak Marsya, tapi sampai beberapa kali. Gue kira itu nggak mungkin, lagian siapa yang mau menolak kak Nevan. Tapi, saat

  • Ilusi Cinta Swastamita   Jarak Terus Menjauh

    Call Me Ka“Nges, gue pulang dulu, tuh obatnya jangan lupa diminum!”Agam hari itu berkunjung ke posko KKN dan membawakan obat, sebab akhir-akhir ini kondisi Daisha sedang flu.“Wokke. Hati-hati Gam. Inget mata lo jangan nyeleweng, naik motor hadap depan!”“Jelaslah hadap depan, lo pikir gue Limbad bisa naik motor hadap belakang haaa?”Melihat sahabatnya dijenguk kekasihnya, membuat Aileen merasa tidak seberuntung Daisha. Dia yang selalu perhatian meski tidak diminta. Mungkin karena Agam dan Daisha sudah bersahabatan lama, jadi mereka pacaran pun malah jatuhnya ngakak dan selalu bikin suasana rame.Tidak terasa kurang tiga hari lagi KKN segera usai. Semua proker satu per satu juga sudah dijalankan. Sebelum masa KKN mereka usai dan sebelum mereka sibuk masing-masing dengan tugas akhir. Aileen mencoba memberanikan diri bertanya dengan Fatin tentang siap

  • Ilusi Cinta Swastamita   Tidak Ada Lagi Jalan Yang Jelas

    Call me Ka“Gue sudah lupa, kapan terakhir kali gue bahagia kak? Gue merasa apa yang gue rasakan tidak pernah ada rasa bahagianya sama sekali.”Di bawah kerlap-kerlip bintang malam. Aileen menceritakan semuanya ke Deon, baru kali ini Aileen berani menceritakan semuanya ke kakaknya. Mulai dari Olivia hingga ke Marsya semuanya diceritakan dengan detail kepada Deon.Awalnya Deon sangat marah adiknya dijadikan bahan mainan seperti barang yang nggak punya harga. Namun, karena dijelaskan oleh Aileen untuk tidak menjadikan ini masalah besar, sebab Deon harus percaya dengannya. Bahwa Aileen bisa menyelesaikan masalahnya tanpa campur tangan dari Deon.“Kakak minta, lo jangan makan hati terus. Ingat ada ayah, ibu, dan kakak yang selama ini selalu ada untuk lo. Jangan selalu menomor satukan yang tidak pernah melihat lo dengan mata yang baik. Hati lo nggak pantas mendapatkan ini semua. Ai, lo itu adik manis, baik, dan

Bab terbaru

  • Ilusi Cinta Swastamita   Menjadi Terbiasa Baik-Baik saja

    Call Me KaNostalgia ada karena kenangan, tapi kini Aileen tidak bisa membuat kenangan itu menjadi nostalgia. Dia melalang buana melupakan semuanya. Dia ingin berada dalam rasio yang jelas hingga tidak di temui lagi sesuatu yang membuatnya menangis.“Ayah, ibu, Kak Deon. Aileen minta izin mau ikut Kakek dan Nenek di Kalimantan. Di sana Aileen mau cari kerja dan nanti Aileen pastikan sering pulang untuk menjenguk ayah, ibu, dan kak Deon … dan untuk pekerjaan aku sekarang, aku mau keluar dan ini masih masa training belum teken kontrak. Jadi, Aileen bisa risent. Ayah, ibu, Kak Deon. Bagaimana?”“Masalahmu apa to nak? Bilang ke Ayah dan Ibu. Kenapa kamu tiba-tiba izin ikut Kakek dengan wajah ceria dan senyam-senyum seperti itu?” Ibu tahu jika senyum Aileen itu palsu.Kak Deon sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan adik kesayangannya itu.“Lo nusul Kakek, karena ad

  • Ilusi Cinta Swastamita   Terimakasih Sahabatku Untuk Selalu Ada

    Call Me KaMelukiskan luka yang tidak pernah ada penghapusnya. Kini semua yang Aileen anggap sebagai kebahagiaan sudah musnah. Dia terlalu bersemangat dengan doanya, tapi setelah tahu semuanya. Dia meyakini doanya tidak pernah dikabulkan oleh Tuhan.Aileen melewati hari-hari seperti biasanya. Dia sudah pasrah dan tidak mau berhubungan lagi dengan Nevan. Apalagi sudah beberapa minggu ini Nevan juga jarang menghubunginya. Aileen tidak meminta penjelasan apapun juga. Intinya semuanya sudah jelas bagi Aileen.Ai, minggu sore lo sibuk nggak? Ke Café Mbok Jum yuks!Daisha mencoba mengirim pesan ke Aileen. Soalnya sejak kejadian itu mereka jarang bertemu, saking sibuk dengan kegiatan masing-masing.“Semoga Aileen besok nggak sibuk. Amin.” Doa Daisha.Aileen langsung membaca dan membalas pesan Daisha. Besok dia bisa bertemu dengan Daisha.Okke, aku besok free. Besok

  • Ilusi Cinta Swastamita   Brengsek!

    Call Me KaMatahari sejak pagi tak pernah nongol, bahkan dunia seakan di penuhi dengan embun. Pandangan mata pun tidak bisa leluasa melihat , saking banyaknya embun yang turun. Entah, pagi ini pagi apa. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan.Daisha penasaran apa mereka akan jadi keluar di cuaca seperti ini. Layaknya tidak diizinkan untuk keluar dari rumah.“Ni orang jadi nggak sih keluar? Ini dah pukul 9 pagi di hubungi nggak ada balasan dari tadi.”Daisha menggerutu sambil sesekali mengintip pintu rumahnya.“Kenapa Nak?”Nenek heran sedari tadi cucunya kayak setrika.“Ini nek, Aileen kemarin ngajak keluar pagi dan dia bilang mau jemput aku. Eh ini dihubungi nggak nyaut dan ini cuacanya nggak mendukung banget buat keluar nek.”“Hems, mungkin Aileen sedang sibuk. Iya, kalau dia udah janji mau jemput kamu berarti nanti Aileen pasti kesini. Sa

  • Ilusi Cinta Swastamita   Ternyata Kamu Selama Ini Luka

    Call Me KaNenek dan Agam kaget melihat Aileen langsung lari ke luar rumah. Mereka pikir Aileen akan pulang, tapi tidak berapa lama mereka mendengar teriakan Aileen dari dalam kamar Daisha.“Ai, lo ada di dalam kamar Daisha?”Tok tok tok.Agam dan nenek langsung bergantian mengetok kamar Daisha.“Ya Allah Nges, lo kenapa bisa kek gini. Kamar lo kunci, nggak keluar kamar segala, telepon nggak diangkat juga.”Setelah mengomeli Daisha. Aileen membuka pintu kamar yang ternyata ditutupi meja oleh Daisha. Setelah berhasil menggeser meja, pintu dibuka dan Agam serta nenek langsung masuk ke kamar Daisha.“Ya Allah…” Nenek syok.“Nges, lo kenapa?” Agam tambah syok.Posisi Daisha ada di pojok kamar. Dia merenung di pojokan sambil memegang lipstik merah. Wajah Daisha celemotan di mana-mana. dia menulis kalimat di lantai pakai lipsti

  • Ilusi Cinta Swastamita   Belum Capek Berpura-pura

    Call Me Ka“Nges bagaimana skripsi lo udah di ACC?”Karena Daisha susah di hubungi. Aileen memutuskan datang ke rumah Daisha. Ternyata benar kalau handphone Daisha sedang di cas dan dia sedang mengerjakan skripsi.“Kapan lo datang? Udah Alhamdulillah senang banget nih gue. Tinggal memenuhi persyaratan untuk ujian skripsi saja.”“Syukurlah … segera sat-set supaya lo bisa segera lulus.”“Iyah ni gue proses mengumpulkan persyaratan, lo tenang aja deh. Eh gimana interview lo kemarin?”“Nggak tahu Nges. Masa iya katanya jadi Admin eh ternyata disuruh jadi sales. Kan nggak cocok sama pengumumannya, kalau dari awal bilang jadi sales ya gue maklumin. Tapi ini pengumumannya admin eh di sana malah jadi sales, nggak jelas banget.”Memang setelah lulus Aileen hampir tiga bulan rajin melamar kerja sana-sini, meski sudah berkali-kali

  • Ilusi Cinta Swastamita   Dia telah berubah???

    Call Me Ka“Ini jam berapa sih? Ganggu orang tidur aja.”Aileen bangun dan melihat jam yang masih menunjukkan setengah lima pagi. Dia lalu mengecek dering di handphonenya dan mengagetkannya yang menelpon sepagi itu adalah Nevan. Entah ada angin apa, Nevan yang hampir satu bulan menghilang bak ditelan bumi kini bangkit lagi dan menghubungi Aileen.“Assalamualaikum Ai, bagaimana kabarmu?”“Wa'alaikumussalam, sehat. Kabar kakak sendiri bagaimana?”Ingin sekali Aileen menanyakan selama ini Nevan di mana saja dan sedang apa, namun dia mengurungkan niatnya. Dia khawatir Nevan tersinggung atas pertanyaan itu. Akhirnya dia hanya berbasa-basi, bagi Aileen apa yang dia tanyakan dan apa yang ditanyakan Nevan kepadanya tidak berguna.“Kak, saya lulus Sempro beberapa hari yang lalu. Ini sudah mulai revisi dan kemungkinan minggu depan saya daftar wisuda gelombang ini. Apakah

  • Ilusi Cinta Swastamita   Ketika Dunia mengizinkan, Tapi Bimbang

    Call Me Ka“Doain gue ya! Sumpah rasanya jantung gue mau copot kurang 30 menit lagi gue masuk ruang ujian.”Aileen akhirnya bisa berada di tahap ujian skripsi atau biasa disebut Sempro. Hadir juga Ghina, Iva, Daisha, Genta kecuali Brian yang sedang sibuk mengurus narasumber skripsinya.Banyak sahabat menemani Aileen ujian. Tapi meski sahabatnya ada di sana, tetap saja Aileen merasa ada yang kurang. Nevan hingga saat ini belum pernah menghubungi Aileen, bahkan Aileen belum mendapat ucapan selamat dari Nevan. Meski demikian, Aileen berusaha tidak memperdulikan, rasa gugup saat menghadapi ujian skripsi ternyata lebih besar dari rasa penasarannya tentang Nevan.“Lo nggak usah mikirin macam-macam! Lo harus fokus sama ujian ini, kalau fokus lo terpecah-pecah yang ada elo kena skak dosen penguji, habis lo.” Nasehat Daisha.“Kak Nevan?” tanya Aileen kepada Daisha.“Mana

  • Ilusi Cinta Swastamita   Tidak Perlu Diperbaiki, Cukup Dinikmati

    Call Me Ka“Cublak Cublak suweng, suwenge teng gelenter ….”“Ngesss. Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.”Daisha yang sibuk menyapu teras sambil mengikuti adiknya yang sedang latihan menyanyi di dalam rumah kaget saat ada yang memanggilnya dan ternyata itu Agam.Siang itu tanpa memberi kabar Agam datang ke begitu saja ke rumah Daisha.“Ngapain lo kesini?”“Ya Allah, salam gue juga belum lo jawab kali. Udah pedes aja pertanyaannya.”“Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh … ngapain lo kesini?”“Udah tiga hari kenapa lo nggak ngabarin gue sih? Gue telfon nggak lo angkat, gue kirim pesan nggak lo bales. Heran.”“Sebentar!”Daisha berjalan menuju halaman depan dan tidak menyuruh Agam duduk dulu. Akhirnya Agam sendiri yang duduk di kursi teras dan minum air mineral

  • Ilusi Cinta Swastamita   Melihat Jelas Tali Telah benar-benar Putus

    Call Me Ka“Alhamdulillah, skripsi gue di ACC gaes.”Aileen jingkrak-jingkrak bahagia di depan Daisha, Iva, dan Ghina yang menunggu di lobi kampus.Memang akhir-akhir ini Aileen lebih fokus menyelesaikan skripsinya dan dia berusaha keras melupakan Nevan. Iya, meski sebenarnya dia masih terus mengharapkan Nevan menemuinya dan merajut kisah seperti dulu.Terlepas itu semua Aileen sadar, hati Nevan bukan hanya untuknya saja, ada banyak wanita yang berada di sampingnya. Aileen tidak pernah berhenti untuk berharap, tapi semakin dalam dia berharap semakin sakit juga dia rasakan.Semenjak itulah Aileen berusaha santai tentang hubungannya dengan Nevan. Dia fokus menyelesaikan skripsi sampai mendapatkan ACC dari dosen pembimbing. Ucapan selamat diperoleh Aileen dari sahabat dekatnya. Namun tidak dengan Nevan, dia tidak pernah menghubungi Aileen sama sekali meski hanya sekedar mengucapkan

DMCA.com Protection Status