Call Me Ka
“Hay Nevan? Bagaimana kabar lo? Lama banget nggak jumpa .…”
Mendengar pertanyaan itu seketika Aileen membalikkan badan. Dia melihat ada wanita dengan perawakan tinggi, putih, dengan rambut digerai sepinggang mendekati Nevan yang sedang berdiri memegang handphonenya setelah selesai komunikasi dengan seseorang.
Wanita itu langsung mendekati Nevan dan mengulurkan tangan menandakan mereka pernah kenal dan jumpa sebelumnya.
Aileen masih mengamati dari kejauhan keakraban Nevan dan cewek tersebut. Bahkan sampai beberapa kali Aileen menatap tajam tidak ada balasan apapun dari Nevan.
Teman-teman Aileen yang menyaksikan itu semua, seolah paham bagaimana perasaan Aileen, sakit pasti tapi berusaha Aileen tunjukkan kesan baik-baik saja.
“Kak, lihat aku! Aku melihatmu dari sini, melihat keuwuan yang kalian buat. Kak, aku ini kau anggap apa? Kenapa kamu bisa berkesan baik-baik saja dan aku
Call Me Ka“Gue pasti bisa melewati ini semua kan Nges? Kenapa gue tidak bisa seperti lo yang bisa mendapatkan pasangan yang sefrekuensi?”Aileen masih terus memikirkan hubungannya dengan Nevan yang semakin hari berjalan saling berjauhan. Tidak ada kejelasan satu sama lain, dimana Aileen sebagai wanita menunggu dari pihak Nevan, namun Nevan belum pernah menghubunginya sampai sekarang.“Lo percaya nggak sih sama salah satu firman Allah? bahwa Allah tidak pernah memberikan cobaan diluar kemampuan hambaNya. Jika lo diberi cobaan ini berarti lo juga pasti mampu melewatinya, sedangkan hati lo juga hanya lo yang tahu. Jika tidak bisa bersatu jangan dipaksakan! Semua yang dipaksa akan pahit akhirnya. Memang kata orang zaman dulu tresno jalaran songko kulino. Tapi lo mikir lagi deh, kalau lo sekarang udah ngerasain kek gini? Bagaimana sebuah rasa tresno alias rasa cinta bisa benar-benar menjadi nyata?&rd
Call Me Ka“Fatin kayaknya tahu sesuatu tentang Nevan Ai, aneh sih? Lagian kenapa dia sinis banget dan sering banget nyebut Marsya. Marsya … apa Marsya itu pacar Nevan juga ya?”Daisha tidak tahan dengan rasa penasaran yang selama ini dia pendam, sebab sering kali Fatin mengucapkan Marsya dihadapan Aileen. Seolah menyatakan kalau Marsya itu punya pacar dan pacarnya selingkuh dengan Aileen.Anehnya lagi saat ditanya selalu menyatakan nggak tahu dan itu bukan urusannya. Bahkan Daisha juga sering bertanya, tapi tetap tidak pernah mendapat jawaban apa-apa.“Sebenarnya … gue sudah tahu siapa Marsya itu Nges. Dulu banget sebelum sama gue. Kak Nevan pernah cerita tentang Marsya. Dia pernah suka dengan Marsya tapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Sayangnya bukan hanya sekali Kak Nevan ditolak Marsya, tapi sampai beberapa kali. Gue kira itu nggak mungkin, lagian siapa yang mau menolak kak Nevan. Tapi, saat
Call Me Ka“Nges, gue pulang dulu, tuh obatnya jangan lupa diminum!”Agam hari itu berkunjung ke posko KKN dan membawakan obat, sebab akhir-akhir ini kondisi Daisha sedang flu.“Wokke. Hati-hati Gam. Inget mata lo jangan nyeleweng, naik motor hadap depan!”“Jelaslah hadap depan, lo pikir gue Limbad bisa naik motor hadap belakang haaa?”Melihat sahabatnya dijenguk kekasihnya, membuat Aileen merasa tidak seberuntung Daisha. Dia yang selalu perhatian meski tidak diminta. Mungkin karena Agam dan Daisha sudah bersahabatan lama, jadi mereka pacaran pun malah jatuhnya ngakak dan selalu bikin suasana rame.Tidak terasa kurang tiga hari lagi KKN segera usai. Semua proker satu per satu juga sudah dijalankan. Sebelum masa KKN mereka usai dan sebelum mereka sibuk masing-masing dengan tugas akhir. Aileen mencoba memberanikan diri bertanya dengan Fatin tentang siap
Call me Ka“Gue sudah lupa, kapan terakhir kali gue bahagia kak? Gue merasa apa yang gue rasakan tidak pernah ada rasa bahagianya sama sekali.”Di bawah kerlap-kerlip bintang malam. Aileen menceritakan semuanya ke Deon, baru kali ini Aileen berani menceritakan semuanya ke kakaknya. Mulai dari Olivia hingga ke Marsya semuanya diceritakan dengan detail kepada Deon.Awalnya Deon sangat marah adiknya dijadikan bahan mainan seperti barang yang nggak punya harga. Namun, karena dijelaskan oleh Aileen untuk tidak menjadikan ini masalah besar, sebab Deon harus percaya dengannya. Bahwa Aileen bisa menyelesaikan masalahnya tanpa campur tangan dari Deon.“Kakak minta, lo jangan makan hati terus. Ingat ada ayah, ibu, dan kakak yang selama ini selalu ada untuk lo. Jangan selalu menomor satukan yang tidak pernah melihat lo dengan mata yang baik. Hati lo nggak pantas mendapatkan ini semua. Ai, lo itu adik manis, baik, dan
Call Me Ka“Do’akan ya gaes, supaya lancar ujian proposal gue! Gue nggak nyangka proposal penelitian gue diterima dan bisa ujian secepat ini.”Kata Aileen kepada Daisha, Ghina, dan Elina.“Selamat ya Ai, semangat lo pasti bisa!” Jawab Ghina.“Sukses Ai!” Jawab Elina.“Fokus Ai fokus, jangan kemana-mana pikiran lo! Bisa-bisa lo nanti ngeblank ditanya dosen penguji lo, kalau lo nggak fokus.” Pesan Daisha.Memang diantara mereka, proposal Aileen lebih dulu di ACC sehingga bisa segera ujian. Namun, untuk keempat temannya, Daisha, Ghina, Elina, Genta dan Brian masih terus berusaha memaksimalkan penelitian supaya segera dapat ACC dan diajukan ujian proposal untuk mendapatkan dosen pembimbing.Selain Daisha, kelima sahabat mereka juga sudah tahu apa yang terjadi dengan Aileen. Kadang mereka juga marah, namun itu privasi Aileen. Bagaimanapu
Call Me Ka“Aileen tadi kenapa Nges? Kok tbtb ngajak pulang? Mukanya serem banget lagi, marah apa gimana?”Agam super penasaran, sambil mengendarai motor dalam perjalanan pulang.Sebenarnya rencana awal belum waktunya pulang, namun Aileen mengajak paksa untuk pulang tanpa alasan apapun.“Entahlah ….”Jawab Daisha singkat.Hal ini membuat Agam semakin kebingungan, bahkan Aileen tidak menjelaskan kenapa.Hal itu terjadi setelah Aileen diam-diam mengecek Handphone Nevan yang ada dalam tas waktu Nevan sedang sholat.Aileen kali ini memang tidak bisa menahan rasa penasarannya dengan hp Nevan. Sebab Nevan anti banget meminjamkan hpnya kepada Aileen.“Lo tahukan dia kenapa?”Agam memastikan sekali lagi.“Sudahlah nanti kalau sudah sampai di rumah gue ceritain. Kejar mereka dulu!”Daisha menyuruh Agam lebih kencang mengendarai m
Call Me Ka“Ai, lo belum pulang kemana? Kakak lo nyariin ini.”Aileen membaca pesan dari Daisha, memang setelah pulang dari rumah Nevan, Aileen pergi ke café sambil menikmati senja.Mbok Jum pemilik café sempat menanyakan kenapa sendirian dan di mana Daisha yang biasa menemaninya. Iya, mbok Jum sudah hafal dengan mereka berdua saking seringnya nongkrong di sana, baik saat suntuk, mengerjakan tugas bahkan pekerjaan. Aileen hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia ingin waktu sendiri.Mbok Jum mengerti dan membiarkan pelanggan tetapnya itu bersantai menikmati sinar senja.“Ai ada apa sih? Lo baca pesan gue. Tapi gue telfon nggak lo angkat. Kesambet apaan sih lo? Noh, kak Deon kebakaran jenggot dari pagi nggak ada kabar lo. Pulang juga kagak.”Lagi-lagi Aileen mengabaikan pesan Daisha. Dia tetap melihat suasana senja sambil menikmati taman bunga mini dan persawaha
Call Me Ka“Ai, bisa bantu kami sebentar di kelas F2 ya nanti jam setengah satu?” tanya ibu dosen muda menepuk pundak Aileen di perpus.“Ibu Yesi, baik bu bisa, akan saya usahakan dengan tepat waktu,” ujar Aileen.“Makasih ya Ai, ibu duluan.”Karena Aileen diminta tolong untuk sharing ilmu di klub olimpiade, akhirnya Daisha disuruh pulang duluan dan nanti Aileen akan dijemput kak Deon. Kebetulan tempat kerja kak Deon tidak terlalu jauh dengan kampus. Lagian rumah mereka juga lumayan dekat dari kampus.Daisha langsung pulang setelah mengurus proposal skripsi dan meminjam buku di perpus. Dia mengajak Agam untuk makan siang di warung tenda pinggir jalan, kebetulan tempat kerja Agam juga tidak terlalu jauh dari warung yang dimaksud.Agam datang dengan napas terengah-engah karena memang baru selesai kerja dan cuaca siang itu cukup membakar kepala. Awalnya s
Call Me KaNostalgia ada karena kenangan, tapi kini Aileen tidak bisa membuat kenangan itu menjadi nostalgia. Dia melalang buana melupakan semuanya. Dia ingin berada dalam rasio yang jelas hingga tidak di temui lagi sesuatu yang membuatnya menangis.“Ayah, ibu, Kak Deon. Aileen minta izin mau ikut Kakek dan Nenek di Kalimantan. Di sana Aileen mau cari kerja dan nanti Aileen pastikan sering pulang untuk menjenguk ayah, ibu, dan kak Deon … dan untuk pekerjaan aku sekarang, aku mau keluar dan ini masih masa training belum teken kontrak. Jadi, Aileen bisa risent. Ayah, ibu, Kak Deon. Bagaimana?”“Masalahmu apa to nak? Bilang ke Ayah dan Ibu. Kenapa kamu tiba-tiba izin ikut Kakek dengan wajah ceria dan senyam-senyum seperti itu?” Ibu tahu jika senyum Aileen itu palsu.Kak Deon sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan adik kesayangannya itu.“Lo nusul Kakek, karena ad
Call Me KaMelukiskan luka yang tidak pernah ada penghapusnya. Kini semua yang Aileen anggap sebagai kebahagiaan sudah musnah. Dia terlalu bersemangat dengan doanya, tapi setelah tahu semuanya. Dia meyakini doanya tidak pernah dikabulkan oleh Tuhan.Aileen melewati hari-hari seperti biasanya. Dia sudah pasrah dan tidak mau berhubungan lagi dengan Nevan. Apalagi sudah beberapa minggu ini Nevan juga jarang menghubunginya. Aileen tidak meminta penjelasan apapun juga. Intinya semuanya sudah jelas bagi Aileen.Ai, minggu sore lo sibuk nggak? Ke Café Mbok Jum yuks!Daisha mencoba mengirim pesan ke Aileen. Soalnya sejak kejadian itu mereka jarang bertemu, saking sibuk dengan kegiatan masing-masing.“Semoga Aileen besok nggak sibuk. Amin.” Doa Daisha.Aileen langsung membaca dan membalas pesan Daisha. Besok dia bisa bertemu dengan Daisha.Okke, aku besok free. Besok
Call Me KaMatahari sejak pagi tak pernah nongol, bahkan dunia seakan di penuhi dengan embun. Pandangan mata pun tidak bisa leluasa melihat , saking banyaknya embun yang turun. Entah, pagi ini pagi apa. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan.Daisha penasaran apa mereka akan jadi keluar di cuaca seperti ini. Layaknya tidak diizinkan untuk keluar dari rumah.“Ni orang jadi nggak sih keluar? Ini dah pukul 9 pagi di hubungi nggak ada balasan dari tadi.”Daisha menggerutu sambil sesekali mengintip pintu rumahnya.“Kenapa Nak?”Nenek heran sedari tadi cucunya kayak setrika.“Ini nek, Aileen kemarin ngajak keluar pagi dan dia bilang mau jemput aku. Eh ini dihubungi nggak nyaut dan ini cuacanya nggak mendukung banget buat keluar nek.”“Hems, mungkin Aileen sedang sibuk. Iya, kalau dia udah janji mau jemput kamu berarti nanti Aileen pasti kesini. Sa
Call Me KaNenek dan Agam kaget melihat Aileen langsung lari ke luar rumah. Mereka pikir Aileen akan pulang, tapi tidak berapa lama mereka mendengar teriakan Aileen dari dalam kamar Daisha.“Ai, lo ada di dalam kamar Daisha?”Tok tok tok.Agam dan nenek langsung bergantian mengetok kamar Daisha.“Ya Allah Nges, lo kenapa bisa kek gini. Kamar lo kunci, nggak keluar kamar segala, telepon nggak diangkat juga.”Setelah mengomeli Daisha. Aileen membuka pintu kamar yang ternyata ditutupi meja oleh Daisha. Setelah berhasil menggeser meja, pintu dibuka dan Agam serta nenek langsung masuk ke kamar Daisha.“Ya Allah…” Nenek syok.“Nges, lo kenapa?” Agam tambah syok.Posisi Daisha ada di pojok kamar. Dia merenung di pojokan sambil memegang lipstik merah. Wajah Daisha celemotan di mana-mana. dia menulis kalimat di lantai pakai lipsti
Call Me Ka“Nges bagaimana skripsi lo udah di ACC?”Karena Daisha susah di hubungi. Aileen memutuskan datang ke rumah Daisha. Ternyata benar kalau handphone Daisha sedang di cas dan dia sedang mengerjakan skripsi.“Kapan lo datang? Udah Alhamdulillah senang banget nih gue. Tinggal memenuhi persyaratan untuk ujian skripsi saja.”“Syukurlah … segera sat-set supaya lo bisa segera lulus.”“Iyah ni gue proses mengumpulkan persyaratan, lo tenang aja deh. Eh gimana interview lo kemarin?”“Nggak tahu Nges. Masa iya katanya jadi Admin eh ternyata disuruh jadi sales. Kan nggak cocok sama pengumumannya, kalau dari awal bilang jadi sales ya gue maklumin. Tapi ini pengumumannya admin eh di sana malah jadi sales, nggak jelas banget.”Memang setelah lulus Aileen hampir tiga bulan rajin melamar kerja sana-sini, meski sudah berkali-kali
Call Me Ka“Ini jam berapa sih? Ganggu orang tidur aja.”Aileen bangun dan melihat jam yang masih menunjukkan setengah lima pagi. Dia lalu mengecek dering di handphonenya dan mengagetkannya yang menelpon sepagi itu adalah Nevan. Entah ada angin apa, Nevan yang hampir satu bulan menghilang bak ditelan bumi kini bangkit lagi dan menghubungi Aileen.“Assalamualaikum Ai, bagaimana kabarmu?”“Wa'alaikumussalam, sehat. Kabar kakak sendiri bagaimana?”Ingin sekali Aileen menanyakan selama ini Nevan di mana saja dan sedang apa, namun dia mengurungkan niatnya. Dia khawatir Nevan tersinggung atas pertanyaan itu. Akhirnya dia hanya berbasa-basi, bagi Aileen apa yang dia tanyakan dan apa yang ditanyakan Nevan kepadanya tidak berguna.“Kak, saya lulus Sempro beberapa hari yang lalu. Ini sudah mulai revisi dan kemungkinan minggu depan saya daftar wisuda gelombang ini. Apakah
Call Me Ka“Doain gue ya! Sumpah rasanya jantung gue mau copot kurang 30 menit lagi gue masuk ruang ujian.”Aileen akhirnya bisa berada di tahap ujian skripsi atau biasa disebut Sempro. Hadir juga Ghina, Iva, Daisha, Genta kecuali Brian yang sedang sibuk mengurus narasumber skripsinya.Banyak sahabat menemani Aileen ujian. Tapi meski sahabatnya ada di sana, tetap saja Aileen merasa ada yang kurang. Nevan hingga saat ini belum pernah menghubungi Aileen, bahkan Aileen belum mendapat ucapan selamat dari Nevan. Meski demikian, Aileen berusaha tidak memperdulikan, rasa gugup saat menghadapi ujian skripsi ternyata lebih besar dari rasa penasarannya tentang Nevan.“Lo nggak usah mikirin macam-macam! Lo harus fokus sama ujian ini, kalau fokus lo terpecah-pecah yang ada elo kena skak dosen penguji, habis lo.” Nasehat Daisha.“Kak Nevan?” tanya Aileen kepada Daisha.“Mana
Call Me Ka“Cublak Cublak suweng, suwenge teng gelenter ….”“Ngesss. Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.”Daisha yang sibuk menyapu teras sambil mengikuti adiknya yang sedang latihan menyanyi di dalam rumah kaget saat ada yang memanggilnya dan ternyata itu Agam.Siang itu tanpa memberi kabar Agam datang ke begitu saja ke rumah Daisha.“Ngapain lo kesini?”“Ya Allah, salam gue juga belum lo jawab kali. Udah pedes aja pertanyaannya.”“Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh … ngapain lo kesini?”“Udah tiga hari kenapa lo nggak ngabarin gue sih? Gue telfon nggak lo angkat, gue kirim pesan nggak lo bales. Heran.”“Sebentar!”Daisha berjalan menuju halaman depan dan tidak menyuruh Agam duduk dulu. Akhirnya Agam sendiri yang duduk di kursi teras dan minum air mineral
Call Me Ka“Alhamdulillah, skripsi gue di ACC gaes.”Aileen jingkrak-jingkrak bahagia di depan Daisha, Iva, dan Ghina yang menunggu di lobi kampus.Memang akhir-akhir ini Aileen lebih fokus menyelesaikan skripsinya dan dia berusaha keras melupakan Nevan. Iya, meski sebenarnya dia masih terus mengharapkan Nevan menemuinya dan merajut kisah seperti dulu.Terlepas itu semua Aileen sadar, hati Nevan bukan hanya untuknya saja, ada banyak wanita yang berada di sampingnya. Aileen tidak pernah berhenti untuk berharap, tapi semakin dalam dia berharap semakin sakit juga dia rasakan.Semenjak itulah Aileen berusaha santai tentang hubungannya dengan Nevan. Dia fokus menyelesaikan skripsi sampai mendapatkan ACC dari dosen pembimbing. Ucapan selamat diperoleh Aileen dari sahabat dekatnya. Namun tidak dengan Nevan, dia tidak pernah menghubungi Aileen sama sekali meski hanya sekedar mengucapkan