Call Me Ka
“Ai, lo belum pulang kemana? Kakak lo nyariin ini.”
Aileen membaca pesan dari Daisha, memang setelah pulang dari rumah Nevan, Aileen pergi ke café sambil menikmati senja.
Mbok Jum pemilik café sempat menanyakan kenapa sendirian dan di mana Daisha yang biasa menemaninya. Iya, mbok Jum sudah hafal dengan mereka berdua saking seringnya nongkrong di sana, baik saat suntuk, mengerjakan tugas bahkan pekerjaan. Aileen hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia ingin waktu sendiri.
Mbok Jum mengerti dan membiarkan pelanggan tetapnya itu bersantai menikmati sinar senja.
“Ai ada apa sih? Lo baca pesan gue. Tapi gue telfon nggak lo angkat. Kesambet apaan sih lo? Noh, kak Deon kebakaran jenggot dari pagi nggak ada kabar lo. Pulang juga kagak.”
Lagi-lagi Aileen mengabaikan pesan Daisha. Dia tetap melihat suasana senja sambil menikmati taman bunga mini dan persawaha
Call Me Ka“Ai, bisa bantu kami sebentar di kelas F2 ya nanti jam setengah satu?” tanya ibu dosen muda menepuk pundak Aileen di perpus.“Ibu Yesi, baik bu bisa, akan saya usahakan dengan tepat waktu,” ujar Aileen.“Makasih ya Ai, ibu duluan.”Karena Aileen diminta tolong untuk sharing ilmu di klub olimpiade, akhirnya Daisha disuruh pulang duluan dan nanti Aileen akan dijemput kak Deon. Kebetulan tempat kerja kak Deon tidak terlalu jauh dengan kampus. Lagian rumah mereka juga lumayan dekat dari kampus.Daisha langsung pulang setelah mengurus proposal skripsi dan meminjam buku di perpus. Dia mengajak Agam untuk makan siang di warung tenda pinggir jalan, kebetulan tempat kerja Agam juga tidak terlalu jauh dari warung yang dimaksud.Agam datang dengan napas terengah-engah karena memang baru selesai kerja dan cuaca siang itu cukup membakar kepala. Awalnya s
Call Me Ka“Alhamdulillah, skripsi gue di ACC gaes.”Aileen jingkrak-jingkrak bahagia di depan Daisha, Iva, dan Ghina yang menunggu di lobi kampus.Memang akhir-akhir ini Aileen lebih fokus menyelesaikan skripsinya dan dia berusaha keras melupakan Nevan. Iya, meski sebenarnya dia masih terus mengharapkan Nevan menemuinya dan merajut kisah seperti dulu.Terlepas itu semua Aileen sadar, hati Nevan bukan hanya untuknya saja, ada banyak wanita yang berada di sampingnya. Aileen tidak pernah berhenti untuk berharap, tapi semakin dalam dia berharap semakin sakit juga dia rasakan.Semenjak itulah Aileen berusaha santai tentang hubungannya dengan Nevan. Dia fokus menyelesaikan skripsi sampai mendapatkan ACC dari dosen pembimbing. Ucapan selamat diperoleh Aileen dari sahabat dekatnya. Namun tidak dengan Nevan, dia tidak pernah menghubungi Aileen sama sekali meski hanya sekedar mengucapkan
Call Me Ka“Cublak Cublak suweng, suwenge teng gelenter ….”“Ngesss. Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.”Daisha yang sibuk menyapu teras sambil mengikuti adiknya yang sedang latihan menyanyi di dalam rumah kaget saat ada yang memanggilnya dan ternyata itu Agam.Siang itu tanpa memberi kabar Agam datang ke begitu saja ke rumah Daisha.“Ngapain lo kesini?”“Ya Allah, salam gue juga belum lo jawab kali. Udah pedes aja pertanyaannya.”“Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh … ngapain lo kesini?”“Udah tiga hari kenapa lo nggak ngabarin gue sih? Gue telfon nggak lo angkat, gue kirim pesan nggak lo bales. Heran.”“Sebentar!”Daisha berjalan menuju halaman depan dan tidak menyuruh Agam duduk dulu. Akhirnya Agam sendiri yang duduk di kursi teras dan minum air mineral
Call Me Ka“Doain gue ya! Sumpah rasanya jantung gue mau copot kurang 30 menit lagi gue masuk ruang ujian.”Aileen akhirnya bisa berada di tahap ujian skripsi atau biasa disebut Sempro. Hadir juga Ghina, Iva, Daisha, Genta kecuali Brian yang sedang sibuk mengurus narasumber skripsinya.Banyak sahabat menemani Aileen ujian. Tapi meski sahabatnya ada di sana, tetap saja Aileen merasa ada yang kurang. Nevan hingga saat ini belum pernah menghubungi Aileen, bahkan Aileen belum mendapat ucapan selamat dari Nevan. Meski demikian, Aileen berusaha tidak memperdulikan, rasa gugup saat menghadapi ujian skripsi ternyata lebih besar dari rasa penasarannya tentang Nevan.“Lo nggak usah mikirin macam-macam! Lo harus fokus sama ujian ini, kalau fokus lo terpecah-pecah yang ada elo kena skak dosen penguji, habis lo.” Nasehat Daisha.“Kak Nevan?” tanya Aileen kepada Daisha.“Mana
Call Me Ka“Ini jam berapa sih? Ganggu orang tidur aja.”Aileen bangun dan melihat jam yang masih menunjukkan setengah lima pagi. Dia lalu mengecek dering di handphonenya dan mengagetkannya yang menelpon sepagi itu adalah Nevan. Entah ada angin apa, Nevan yang hampir satu bulan menghilang bak ditelan bumi kini bangkit lagi dan menghubungi Aileen.“Assalamualaikum Ai, bagaimana kabarmu?”“Wa'alaikumussalam, sehat. Kabar kakak sendiri bagaimana?”Ingin sekali Aileen menanyakan selama ini Nevan di mana saja dan sedang apa, namun dia mengurungkan niatnya. Dia khawatir Nevan tersinggung atas pertanyaan itu. Akhirnya dia hanya berbasa-basi, bagi Aileen apa yang dia tanyakan dan apa yang ditanyakan Nevan kepadanya tidak berguna.“Kak, saya lulus Sempro beberapa hari yang lalu. Ini sudah mulai revisi dan kemungkinan minggu depan saya daftar wisuda gelombang ini. Apakah
Call Me Ka“Nges bagaimana skripsi lo udah di ACC?”Karena Daisha susah di hubungi. Aileen memutuskan datang ke rumah Daisha. Ternyata benar kalau handphone Daisha sedang di cas dan dia sedang mengerjakan skripsi.“Kapan lo datang? Udah Alhamdulillah senang banget nih gue. Tinggal memenuhi persyaratan untuk ujian skripsi saja.”“Syukurlah … segera sat-set supaya lo bisa segera lulus.”“Iyah ni gue proses mengumpulkan persyaratan, lo tenang aja deh. Eh gimana interview lo kemarin?”“Nggak tahu Nges. Masa iya katanya jadi Admin eh ternyata disuruh jadi sales. Kan nggak cocok sama pengumumannya, kalau dari awal bilang jadi sales ya gue maklumin. Tapi ini pengumumannya admin eh di sana malah jadi sales, nggak jelas banget.”Memang setelah lulus Aileen hampir tiga bulan rajin melamar kerja sana-sini, meski sudah berkali-kali
Call Me KaNenek dan Agam kaget melihat Aileen langsung lari ke luar rumah. Mereka pikir Aileen akan pulang, tapi tidak berapa lama mereka mendengar teriakan Aileen dari dalam kamar Daisha.“Ai, lo ada di dalam kamar Daisha?”Tok tok tok.Agam dan nenek langsung bergantian mengetok kamar Daisha.“Ya Allah Nges, lo kenapa bisa kek gini. Kamar lo kunci, nggak keluar kamar segala, telepon nggak diangkat juga.”Setelah mengomeli Daisha. Aileen membuka pintu kamar yang ternyata ditutupi meja oleh Daisha. Setelah berhasil menggeser meja, pintu dibuka dan Agam serta nenek langsung masuk ke kamar Daisha.“Ya Allah…” Nenek syok.“Nges, lo kenapa?” Agam tambah syok.Posisi Daisha ada di pojok kamar. Dia merenung di pojokan sambil memegang lipstik merah. Wajah Daisha celemotan di mana-mana. dia menulis kalimat di lantai pakai lipsti
Call Me KaMatahari sejak pagi tak pernah nongol, bahkan dunia seakan di penuhi dengan embun. Pandangan mata pun tidak bisa leluasa melihat , saking banyaknya embun yang turun. Entah, pagi ini pagi apa. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan.Daisha penasaran apa mereka akan jadi keluar di cuaca seperti ini. Layaknya tidak diizinkan untuk keluar dari rumah.“Ni orang jadi nggak sih keluar? Ini dah pukul 9 pagi di hubungi nggak ada balasan dari tadi.”Daisha menggerutu sambil sesekali mengintip pintu rumahnya.“Kenapa Nak?”Nenek heran sedari tadi cucunya kayak setrika.“Ini nek, Aileen kemarin ngajak keluar pagi dan dia bilang mau jemput aku. Eh ini dihubungi nggak nyaut dan ini cuacanya nggak mendukung banget buat keluar nek.”“Hems, mungkin Aileen sedang sibuk. Iya, kalau dia udah janji mau jemput kamu berarti nanti Aileen pasti kesini. Sa
Call Me KaNostalgia ada karena kenangan, tapi kini Aileen tidak bisa membuat kenangan itu menjadi nostalgia. Dia melalang buana melupakan semuanya. Dia ingin berada dalam rasio yang jelas hingga tidak di temui lagi sesuatu yang membuatnya menangis.“Ayah, ibu, Kak Deon. Aileen minta izin mau ikut Kakek dan Nenek di Kalimantan. Di sana Aileen mau cari kerja dan nanti Aileen pastikan sering pulang untuk menjenguk ayah, ibu, dan kak Deon … dan untuk pekerjaan aku sekarang, aku mau keluar dan ini masih masa training belum teken kontrak. Jadi, Aileen bisa risent. Ayah, ibu, Kak Deon. Bagaimana?”“Masalahmu apa to nak? Bilang ke Ayah dan Ibu. Kenapa kamu tiba-tiba izin ikut Kakek dengan wajah ceria dan senyam-senyum seperti itu?” Ibu tahu jika senyum Aileen itu palsu.Kak Deon sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan adik kesayangannya itu.“Lo nusul Kakek, karena ad
Call Me KaMelukiskan luka yang tidak pernah ada penghapusnya. Kini semua yang Aileen anggap sebagai kebahagiaan sudah musnah. Dia terlalu bersemangat dengan doanya, tapi setelah tahu semuanya. Dia meyakini doanya tidak pernah dikabulkan oleh Tuhan.Aileen melewati hari-hari seperti biasanya. Dia sudah pasrah dan tidak mau berhubungan lagi dengan Nevan. Apalagi sudah beberapa minggu ini Nevan juga jarang menghubunginya. Aileen tidak meminta penjelasan apapun juga. Intinya semuanya sudah jelas bagi Aileen.Ai, minggu sore lo sibuk nggak? Ke Café Mbok Jum yuks!Daisha mencoba mengirim pesan ke Aileen. Soalnya sejak kejadian itu mereka jarang bertemu, saking sibuk dengan kegiatan masing-masing.“Semoga Aileen besok nggak sibuk. Amin.” Doa Daisha.Aileen langsung membaca dan membalas pesan Daisha. Besok dia bisa bertemu dengan Daisha.Okke, aku besok free. Besok
Call Me KaMatahari sejak pagi tak pernah nongol, bahkan dunia seakan di penuhi dengan embun. Pandangan mata pun tidak bisa leluasa melihat , saking banyaknya embun yang turun. Entah, pagi ini pagi apa. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan.Daisha penasaran apa mereka akan jadi keluar di cuaca seperti ini. Layaknya tidak diizinkan untuk keluar dari rumah.“Ni orang jadi nggak sih keluar? Ini dah pukul 9 pagi di hubungi nggak ada balasan dari tadi.”Daisha menggerutu sambil sesekali mengintip pintu rumahnya.“Kenapa Nak?”Nenek heran sedari tadi cucunya kayak setrika.“Ini nek, Aileen kemarin ngajak keluar pagi dan dia bilang mau jemput aku. Eh ini dihubungi nggak nyaut dan ini cuacanya nggak mendukung banget buat keluar nek.”“Hems, mungkin Aileen sedang sibuk. Iya, kalau dia udah janji mau jemput kamu berarti nanti Aileen pasti kesini. Sa
Call Me KaNenek dan Agam kaget melihat Aileen langsung lari ke luar rumah. Mereka pikir Aileen akan pulang, tapi tidak berapa lama mereka mendengar teriakan Aileen dari dalam kamar Daisha.“Ai, lo ada di dalam kamar Daisha?”Tok tok tok.Agam dan nenek langsung bergantian mengetok kamar Daisha.“Ya Allah Nges, lo kenapa bisa kek gini. Kamar lo kunci, nggak keluar kamar segala, telepon nggak diangkat juga.”Setelah mengomeli Daisha. Aileen membuka pintu kamar yang ternyata ditutupi meja oleh Daisha. Setelah berhasil menggeser meja, pintu dibuka dan Agam serta nenek langsung masuk ke kamar Daisha.“Ya Allah…” Nenek syok.“Nges, lo kenapa?” Agam tambah syok.Posisi Daisha ada di pojok kamar. Dia merenung di pojokan sambil memegang lipstik merah. Wajah Daisha celemotan di mana-mana. dia menulis kalimat di lantai pakai lipsti
Call Me Ka“Nges bagaimana skripsi lo udah di ACC?”Karena Daisha susah di hubungi. Aileen memutuskan datang ke rumah Daisha. Ternyata benar kalau handphone Daisha sedang di cas dan dia sedang mengerjakan skripsi.“Kapan lo datang? Udah Alhamdulillah senang banget nih gue. Tinggal memenuhi persyaratan untuk ujian skripsi saja.”“Syukurlah … segera sat-set supaya lo bisa segera lulus.”“Iyah ni gue proses mengumpulkan persyaratan, lo tenang aja deh. Eh gimana interview lo kemarin?”“Nggak tahu Nges. Masa iya katanya jadi Admin eh ternyata disuruh jadi sales. Kan nggak cocok sama pengumumannya, kalau dari awal bilang jadi sales ya gue maklumin. Tapi ini pengumumannya admin eh di sana malah jadi sales, nggak jelas banget.”Memang setelah lulus Aileen hampir tiga bulan rajin melamar kerja sana-sini, meski sudah berkali-kali
Call Me Ka“Ini jam berapa sih? Ganggu orang tidur aja.”Aileen bangun dan melihat jam yang masih menunjukkan setengah lima pagi. Dia lalu mengecek dering di handphonenya dan mengagetkannya yang menelpon sepagi itu adalah Nevan. Entah ada angin apa, Nevan yang hampir satu bulan menghilang bak ditelan bumi kini bangkit lagi dan menghubungi Aileen.“Assalamualaikum Ai, bagaimana kabarmu?”“Wa'alaikumussalam, sehat. Kabar kakak sendiri bagaimana?”Ingin sekali Aileen menanyakan selama ini Nevan di mana saja dan sedang apa, namun dia mengurungkan niatnya. Dia khawatir Nevan tersinggung atas pertanyaan itu. Akhirnya dia hanya berbasa-basi, bagi Aileen apa yang dia tanyakan dan apa yang ditanyakan Nevan kepadanya tidak berguna.“Kak, saya lulus Sempro beberapa hari yang lalu. Ini sudah mulai revisi dan kemungkinan minggu depan saya daftar wisuda gelombang ini. Apakah
Call Me Ka“Doain gue ya! Sumpah rasanya jantung gue mau copot kurang 30 menit lagi gue masuk ruang ujian.”Aileen akhirnya bisa berada di tahap ujian skripsi atau biasa disebut Sempro. Hadir juga Ghina, Iva, Daisha, Genta kecuali Brian yang sedang sibuk mengurus narasumber skripsinya.Banyak sahabat menemani Aileen ujian. Tapi meski sahabatnya ada di sana, tetap saja Aileen merasa ada yang kurang. Nevan hingga saat ini belum pernah menghubungi Aileen, bahkan Aileen belum mendapat ucapan selamat dari Nevan. Meski demikian, Aileen berusaha tidak memperdulikan, rasa gugup saat menghadapi ujian skripsi ternyata lebih besar dari rasa penasarannya tentang Nevan.“Lo nggak usah mikirin macam-macam! Lo harus fokus sama ujian ini, kalau fokus lo terpecah-pecah yang ada elo kena skak dosen penguji, habis lo.” Nasehat Daisha.“Kak Nevan?” tanya Aileen kepada Daisha.“Mana
Call Me Ka“Cublak Cublak suweng, suwenge teng gelenter ….”“Ngesss. Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.”Daisha yang sibuk menyapu teras sambil mengikuti adiknya yang sedang latihan menyanyi di dalam rumah kaget saat ada yang memanggilnya dan ternyata itu Agam.Siang itu tanpa memberi kabar Agam datang ke begitu saja ke rumah Daisha.“Ngapain lo kesini?”“Ya Allah, salam gue juga belum lo jawab kali. Udah pedes aja pertanyaannya.”“Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh … ngapain lo kesini?”“Udah tiga hari kenapa lo nggak ngabarin gue sih? Gue telfon nggak lo angkat, gue kirim pesan nggak lo bales. Heran.”“Sebentar!”Daisha berjalan menuju halaman depan dan tidak menyuruh Agam duduk dulu. Akhirnya Agam sendiri yang duduk di kursi teras dan minum air mineral
Call Me Ka“Alhamdulillah, skripsi gue di ACC gaes.”Aileen jingkrak-jingkrak bahagia di depan Daisha, Iva, dan Ghina yang menunggu di lobi kampus.Memang akhir-akhir ini Aileen lebih fokus menyelesaikan skripsinya dan dia berusaha keras melupakan Nevan. Iya, meski sebenarnya dia masih terus mengharapkan Nevan menemuinya dan merajut kisah seperti dulu.Terlepas itu semua Aileen sadar, hati Nevan bukan hanya untuknya saja, ada banyak wanita yang berada di sampingnya. Aileen tidak pernah berhenti untuk berharap, tapi semakin dalam dia berharap semakin sakit juga dia rasakan.Semenjak itulah Aileen berusaha santai tentang hubungannya dengan Nevan. Dia fokus menyelesaikan skripsi sampai mendapatkan ACC dari dosen pembimbing. Ucapan selamat diperoleh Aileen dari sahabat dekatnya. Namun tidak dengan Nevan, dia tidak pernah menghubungi Aileen sama sekali meski hanya sekedar mengucapkan