Hari ini Ari memutuskan untuk tidak bekerja karena dia ingin memastikan sendiri bahwa orang asing yang di bawa Lisa itu tidak membahayakan mereka, meski di lihat dari pakaian nya menunjukkan bahwa ibu itu seperti orang berada tapi tetap saja waspada itu perlu.
Lisa tidak mempermasalahkan itu jika Ari ingin menjaga keluarganya lagi pula Lisa juga berfikir suaminya pasti dapat membantu nya jika ibu itu bangun.Hari ini lumayan ramai pembeli, Ari dan Lisa dengan cekatan melayani pembeli yang terus berdatangan, Lisa bersyukur usahanya ini di sukai banyak orang.Saat sedang sepi barulah mereka beristirahat sambil mengawasi anak-anak mereka yang sedang bermain di dalam. Laras dan Saga memang anak yang baik mereka tidak pernah rewel semenjak Lisa membawanya merantau, sungguh Lisa sangat bersyukur memiliki mereka semoga kebahagiaan selalu menyertai mereka di masa depan.Lalu tiba-tiba Lisa menangkap ada pergerakan dari ibu itu, jarinya bergerak di ikuti dTak lama kemudian datanglah Laras dan Saga dari depan langsung masuk dan menghampiri ibunya."Mereka anak-anak mu?" ibu Dewi bisa menebak kalau mereka adalah anak-anaknya Lisa."Iya Bu, ini Laras dan ini Saga". kata Lisa sambil menunjuk kedua anaknya sambil tersenyum.Ibu Dewi ikut tersenyum, "Mereka cantik dan tampan semoga kelak bisa menjadi anak yang sukses". tambahnya mendoakan." Terimakasih ibu".Tak lama kemudian datanglah seorang pria kisaran usia 40 mendatangi kontrakan Ari dan Lisa pria itu sangat rapih dengan memakai seragam hitam-hitam."Permisi, apa benar ini tempat tinggal saudara Ari dan Lisa ". tanya pria itu dengan sopan."Iya benar, maaf bapak siapa?". Ari menjawab sambil menelisik orang itu karena heran baru bertanya sudah tau namanya dan istrinya."Saya kesini ingin menjemput seorang wanita tua yang berada di rumah kalian". ucap lelaki itu datar.Sedang di dalam kontrakan yang pasti
Setelah kejadian itu, ibu Dewi tidak pernah mengunjungi mereka lagi hingga sekarang kalau dipikir untuk apa juga berkunjung jika dilihat dari penampilan ibu itu serta sebuah mobil yang menjemputnya sudah di pastikan bahwa ibu itu orang berada, Lisa juga tidak mempermasalahkan hal itu yang penting dia sudah menolong nya dan ia selamat."Eh kalian tau tidak kampung kita ini mau di gusur". terdengar suara seseorang memulai pembicaraan dan Lisa tertarik karena saat ini diiringi sedang berbelanja di warung dimana di situ biasa ibu-ibu sedang bergosip."Ah yang bener!, kenapa di gusur". sebuah pertanyaan mewakili hati Lisa saat ini."Karena kampung kita ini, kampung yang letaknya strategis juga termasuk kampung kecil jadi mereka mau kampung kita ini di ratakan dengan tanah dan dijadikan kalau tidak salah hotel. Iya hotel". jawab ibu penuh antusias."Hah yang benar aja terus ada kompensasi nya buat kita". pertanyaan mewakili hati Lisa."Iya, ten
Tak lama setelah Lisa mendengar cerita tentang penggusuran dari ibu-ibu tukang gosip, yang kini beritanya semakin tersebar dan terdengar satu kampung, ada pro dan kontra tentang masalah ini seperti di sebutkan sebelumnya mereka yang lahir di tanah kelahiran itu dan yang mempunyai penghasilan di situ menolak penggusuran itu dengan alasan-alasan yang masuk akal sementara ada yang menerima penggusuran itu jika mereka membayar kompensasi yang lebih untuk mereka maka mereka bersedia mencari tempat tinggal lain.Termasuk pemilik kontrakan yang di tempati Lisa juga bersedia untuk di gusur, tentu saja yang tinggal di rumah itu harus mencari tempat tinggal baru dan sayangnya Ari belum menemukan tempatnya di karenakan sudah penuh juga tempatnya tidak memadai.Bukan apa-apa Ari hanya tidak ingin membuat anak-anak dan istrinya tidak nyaman karena tempatnya kalau masalah harga Ari sebagai kepala keluarga akan berusaha lebih maksimal untuk menunjang kehidupan mereka karena Ari t
Saat ini Lisa ingin berlari keluar, satu-satunya di pikirannya adalah menemui suaminya di tempat kerja mudah-mudahan suaminya masih ada di sana dan segera membawa mereka.Saat Lisa sudah berhasil melewati kerumunan orang-orang sambil terus menggendong dan menggandeng Saga dan Laras dengan nafas terengah-engah, tetapi tiba-tiba takdir berkata lain dia lengah sehingga tidak konsentrasi dalam berjalan karena sekelebat dia melihat suaminya dia ingin mengejar dalam kepanikan dia tidak melihat di depannya sehingga mobil yang sedang melaju kencang itu menuju ke arahnya."Mas Arii...". teriak Lisa."Mbak... awass..." seseorang meneriakinya.Lisa mendengar dan dia terkejut matanya membola dengan mulut terbuka saat melihat di depan matanya mobil yang melaju ke arahnya begitu cepat.Tanpa aba-aba dia langsung melepaskan Saga dan Laras kemudian mendorongnya begitu kencang bisa di pastikan anak-anak itu kesakitan namun itu lebih baik ketimbang harus i
Ari juga anak-anaknya masih berada di samping pusara Lisa, Laras masih menangis sedang Saga tertidur di gendongan Ari setelah terus menangis mungkin anak itu kelelahan sedari tadi sehingga sehabis menangis langsung tertidur.Ikatan batin yang begitu kuat di rasakan Laras, anak itu sangat sedih karena ibunya harus pergi meninggalkannya, anak itu sedikit mengerti tentang kehidupan dunia fana ini sehingga sekarang merasa sangat terpukul."Sayang, sudah jangan nangis lagi kasian mamah kalau di tangisin terus ada ayah disini nak". kata Ari membujuk dengan lembut."Ayah, kenapa mamah pergi ninggalin kita secepat ini. Laras mau ikut ayah". racau Laras dengan menangis tersedu bahkan matanya juga sampai bengkak."Sayang kalau kamu ikut mamah siapa nanti yang akan nemenin ayah sama Saga, mamah berpesan sama ayah agar Laras tetap hidup untuk bersama Ayah dan Saga melanjutkan hidup ini". Ari mengelus pucuk kepala Laras sambil menahan tangis, bagaimana pun dia harus kuat demi anak-anak nya.Waktu b
Beberapa minggu kemudian, Ari sudah beraktivitas seperti biasa, kontrak kerja nya tinggal beberapa bulan lagi, kesedihannya juga telah sedikit berkurang karena aktivitas yang ia lakukan, dia sadar dia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan karena ada kedua anaknya yang harus ia jaga dan membutuhkan sosok dirinya jika ia terus meratapi kesedihannya bisa di pastikan Laras dan Saga tidak akan terurus.Meski kadang-kadang Laras dan Saga masih menangis menanyakan ibunya tapi dengan cepat Ari bisa menghibur mereka sehingga mereka bisa ceria kembali mulai saat ini dia pun berjanji akan sepenuhnya menyayangi kedua anaknya.Rencana Ari jika dia sudah menyelesaikan kontrak kerjanya disini, maka dia akan kembali ke kampung halaman nya dan bekerja di sana saja, supaya Laras dan Saga juga ada yang mengurus dia tidak mau kedua anaknya kesepian karena selalu di tinggal bekerja itu juga selama disini Ari selalu membawa keduanya ke tempat kerja karena tidak ada yang menjaga juga
Hingga saat itu tiba, akhirnya kontrak pekerjaan Ari sudah selesai dia sudah memutuskan untuk kembali ke kampung halaman bersama Hadi dia juga tidak enak jika terus merepotkan orang lain jadi lebih dia pulang.Sebelum pulang Ari membawa kedua anaknya serta Hadi yang ingin ikut untuk menziarahi makam Lisa sekaligus berpamitan, Ari berharap semoga Lisa mengijinkan. Sedang Laras dan Saga mereka masih kecil tentu saja mereka akan mengikuti ayahnya."Lisa, maafkan aku, aku akan membawa anak-anak kita kembali ke rumah orang tua kita aku harap kamu mengerti, kamu tenang saja aku akan mengunjungi kamu. Maaf Lisa jika boleh memilih lebih baik aku ikut dengan mu...""Ari jaga ucapanmu, jangan ngomong kayak gitu inget ada dua anakmu yang membutuhkan kamu". Hadi langsung mengingatkan jika ada Laras dan Saga yang masih butuh dirinya."Maaf Hadi saya cuma sedih, baru saya merasakan kebahagiaan karena Lisa sudah menerima saya, tapi takdir berkata lain Lisa begitu cepat meninggalkan rasanya saya tak s
Kecelakaan yang terjadi itu membuat macet jalanan dan menjadi fokus orang-orang di sekitarnya mereka berbondong-bondong membantu mengeluarkan orang-orang yang masih selamat, terluka ataupun meninggal di tempat, tangisan serta teriakan histeris kini memenuhi jalanan itu.Banyak yang menjadi korban atas kecelakaan itu dan itu terjadi pada Ari dan yang lain, musibah tidak ada yang tau yang pasti ini sudah menjadi suratan takdir dari yang maha kuasa.Laras dan Saga kedua anak itu selamat sedang menangis di pelukan seseorang, mereka menatap sendu pada dua anak yang masih kecil itu, karena orang yang sudah mereka duga adalah keluarga nya kini sudah tidak bernyawa.Ya.. Ari dan Hadi, kini mereka hanya tinggal nama keduanya meninggal di tempat sungguh tidak terduga jika Ari akan menyusul istrinya dan tidak menjaga kedua anaknya, lalu bagaimana dengan mereka belum sampai pulang kampung tapi sudah mendapat cobaan seberat ini. Orang lain sudah pasti tidak akan tau si