Beberapa minggu kemudian, Ari sudah beraktivitas seperti biasa, kontrak kerja nya tinggal beberapa bulan lagi, kesedihannya juga telah sedikit berkurang karena aktivitas yang ia lakukan, dia sadar dia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan karena ada kedua anaknya yang harus ia jaga dan membutuhkan sosok dirinya jika ia terus meratapi kesedihannya bisa di pastikan Laras dan Saga tidak akan terurus.
Meski kadang-kadang Laras dan Saga masih menangis menanyakan ibunya tapi dengan cepat Ari bisa menghibur mereka sehingga mereka bisa ceria kembali mulai saat ini dia pun berjanji akan sepenuhnya menyayangi kedua anaknya.Rencana Ari jika dia sudah menyelesaikan kontrak kerjanya disini, maka dia akan kembali ke kampung halaman nya dan bekerja di sana saja, supaya Laras dan Saga juga ada yang mengurus dia tidak mau kedua anaknya kesepian karena selalu di tinggal bekerja itu juga selama disini Ari selalu membawa keduanya ke tempat kerja karena tidak ada yang menjaga jugaHingga saat itu tiba, akhirnya kontrak pekerjaan Ari sudah selesai dia sudah memutuskan untuk kembali ke kampung halaman bersama Hadi dia juga tidak enak jika terus merepotkan orang lain jadi lebih dia pulang.Sebelum pulang Ari membawa kedua anaknya serta Hadi yang ingin ikut untuk menziarahi makam Lisa sekaligus berpamitan, Ari berharap semoga Lisa mengijinkan. Sedang Laras dan Saga mereka masih kecil tentu saja mereka akan mengikuti ayahnya."Lisa, maafkan aku, aku akan membawa anak-anak kita kembali ke rumah orang tua kita aku harap kamu mengerti, kamu tenang saja aku akan mengunjungi kamu. Maaf Lisa jika boleh memilih lebih baik aku ikut dengan mu...""Ari jaga ucapanmu, jangan ngomong kayak gitu inget ada dua anakmu yang membutuhkan kamu". Hadi langsung mengingatkan jika ada Laras dan Saga yang masih butuh dirinya."Maaf Hadi saya cuma sedih, baru saya merasakan kebahagiaan karena Lisa sudah menerima saya, tapi takdir berkata lain Lisa begitu cepat meninggalkan rasanya saya tak s
Kecelakaan yang terjadi itu membuat macet jalanan dan menjadi fokus orang-orang di sekitarnya mereka berbondong-bondong membantu mengeluarkan orang-orang yang masih selamat, terluka ataupun meninggal di tempat, tangisan serta teriakan histeris kini memenuhi jalanan itu.Banyak yang menjadi korban atas kecelakaan itu dan itu terjadi pada Ari dan yang lain, musibah tidak ada yang tau yang pasti ini sudah menjadi suratan takdir dari yang maha kuasa.Laras dan Saga kedua anak itu selamat sedang menangis di pelukan seseorang, mereka menatap sendu pada dua anak yang masih kecil itu, karena orang yang sudah mereka duga adalah keluarga nya kini sudah tidak bernyawa.Ya.. Ari dan Hadi, kini mereka hanya tinggal nama keduanya meninggal di tempat sungguh tidak terduga jika Ari akan menyusul istrinya dan tidak menjaga kedua anaknya, lalu bagaimana dengan mereka belum sampai pulang kampung tapi sudah mendapat cobaan seberat ini. Orang lain sudah pasti tidak akan tau si
Bu Dewi dan Sarah sudah menyelesaikan pemakaman Ari dan Hadi di tempat pemakaman dimana Lisa di kebumikan, sebelumnya sudah di beri tahu oleh Laras untung anak itu masih ingat ciri-ciri tempatnya walaupun tidak tau dimana alamatnya.Laras dan Saga juga sudah mendapat perawatan intensif untuk cedera dan psikologis nya dan itu akan berlanjut di masa-masa mendatang, mereka benar-benar mengurus dan mengedepankan anak-anak itu, entah mengapa Sarah juga menyayangi kedua anak itu.Setelah selesai dengan semua urusan anak-anak itu, Dewi dan Sarah memboyong mereka ke rumah mereka karena mereka tidak tau mengenai tempat tinggal anak-anak itu sekarang, Laras memang tau tapi kembali lagi anak itu masih kecil jadi dia tidak tau alamat rumah kakek nenek mereka untuk menjaga mereka jadilah mereka membawa anak-anak itu ke rumah mereka saja.Dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari suami Sarah yang juga ikut merasa bersalah atas kejadian yang terjadi kepada dua anak
Pagi hari telah menyingsing, matahari telah menampakkan diri dengan begitu cerahnya tapi tidak bagi dua anak yang baru saja kehilangan ibu dan ayah mereka terlihat mereka yang kini dulunya ceria jadi banyak diam.Apalagi mereka tinggal di tempat orang-orang yang tidak mereka kenal meskipun wajah orang-orang itu terlihat ramah namun tetap saja mereka masih kecil, mereka tidak menangis saja itu sudah bagus apalagi jika mereka ceria.Dewi dan Sarah tentu saja mereka terus berusaha menciptakan rasa nyaman dan senang untuk menunjang kedamaian hati mereka supaya tidak terusik lalu brutal. Mereka akan membuat kedua anak ini melupakan kesedihannya namun tidak melupakan orang tua nya mereka hanya ingin kedua anak ini bisa melanjutkan hidup mereka yang masih panjang karena Sarah yakin kedua anak ini punya cerita masing-masing."Mas, lihat ini Laras dan Saga aku mau merawat dan membesarkan mereka seperti anak kandungku sendiri. Kamu mau kan menerima mereka?". ucapan
"Laras, mulai hari ini panggil Tante dengan sebutan mamah dan dia ( menunjuk pada Bu Dewi) Oma, lalu ( pandangan nya tertuju pada suaminya) papah dan ini Kak Vijar dan Kak Gio. Kamu bisa kan sayang sekarang kami keluarga mu dan juga adikmu. Ya kan pah". ucap Sarah panjang lebar setelah mereka selesai makan lalu melirik suaminya yang acuh tak acuh."Iya, itu benar". jawabnya hanya sekedar, begitulah Doni sikapnya memang acuh dan datar."Iya benar Laras kamu jangan takut yah kami semua akan melindungi dan menyayangi kalian". sambung Bu Dewi tersenyum menatap dua anak kecil itu."Kak Gio juga akan menjadi kakak yang siaga buat kalian". tampaknya Gio menyukai dua adik barunya sedang Vijar hanya diam saja."Vijar, kenapa kamu diam saja?". Sarah bertanya pada anak sulungnya yang diam saja saat yang lain menyahut."Aku harus bicara apa". jawaban Vijar membuat Sarah menghela nafas, anak sulungnya ini memang berbeda dia terkesan cuek."Ya
"Apa???". semua terkejut mendengar cicitan gadis itu."Maksudnya apa hilang ?". suami Marni mencoba menahan emosi."Maafkan saya, saya lupa mensave nomornya karena waktu itu saya terburu-buru jadi saya hanya mencatat tanpa menyimpan lalu setelah saya ingat saya mau menyimpan tapi rupanya sudah tidak ada nomor nya. Maafkan saya, saya teledor". gadis itu terisak sambil menceritakan kejadian yang di alaminya sungguh dia merasa bersalah karena kecerobohan nya.Semua terdiam bingung ingin bereaksi apa karena gadis itu juga sudah meminta maaf."Terus gimana sekarang? apa mereka bisa di percaya gimana kalau mereka ternyata penculikan anak terus Laras dan Saga...". Marni tak mau melanjutkan ucapannya pikiran buruk langsung menghampiri nya."Jangan berpikiran seperti itu Marni, berdoa saja semoga Laras dan Saga baik-baik saja dan mereka benar-benar di jaga dan di rawat oleh mereka". timpal ibu Ari berpikiran positif meski di sisi lain hatinya meragukan itu."Tapi, di jaman sekarang ini kita tid
Setelah kejadian kecelakaan itu, dan Sarah mengadopsi Laras dan Saga, kini kedua anak itu sudah kembali ceria trauma nya berangsur pulih karena kegigihan keluarga baru nya itu yang memberikan kasih sayang tiada henti membuat Laras dan Saga seperti memiliki kehidupan baru.Laras juga di sekolah kan di sekolah dasar tempat Gio sekolah, Gio saat ini sedang duduk di bangku kelas 6 dan sebentar lagi akan lulus sedang Vijar akan lanjut ke kelas dua belas. Saga juga sudah lancar berbicara anak itu kini lebih ceria karena selalu berada dalam pengawasan Sarah.Benar-benar Laras dan Saga sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Doni Hadiningrat keluarga yang kaya raya namun sangat baik dan rendah hati.Hari ini Laras pergi ke sekolah bersama Gio, Laras senang bisa masuk sekolah karena dia bisa mempunyai banyak teman juga pengalaman baru, dia juga sangat aktif dan cepat menangkap bisa di katakan kalau Laras pintar meski tidak jenius.Disekolah juga
"Gio.. ngapain kamu kesini?" tanya Regi bingung, pasalnya selama dia memalak Gio tak pernah ikut campur tapi kali ini dia malah ada di depan nya seperti tengah membela."Ngapain? kamu yang ngapain. Balikin lagi bekal dia". kata Gio menatap Regi tajam versi anak SD."Ngga, dia sendiri yang ngasih karena dia bilang dia ngga punya uang". balas Regi acuh."Lagian kamu ngapain ikut campur biasanya juga cuek aja udah sana pergi ganggu orang aja". usir Regi karena Gio menghambat waktunya.Gio menggeram marah, dia tidak tau bahwa anak perempuan yang sedang jadi target palak nya adalah adiknya."Jangan sekali-kali kamu ganggu dia". tekan Gio."Eh apa urusannya sama kamu?". tanya Edo tak terima."Iya, kenapa kamu sewot? biasanya juga cuek aja". tambah Boim. Kesal juga karena Gio sungguh sangat menggangu."Dia adik saya". jawab Gio akhirnya. Tentu saja hal itu membuat mereka terkejut pasalnya yang mereka tau Gio ini anak b