Tak lama setelah Lisa mendengar cerita tentang penggusuran dari ibu-ibu tukang gosip, yang kini beritanya semakin tersebar dan terdengar satu kampung, ada pro dan kontra tentang masalah ini seperti di sebutkan sebelumnya mereka yang lahir di tanah kelahiran itu dan yang mempunyai penghasilan di situ menolak penggusuran itu dengan alasan-alasan yang masuk akal sementara ada yang menerima penggusuran itu jika mereka membayar kompensasi yang lebih untuk mereka maka mereka bersedia mencari tempat tinggal lain.
Termasuk pemilik kontrakan yang di tempati Lisa juga bersedia untuk di gusur, tentu saja yang tinggal di rumah itu harus mencari tempat tinggal baru dan sayangnya Ari belum menemukan tempatnya di karenakan sudah penuh juga tempatnya tidak memadai.Bukan apa-apa Ari hanya tidak ingin membuat anak-anak dan istrinya tidak nyaman karena tempatnya kalau masalah harga Ari sebagai kepala keluarga akan berusaha lebih maksimal untuk menunjang kehidupan mereka karena Ari tSaat ini Lisa ingin berlari keluar, satu-satunya di pikirannya adalah menemui suaminya di tempat kerja mudah-mudahan suaminya masih ada di sana dan segera membawa mereka.Saat Lisa sudah berhasil melewati kerumunan orang-orang sambil terus menggendong dan menggandeng Saga dan Laras dengan nafas terengah-engah, tetapi tiba-tiba takdir berkata lain dia lengah sehingga tidak konsentrasi dalam berjalan karena sekelebat dia melihat suaminya dia ingin mengejar dalam kepanikan dia tidak melihat di depannya sehingga mobil yang sedang melaju kencang itu menuju ke arahnya."Mas Arii...". teriak Lisa."Mbak... awass..." seseorang meneriakinya.Lisa mendengar dan dia terkejut matanya membola dengan mulut terbuka saat melihat di depan matanya mobil yang melaju ke arahnya begitu cepat.Tanpa aba-aba dia langsung melepaskan Saga dan Laras kemudian mendorongnya begitu kencang bisa di pastikan anak-anak itu kesakitan namun itu lebih baik ketimbang harus i
Ari juga anak-anaknya masih berada di samping pusara Lisa, Laras masih menangis sedang Saga tertidur di gendongan Ari setelah terus menangis mungkin anak itu kelelahan sedari tadi sehingga sehabis menangis langsung tertidur.Ikatan batin yang begitu kuat di rasakan Laras, anak itu sangat sedih karena ibunya harus pergi meninggalkannya, anak itu sedikit mengerti tentang kehidupan dunia fana ini sehingga sekarang merasa sangat terpukul."Sayang, sudah jangan nangis lagi kasian mamah kalau di tangisin terus ada ayah disini nak". kata Ari membujuk dengan lembut."Ayah, kenapa mamah pergi ninggalin kita secepat ini. Laras mau ikut ayah". racau Laras dengan menangis tersedu bahkan matanya juga sampai bengkak."Sayang kalau kamu ikut mamah siapa nanti yang akan nemenin ayah sama Saga, mamah berpesan sama ayah agar Laras tetap hidup untuk bersama Ayah dan Saga melanjutkan hidup ini". Ari mengelus pucuk kepala Laras sambil menahan tangis, bagaimana pun dia harus kuat demi anak-anak nya.Waktu b
Beberapa minggu kemudian, Ari sudah beraktivitas seperti biasa, kontrak kerja nya tinggal beberapa bulan lagi, kesedihannya juga telah sedikit berkurang karena aktivitas yang ia lakukan, dia sadar dia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan karena ada kedua anaknya yang harus ia jaga dan membutuhkan sosok dirinya jika ia terus meratapi kesedihannya bisa di pastikan Laras dan Saga tidak akan terurus.Meski kadang-kadang Laras dan Saga masih menangis menanyakan ibunya tapi dengan cepat Ari bisa menghibur mereka sehingga mereka bisa ceria kembali mulai saat ini dia pun berjanji akan sepenuhnya menyayangi kedua anaknya.Rencana Ari jika dia sudah menyelesaikan kontrak kerjanya disini, maka dia akan kembali ke kampung halaman nya dan bekerja di sana saja, supaya Laras dan Saga juga ada yang mengurus dia tidak mau kedua anaknya kesepian karena selalu di tinggal bekerja itu juga selama disini Ari selalu membawa keduanya ke tempat kerja karena tidak ada yang menjaga juga
Hingga saat itu tiba, akhirnya kontrak pekerjaan Ari sudah selesai dia sudah memutuskan untuk kembali ke kampung halaman bersama Hadi dia juga tidak enak jika terus merepotkan orang lain jadi lebih dia pulang.Sebelum pulang Ari membawa kedua anaknya serta Hadi yang ingin ikut untuk menziarahi makam Lisa sekaligus berpamitan, Ari berharap semoga Lisa mengijinkan. Sedang Laras dan Saga mereka masih kecil tentu saja mereka akan mengikuti ayahnya."Lisa, maafkan aku, aku akan membawa anak-anak kita kembali ke rumah orang tua kita aku harap kamu mengerti, kamu tenang saja aku akan mengunjungi kamu. Maaf Lisa jika boleh memilih lebih baik aku ikut dengan mu...""Ari jaga ucapanmu, jangan ngomong kayak gitu inget ada dua anakmu yang membutuhkan kamu". Hadi langsung mengingatkan jika ada Laras dan Saga yang masih butuh dirinya."Maaf Hadi saya cuma sedih, baru saya merasakan kebahagiaan karena Lisa sudah menerima saya, tapi takdir berkata lain Lisa begitu cepat meninggalkan rasanya saya tak s
Kecelakaan yang terjadi itu membuat macet jalanan dan menjadi fokus orang-orang di sekitarnya mereka berbondong-bondong membantu mengeluarkan orang-orang yang masih selamat, terluka ataupun meninggal di tempat, tangisan serta teriakan histeris kini memenuhi jalanan itu.Banyak yang menjadi korban atas kecelakaan itu dan itu terjadi pada Ari dan yang lain, musibah tidak ada yang tau yang pasti ini sudah menjadi suratan takdir dari yang maha kuasa.Laras dan Saga kedua anak itu selamat sedang menangis di pelukan seseorang, mereka menatap sendu pada dua anak yang masih kecil itu, karena orang yang sudah mereka duga adalah keluarga nya kini sudah tidak bernyawa.Ya.. Ari dan Hadi, kini mereka hanya tinggal nama keduanya meninggal di tempat sungguh tidak terduga jika Ari akan menyusul istrinya dan tidak menjaga kedua anaknya, lalu bagaimana dengan mereka belum sampai pulang kampung tapi sudah mendapat cobaan seberat ini. Orang lain sudah pasti tidak akan tau si
Bu Dewi dan Sarah sudah menyelesaikan pemakaman Ari dan Hadi di tempat pemakaman dimana Lisa di kebumikan, sebelumnya sudah di beri tahu oleh Laras untung anak itu masih ingat ciri-ciri tempatnya walaupun tidak tau dimana alamatnya.Laras dan Saga juga sudah mendapat perawatan intensif untuk cedera dan psikologis nya dan itu akan berlanjut di masa-masa mendatang, mereka benar-benar mengurus dan mengedepankan anak-anak itu, entah mengapa Sarah juga menyayangi kedua anak itu.Setelah selesai dengan semua urusan anak-anak itu, Dewi dan Sarah memboyong mereka ke rumah mereka karena mereka tidak tau mengenai tempat tinggal anak-anak itu sekarang, Laras memang tau tapi kembali lagi anak itu masih kecil jadi dia tidak tau alamat rumah kakek nenek mereka untuk menjaga mereka jadilah mereka membawa anak-anak itu ke rumah mereka saja.Dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari suami Sarah yang juga ikut merasa bersalah atas kejadian yang terjadi kepada dua anak
Pagi hari telah menyingsing, matahari telah menampakkan diri dengan begitu cerahnya tapi tidak bagi dua anak yang baru saja kehilangan ibu dan ayah mereka terlihat mereka yang kini dulunya ceria jadi banyak diam.Apalagi mereka tinggal di tempat orang-orang yang tidak mereka kenal meskipun wajah orang-orang itu terlihat ramah namun tetap saja mereka masih kecil, mereka tidak menangis saja itu sudah bagus apalagi jika mereka ceria.Dewi dan Sarah tentu saja mereka terus berusaha menciptakan rasa nyaman dan senang untuk menunjang kedamaian hati mereka supaya tidak terusik lalu brutal. Mereka akan membuat kedua anak ini melupakan kesedihannya namun tidak melupakan orang tua nya mereka hanya ingin kedua anak ini bisa melanjutkan hidup mereka yang masih panjang karena Sarah yakin kedua anak ini punya cerita masing-masing."Mas, lihat ini Laras dan Saga aku mau merawat dan membesarkan mereka seperti anak kandungku sendiri. Kamu mau kan menerima mereka?". ucapan
"Laras, mulai hari ini panggil Tante dengan sebutan mamah dan dia ( menunjuk pada Bu Dewi) Oma, lalu ( pandangan nya tertuju pada suaminya) papah dan ini Kak Vijar dan Kak Gio. Kamu bisa kan sayang sekarang kami keluarga mu dan juga adikmu. Ya kan pah". ucap Sarah panjang lebar setelah mereka selesai makan lalu melirik suaminya yang acuh tak acuh."Iya, itu benar". jawabnya hanya sekedar, begitulah Doni sikapnya memang acuh dan datar."Iya benar Laras kamu jangan takut yah kami semua akan melindungi dan menyayangi kalian". sambung Bu Dewi tersenyum menatap dua anak kecil itu."Kak Gio juga akan menjadi kakak yang siaga buat kalian". tampaknya Gio menyukai dua adik barunya sedang Vijar hanya diam saja."Vijar, kenapa kamu diam saja?". Sarah bertanya pada anak sulungnya yang diam saja saat yang lain menyahut."Aku harus bicara apa". jawaban Vijar membuat Sarah menghela nafas, anak sulungnya ini memang berbeda dia terkesan cuek."Ya