Share

22

Keduanya bingung. Berdiri mematung dengan pemikiran sama, namun tak saling buka suara. Beberapa detik berselang, si pemuda Bimantara melirik ke arah si pengasuh yang menggendong si bayi gembul dengan alat bantu–yang kemudian balas melirik. Mereka masih belum buka mulut. Ah, suasana canggung macam apa ini?

“Anu, hm ....” Oh, oh, baru kali ini si tuan muda Bimantara terlihat kikuk dan spechless. Sedikit malu bertanya. Ya, dia masih awam. Tidak pernah berurusan dengan bayi! Apalagi membeli perlengkapan. Adrian lebih sering menghabiskan uangnya untuk membeli buku bisnis atau melihat profit bagus dari suatu usaha.

Haa ... si tampan muka teplon menghela panjang. Menilik Bia yang masih berdiri diam. Memerhatikan si gadis dari kepala hingga kaki. Selain Bian, sepertinya gadis bernama lengkap Rabia Anjasari itu juga perlu beberapa perlengkapan baru. Melihat pakaian yang dikenakan si gadis–dan dia baru menyadarinya–Bia benar-benar tidak mempunyai–hm-uang-hm–untuk membenahi diri. Hah, selagi mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status