Dari tadi, pemimpin penculik terus memperhatikan respons Meghan dan Winda. Setelah anak buah mengeluarkan pistol, Winda tiba-tiba menggerakkan tubuhnya dan wajahnya memucat. Bagi penculik-penculik ini, Winda sudah cukup berani.Namun, saat memperhatikan Meghan, ekspresinya sama sekali tidak berubah saat melihat pistol. Bahkan, matanya juga tidak berkedip, seperti tidak melihat pistol di hadapannya. Pemimpin penculik yang melihat kondisi ini tiba-tiba merasa tertarik dan segera berjongkok di depan Meghan.Sesudah mengamati wajah Meghan, dia tersenyum licik sembari berkata, "Hehe, hebat ...."Sebenarnya, isi kesepakatan awal Hamish dan penculik bukan membunuh Meghan dan Winda. Para penculik diminta melakukan hal yang lebih keji, yaitu merusak kesucian Meghan. Sebelumnya, pemimpin penculik tidak tertarik. Dia berniat membiarkan anak buahnya yang melakukannya.Namun, sekarang pemimpin penculik berubah pikiran. Dia sudah sering melakukan hal seperti ini, tetapi tidak pernah melihat wanita y
"Hehe. Wanita cantik, nggak usah terburu-buru. Nanti kamu juga tahu apa yang akan aku lakukan," ucap pemimpin penculik sambil tersenyum cabul. Dia membuka bajunya sehingga menunjukkan pistol di pinggangnya.Di sudut yang tidak terlihat oleh pemimpin penculik, Meghan diam-diam tertawa. Penculik ini bekerja untuk orang lain, tetapi akhirnya dia bahkan tidak tahu bagaimana dirinya mati.Seketika, saat pemimpin penculik menunduk, bagian bawah tubuhnya tiba-tiba terasa sakit. Dia melihat Meghan dan menyadari bahwa Meghan sudah menurunkan kakinya. Meghan mencibir ketika memperhatikan ekspresi pemimpin penculik yang kesakitan. Kemudian, Meghan menarik kedua tangannya yang sudah terlepas dari ikatan tali.Kenyataannya, sewaktu Winda berbicara dengan beberapa penculik itu, Meghan sudah melepaskan talinya. Meghan menunda waktu begitu lama untuk menjamin keselamatan mereka berdua agar tidak ada kesalahan apa pun. Hanya saja, ini masih belum cukup.Meghan tetap duduk di lantai dan mendengar teriak
Para penculik itu dibentak oleh pemimpin mereka hingga gemetaran. Mereka saling memandang, lalu salah satu di antara mereka berkata dengan ragu, "Tapi Bos, orang yang ada di sana nggak membiarkan kami untuk membunuhnya. Apa setelah ini akan ada masalah ....""Sialan! Kalau kalian nggak bertindak, aku akan membunuh kalian lebih dulu!" bentak si penculik yang memimpin sembari menjerit kesakitan. Dia ingin berdiri, tetapi tendangan barusan membuatnya sakit setengah mati. Saat ini, kedua kakinya lemas sehingga dia hanya bisa berbaring di lantai dan memerintah.Pemimpin ini termasuk penjahat yang nekat. Dibandingkan dengan Meghan, sekelompok anak buah ini tentu saja lebih takut pada bos mereka. Setelah saling memandang lagi, mereka hanya menelan ludah.Setelah membulatkan tekad, salah satu penculik hendak menembak, tetapi pergelangan tangannya tiba-tiba mati rasa. Dia menunduk untuk memeriksa tangannya. Begitu melihat, penculik itu hampir pingsan karena terkejut. Pistol yang ada di tanganny
Mereka benar-benar sudah lama tidak berjumpa. Meghan menatap Ryan sembari mengangguk mengiakan. Sejak kembali dari luar negeri, Meghan tidak pernah bertemu dengan Ryan lagi, bahkan tidak pernah saling menghubungi.Meghan dulunya sering menerima panggilan telepon ataupun pesan singkat dari Ryan. Namun, Meghan selalu beralasan. Ryan adalah orang yang cerdas, dia tentu saja bisa merasakan bahwa Meghan sedang menjauh darinya. Oleh sebab itu, mereka sudah lama tidak berjumpa ataupun berkontak.Ryan memang bersikap baik padanya, tetapi Meghan merasa agak canggung. Tidak bisa dipungkiri, hubungan mereka berdua awalnya memang sangat baik. Kini, pria ini telah menyelamatkan nyawanya. Meghan tersenyum dan hendak berterima kasih, tetapi tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar.Meghan melewati Ryan untuk melihat ke luar. Terlihat sekelompok polisi yang telah tiba. Selain itu, dia melihat orang yang memimpin jalan adalah Danzel. Ketika melihat wajah pria ini, mata Meghan berkaca-kaca tanpa
Leona awalnya ingin mendekati Danzel, tetapi begitu mendengar ucapan Meghan, dia terkejut dan hampir menjerit. Dia menoleh untuk melihat Meghan yang sedang berbicara dengan polisi. Seketika, sekujur tubuhnya merasa dingin.Leona tidak menyangka bahwa Meghan tahu Hamish adalah dalang di balik kejadian ini. Jika polisi berhasil meringkus Hamish, lalu Hamish menyebut namanya .... Leona berkomat-kamit, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu pada polisi. Namun, dia memilih untuk menyembunyikan kesalahannya. Dengan kondisinya sekarang, dia tidak berani untuk menatap Danzel, apalagi polisi.Memikirkan hal ini, Leona berharap akan lebih baik jika tidak ada yang memperhatikan dirinya. Dia berjalan ke sudut ruangan dan berusaha sebisa mungkin agar tidak ada yang curiga padanya.Di sisi lain, Meghan menceritakan seluruh percakapan antara para penculik dan Hamish kepada polisi. Meghan menyampaikan semuanya tanpa kekurangan satu kata pun, bahkan dia menirukan nada bicara mereka, seolah-olah sedang m
"Winda, katakan dengan jelas," ucap Meghan sambil melipat lengannya di depan dada. Intuisinya mengatakan bahwa hal yang dikatakan Winda bukan sesuatu yang ingin didengarnya.Di sisi lain, Winda makin menunduk dan suaranya makin lirih. Siapa pun bisa melihat kesedihan dan kegelisahannya. Dia menjelaskan, "Sebenarnya, aku bekerja di Grup Oswald karena Pak Ryan ingin aku mendekatimu."Hal ini di luar dugaan Meghan, tetapi dia tidak terlalu terkejut. Meghan hanya tertegun karena tidak menduga bahwa Winda akan mengatakan hal seperti ini sekarang. Dia mengalihkan pandangannya ke bawah, lalu melihat pergelangan tangan Winda yang masih bengkak.Ketika teringat pada Winda yang berjuang mati-matian untuknya, bahkan berteriak begitu kuat tadi, Meghan menggigit bibirnya sambil menyahut, "Kamu istirahat dulu di rumah."Tidak terdengar emosi apa pun pada nada bicara Meghan, membuat Winda yang menundukkan kepala sontak mendongak. Terlihat kesedihan pada sorot matanya, seolah-olah dia tiba-tiba dicamp
Ketika melihat Meghan yang bertingkah menggemaskan begini, Ryan yang berdiri di samping pun tersenyum. Dia sama sekali tidak memperhatikan sorot mata tajam dari Danzel yang berada tepat di sampingnya.Ryan maju selangkah sehingga lebih dekat dengan Meghan. Kemudian, dia bertanya, "Kalau aku ingin kamu makan bersamaku juga, gimana? Permintaan ini nggak keterlaluan, 'kan?""Sejak kapan kamu mempelajari metode seperti ini?" sahut Meghan yang sama sekali tidak merasa kesal, melainkan merasa tidak berdaya.Ryan selalu bersikap baik terhadapnya. Sayangnya, Meghan justru akan merasa sangat tidak nyaman jika kebaikannya ini terlalu berlebihan. Namun, mereka sudah berteman lama sekali. Tidak mungkin Meghan tidak memiliki perasaan apa pun untuk pria ini, apalagi Ryan sampai memberikannya proyek Danau Yutu.Meghan menghela napas dalam hatinya. Kemudian, dia baru tersenyum tipis sembari mengangguk. Ryan tentu senang melihatnya, tatapannya seketika menjadi berbeda dari sebelumnya.Hanya saja, wajah
Di dalam mobil, suasana hati Leona benar-benar tidak karuan. Dia memegang ponselnya dengan erat untuk menutupi kegelisahannya. Ponselnya sudah diatur menjadi mode hening sehingga dia hanya bisa terus menunduk memeriksa ponselnya.Saat ini, Leona menerima balasan dari Hamish. Cahaya terang membuatnya menutup layar ponsel dengan terburu-buru. Karena terlalu panik, sikunya sampai menyenggol kaca jendela, membuat sopir terkejut dan bertanya dengan hati-hati karena takut membuat kesalahan, "Nona Leona, kamu baik-baik saja?""Aku nggak apa-apa," sahut Leona seraya melambaikan tangan kepada sopir dan tersenyum terpaksa. Kemudian, dia baru membuka pesan tersebut.Ketika melihat Hamish mengatakan dia akan menanggung semuanya sendirian, Leona akhirnya lega. Dengan begini, dirinya tidak akan terlibat meskipun pihak kepolisian menangkap Hamish.Di sisi lain, Ryan membawa Meghan dan Winda meninggalkan pelabuhan perikanan. Setelah mobil melaju selama 1 jam, Meghan baru menyadari bahwa ini bukan rute