Para penculik itu dibentak oleh pemimpin mereka hingga gemetaran. Mereka saling memandang, lalu salah satu di antara mereka berkata dengan ragu, "Tapi Bos, orang yang ada di sana nggak membiarkan kami untuk membunuhnya. Apa setelah ini akan ada masalah ....""Sialan! Kalau kalian nggak bertindak, aku akan membunuh kalian lebih dulu!" bentak si penculik yang memimpin sembari menjerit kesakitan. Dia ingin berdiri, tetapi tendangan barusan membuatnya sakit setengah mati. Saat ini, kedua kakinya lemas sehingga dia hanya bisa berbaring di lantai dan memerintah.Pemimpin ini termasuk penjahat yang nekat. Dibandingkan dengan Meghan, sekelompok anak buah ini tentu saja lebih takut pada bos mereka. Setelah saling memandang lagi, mereka hanya menelan ludah.Setelah membulatkan tekad, salah satu penculik hendak menembak, tetapi pergelangan tangannya tiba-tiba mati rasa. Dia menunduk untuk memeriksa tangannya. Begitu melihat, penculik itu hampir pingsan karena terkejut. Pistol yang ada di tanganny
Mereka benar-benar sudah lama tidak berjumpa. Meghan menatap Ryan sembari mengangguk mengiakan. Sejak kembali dari luar negeri, Meghan tidak pernah bertemu dengan Ryan lagi, bahkan tidak pernah saling menghubungi.Meghan dulunya sering menerima panggilan telepon ataupun pesan singkat dari Ryan. Namun, Meghan selalu beralasan. Ryan adalah orang yang cerdas, dia tentu saja bisa merasakan bahwa Meghan sedang menjauh darinya. Oleh sebab itu, mereka sudah lama tidak berjumpa ataupun berkontak.Ryan memang bersikap baik padanya, tetapi Meghan merasa agak canggung. Tidak bisa dipungkiri, hubungan mereka berdua awalnya memang sangat baik. Kini, pria ini telah menyelamatkan nyawanya. Meghan tersenyum dan hendak berterima kasih, tetapi tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar.Meghan melewati Ryan untuk melihat ke luar. Terlihat sekelompok polisi yang telah tiba. Selain itu, dia melihat orang yang memimpin jalan adalah Danzel. Ketika melihat wajah pria ini, mata Meghan berkaca-kaca tanpa
Leona awalnya ingin mendekati Danzel, tetapi begitu mendengar ucapan Meghan, dia terkejut dan hampir menjerit. Dia menoleh untuk melihat Meghan yang sedang berbicara dengan polisi. Seketika, sekujur tubuhnya merasa dingin.Leona tidak menyangka bahwa Meghan tahu Hamish adalah dalang di balik kejadian ini. Jika polisi berhasil meringkus Hamish, lalu Hamish menyebut namanya .... Leona berkomat-kamit, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu pada polisi. Namun, dia memilih untuk menyembunyikan kesalahannya. Dengan kondisinya sekarang, dia tidak berani untuk menatap Danzel, apalagi polisi.Memikirkan hal ini, Leona berharap akan lebih baik jika tidak ada yang memperhatikan dirinya. Dia berjalan ke sudut ruangan dan berusaha sebisa mungkin agar tidak ada yang curiga padanya.Di sisi lain, Meghan menceritakan seluruh percakapan antara para penculik dan Hamish kepada polisi. Meghan menyampaikan semuanya tanpa kekurangan satu kata pun, bahkan dia menirukan nada bicara mereka, seolah-olah sedang m
"Winda, katakan dengan jelas," ucap Meghan sambil melipat lengannya di depan dada. Intuisinya mengatakan bahwa hal yang dikatakan Winda bukan sesuatu yang ingin didengarnya.Di sisi lain, Winda makin menunduk dan suaranya makin lirih. Siapa pun bisa melihat kesedihan dan kegelisahannya. Dia menjelaskan, "Sebenarnya, aku bekerja di Grup Oswald karena Pak Ryan ingin aku mendekatimu."Hal ini di luar dugaan Meghan, tetapi dia tidak terlalu terkejut. Meghan hanya tertegun karena tidak menduga bahwa Winda akan mengatakan hal seperti ini sekarang. Dia mengalihkan pandangannya ke bawah, lalu melihat pergelangan tangan Winda yang masih bengkak.Ketika teringat pada Winda yang berjuang mati-matian untuknya, bahkan berteriak begitu kuat tadi, Meghan menggigit bibirnya sambil menyahut, "Kamu istirahat dulu di rumah."Tidak terdengar emosi apa pun pada nada bicara Meghan, membuat Winda yang menundukkan kepala sontak mendongak. Terlihat kesedihan pada sorot matanya, seolah-olah dia tiba-tiba dicamp
Ketika melihat Meghan yang bertingkah menggemaskan begini, Ryan yang berdiri di samping pun tersenyum. Dia sama sekali tidak memperhatikan sorot mata tajam dari Danzel yang berada tepat di sampingnya.Ryan maju selangkah sehingga lebih dekat dengan Meghan. Kemudian, dia bertanya, "Kalau aku ingin kamu makan bersamaku juga, gimana? Permintaan ini nggak keterlaluan, 'kan?""Sejak kapan kamu mempelajari metode seperti ini?" sahut Meghan yang sama sekali tidak merasa kesal, melainkan merasa tidak berdaya.Ryan selalu bersikap baik terhadapnya. Sayangnya, Meghan justru akan merasa sangat tidak nyaman jika kebaikannya ini terlalu berlebihan. Namun, mereka sudah berteman lama sekali. Tidak mungkin Meghan tidak memiliki perasaan apa pun untuk pria ini, apalagi Ryan sampai memberikannya proyek Danau Yutu.Meghan menghela napas dalam hatinya. Kemudian, dia baru tersenyum tipis sembari mengangguk. Ryan tentu senang melihatnya, tatapannya seketika menjadi berbeda dari sebelumnya.Hanya saja, wajah
Di dalam mobil, suasana hati Leona benar-benar tidak karuan. Dia memegang ponselnya dengan erat untuk menutupi kegelisahannya. Ponselnya sudah diatur menjadi mode hening sehingga dia hanya bisa terus menunduk memeriksa ponselnya.Saat ini, Leona menerima balasan dari Hamish. Cahaya terang membuatnya menutup layar ponsel dengan terburu-buru. Karena terlalu panik, sikunya sampai menyenggol kaca jendela, membuat sopir terkejut dan bertanya dengan hati-hati karena takut membuat kesalahan, "Nona Leona, kamu baik-baik saja?""Aku nggak apa-apa," sahut Leona seraya melambaikan tangan kepada sopir dan tersenyum terpaksa. Kemudian, dia baru membuka pesan tersebut.Ketika melihat Hamish mengatakan dia akan menanggung semuanya sendirian, Leona akhirnya lega. Dengan begini, dirinya tidak akan terlibat meskipun pihak kepolisian menangkap Hamish.Di sisi lain, Ryan membawa Meghan dan Winda meninggalkan pelabuhan perikanan. Setelah mobil melaju selama 1 jam, Meghan baru menyadari bahwa ini bukan rute
"Lupakan saja, jangan pikirkan masalah ini saat makan." Ketika melihat Meghan yang termenung, Ryan langsung mengalihkan perhatiannya. Kemudian, dia berdiri untuk menuangkan anggur dan mengambilkan lauk untuk Meghan. Semua ini dilakukan sendiri sehingga para pelayan di sekitar tidak berkesempatan melayani mereka.Winda yang duduk di sisi lain hanya menikmati makanannya sendiri. Dia tidak mengatakan apa pun, tetapi juga tidak terlihat canggung.Sebenarnya, para pelayan juga bisa menilai sendiri. Ketika Ryan menyuruh mereka menyiapkan makan malam yang mewah, ditambah dengan melihat Meghan yang berjalan masuk, mereka sudah bisa memahami situasi yang ada.Ryan baru kembali ke negaranya sehingga para pelayan belum mengenalnya dengan baik. Namun, mereka tahu bahwa Meghan adalah wanita pertama yang dibawa Ryan ke kediaman, bahkan dilayani dengan begitu baik.Para pelayan itu pun bertatapan dengan sorot mata mengerti. Meskipun Ryan melayani Meghan sendiri, mereka tetap bersiap siaga karena taku
"Dari mana datangnya laptop ini?" tanya Meghan. Dia sangat terobsesi dengan dunia peretas, jadi matanya langsung berbinar-binar saat melihat laptop tersebut.Ryan pun bersemangat saat melihatnya. Dia menyerahkan laptop itu kepada Meghan sembari berkata, "Periksa saja sekarang. Kalau orang itu cukup cerdas dengan memainkan tipu muslihat di internet, kita yang akan repot nanti.""Kalau dia memang cerdas, mana mungkin namanya bisa ketahuan," sahut Meghan yang mengangkat alisnya. Kemudian, dia membuka laptop tersebut.Meghan membuka situs resmi lelang hari ini, lalu menggunakan program platform untuk memeriksa daftar seluruh peserta. Hal seperti ini tidak akan menyulitkannya. Terlihat pula nama Hamish Leigh di daftar tersebut."Sepertinya, yang kamu katakan benar. Orang ini memang nggak cerdas," ucap Ryan seraya bersandar di kursinya. Meghan pun mengangkat kepalanya, lalu keduanya bertatapan dan tersenyum.Setelah menyusurinya, Meghan berhasil memperoleh informasi keluarga Hamish dalam wak
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum