Danzel langsung mengakhiri panggilan telepon setelah mendengar suara operator. Dia masih belum menyerah dan menelepon Meghan lagi. Setelah mendengar pesan suara yang sama, Danzel baru menutup ponselnya.Mobil Meghan ditinggalkan di tempat parkir, gelangnya jatuh di sudut, dan ponselnya tidak aktif. Meskipun Danzel tidak ingin mengakuinya, beberapa kejadian ini memaksanya untuk menyimpulkan situasi saat ini. Meghan, wanita yang selalu membuat masalah ini, pasti sedang berada dalam bahaya ....Ketika memikirkan hal ini, hati Danzel terasa sakit. Ketika hendak pergi, Danzel melihat Leona berlari menghampirinya. Napas Leona juga tersengal-sengal sewaktu sampai di depan Danzel. Namun, Leona menyadari bahwa ekspresi Danzel sangat aneh.Leona bertanya, "Danzel, ada apa?""Apa kamu melihat Meghan saat kemari? Dia menghilang," jawab Danzel. Dia berusaha menahan emosinya saat menanyakan hal ini. Saat ini, Danzel tidak ingin melewatkan kemungkinan apa pun.Leona merasa sangat senang setelah mende
Penanggung jawab itu berkata, "Pak Danzel, kami juga nggak tahu tentang masalah ini ...." Dia yang awalnya sangat yakin menjadi ketakutan sekarang. Bahkan, suaranya bergetar saat berbicara.Penanggung jawab itu melanjutkan, "Pak Danzel, aku benar-benar nggak tahu tentang masalah Bu Meghan."Semua orang mengetahui hubungan Danzel dan Meghan. Bagi orang luar, mereka berdua hanya menikah secara kontrak. Apalagi, sekarang mereka sudah bercerai. Siapa sangka, Meghan bisa terancam bahaya di pelelangan ini dan Danzel sangat memperhatikan keselamatan Meghan."Selidiki dengan jelas," ujar Danzel dengan geram. Saat ini, wajah Danzel tampak sangat muram.Sementara itu, staf yang bertanggung jawab mengurus kamera pengawas sangat ketakutan hingga wajahnya memucat. Jarinya bergerak di atas keyboard, tetapi dia tidak tahu harus memulai dari mana. Akhirnya, staf itu memandang penanggung jawab itu dengan sedih dan berucap, "Pak, ini ...."Sebelum si penanggung jawab sempat berbicara, Danzel langsung me
"Bos, mau minta berapa?" tanya salah seorang penculik yang memegang ponsel dengan semangat. Dia ingin sekali membuat Hamish menghabiskan banyak uang."Nggak usah terlalu banyak. Sudah cukup kalau masing-masing dari kita bisa mendapatkan 200 juta. Kalau kebanyakan, menunda waktu juga nggak menguntungkan bagi kita," jawab pemimpin penculik sambil merokok. Dia terlihat sangat santai dan sama sekali tidak gugup.Beberapa anak buah sangat bersemangat setelah mendengar ucapan pemimpin mereka. Penculik itu mengirimkan persyaratannya kepada Hamish dan isi pesannya sama seperti sedang mengancam Hamish. Jika Hamish tidak mengirimkan uang, para penculik tidak akan bertindak.[ Bukankah harganya sudah dibicarakan sebelumnya? Kenapa kalian tiba-tiba menaikkan harga? ]Melihat balasan Hamish, pemimpin penculik mencibir. Dia langsung merebut ponsel dari tangan anak buahnya dan mengirimkan pesan.[ Sebelumnya, Tuan Hamish nggak memberitahuku identitas wanita ini. Dengan adanya campur tangan dari Grup
Dari tadi, pemimpin penculik terus memperhatikan respons Meghan dan Winda. Setelah anak buah mengeluarkan pistol, Winda tiba-tiba menggerakkan tubuhnya dan wajahnya memucat. Bagi penculik-penculik ini, Winda sudah cukup berani.Namun, saat memperhatikan Meghan, ekspresinya sama sekali tidak berubah saat melihat pistol. Bahkan, matanya juga tidak berkedip, seperti tidak melihat pistol di hadapannya. Pemimpin penculik yang melihat kondisi ini tiba-tiba merasa tertarik dan segera berjongkok di depan Meghan.Sesudah mengamati wajah Meghan, dia tersenyum licik sembari berkata, "Hehe, hebat ...."Sebenarnya, isi kesepakatan awal Hamish dan penculik bukan membunuh Meghan dan Winda. Para penculik diminta melakukan hal yang lebih keji, yaitu merusak kesucian Meghan. Sebelumnya, pemimpin penculik tidak tertarik. Dia berniat membiarkan anak buahnya yang melakukannya.Namun, sekarang pemimpin penculik berubah pikiran. Dia sudah sering melakukan hal seperti ini, tetapi tidak pernah melihat wanita y
"Hehe. Wanita cantik, nggak usah terburu-buru. Nanti kamu juga tahu apa yang akan aku lakukan," ucap pemimpin penculik sambil tersenyum cabul. Dia membuka bajunya sehingga menunjukkan pistol di pinggangnya.Di sudut yang tidak terlihat oleh pemimpin penculik, Meghan diam-diam tertawa. Penculik ini bekerja untuk orang lain, tetapi akhirnya dia bahkan tidak tahu bagaimana dirinya mati.Seketika, saat pemimpin penculik menunduk, bagian bawah tubuhnya tiba-tiba terasa sakit. Dia melihat Meghan dan menyadari bahwa Meghan sudah menurunkan kakinya. Meghan mencibir ketika memperhatikan ekspresi pemimpin penculik yang kesakitan. Kemudian, Meghan menarik kedua tangannya yang sudah terlepas dari ikatan tali.Kenyataannya, sewaktu Winda berbicara dengan beberapa penculik itu, Meghan sudah melepaskan talinya. Meghan menunda waktu begitu lama untuk menjamin keselamatan mereka berdua agar tidak ada kesalahan apa pun. Hanya saja, ini masih belum cukup.Meghan tetap duduk di lantai dan mendengar teriak
Para penculik itu dibentak oleh pemimpin mereka hingga gemetaran. Mereka saling memandang, lalu salah satu di antara mereka berkata dengan ragu, "Tapi Bos, orang yang ada di sana nggak membiarkan kami untuk membunuhnya. Apa setelah ini akan ada masalah ....""Sialan! Kalau kalian nggak bertindak, aku akan membunuh kalian lebih dulu!" bentak si penculik yang memimpin sembari menjerit kesakitan. Dia ingin berdiri, tetapi tendangan barusan membuatnya sakit setengah mati. Saat ini, kedua kakinya lemas sehingga dia hanya bisa berbaring di lantai dan memerintah.Pemimpin ini termasuk penjahat yang nekat. Dibandingkan dengan Meghan, sekelompok anak buah ini tentu saja lebih takut pada bos mereka. Setelah saling memandang lagi, mereka hanya menelan ludah.Setelah membulatkan tekad, salah satu penculik hendak menembak, tetapi pergelangan tangannya tiba-tiba mati rasa. Dia menunduk untuk memeriksa tangannya. Begitu melihat, penculik itu hampir pingsan karena terkejut. Pistol yang ada di tanganny
Mereka benar-benar sudah lama tidak berjumpa. Meghan menatap Ryan sembari mengangguk mengiakan. Sejak kembali dari luar negeri, Meghan tidak pernah bertemu dengan Ryan lagi, bahkan tidak pernah saling menghubungi.Meghan dulunya sering menerima panggilan telepon ataupun pesan singkat dari Ryan. Namun, Meghan selalu beralasan. Ryan adalah orang yang cerdas, dia tentu saja bisa merasakan bahwa Meghan sedang menjauh darinya. Oleh sebab itu, mereka sudah lama tidak berjumpa ataupun berkontak.Ryan memang bersikap baik padanya, tetapi Meghan merasa agak canggung. Tidak bisa dipungkiri, hubungan mereka berdua awalnya memang sangat baik. Kini, pria ini telah menyelamatkan nyawanya. Meghan tersenyum dan hendak berterima kasih, tetapi tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar.Meghan melewati Ryan untuk melihat ke luar. Terlihat sekelompok polisi yang telah tiba. Selain itu, dia melihat orang yang memimpin jalan adalah Danzel. Ketika melihat wajah pria ini, mata Meghan berkaca-kaca tanpa
Leona awalnya ingin mendekati Danzel, tetapi begitu mendengar ucapan Meghan, dia terkejut dan hampir menjerit. Dia menoleh untuk melihat Meghan yang sedang berbicara dengan polisi. Seketika, sekujur tubuhnya merasa dingin.Leona tidak menyangka bahwa Meghan tahu Hamish adalah dalang di balik kejadian ini. Jika polisi berhasil meringkus Hamish, lalu Hamish menyebut namanya .... Leona berkomat-kamit, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu pada polisi. Namun, dia memilih untuk menyembunyikan kesalahannya. Dengan kondisinya sekarang, dia tidak berani untuk menatap Danzel, apalagi polisi.Memikirkan hal ini, Leona berharap akan lebih baik jika tidak ada yang memperhatikan dirinya. Dia berjalan ke sudut ruangan dan berusaha sebisa mungkin agar tidak ada yang curiga padanya.Di sisi lain, Meghan menceritakan seluruh percakapan antara para penculik dan Hamish kepada polisi. Meghan menyampaikan semuanya tanpa kekurangan satu kata pun, bahkan dia menirukan nada bicara mereka, seolah-olah sedang m
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum