Melihat ini, Meghan tersenyum dingin dan mengaitkan jari pada orang di belakangnya. Kemudian, sekelompok orang itu berjalan ke depan ruang kantor Champ.Sesuai dugaan, terlihat wanita itu menopangkan kedua tangannya ke meja sambil mengadu dengan lantang.Champ benar-benar kebingungan dibuatnya. Hanya saja, dia sangat menyayangi wanita ini. Kebetulan sekali, Champ yang mendongak langsung melihat Meghan yang berdiri di depan kantornya.Sebenarnya, Champ memiliki maksud lain terhadap Meghan. Akan tetapi, dia tidak bisa mengabaikan wanitanya begitu saja. Lagi pula, Champ memang sudah jengkel dengan Meghan yang mendekatinya karena tujuan tertentu. Belum lagi ancaman terang-terangan waktu itu.Begitu memikirkan berbagai hal ini, Champ sontak menggebrak meja dan berkata dengan marah, "Bu Meghan, sepertinya kerja sama ini harus dibatalkan!""Oh ya?" Meghan tidak menduga Champ akan mengakhiri kerja sama semudah ini. Sepertinya, posisi wanita ini cukup hebat. Namun ...."Aku tentu tidak bisa mem
Setelah Leona mengembalikan saham Grup Oswald kepada Meghan, wanita ini benar-benar hilang begitu saja. Tidak ada yang tahu dia pergi ke mana.Meghan terlalu sibuk sehingga tidak sempat untuk memikirkan rencana Leona. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, Meghan menjadi makin yakin dengan pemikiran sebelumnya.Kemungkinan besar, Leona memang hanya berpura-pura sebelumnya. Kalau memang seperti itu, dia pasti akan mencari Meghan lagi.Fakta membuktikan bahwa sebagian besar pemikiran Meghan ini benar. Hanya saja, Leona bukan tidak mencarinya, melainkan menggunakan identitas lain untuk menghubungi Monica.Sejak awal, Leona dan Monica memang sudah bersekongkol. Perlahan-lahan, hubungan mereka pun menjadi makin dekat. Bahkan, Monica yang menikam Meghan di acara Grup Oswald juga merupakan bagian dari rencana Leona.Ketika Monica mendapatkan pesan dari pria asing, dia pun teringat pada nama kode yang diberikan oleh Leona waktu itu. Sesudah memikirkan beberapa hal, dia tahu bahwa pengi
"Ayah! Meghan sudah menginjak-injak harga diri kita! Gimana bisa kamu masih menahan diri?" seru Monica dengan berang, seperti ingin melampiaskan seluruh amarahnya."Ayah! Kamu nggak merasa kita menjadi seperti ini karena kamu terlalu banyak pertimbangan? Sikapmu ini yang membuat kita menjadi nggak melakukan perlawanan berarti!" bentak Monica.Efendy merasa sangat tidak nyaman saat mendengar semua ini. Sementara itu, Monica seperti telah bertekad akan membujuk Efendy sampai menyetujui rencana ini."Ayah! Masa kamu ingin melihat Meghan bertindak sewenang-wenang terus? Kamu ingin melewati kehidupan seperti ini untuk seumur hidup?" lanjut Monica.Begitu mendengar perkataan ini, Efendy yang awalnya duduk tegap seketika merilekskan tubuhnya. Jelas, Monica tahu ayahnya ini telah memberikan persetujuan.Keesokan harinya, Meghan sedang mengadakan rapat di perusahaan cabang. Ketika Austin menjadi presdir, perusahaan telah menderita banyak kerugian. Meskipun Meghan turun tangan, dia tetap membutu
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da