Ketika mendengar nama Danzel, para wartawan ini langsung bereaksi. Ada yang sangat antusias dan ada yang ketakutan. Mereka tidak tahu apakah Danzel benar-benar mengetahui hal tersebut. Apabila pada akhirnya mereka yang disalahkan, apa yang akan terjadi?Namun, ini adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Beberapa wartawan pun saling memandang dan akhirnya terdiam. Saat ini, Leona melanjutkan, "Sebenarnya, aku dan Tuan Danzel sudah kenal sejak kecil. Dulunya, aku pernah menyelamatkan nyawanya.""Apakah maksud Nona Leona, Anda adalah penyelamat Tuan Danzel?"Masalah ini kian membesar, bahkan para wartawan pun mulai kewalahan."Benar, tapi Nona Meghan selalu memanfaatkan statusnya sebagai istri Tuan Danzel untuk menindasku," keluh Leona.Usai mengatakan itu, Leona meniru tindakan Meghan untuk membuka sedikit pakaiannya dan menampakkan kulitnya. Kulit Leona tampak dipenuhi dengan bintik-bintik, seperti memar yang belum hilang setelah waktu yang cukup lama."Apakah semua ini adalah ulah Nona
Lantaran situasinya sudah seperti ini, sebagai seorang istri, apabila Meghan masih terus bersembunyi dan tidak bersuara, rasanya kurang pantas. Meghan tampak tersenyum saat menyentuh layar dengan jarinya, lalu dia pun mengetik dengan cepat.[ Ada kalanya, untuk melindungi orang yang dicintai, aku yakin kita semua pasti pernah berbohong. ][ Pada saat itu, suamiku membuat keputusan tersebut untuk melindungiku. ]Saat Danzel membaca setiap kata yang diketik oleh Meghan, hatinya sangat membara. Dia belum pernah mendengar Meghan mengucapkan kata "suami" sebelumnya.[ Apalagi, pernikahan dan hubungan antara aku dan suamiku adalah urusan pribadi kami. Siapa di antara kalian yang berhak ikut campur? ]Pernyataan Meghan selalu kritis terhadap komentar di internet. Para gadis yang tadinya sangat bersemangat pun tidak berani bersuara lagi sekarang.Ketika mereka mengira bahwa Meghan tidak akan bersuara lagi, dia tiba-tiba mengunggah sebuah rekam medis elektronik.Wesley diutus oleh Meghan untuk
Meghan merasa bimbang saat melihat ekspresi antusias Ryan. Meskipun tahu bahwa dia tidak boleh memberikan harapan palsu, Meghan merasa kesulitan saat melihat tatapan penuh harapan Ryan.Ryan bertanya, "Kenapa?" Dia sangat menyukai Meghan sehingga terlalu memahaminya. Dia bisa merasakan perubahan ekspresi Meghan dalam sekejap.Namun, Meghan malah berkata, "Ryan, aku sudah kehilangan gelang ini selama bertahun-tahun."Ryan amat terkejut sehingga bertanya, "Bagaimana mungkin? Kamu yang memberikan ini padaku ...."Meghan menjelaskan, "Apa kamu masih mengingat keluhanku tentang teman sekamarku yang panjang tangan? Inilah alasannya ....""Jadi, ini dicuri oleh teman sekamarmu, bukan untuk diberikan padaku?" tanya Ryan.Kenyataan selalu sulit untuk diungkapkan, tetapi Meghan tahu bahwa dia harus mengatakannya dengan jujur. Jika tidak, itu akan menjadi sebuah kebohongan. Melihat ekspresi putus asa dan kesedihan pada wajah Ryan, Meghan merasa sangat sedih. Dia mengepalkan kedua tangannya dan me
Sepertinya klarifikasi mendadak Ryan membuat semua orang yang terlibat termasuk warganet kelabakan. Jadi, entah apakah mereka sedang mempersiapkan rencana balasan atau telah sepenuhnya berhenti, Meghan mendapatkan beberapa hari yang berjalan tenang.Meghan tidak pernah berinisiatif menanyakannya, tetapi bukan berarti informasi tersebut tidak sampai kepadanya. Namun, jelas sekali bahwa ada beberapa permasalahan di dunia yang datang tanpa bisa ditebak. Apalagi, orang-orang yang harus dilawan Meghan bukanlah orang-orang dengan jalan pemikiran normal.Sesuai ekspektasi, beberapa hari kemudian, Meghan menerima telepon dari Leona saat dirinya sedang duduk di kantor presiden direktur Grup Amore."Nona Meghan, sudah lama kita nggak berbincang," ujar Leona dengan nada lembut yang palsu di seberang telepon.Meghan terkekeh-kekeh dan menjawab, "Kalau memungkinkan, aku berharap Nona Leona nggak akan menghubungiku lagi. Tapi, sepertinya itu nggak mungkin." Sambil bicara, Meghan mengalihkan pandanga
Setelah kata-kata itu dilontarkan, baik Meghan maupun Austin terdiam beberapa saat. Austin sedang menunggu jawaban Meghan, sementara Meghan tengah memikirkan masalah lain.Mengapa Austin bicara dengan begitu yakin? Informasi apa yang didapatkannya? Mungkinkah dia mengetahui kelemahan orang tertentu? Konyol jika mengatakan bahwa Meghan memercayai Austin. Namun, harus diakui kata-kata pria itu membangkitkan minatnya.Teringat ancaman Leona barusan, Meghan tak kuasa menahan geli. Penguasaan diri Leona terlalu dangkal, tutur kata dan tingkahnya terlalu meledak-ledak. Namun, ada satu hal yang ditangkap Meghan, Grup Oswald juga terlibat dalam masalah Austin. Jika tidak, kedua orang itu tidak akan berusaha keras mengatur agar Leona menjadi pemegang saham Grup Oswald.Meghan mengetuk sandaran tangan kursi dengan jari-jarinya yang ramping. Setelah mempertimbangkannya sebentar, dia berkata, "Kalau begitu, aku berterima kasih atas bantuan Tuan Austin."Mendengar ini, Austin menghela napas lega da
"Kenapa? Tuan Austin nggak bisa menjawab pertanyaanku? Kalau gitu, gimana aku bisa percaya padamu?" desak Meghan lagi.Melihat Austin menghindari tatapannya, Meghan memicingkan matanya dan terus memandang pria itu dengan penuh selidik. Jika Austin bahkan tidak bisa mengarang alasan untuk menjawab pertanyaannya, bagaimana dia bisa melawan Meghan di masa depan?Dalam suasana hening itu, pelayan mendadak datang membawakan dua cangkir teh hangat. Mereka berdua pun menyesap teh masing-masing.Saat Meghan hendak bicara lagi, nada dering ponselnya tiba-tiba menginterupsi. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu mengernyit heran saat melihat peneleponnya adalah Danzel. Keduanya memang jarang saling mengontak selama jam kerja.Begitu panggilan diangkat, terdengar suara Danzel berkata dengan nada yang agak memerintah, "Meghan, cepat pergi dari tempatmu sekarang!""Hah? Maksudmu?" balas Meghan. Ucapan Danzel membuatnya keheranan.Meghan ingin bicara lagi, tetapi Danzel mendahuluinya, "Kamu lag
Leona tersenyum saat melihat kondisi Meghan yang dibawa pergi dengan kasar tampak menyedihkan. Bagi Leona, rasanya sangat memuaskan. Akhirnya, Leona bisa tidur dengan tenang.Tiba-tiba, lamunan Leona dibuyarkan oleh suara pintu yang dibuka. Leona terkejut dan berbalik. Wajahnya langsung menjadi pucat. Leona berucap, "Danzel ...."Leona merasa tampang Danzel saat ini sungguh mengerikan. Tatapan Danzel sangat dingin dan matanya memerah. Danzel terlihat seperti ingin membunuh Leona.Danzel berujar dengan dingin, "Aku hanya bertanya satu kali, di mana Meghan?"Leona menyahut, "Aku ... aku nggak mengerti maksudmu ...."Leona mengira dirinya sudah sangat mengenal Danzel, tetapi saat ini dia baru menyadari bahwa dirinya salah. Kala ini, jarak di antara Leona dan Danzel tidak begitu jauh, tetapi Leona merasa seperti tidak mengenal Danzel. Aura Danzel yang dingin membuat Leona ketakutan. Leona bahkan tidak tahu bagaimana merespons.Sementara itu, ekspresi Danzel tidak berubah sedikit pun sesuda
Kemudian, Danzel menggendong Meghan dan menempelkan dagunya di wajah Meghan. Gerak-gerik Danzel ini seperti berusaha menghibur Meghan. Saat hendak pergi, Austin berusaha bangkit dari lantai dengan wajah yang membengkak. Austin berujar, "Tuan Danzel, akhirnya kita bertemu juga."Austin tentu merasa tidak rela karena hampir mendapatkan Meghan. Jadi, dia mengeluarkan ponsel untuk menelepon bawahannya. Danzel mencibir ketika melihat tindakan Austin, dia merasa Austin sangat konyol. Kalau bukan karena sedang menggendong Meghan, Danzel pasti akan menghajar Austin sampai babak belur.Tiba-tiba, Meghan mengerang, "Ugh ...." Wajahnya juga makin memerah.Danzel merasa gugup, dia juga tidak ingin berbasa-basi lagi dengan Austin, lalu langsung mengancam, "Austin, kalau kamu tidak mau tempat persembunyianmu di Provinsi Narnila dihancurkan oleh kreditur, cepat pergi."Danzel tidak sempat lagi memperhatikan ekspresi Austin yang terkejut, dia langsung membawa Meghan pergi meninggalkan hotel. Setelah D