Mereka berdua sudah lama bersama, jadi Danzel cukup bisa memahami temperamen Meghan. Mendengar ucapan wanita itu tadi, dia sontak merasa gembira. Jelas sekali, ini berarti Meghan bersedia membuka lembaran baru bersamanya.Danzel tanpa sadar hendak melengkungkan senyum, tetapi dia menahannya kembali setelah melihat ekspresi serius Meghan. Kegembiraan yang tidak bisa terang-terangan diungkapkan ini sungguh luar biasa. Saat ini, Meghan dan Danzel saling berpandangan dan tersenyum tipis. Ada banyak emosi yang tidak perlu dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata di dunia ini.Beberapa hari kemudian, kondisi Meghan sudah jauh membaik. Lagi pula, ada Danzel yang menjaganya di sini. Dia selalu senewen jika jam minum obat dan ganti infus Meghan lewat beberapa menit.Tadinya, beberapa perawat di rumah sakit selalu berbinar-binar saat melihat Danzel. Namun, saat mereka bertugas di bangsal Meghan, segala macam antusiasme itu hilang tak berbekas. Setiap perawat selalu datang dengan senyuman, lal
Melihat Danzel mengernyit, Meghan membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Pria itu jelas tahu jawabannya, ke mana lagi Meghan ingin pergi dalam situasi ini? Namun, pertanyaan itu juga menunjukkan Danzel ingin menghentikannya.Untuk sesaat, kedua orang itu bersikeras dengan kemauan mereka masing-masing. Sementara itu, semua orang di ruangan termasuk Wesley, tanpa sadar menunduk dan mengusap-usap hidung mereka. Dalam situasi ini, para bawahan itu adalah pihak yang paling dilematis. Mereka hanya berharap kedua atasan mereka bisa sampai pada satu kesepakatan.Untungnya, beberapa detik kemudian Meghan mengalah. Dia memang bukan orang yang meledak-ledak. Meski sedang marah, dia tetap harus menghadapi kenyataan. Dengan kondisi fisiknya sekarang, jangankan pergi menyelidiki masalah ini, dia bahkan belum tentu mampu berjalan menuju pintu rumah sakit sendirian. Tanpa berkata apa-apa, dia akhirnya dibawa kembali ke bangsal oleh Danzel."Jaga Nyonya Meghan," ujar Danzel. Usai member
Perubahan situasi dan rasa sakit yang mendadak hinggap di tubuhnya membuat pandangan Leona mengabur. Butuh waktu cukup lama sebelum dirinya kembali stabil. Sambil merintih, dia bangkit dan berbalik, lalu mendapati Danzel menatapnya dengan dingin.Untuk sesaat, Leona merasa seolah-olah telah melihat binatang buas. Dia tanpa sadar menelan ludah sebelum mencicit, "Danzel, kamu ....""Apa yang kamu lakukan?" hardik Danzel dengan nada yang tidak kalah dingin dari sorot matanya.Meghan yang sedang duduk di ranjang rumah sakit masih merasa sedikit syok. Dengan kondisinya sekarang, dia tidak akan bisa menghindar dari tamparan Leona. Dia bahkan menggertakkan gigi dan bersiap menerima tamparan itu, tetapi rasa sakitnya tidak kunjung datang. Begitu membuka matanya lagi, Meghan melihat sosok familier yang berdiri kokoh di depannya.Lantaran tertangkap basah di tengah aksinya, Leona tidak bisa memberikan alasan apa pun. Dengan tangan terkepal, dia terdiam cukup lama. Kemudian, dia akhirnya berseru
Nada bicara dan ekspresi Meghan terlihat seperti mengetahui seluk-beluk kejadiannya, tetapi Meghan tetap tampak tenang. Meghan dan Leona bertatapan sejenak. Mata Meghan berbinar-binar, sedangkan wajah Leona memucat. Ekspresi Leona yang awalnya sangat percaya diri perlahan menghilang, dia bahkan tidak berani bertatapan dengan Meghan."Kenapa? Bukannya tadi kamu masih begitu yakin? Apa sekarang kamu mulai ragu?" tanya Meghan. Dia tertawa dan mengangkat alisnya.Meghan merasa puas. Dia sudah membiarkan Leona mengambil keuntungan terlalu lama dalam masalah menyelamatkan Danzel. Meghan sama sekali tidak berkomentar selama bertahun-tahun, sekarang saatnya dia merebut kembali posisinya.Leona berseru, "Meghan, untuk apa kamu sok hebat?" Dia yang merasa bersalah tidak bisa menang berdebat dengan Meghan.Leona takut Meghan sudah mengetahuinya kebenarannya. Kalau begitu, Leona pasti akan celaka karena Meghan akan mengungkapkan kebenaran di depan Danzel.Selain itu, ada satu hal yang membuat Leon
Kala ini, jarak antara Meghan dan Danzel makin dekat. Bahkan, mereka bisa merasakan napas satu sama lain. Namun, tiba-tiba pintu kamar pasien terbuka dan Remy berjalan masuk. Begitu mendengar suara pintu dibuka, Meghan langsung mendorong Danzel.Sementara itu, Danzel berdiri dan tampak canggung. Kemudian, ekspresinya menjadi dingin. Meghan hampir tertawa melihat tampang Danzel, lalu dia menutupi wajahnya yang memerah dengan selimut.Remy yang sudah lama bekerja dengan Danzel tentu bisa memahami situasi saat ini. Dia tahu dirinya sudah mengganggu Danzel dan Meghan. Namun, tidak ada gunanya lagi Remy keluar sekarang. Jadi, dia memutuskan untuk segera melaporkan urusan penting, lalu langsung pergi.Kalau tidak, mungkin saja Danzel yang temperamental akan memotong bonus tahunan Remy. Setelah menenangkan dirinya, Remy berdeham dan berkata dengan perlahan, "Tuan Danzel, Nyonya Meghan, sudah ada titik terang mengenai sopir yang menyebabkan kecelakaan."Kenyataannya, Danzel membatin, 'Sebaikny
Austin berkata, "Sebenarnya, Danzel yang membuatmu kecelakaan."Saat ini, Meghan merasa bersyukur dirinya telah mengalami banyak hal. Jadi, dia tidak dikejutkan oleh ucapan Austin yang konyol. Austin sungguh berani mengarang cerita seperti ini.Meghan bertanya, "Danzel mau mencelakaiku? Aku benar-benar tidak menyangka, tapi apa tujuannya? Seharusnya ada alasannya, 'kan?"Austin sangat senang mendengar perkataan Meghan. Bagaimanapun, menurut Austin, ini adalah jebakan yang direncanakannya. Tentu saja, semuanya akan berjalan dengan lancar jika Meghan perlahan masuk jebakannya.Austin menyahut, "Tentu saja ada alasannya. Ini karena Danzel juga mengincar proyek ini."Ekspresi Austin tampak antusias sehingga dia meninggikan suaranya saat berbicara, "Meghan, kita juga tahu tanah untuk proyek ini merupakan aset milik keluarga ibumu. Tapi, sekarang aset ini ada di tanganmu."Austin sudah memikirkan konflik dan penyebabnya. Meghan mengakui bahwa logika Austin cukup bagus. Setidaknya, cerita Aus
Polisi melanjutkan, "Nona Meghan, kamu termasuk orang yang terlibat dalam kejadian ini. Jadi, kami ingin menanyakan beberapa hal."Meghan tentu tidak akan menolak untuk menjalani formalitas. Dia pun menyetujui permintaan polisi. Meghan menjawab semua pertanyaan yang diajukan polisi dengan tepat, termasuk waktu dan tempat kejadian.Polisi berucap, "Oke, terima kasih atas kerja sama Nona Meghan. Kalau ada perlu, kami masih harus merepotkanmu."Meghan menyahut, "Tidak masalah." Kemudian, dia menyuruh pengawal yang berjaga di depan pintu untuk mengantar kedua polisi.Setelah kedua polisi itu pergi, Danzel pun kembali. Dia bertanya, "Tadi polisi datang, ya?"Meghan langsung mengiakan pertanyaan Danzel dan bertanya balik, "Bagaimana keadaannya?" Awalnya, Meghan tidak terlalu khawatir. Namun, kelihatannya masalah ini tidak sesederhana yang dibayangkan Meghan.Danzel menjawab, "Kondisi mental orang ini tidak stabil. Sejak masuk rumah sakit, dia sudah beberapa kali berniat untuk bunuh diri."Me
Sikap Danzel yang seperti ini membuat Meghan merasa merinding. Sebelumnya, sikap dingin pria itu memang sangat tidak ramah. Namun, Meghan justru merasa bahwa sikapnya yang sebelumnya itu jauh lebih baik daripada sikap menyanjungnya sekarang."Bagaimana? Nyonya, ayolah jangan marah lagi!" bujuk Danzel.Meghan yang sudah tidak tahan pun berkata, "Sudah, sudah, berhentilah." Awalnya, dia hanya ingin bercanda, tetapi sekarang dia malah merasa sangat tidak nyaman.Sementara itu, ketika melihat ekspresi Meghan yang lebih tenang dan tidak marah lagi, Danzel pun merasa lega. Hal ini membuktikan bahwa sesekali bersikap manja ternyata cukup efektif.Melihat ekspresi bingung Meghan, Danzel justru merasa jauh lebih rileks. Akan tetapi, setelah keributan berlalu, raut wajah wanita itu mulai perlahan menjadi serius. Danzel menyadari bahwa dia lagi-lagi sedang merenungkan sesuatu.Suasana di kamar pasien pun hening sejenak. Setelah beberapa saat, Meghan tampak mengangkat alisnya, lalu bertanya dengan