Meghan mengerjap menatap Danzel, sedikit linglung dengan perkembangan situasi yang begitu tiba-tiba. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke kotak beludru di tangan pria itu.Batu berlian cincin itu tidak terlalu besar, tetapi terlihat jelas dibutuhkan upaya besar untuk mendesainnya. Pola berlian yang belum pernah terlihat di pasaran ini membuktikan desainnya yang eksklusif.Ini bukan pertama kalinya Meghan melihat kotak beludru kecil ini. Meskipun ini pertama kalinya dia melihat isi di dalamnya, semua orang juga tahu apa yang tersimpan di dalam kotak semacam ini. Meghan tahu Danzel memiliki sebuah cincin berlian, tetapi dia tidak menyangka cincin itu untuknya.Pandangan Meghan terhadap Danzel memang banyak berubah sejak keduanya kembali menandatangani kontrak kerja sama. Apakah pria itu berpura-pura perhatian atau sedang menipu dirinya sendiri dan orang lain? Seperti kata pepatah, perlu waktu untuk melihat hati orang lain. Meghan tahu bahwa hati pria ini tulus.Detik itu, mata Megha
Mereka berdua sudah lama bersama, jadi Danzel cukup bisa memahami temperamen Meghan. Mendengar ucapan wanita itu tadi, dia sontak merasa gembira. Jelas sekali, ini berarti Meghan bersedia membuka lembaran baru bersamanya.Danzel tanpa sadar hendak melengkungkan senyum, tetapi dia menahannya kembali setelah melihat ekspresi serius Meghan. Kegembiraan yang tidak bisa terang-terangan diungkapkan ini sungguh luar biasa. Saat ini, Meghan dan Danzel saling berpandangan dan tersenyum tipis. Ada banyak emosi yang tidak perlu dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata di dunia ini.Beberapa hari kemudian, kondisi Meghan sudah jauh membaik. Lagi pula, ada Danzel yang menjaganya di sini. Dia selalu senewen jika jam minum obat dan ganti infus Meghan lewat beberapa menit.Tadinya, beberapa perawat di rumah sakit selalu berbinar-binar saat melihat Danzel. Namun, saat mereka bertugas di bangsal Meghan, segala macam antusiasme itu hilang tak berbekas. Setiap perawat selalu datang dengan senyuman, lal
Melihat Danzel mengernyit, Meghan membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Pria itu jelas tahu jawabannya, ke mana lagi Meghan ingin pergi dalam situasi ini? Namun, pertanyaan itu juga menunjukkan Danzel ingin menghentikannya.Untuk sesaat, kedua orang itu bersikeras dengan kemauan mereka masing-masing. Sementara itu, semua orang di ruangan termasuk Wesley, tanpa sadar menunduk dan mengusap-usap hidung mereka. Dalam situasi ini, para bawahan itu adalah pihak yang paling dilematis. Mereka hanya berharap kedua atasan mereka bisa sampai pada satu kesepakatan.Untungnya, beberapa detik kemudian Meghan mengalah. Dia memang bukan orang yang meledak-ledak. Meski sedang marah, dia tetap harus menghadapi kenyataan. Dengan kondisi fisiknya sekarang, jangankan pergi menyelidiki masalah ini, dia bahkan belum tentu mampu berjalan menuju pintu rumah sakit sendirian. Tanpa berkata apa-apa, dia akhirnya dibawa kembali ke bangsal oleh Danzel."Jaga Nyonya Meghan," ujar Danzel. Usai member
Perubahan situasi dan rasa sakit yang mendadak hinggap di tubuhnya membuat pandangan Leona mengabur. Butuh waktu cukup lama sebelum dirinya kembali stabil. Sambil merintih, dia bangkit dan berbalik, lalu mendapati Danzel menatapnya dengan dingin.Untuk sesaat, Leona merasa seolah-olah telah melihat binatang buas. Dia tanpa sadar menelan ludah sebelum mencicit, "Danzel, kamu ....""Apa yang kamu lakukan?" hardik Danzel dengan nada yang tidak kalah dingin dari sorot matanya.Meghan yang sedang duduk di ranjang rumah sakit masih merasa sedikit syok. Dengan kondisinya sekarang, dia tidak akan bisa menghindar dari tamparan Leona. Dia bahkan menggertakkan gigi dan bersiap menerima tamparan itu, tetapi rasa sakitnya tidak kunjung datang. Begitu membuka matanya lagi, Meghan melihat sosok familier yang berdiri kokoh di depannya.Lantaran tertangkap basah di tengah aksinya, Leona tidak bisa memberikan alasan apa pun. Dengan tangan terkepal, dia terdiam cukup lama. Kemudian, dia akhirnya berseru
Nada bicara dan ekspresi Meghan terlihat seperti mengetahui seluk-beluk kejadiannya, tetapi Meghan tetap tampak tenang. Meghan dan Leona bertatapan sejenak. Mata Meghan berbinar-binar, sedangkan wajah Leona memucat. Ekspresi Leona yang awalnya sangat percaya diri perlahan menghilang, dia bahkan tidak berani bertatapan dengan Meghan."Kenapa? Bukannya tadi kamu masih begitu yakin? Apa sekarang kamu mulai ragu?" tanya Meghan. Dia tertawa dan mengangkat alisnya.Meghan merasa puas. Dia sudah membiarkan Leona mengambil keuntungan terlalu lama dalam masalah menyelamatkan Danzel. Meghan sama sekali tidak berkomentar selama bertahun-tahun, sekarang saatnya dia merebut kembali posisinya.Leona berseru, "Meghan, untuk apa kamu sok hebat?" Dia yang merasa bersalah tidak bisa menang berdebat dengan Meghan.Leona takut Meghan sudah mengetahuinya kebenarannya. Kalau begitu, Leona pasti akan celaka karena Meghan akan mengungkapkan kebenaran di depan Danzel.Selain itu, ada satu hal yang membuat Leon
Kala ini, jarak antara Meghan dan Danzel makin dekat. Bahkan, mereka bisa merasakan napas satu sama lain. Namun, tiba-tiba pintu kamar pasien terbuka dan Remy berjalan masuk. Begitu mendengar suara pintu dibuka, Meghan langsung mendorong Danzel.Sementara itu, Danzel berdiri dan tampak canggung. Kemudian, ekspresinya menjadi dingin. Meghan hampir tertawa melihat tampang Danzel, lalu dia menutupi wajahnya yang memerah dengan selimut.Remy yang sudah lama bekerja dengan Danzel tentu bisa memahami situasi saat ini. Dia tahu dirinya sudah mengganggu Danzel dan Meghan. Namun, tidak ada gunanya lagi Remy keluar sekarang. Jadi, dia memutuskan untuk segera melaporkan urusan penting, lalu langsung pergi.Kalau tidak, mungkin saja Danzel yang temperamental akan memotong bonus tahunan Remy. Setelah menenangkan dirinya, Remy berdeham dan berkata dengan perlahan, "Tuan Danzel, Nyonya Meghan, sudah ada titik terang mengenai sopir yang menyebabkan kecelakaan."Kenyataannya, Danzel membatin, 'Sebaikny
Austin berkata, "Sebenarnya, Danzel yang membuatmu kecelakaan."Saat ini, Meghan merasa bersyukur dirinya telah mengalami banyak hal. Jadi, dia tidak dikejutkan oleh ucapan Austin yang konyol. Austin sungguh berani mengarang cerita seperti ini.Meghan bertanya, "Danzel mau mencelakaiku? Aku benar-benar tidak menyangka, tapi apa tujuannya? Seharusnya ada alasannya, 'kan?"Austin sangat senang mendengar perkataan Meghan. Bagaimanapun, menurut Austin, ini adalah jebakan yang direncanakannya. Tentu saja, semuanya akan berjalan dengan lancar jika Meghan perlahan masuk jebakannya.Austin menyahut, "Tentu saja ada alasannya. Ini karena Danzel juga mengincar proyek ini."Ekspresi Austin tampak antusias sehingga dia meninggikan suaranya saat berbicara, "Meghan, kita juga tahu tanah untuk proyek ini merupakan aset milik keluarga ibumu. Tapi, sekarang aset ini ada di tanganmu."Austin sudah memikirkan konflik dan penyebabnya. Meghan mengakui bahwa logika Austin cukup bagus. Setidaknya, cerita Aus
Polisi melanjutkan, "Nona Meghan, kamu termasuk orang yang terlibat dalam kejadian ini. Jadi, kami ingin menanyakan beberapa hal."Meghan tentu tidak akan menolak untuk menjalani formalitas. Dia pun menyetujui permintaan polisi. Meghan menjawab semua pertanyaan yang diajukan polisi dengan tepat, termasuk waktu dan tempat kejadian.Polisi berucap, "Oke, terima kasih atas kerja sama Nona Meghan. Kalau ada perlu, kami masih harus merepotkanmu."Meghan menyahut, "Tidak masalah." Kemudian, dia menyuruh pengawal yang berjaga di depan pintu untuk mengantar kedua polisi.Setelah kedua polisi itu pergi, Danzel pun kembali. Dia bertanya, "Tadi polisi datang, ya?"Meghan langsung mengiakan pertanyaan Danzel dan bertanya balik, "Bagaimana keadaannya?" Awalnya, Meghan tidak terlalu khawatir. Namun, kelihatannya masalah ini tidak sesederhana yang dibayangkan Meghan.Danzel menjawab, "Kondisi mental orang ini tidak stabil. Sejak masuk rumah sakit, dia sudah beberapa kali berniat untuk bunuh diri."Me
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum