Share

Bab 281 Kebenaran

Dalam sekejap, Danzel merasa kepalanya sangat pusing. Dia buru-buru mengulurkan tangan untuk memegang meja, baru akhirnya bisa berdiri dengan stabil.

Di sisi lain, Leona terkesiap melihat Danzel yang seperti ini. Dia maju untuk membantu dan bertanya, tetapi tangannya ditepis oleh Danzel.

Lantaran kesal, Leona sontak meninggikan suaranya seperti sedang memberi ultimatum. "Danzel! Aku masih punya banyak urusan, nggak bisa menunggu begitu lama! Kalau kamu nggak memberi jawaban lagi ...."

Danzel berusaha untuk menenangkan diri, lalu mengambil jasnya dan bersiap-siap keluar. Melihat ini, Leona termangu sesaat dan buru-buru mengikuti. "Apa maksudmu ini! Kamu pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun! Mana semudah itu!"

Baru 2 menit berlalu sejak dirinya menerima panggilan, tetapi kemeja Danzel sudah dibasahi keringat dingin sekarang. Saat ini, dia tidak memiliki kesabaran untuk mendengar omong kosong Leona. "Biar kuperingatkan kamu ...."

Mata Danzel tampak memerah dan mengerikan, seperti se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status