"Ya, aku tidak percaya padamu," sahut Meghan dengan nada datar.Mendengar ini, Luis seketika tidak tahu harus menjawab apa. Dia tidak menduga bahwa Meghan akan bertanya secara langsung seperti ini.Luis mengepalkan tangannya dan tidak bisa berkata-kata untuk waktu yang lama. Sebenarnya, Meghan tidak berhak untuk mengatakan tidak percaya karena mereka hanya mitra bisnis, tidak ada masalah sebesar itu.Yang membuat Meghan bingung hanyalah perubahan sikap Luis ini. Kalau pria ini terus bersikap keras kepala, Meghan tentu memakluminya. Namun, sekarang dia merasa bingung dengan sikap pria ini.Bukannya Meghan tidak mengerti tentang tipu muslihat, hanya saja dia tidak pernah menggunakan trik kotor seperti itu. Jadi, dia tidak akan pernah menunda apa pun."Luis, kita sama-sama orang dewasa. Kalau ada masalah, sebaiknya kamu cepat memberitahuku," ucap Meghan.Jika Meghan tidak bersikap blak-blakan seperti ini, Luis mungkin masih bisa mengelabuinya. Kini, dia tidak tahu harus bagaimana menyikap
Danzel menggosok layar ponselnya dengan lembut, tatapannya dipenuhi kehangatan. Harus diakui bahwa dia sudah merindukan Meghan, padahal mereka baru tidak bertemu beberapa hari.Memikirkan ini, Danzel mengetik sebuah pesan, tetapi tiba-tiba terdiam saat hendak mengirimkannya. Sepertinya, Meghan sudah tidur sekarang. Danzel khawatir pesannya ini akan mengganggu Meghan.Di sisi lain, dunia bisnis dan mafia di Negara Mirablue sedang gempar sekarang. Faktanya, ada banyak orang yang mengincar peralatan medis yang akan dijual Grup WK ini.Kalangan ini tidak terlalu besar sehingga informasi akan menyebar dengan cepat. Begitu Meghan dan Luis menandatangani kontrak, orang-orang langsung heboh. Pihak yang paling terkejut adalah sebuah organisasi mafia di Negara Mirablue. Mereka sudah lama menargetkan barang ini, tetapi tidak bisa memutuskan karena masalah harga.Bisa dibilang bahwa Grup WK memiliki jaringan yang luas. Itu sebabnya, siapa pun boleh membelinya, tetapi harga tidak akan pernah beruba
Ketika menerima panggilan Danzel barusan, Meghan sedang beristirahat di hotel. Bagaimanapun, tidur beberapa jam di pesawat tidak cukup untuk menghilangkan rasa lelah. Apalagi Meghan bertemu dengan Luis setelah turun dari pesawat.Saat ini, Meghan berbaring di ranjang sambil mengingat kembali pesan Danzel barusan dan tak kuasa tersenyum. Dia sudah mendengar beberapa informasi di Negara Mirablue. Namun, kalau tidak keluar karena orang-orang ini, dia sendiri yang akan rugi.Selain itu, Alisa baru saja meneleponnya sejam lalu. Entah dari mana Alisa tahu bahwa Meghan pergi ke Negara Mirablue, dia meminta oleh-oleh parfum limited edition dari Meghan. Ada bagusnya juga kalau pergi berbelanja, rasanya akan sangat melelahkan kalau dia hanya datang untuk mengurus bisnis.Setelah memikirkan ini, Meghan bangkit dari ranjangnya. Ketika melihat 2 pasang sepatu di kopernya, tatapannya seketika agak berbinar-binar. Selesai mandi dan bersiap-siap, Meghan pun keluar dengan mengenakan sepatu botnya.Parf
Hanya dalam beberapa menit, para preman itu sudah mengalami banyak cedera. Meskipun tidak mengenai organ vital, mereka kehilangan banyak darah sehingga tenaga mereka terkuras banyak.Di sisi lain, Meghan hanya mengalami sedikit luka goresan. Itu terjadi karena tubuhnya tidak sengaja bergesekan dengan dinding di sekitar saat menghindari peluru.Kedua belah pihak jelas sudah kelelahan, gerakan mereka juga mulai melambat. Meskipun tempat ini memang sepi, pasti ada pejalan kaki yang lewat. Semuanya pun berhenti untuk menyaksikan kejadian ini.Perkelahian seperti ini sudah wajar di Negara Mirablue. Namun, ini pertama kalinya mereka melihat 3 orang preman melawan seorang wanita cantik dari negara asing. Kerumunan menjadi makin ramai. Suara tembakan di sini telah menarik perhatian polisi yang berpatroli."Angkat tangan kalian!" Teriakan ini membuat Meghan sontak termangu, sedangkan para preman itu pun panik. Namun, mereka tidak mungkin berani menembak lagi. Dengan kemunculan para polisi ini,
Melihat ekspresi beberapa orang itu yang merasa tertekan, Meghan tersenyum sinis dan menyimpan kembali pistol ke pinggangnya, lalu berjalan keluar. Mungkin karena baru saja bertempur dengan sengit, semangat dan kegembiraan dalam dirinya masih belum reda. Setelah keluar dari kantor polisi, dia tersenyum lebar dan langkahnya menjadi lebih cepat.Setelah insiden itu, langit sudah gelap, tetapi jalanan menjadi lebih ramai dibandingkan sebelumnya. Kehidupan malam di Negara Mirablue sangat ramai, dengan berbagai bar dan klub malam yang tersebar di mana-mana.Namun, setelah melewati sebuah gang kecil, Meghan melihat sebuah bar. Dia tidak suka tempat-tempat seperti klub malam yang bising dan kacau. Dia juga tidak ingin diganggu oleh orang lain, sehingga dia memutuskan untuk masuk ke bar. Begitu masuk, terdengar musik berirama diputar di dalam bar, tetapi tidak terlalu keras. Melihat suasana itu, Meghan tersenyum puas. Tanpa memedulikan pandangan orang-orang, dia langsung menuju ke bar."Ada ko
Suasana di sekitar dan pengaruh alkohol tinggi dalam tubuhnya membuat Meghan hampir berada dalam keadaan lupa diri. Menurutnya, dia sudah jarang bisa rileks seperti ini. Dia selalu terlihat percaya diri dan mampu mengendalikan segala hal, tetapi hanya hatinya sendiri yang tahu beban yang harus dia tanggung.Melawan keluarga dan ayahnya sendiri ini saja sudah terdengar tidak masuk akal, apalagi melakukannya. Tentu saja bisa dibayangkan betapa sulitnya hal itu. Dia memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan dirinya malam ini agar bisa bertahan lebih lama.Meghan melempar jaketnya ke sudut panggung. Saat ini, dia mengenakan celana jeans yang ketat dan kemeja yang longgar. Pakaiannya lebih tertutup dibandingkan dengan pakaian semua orang di dalam bar dan tidak menampakkan kulitnya. Meskipun begitu, dia tetap menjadi orang yang paling seksi di bar itu.Penduduk lokal merasa terkejut dan senang melihat kehadiran Meghan. Ada beberapa orang yang merasa langsung bersemangat dan segera mengelu
Meghan mendengar dengan jelas pertanyaan Danzel, tetapi dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Pertanyaan apa itu? Dia mengernyitkan alisnya dan melirik ke arah lain. Setelah bingung sejenak, baru berbicara dengan nada suara yang pelan. Suaranya itu juga terdengar samar-samar, jelas dia masih dalam pengaruh alkohol."Aku tadi berdansa di bar. Kenapa?"Mendengar jawaban itu, Danzel menggertakkan giginya dengan makin kuat. Melihat ekspresi Meghan yang tidak bersalah, dia bingung entah harus marah atau tidak. Pada akhirnya, dia menghela napas dengan tak berdaya dan mengulurkan tangannya. Kali ini, dia tidak menarik pergelangan tangan Meghan, tetapi langsung bergandengan tangan."Kita pergi ke ....""Kembali ke hotel!"Meghan masih belum menyelesaikan perkataannya, Danzel langsung menyelanya terlebih dahulu. Mereka telah mengenal satu sama lain begitu lama, tetapi ini adalah kali pertama dia berbicara dengan nada yang tegas seperti ini dengan Meghan. Jarak antara bar dan hotel tidak b
Danzel dan Meghan merasa hal ini tidak terlalu berlebihan. Bagaimanapun, hubungan mereka adalah suami istri. Justru akan menjadi masalah besar jika mereka tidak sekamar. Setelah keduanya selesai mandi secara bergantian, mereka pun berbaring di ranjang. Suasana dalam kamar seketika menjadi sangat hening.Berhubung ranjang tambahan itu adalah single bed, Danzel merasa agak tidak leluasa karena kakinya yang panjang. Meghan juga menyadari hal ini, sehingga dia bertanya dengan suara pelan, "Mau tukaran tempat tidur?" Bagaimanapun, Danzel melakukan semua ini demi dirinya, Meghan merasa harus memperlakukannya dengan baik."Kamu istirahat yang baik saja." Hanya dengan sedikit perhatian dari Meghan saja sudah membuat Danzel merasa lebih nyaman daripada tidur di ranjang besar. Pada saat ini, keduanya tidak lagi berbicara. Suasana di kamar itu kembali menjadi hening.Setelah lima menit kemudian, Danzel masih terjaga dengan kedua matanya yang menatap langit-langit kamar. Pikirannya sangat kacau sa