"Nona Meghan, tahu nggak? Kehadiranmu ini benar-benar sangat membantu bagiku." Jika semua perkataan sebelumnya hanya basa-basi belaka, kini ucapan Samantha benar-benar tulus dari lubuk hatinya. Samantha tidak pernah menyangka bahwa hal kebetulan seperti ini malah mendatangkan kesuksesan besar."Nona Samantha terlalu sungkan," balas Meghan."Mungkin Nona Meghan merasa nggak ada apa-apanya, tapi bagiku ini adalah hal yang besar," timpal Samantha. Meghan bahkan bisa merasakan suara dan kedua tangan Samantha yang gemetaran. Jelas sekali, Samantha sudah menunggu kesempatan untuk menonjolkan diri ini sangat lama."Nanti masih ada wawancara di karpet merah. Setelah selesai wawancara, aku akan mentraktirmu makan, ya?" Samantha menggenggam erat tangan Meghan sambil tertawa dengan sangat gembira."Terima kasih atas ajakan Nona Samantha, tapi kamu nggak usah mentraktirku lagi. Sebaliknya, aku membutuhkan bantuanmu untuk suatu hal." Ketika mengucapkan hal ini, Meghan mengangkat alisnya sedikit mem
Sesuai dugaan, sekitar seminggu setelah itu, Keluarga Oswald mengeluarkan pengumuman resmi. Terus terang saja, pengaruh Meghan di Grup Oswald dan proyek di Danau Yutu merupakan pukulan terbesar dalam hidup Efendy.Upaya Efendy mempertahankan perusahaan hingga selama ini telah menguras sebagian besar asetnya. Lebih parahnya lagi, orang-orang yang pernah bekerja sama dengan Efendy juga tidak berani membantunya sekarang. Reputasi gabungan antara Grup Oswald dan Grup Lewis yang terkemuka membuat tidak ada seorang pun yang berani menyentuh mereka.Dengan serangan internal yang dilakukan oleh Meghan dan tanpa dukungan eksternal sama sekali, Efendy akhirnya tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Keluarga Oswald mengumumkan kebangkrutan.Sejak rumah Keluarga Oswald dilelang, Efendy membawa Natasya dan Monica tinggal di rumah kerabat mereka. Biasanya, kerabat-kerabat ini sangat menghormati Efendy. Namun, kini mereka tampaknya tidak terlalu peduli lagi dengan Efendy sekeluarga.Meski merasa tertek
Saat mendengar keheningan singkat dari ujung lain telepon, Meghan hanya tersenyum sinis. Tanpa menunggu tanggapan apa pun, Meghan langsung memutuskan panggilan tersebut. Dia tidak pernah mengira bahwa ayahnya akan bersikap seperti ini, padahal kondisi ayahnya itu sudah sangat buruk.Di sisi lain, Efendy masih terbengong saat mendengar suara panggilan yang tiba-tiba terputus. Dia merasa seperti telah menerima tamparan dari Meghan melalui telepon. "Dasar anak durhaka!" kutuk Efendy. Pada saat itulah, Natasya baru kembali."Sepertinya rencanamu nggak berjalan lancar," kata Natasya sambil memeluk lengannya dengan ekspresi marah dan penuh sindiran.Mendengar kata-kata Natasya, Efendy melemparkan pandangan dingin sekilas, lalu duduk di sofa tanpa bersuara sama sekali. Keduanya kemudian terdiam selama beberapa saat. Setelah suasana hati Efendy tampak mulai mereda, Natasya baru berkata, "Bagaimanapun, dia itu putrimu. Nggak ada gunanya membantah kenyataan ini.""Apa maksudmu?" tanya Efendy den
Dalam keadaan terdesak, seseorang akan melakukan apa pun demi menyelamatkan diri. Efendy telah melakukan banyak hal yang mempermalukan dirinya sendiri, tetapi situasi saat ini benar-benar di luar dugaan Meghan.Melihat perhiasan di tangan Natasya, hati Meghan seakan-akan tertusuk oleh jarum. Masalah ini sudah berlalu sangat lama, sampai-sampai Meghan sendiri juga hampir melupakannya. Saat masih kecil, ibunya pernah memperlihatkan perhiasan ini dan mengatakan akan menghadiahkannya sebagai hantaran pernikahan untuk Meghan.Jika Efendy dan Natasya tidak mengungkit masalah ini, Meghan mungkin masih bisa mendengar penjelasan mereka. Namun, ucapan dan perhiasan yang ditunjukkan kedua orang ini telah membuat Meghan teringat dengan kesedihannya."Sudah selesai bicaranya, Pak Efendy? Yang ingin kalian lakukan juga sudah selesai, bukan?" Sambil berbicara, Meghan berdiri dari kursinya dan menatap kedua orang itu dengan alis berkerut. "Kalau sudah selesai bicaranya, silakan pergi dari sini sekaran
Hingga saat Winda masuk dan membawakan kopi, barulah Natasya tersadar kembali. Dia bahkan tak pernah bermimpi bahwa suatu hari Meghan akan mengancamnya seperti ini.Natasya menunduk melihat perhiasan di tangannya, ingin sekali rasanya dia menghancurkan semua ini. Namun pada akhirnya, dia tidak memiliki keberanian untuk melakukannya. Bagaimanapun juga, Meghan sekarang adalah Presdir Grup Oswald, dia bahkan bisa membuat Efendy tidak diizinkan masuk ke gedung ini. Apa lagi yang tidak bisa dilakukan Meghan?Natasya sangat merasa tertekan di dalam hatinya. Sambil menggertakkan gigi, Natasya mulai berpikir bahwa jika cara kasar tidak bisa berhasil, dia akan menggunakan cara halus. Setelah berpikir demikian, Natasya mencubit pahanya sendiri hingga matanya mulai berkaca-kaca."Meghan, selama ini aku ... aku nggak pernah menyangka situasi antara kita akan menjadi seperti ini."Tangisan Natasya yang mendadak ini membuat Meghan tercengang, bahkan Efendy juga bereaksi sama. Namun, semua orang di r
Setelah meninggalkan Grup Oswald, Efendy dan Natasya kembali ke rumah kerabat mereka. Setibanya di rumah, keduanya langsung membuka dokumen yang diberikan oleh Meghan dengan tidak sabaran. Setelah diteliti, meskipun sekarang nama yang tercantum dalam kontrak bisnis ini adalah milik Efendy dan Natasya, mereka baru menemukan sebuah masalah besar."Bukankah ini adalah dua toko di pinggiran kota yang mereka gunakan untuk perputaran dana sebelumnya?" tanya Natasya dengan wajah tidak percaya. Dia tidak menyangka bahwa Meghan berhasil mengusir mereka dengan memberikan kedua toko ini.Ketika Efendy memeriksa kembali dokumennya, wajahnya juga menjadi pucat.Seperti yang diungkapkan oleh Natasya, kedua toko ini adalah jenis usaha yang kurang menguntungkan. Keduanya berlokasi di pinggiran daerah yang tidak strategis dan sepi usaha. Bahkan jika mereka mencoba menyewakannya, kemungkinan besar akan sulit menemukan penyewa, apalagi menghasilkan keuntungan."Gadis jalang!" umpat Natasya yang akhirnya
Setelah pintu lift di lantai satu terbuka, Meghan bisa mendengar suara Monica yang sedang berdebat. Meghan mengernyitkan dahinya dan dia mulai menyesal karena tidak pergi ke Grup Amore saja hari ini. Ketika Meghan tiba di resepsionis, dia melihat Monica sedang bertengkar dengan staf di sana."Kenapa aku nggak boleh masuk? Aku ini Nona Besar Grup Oswald! Kamu buta, ya?" teriak Monica.Wajah staf resepsionis itu menjadi merah padam karena kata-kata Monica, tetapi dia tidak berani banyak bicara. Melihat staf itu tidak berani membantahnya, Monica terus memanfaatkan situasi ini untuk menindasnya. Lagi pula, saat ini emosinya sedang meledak-ledak. Namun, sebelum Monica bisa berbicara lebih lanjut, dia melihat sosok Meghan dari sudut matanya."Meghan, kenapa kamu di sini? Apa yang kamu lakukan di tempat ini?" tanya Monica dengan nada tegas. Meghan tetap bersikap tenang, dengan kedua tangan yang diletakkan dalam sakunya. Jika dibandingkan dengan Monica, sikap kedua orang ini sangat jauh berbed
"Bu Meghan, apakah kita harus ...," celetuk seorang petugas keamanan yang sedang mengendalikan kamera pengawas dengan suara pelan dan keringat dingin mengucur di dahinya. Monica tidak menghiraukan perintah Meghan dan bersikeras memasuki gedung. Situasi saat ini sangat mencemaskan.Sementara itu, Meghan duduk dengan tenang sambil melihat kamera pengawas. Monica terlihat sangat bangga karena berhasil masuk ke gedung itu. Di sisi lain, Meghan malah merasa harus berterima kasih kepada Monica karena telah membantunya menemukan orang yang berniat buruk terhadap perusahaan."Winda."Saat ini, Winda yang berdiri di samping Meghan langsung mendekat ketika mendengar namanya dipanggil."Kumpulkan berkas lengkap tentang orang ini dan berikan ke HRD hari ini. Besok dia tidak perlu lagi datang bekerja.""Baik," jawab Winda. Setelah itu, dia bergegas melaksanakan tugas tersebut. Wajah petugas keamanan yang ikut menyaksikan hal tersebut juga langsung menjadi pucat.Sementara di pihak Monica, awalnya d