Jika dipikir-pikir, rasanya cukup aneh. Danzel awalnya merasa sangat kesal, tetapi sebagian besar amarahnya menghilang saat melihat Meghan."Apa kamu sudah membuka Twitter?" tanya Danzel. Meghan sudah terbiasa dengan pembicaraan Danzel yang sering tidak beralasan. Hal ini pun membuatnya makin mudah beradaptasi. Melihat Danzel mengernyit, Meghan tetap menggelengkan kepala meskipun dirinya agak bingung. Itu artinya, Meghan sama sekali tidak membuka Twitter.Meghan membuat akun Twitter ini karena dipaksa oleh Wesley. Wesley mengatakan bahwa Twitter akan sangat membantu jika perusahaan ingin mengumumkan informasi di kemudian hari. Namun, Meghan akhirnya tetap membuat Wesley kecewa karena tidak ingin menjadi konsumsi publik.Danzel menghela napas lega saat melihat Meghan menggelengkan kepalanya. Jelas sekali bahwa Meghan tidak mengetahui masalah ini. Semua ini murni perbuatan Ryan yang terus berangan-angan dirinya telah menjalin hubungan dengan Meghan.Melihat Danzel yang sedang memikirkan
Danzel bahkan mengundur 2 rapat, lalu segera pulang ke rumah untuk berfoto dengan Meghan dan memamerkan kemesraan di internet. Apakah ini bisa disebut masalah mendesak? Kecemburuan dan kebencian yang kuat membuat Leona mengernyit. Dia mengepalkan kedua tangannya dengan erat hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Dia benar-benar sudah tidak tahan lagi.Leona awalnya masih mengira bahwa dirinya bisa merebut Danzel kembali. Bagaimanapun juga, dia sudah menemani Danzel selama bertahun-tahun, tidak seperti Meghan. Namun, seiring berjalannya waktu, kepercayaan diri Leona mulai sirna. Sementara itu, unggahan Danzel barusan telah melewati batas kesabaran Leona. Leona benar-benar sudah tidak tahan lagi. Dia tidak rela jika hubungan Danzel dan Meghan membaik. Melihat ponselnya yang hancur di lantai, Leona menggertakkan giginya lagi. Dia harus merencanakan sesuatu untuk melenyapkan Meghan. Namun, Leona masih ingin secepatnya mendapatkan hati Danzel sebelum melakukan sesuatu pada Meghan. Keesokan p
Setelah memikirkan ini, Leona segera kembali ke kamarnya dan membuka sebuah brankas yang diletakkan di sudut yang agak tersembunyi dalam lemarinya. Beberapa tahun ini, Danzel sering memberinya cek dan mentransfernya uang. Meskipun menyukai barang-barang mewah, Leona tidak berani terlalu sering membelinya.Bagaimanapun, Leona harus mempertahankan citra wanita patuh dan dewasa di hadapan Danzel. Siapa sangka, uang-uang ini akan berguna sekarang. Setelah mengeluarkan dan menghitungnya, dia pun tersenyum lebar. Semua uang ini sudah cukup baginya untuk menyewa pembunuh bayaran.Hanya saja, Leona tidak tahu bahwa Meghan juga telah mengambil tindakan pencegahan setelah insiden penculikan waktu itu. Meghan menjadi sangat waspada sekarang. Sebenarnya dia tidak ingin membahas masalah ini dengan Wesley, tetapi ada Winda yang selalu menemaninya ke mana-mana.Ketika Meghan pergi ke Grup Amore Bersama Winda hari itu, tubuh keduanya luka-luka. Tidak peduli bagaimana Meghan menyembunyikannya, Wesley m
Para penculik yang tak kenal mati ini selalu menyukai orang yang lugas dan benar-benar memiliki kemampuan. Ketika menerima misi, mereka mengira ada masalah percintaan sehingga si penyewa ingin memberi pelajaran kepada pihak ketiga. Namun, kejadian sekarang membuat mereka berubah pikiran.Mungkin memang ada masalah percintaan, tetapi wanita di depan mereka ini jelas bukanlah wanita murahan yang tidak berkemampuan. Para penculik itu menatap cek yang ada di lantai, lalu menoleh dan saling bertatapan. Dalam sekejap, mereka telah membuat keputusan."Yang menyuruh kami menculikmu adalah seorang wanita, dia membayar mahal. Hanya saja, kami nggak tahu namanya," ucap salah seorang penculik.Meghan pun mengangkat alisnya, memasang ekspresi kurang puas dengan jawaban ini. Melihat ini, salah seorang penculik berseru, "Ah! Meskipun nggak tahu namanya, kami tahu marganya!""Benar! Ketika mengunggah misi, wanita ini menyebutkan marganya, Benedict!" sahut penculik yang satu lagi.Jika para penculik in
"Hei! Jawab aku! Apa kalian sudah tuli!" teriak Leona lagi. Dia merasa makin takut dan cemas saat para penculik ini tidak menanggapinya. Ruang di pabrik ini sangat luas sehingga teriakannya ini terus bergema.Beberapa saat kemudian, Leona yang tergeletak di lantai tiba-tiba mendengar suara sepatu hak tinggi tidak jauh dari sana. Bulu kuduknya sontak meremang. Dia ingin menoleh melihat siapa yang datang, tetapi tidak bisa."Papah dia," ucap Meghan. Leona tidak mungkin salah mendengar suara ini. Dia langsung bergumam, "Me ... Meghan ....""Benar, Nona Leona. Aku tidak menyangka kita akan bertemu di tempat seperti ini," sahut Meghan sambil menatap para penculik itu memapah Leona atau lebih tepatnya mengangkat Leona dari lantai."A ... apa yang sebenarnya terjadi ...." gumam Leona. Ketakutan yang mendalam seketika menyelimuti hatinya. Ketika melihat Meghan mendekatinya, dia pun menjadi makin gelisah."Kamu bertanya padaku? Atau kamu sedang membantuku bertanya?" timpal Meghan dengan dingin.
Setelah mendengar alasan ini, Meghan seketika tidak tahu harus mengatakan apa. Dia tidak tahu apakah dirinya seharusnya membenci Leona atau bersimpati padanya.Apakah penyebab masalah ini memang kehadirannya? Kalau begitu, bagaimana dengan 3 tahun lalu? Meghan merasa sangat tidak tertarik dengan pergumulan cinta seperti ini.Memikirkan ini, Meghan pun menggigit bibirnya. Sementara itu, Leona menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk menenangkan dirinya.Pada saat ini, pintu pabrik tiba-tiba dibuka seseorang. Semua orang langsung menoleh, lalu terlihat Danzel yang berjalan masuk. Danzel bisa tiba secepat ini karena Meghan mengirim pesan untuknya.Bukannya Meghan menginginkan hal lain, tetapi dia merasa Danzel harus mengetahui sikap asli jalang ini. Namun, ketika Meghan tertegun, Danzel tiba-tiba berteriak dengan panik, "Meghan, berhenti!"Begitu ucapan ini dilontarkan, Danzel sudah tiba di hadapan Meghan dan merebut belati tersebut dari tangannya. Jika dilihat-lihat, situasi seperti tib
Meghan merasa agak kecewa saat melihat Danzel yang hanya terdiam. Namun, sebenarnya dia juga tidak perlu merasa seperti ini. Semua ini hanya karena dia merasa Danzel adalah pria yang bisa menilai situasi. Namun, ternyata dia telah salah menilai Danzel.Meghan menggertakkan giginya dan merasa jijik saat melihat Leona yang bersandar dengan lemas di tubuh Danzel. Dia mengurungkan niatnya untuk berbicara lagi."Bu Meghan." Suara di belakang membuat Meghan langsung menoleh. Kemudian, terlihat para polisi menghampirinya. Kebetulan sekali, mereka juga yang menangani kasus penculikan sebelumnya.Melihat kapten polisi itu, Meghan tersenyum getir sambil mengangguk dengan sopan. Kapten itu pun bertanya, "Apa hanya orang-orang di luar pabrik itu? Kami sudah menginterogasi mereka barusan."Selesai berbicara, kapten itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah Leona. Sejak para polisi ini datang, Leona terus bersembunyi di belakang Danzel. Dia jelas-jelas takut, tetapi pandangannya terus mengamati
Mendengar kata-kata itu, Leona benar-benar tercengang. Kedua tangannya berhenti di tengah udara, tetapi dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya.Selama bertahun-tahun bekerja untuk Danzel, Leona belum pernah ditegur dengan nada ancaman seperti ini. Dia pun menelan ludah dengan susah payah dan sangat gugup hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Sementara itu, Danzel yang melihat ekspresi Leona pun agak mengernyit, lalu akhirnya menghela napas. Setelah ragu-ragu sejenak, Danzel tampak berbalik dan masuk ke ruangan yang ada di kantor polisi. Kemudian, setelah Leona tersadar kembali, Danzel sudah keluar dari ruangan itu."Nona Leona, tolong jaga sikapmu ke depannya," ucap kapten dengan acuh tak acuh. Melihat situasi ini, Leona baru menyadari apa yang telah terjadi. Mungkinkah barusan Danzel pergi mencari kapten polisi untuk memintanya melepaskan Leona?Tentunya ini adalah kabar baik, tetapi Leona masih merasa berat di dalam hatinya. Dia bahkan tidak merasa lega sedikit pun. Dia meng