Melihat alamat IP itu, Meghan segera mencarinya di komputer lain dan hasilnya memang cocok. Jadi, komputer Danzel diretas? Masalah ini agak mengerikan.Meghan tertawa dan terlihat sangat antusias. Meghan pasti akan menerima misi ini, tetapi dia tidak boleh memakai alamat IP permanen untuk mengerjakannya.Meghan memang sangat yakin dengan kemampuannya, tetapi siapa tahu Danzel tiba-tiba berniat untuk menyelidikinya. Saat ini, Meghan tidak ingin Danzel tahu bahwa dirinya juga merupakan seorang peretas. Dia hanya ingin mengurangi masalah yang merepotkan.Setelah mempertimbangkannya, Meghan langsung keluar dari halaman web, lalu keluar dari kantor dengan membawa tas yang ada di meja.Meghan melihat Winda keluar dari lift lain ketika hendak memasuki lift. Winda bertanya, "Bu Meghan mau ke mana?""Warnet," jawab Meghan. Dia menepuk-nepuk bahu Winda seraya tersenyum.Sesudah Meghan meninggalkan Grup Oswald, Winda masih kebingungan. Kenapa orang dewasa seperti Meghan masih pergi ke warnet? Sel
Setelah bekerja di Grup Lewis selama bertahun-tahun, para karyawan Departemen Teknis belum pernah ada yang bisa menyelesaikan tugas seperti ini. Hal ini memang membingungkan, tetapi mereka seperti telah menerima sebuah misi yang sangat besar dalam situasi kritis. "Jangan khawatir, Pak Danzel. Aku pasti akan membantumu menemukan hacker itu! Tenang saja!" ucap Gary.Danzel tersenyum saat mendengar ucapan ini. Dia menepuk-nepuk pundak Gary dan pergi.Di sisi lain, Ryan merasa belum puas setelah mengutak-atik komputer Danzel. Lagi pula, dia menghancurkan program komputer Danzel hanya untuk memberi peringatan dan pelajaran pada Danzel saja.Sementara itu, Meghan masih tidak peduli dengan perasaan Ryan. Jika Meghan tidak menyetujui Ryan untuk datang ke perusahaannya setiap hari, dia hanya bisa menggunakan cara lain.Begitu memikirkan hal ini, Ryan menyalakan komputernya lagi dan langsung masuk ke akun Twitter resminya tanpa ragu. Selama ini, Ryan tahu akun Twitter Meghan, tetapi mereka berd
Jika dipikir-pikir, rasanya cukup aneh. Danzel awalnya merasa sangat kesal, tetapi sebagian besar amarahnya menghilang saat melihat Meghan."Apa kamu sudah membuka Twitter?" tanya Danzel. Meghan sudah terbiasa dengan pembicaraan Danzel yang sering tidak beralasan. Hal ini pun membuatnya makin mudah beradaptasi. Melihat Danzel mengernyit, Meghan tetap menggelengkan kepala meskipun dirinya agak bingung. Itu artinya, Meghan sama sekali tidak membuka Twitter.Meghan membuat akun Twitter ini karena dipaksa oleh Wesley. Wesley mengatakan bahwa Twitter akan sangat membantu jika perusahaan ingin mengumumkan informasi di kemudian hari. Namun, Meghan akhirnya tetap membuat Wesley kecewa karena tidak ingin menjadi konsumsi publik.Danzel menghela napas lega saat melihat Meghan menggelengkan kepalanya. Jelas sekali bahwa Meghan tidak mengetahui masalah ini. Semua ini murni perbuatan Ryan yang terus berangan-angan dirinya telah menjalin hubungan dengan Meghan.Melihat Danzel yang sedang memikirkan
Danzel bahkan mengundur 2 rapat, lalu segera pulang ke rumah untuk berfoto dengan Meghan dan memamerkan kemesraan di internet. Apakah ini bisa disebut masalah mendesak? Kecemburuan dan kebencian yang kuat membuat Leona mengernyit. Dia mengepalkan kedua tangannya dengan erat hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Dia benar-benar sudah tidak tahan lagi.Leona awalnya masih mengira bahwa dirinya bisa merebut Danzel kembali. Bagaimanapun juga, dia sudah menemani Danzel selama bertahun-tahun, tidak seperti Meghan. Namun, seiring berjalannya waktu, kepercayaan diri Leona mulai sirna. Sementara itu, unggahan Danzel barusan telah melewati batas kesabaran Leona. Leona benar-benar sudah tidak tahan lagi. Dia tidak rela jika hubungan Danzel dan Meghan membaik. Melihat ponselnya yang hancur di lantai, Leona menggertakkan giginya lagi. Dia harus merencanakan sesuatu untuk melenyapkan Meghan. Namun, Leona masih ingin secepatnya mendapatkan hati Danzel sebelum melakukan sesuatu pada Meghan. Keesokan p
Setelah memikirkan ini, Leona segera kembali ke kamarnya dan membuka sebuah brankas yang diletakkan di sudut yang agak tersembunyi dalam lemarinya. Beberapa tahun ini, Danzel sering memberinya cek dan mentransfernya uang. Meskipun menyukai barang-barang mewah, Leona tidak berani terlalu sering membelinya.Bagaimanapun, Leona harus mempertahankan citra wanita patuh dan dewasa di hadapan Danzel. Siapa sangka, uang-uang ini akan berguna sekarang. Setelah mengeluarkan dan menghitungnya, dia pun tersenyum lebar. Semua uang ini sudah cukup baginya untuk menyewa pembunuh bayaran.Hanya saja, Leona tidak tahu bahwa Meghan juga telah mengambil tindakan pencegahan setelah insiden penculikan waktu itu. Meghan menjadi sangat waspada sekarang. Sebenarnya dia tidak ingin membahas masalah ini dengan Wesley, tetapi ada Winda yang selalu menemaninya ke mana-mana.Ketika Meghan pergi ke Grup Amore Bersama Winda hari itu, tubuh keduanya luka-luka. Tidak peduli bagaimana Meghan menyembunyikannya, Wesley m
Para penculik yang tak kenal mati ini selalu menyukai orang yang lugas dan benar-benar memiliki kemampuan. Ketika menerima misi, mereka mengira ada masalah percintaan sehingga si penyewa ingin memberi pelajaran kepada pihak ketiga. Namun, kejadian sekarang membuat mereka berubah pikiran.Mungkin memang ada masalah percintaan, tetapi wanita di depan mereka ini jelas bukanlah wanita murahan yang tidak berkemampuan. Para penculik itu menatap cek yang ada di lantai, lalu menoleh dan saling bertatapan. Dalam sekejap, mereka telah membuat keputusan."Yang menyuruh kami menculikmu adalah seorang wanita, dia membayar mahal. Hanya saja, kami nggak tahu namanya," ucap salah seorang penculik.Meghan pun mengangkat alisnya, memasang ekspresi kurang puas dengan jawaban ini. Melihat ini, salah seorang penculik berseru, "Ah! Meskipun nggak tahu namanya, kami tahu marganya!""Benar! Ketika mengunggah misi, wanita ini menyebutkan marganya, Benedict!" sahut penculik yang satu lagi.Jika para penculik in
"Hei! Jawab aku! Apa kalian sudah tuli!" teriak Leona lagi. Dia merasa makin takut dan cemas saat para penculik ini tidak menanggapinya. Ruang di pabrik ini sangat luas sehingga teriakannya ini terus bergema.Beberapa saat kemudian, Leona yang tergeletak di lantai tiba-tiba mendengar suara sepatu hak tinggi tidak jauh dari sana. Bulu kuduknya sontak meremang. Dia ingin menoleh melihat siapa yang datang, tetapi tidak bisa."Papah dia," ucap Meghan. Leona tidak mungkin salah mendengar suara ini. Dia langsung bergumam, "Me ... Meghan ....""Benar, Nona Leona. Aku tidak menyangka kita akan bertemu di tempat seperti ini," sahut Meghan sambil menatap para penculik itu memapah Leona atau lebih tepatnya mengangkat Leona dari lantai."A ... apa yang sebenarnya terjadi ...." gumam Leona. Ketakutan yang mendalam seketika menyelimuti hatinya. Ketika melihat Meghan mendekatinya, dia pun menjadi makin gelisah."Kamu bertanya padaku? Atau kamu sedang membantuku bertanya?" timpal Meghan dengan dingin.
Setelah mendengar alasan ini, Meghan seketika tidak tahu harus mengatakan apa. Dia tidak tahu apakah dirinya seharusnya membenci Leona atau bersimpati padanya.Apakah penyebab masalah ini memang kehadirannya? Kalau begitu, bagaimana dengan 3 tahun lalu? Meghan merasa sangat tidak tertarik dengan pergumulan cinta seperti ini.Memikirkan ini, Meghan pun menggigit bibirnya. Sementara itu, Leona menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk menenangkan dirinya.Pada saat ini, pintu pabrik tiba-tiba dibuka seseorang. Semua orang langsung menoleh, lalu terlihat Danzel yang berjalan masuk. Danzel bisa tiba secepat ini karena Meghan mengirim pesan untuknya.Bukannya Meghan menginginkan hal lain, tetapi dia merasa Danzel harus mengetahui sikap asli jalang ini. Namun, ketika Meghan tertegun, Danzel tiba-tiba berteriak dengan panik, "Meghan, berhenti!"Begitu ucapan ini dilontarkan, Danzel sudah tiba di hadapan Meghan dan merebut belati tersebut dari tangannya. Jika dilihat-lihat, situasi seperti tib