Setelah Meghan kembali ke ruang kantornya, Winda melaporkan urusan pekerjaan kepadanya. Meghan tidak membicarakan masalah Winda yang merupakan anggota Ryan. Jadi, Winda pun tidak menanyakannya.Mungkin, ini karena kepercayaan dan pengertian antara orang dewasa. Ada beberapa hal yang cukup dipahami oleh satu sama lain. Tidak ada artinya jika diungkit lagi.Ditambah dengan saat penculikan sebelumnya, Meghan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Winda. Hal ini sudah cukup meyakinkan Winda."Kalau tidak enak badan, kamu boleh istirahat beberapa hari lagi. Sekarang, proyek belum dimulai," ucap Meghan sambil menepuk-nepuk bahu Winda. Dia tampak mengkhawatirkan Winda.Winda menggeleng dan meletakkan laporan minggu lalu yang sudah dibereskan di atas meja. Winda berkata, "Bu Meghan, kalau begitu, aku selesaikan pekerjaan lain dulu."Meghan membaca laporan yang dikerjakan Winda secara garis besar. Hasilnya memang cukup memuaskan. Meghan memandang Winda dengan kagum, lalu membiarkannya perg
Meghan merasa pusing menghadapi kondisi sekarang ini. Hampir setiap hari, Danzel mengantar Meghan ke kantor dan menjemput Meghan pulang kerja tepat waktu. Jadi, sebelum pulang, Meghan akan meletakkan bunga yang diberikan Ryan di ruang istirahat setiap hari.Meghan memang tidak merasa tindakannya aneh, tetapi jelas dia tidak ingin Danzel melihat bunga-bunga yang diberikan Ryan kepadanya. Hari ini, Meghan baru menyelesaikan rapat pada sore hari. Masih ada 1 jam lagi sebelum pulang kerja.Awalnya, Meghan berencana beristirahat sebentar, lalu mengerjakan hal lain. Siapa sangka, begitu Meghan duduk, pintu ruangannya diketuk seseorang. Meghan mengira orang yang datang adalah Winda, jadi dia langsung menyahut tanpa berpikir panjang. Namun, ternyata orang yang membuka pintu adalah Danzel."Kamu ... kenapa hari ini kamu datang begitu cepat?" tanya Meghan yang terbelalak. Dia melirik bunga yang terpajang di meja samping, lalu langsung berdiri dan jantungnya berdegup kencang."Urusan di kantor su
Sama seperti sebelumnya, hari ini Ryan datang mencari Meghan untuk membicarakan masalah proyek. Meghan mengira Ryan ingin membahas keputusan yang penting, ternyata hanya mengenai pemilihan desain dekorasi. Selain itu, diskusi mereka tetap saja tidak membuahkan hasil setelah memilih beberapa desain."Sudahlah, sebenarnya kita nggak perlu terburu-buru," ucap Ryan. Dia melihat jam dan melanjutkan perkataannya, "Sudah siang, bagaimana kalau kita makan dulu? Di dekat sini sepertinya ada restoran baru."Melihat Ryan yang hendak berdiri dan memakai jaket, Meghan langsung menyela, "Ryan ...."Gerakan Ryan terhenti saat mendengar nada bicara Meghan yang mendadak menjadi serius. Kemudian, dia duduk kembali, lalu bertanya sambil memandang Meghan dengan kebingungan, "Ada yang mau kamu bicarakan?"Meghan mengernyit, lalu melihat bunga yang ada di meja. Ini adalah buket bunga yang dibawa Ryan hari ini dan dia tetap memberikan bunga berwarna kuning dan merah muda. Meghan tiba-tiba teringat ucapan Dan
Ada apa dengan Danzel? Apa dia menggila? Meghan tanpa sadar menggenggam pegangan pintu mobil dan mengernyit.Namun, Meghan tidak berbicara lagi sepanjang perjalanan. Dia takut Danzel makin menggila dan mencemaskan keselamatan mereka.Meghan baru merasa lega ketika mobil berhenti di depan pintu vila. Mereka berdua sama-sama turun dari mobil dan Meghan sengaja menunggu Danzel. Meghan merasa khawatir melihat raut wajah Danzel yang muram.Sesudah masuk ke vila, awalnya Meghan berniat untuk langsung naik ke lantai 2, lalu langkahnya terhenti. Meghan meraih pegangan tangga dan mengatupkan bibirnya. Dia berencana menanyakan Danzel apa yang terjadi.Ternyata, sebelum Meghan sempat bicara, Danzel yang berada di belakangnya memanggil Meghan terlebih dahulu, "Meghan."Meghan langsung berbalik dan melihat wajah Danzel yang sangat serius, seolah-olah telah terjadi masalah besar. Meghan berujar, "Kamu ... kenapa ....""Bukannya kemarin kita sudah menandatangani perjanjian? Sekarang kita masih suami
Ryan mengetuk jarinya di meja. Suara yang berirama itu bergema di dalam ruang kantor yang besar. Ryan berkata, "Kalau kamu mau bersandiwara di depanku, aku akan menunjukkan seperti apa konsekuensinya karena kamu menyinggungku."Saat memikirkan hal ini, Ryan tidak ragu-ragu lagi. Dia langsung menghidupkan komputernya, lalu memasuki back-end sistem dengan lancar. Ryan mulai mencari berkas Grup Lewis.Ketika Meghan berada di luar negeri, Ryan selalu mengikutinya. Tentu saja, dia termasuk kandidat yang hebat dalam urusan peretasan.Saat ini, Ryan masih tidak berniat menumbangkan Danzel. Dia hanya ingin Danzel tidak diterima oleh Meghan dan itu sudah termasuk hasil yang memuaskan. Ryan ingat sebelumnya Meghan pernah mengatakan bahwa dia dan Danzel mempunyai kerja sama bisnis. Ryan pun segera melakukan penyelidikan berdasarkan target ini.Bagaimanapun, itu adalah komputer Danzel. Jadi, Ryan menghabiskan cukup banyak waktu untuk meretasnya. Namun, untung saja dia berhasil menemukannya.Ryan m
Melihat alamat IP itu, Meghan segera mencarinya di komputer lain dan hasilnya memang cocok. Jadi, komputer Danzel diretas? Masalah ini agak mengerikan.Meghan tertawa dan terlihat sangat antusias. Meghan pasti akan menerima misi ini, tetapi dia tidak boleh memakai alamat IP permanen untuk mengerjakannya.Meghan memang sangat yakin dengan kemampuannya, tetapi siapa tahu Danzel tiba-tiba berniat untuk menyelidikinya. Saat ini, Meghan tidak ingin Danzel tahu bahwa dirinya juga merupakan seorang peretas. Dia hanya ingin mengurangi masalah yang merepotkan.Setelah mempertimbangkannya, Meghan langsung keluar dari halaman web, lalu keluar dari kantor dengan membawa tas yang ada di meja.Meghan melihat Winda keluar dari lift lain ketika hendak memasuki lift. Winda bertanya, "Bu Meghan mau ke mana?""Warnet," jawab Meghan. Dia menepuk-nepuk bahu Winda seraya tersenyum.Sesudah Meghan meninggalkan Grup Oswald, Winda masih kebingungan. Kenapa orang dewasa seperti Meghan masih pergi ke warnet? Sel
Setelah bekerja di Grup Lewis selama bertahun-tahun, para karyawan Departemen Teknis belum pernah ada yang bisa menyelesaikan tugas seperti ini. Hal ini memang membingungkan, tetapi mereka seperti telah menerima sebuah misi yang sangat besar dalam situasi kritis. "Jangan khawatir, Pak Danzel. Aku pasti akan membantumu menemukan hacker itu! Tenang saja!" ucap Gary.Danzel tersenyum saat mendengar ucapan ini. Dia menepuk-nepuk pundak Gary dan pergi.Di sisi lain, Ryan merasa belum puas setelah mengutak-atik komputer Danzel. Lagi pula, dia menghancurkan program komputer Danzel hanya untuk memberi peringatan dan pelajaran pada Danzel saja.Sementara itu, Meghan masih tidak peduli dengan perasaan Ryan. Jika Meghan tidak menyetujui Ryan untuk datang ke perusahaannya setiap hari, dia hanya bisa menggunakan cara lain.Begitu memikirkan hal ini, Ryan menyalakan komputernya lagi dan langsung masuk ke akun Twitter resminya tanpa ragu. Selama ini, Ryan tahu akun Twitter Meghan, tetapi mereka berd
Jika dipikir-pikir, rasanya cukup aneh. Danzel awalnya merasa sangat kesal, tetapi sebagian besar amarahnya menghilang saat melihat Meghan."Apa kamu sudah membuka Twitter?" tanya Danzel. Meghan sudah terbiasa dengan pembicaraan Danzel yang sering tidak beralasan. Hal ini pun membuatnya makin mudah beradaptasi. Melihat Danzel mengernyit, Meghan tetap menggelengkan kepala meskipun dirinya agak bingung. Itu artinya, Meghan sama sekali tidak membuka Twitter.Meghan membuat akun Twitter ini karena dipaksa oleh Wesley. Wesley mengatakan bahwa Twitter akan sangat membantu jika perusahaan ingin mengumumkan informasi di kemudian hari. Namun, Meghan akhirnya tetap membuat Wesley kecewa karena tidak ingin menjadi konsumsi publik.Danzel menghela napas lega saat melihat Meghan menggelengkan kepalanya. Jelas sekali bahwa Meghan tidak mengetahui masalah ini. Semua ini murni perbuatan Ryan yang terus berangan-angan dirinya telah menjalin hubungan dengan Meghan.Melihat Danzel yang sedang memikirkan