Share

Chapter 4

Author: Caca Maricha
last update Last Updated: 2021-07-29 19:28:09

Hasna pun hanya diam dan mulai memandang nanar ke arah sang suami yang sudah lumayan jauh berjalan, begitu pula dengan Melati, saat itu ia pun hanya bisa tercengang, memandangi ayahnya yang semakin bersikap cuek padanya. Tak ingin membuat Melati ikut bersedih, Hasna pun seketika langsung mengganti raut wajahnya yang sendu menjadi kembali ceria. 

"Ah ya sudah kalau begitu, ayo kita main lagi." Ucap Hasna pada Melati. 

Namun saat itu Melati langsung menggelengkan kepalanya sebagai tanda ia tak ingin bermain lagi. Melati yang sedih melihat sikap ayahnya pun akhirnya memilih untuk masuk ke dalam rumah kayu mereka. 

Melihat hal itu, lagi dan lagi membuat hati Hasna hancur, bagi Hasna, tidak ada yang lebih menyakitkan selain melihat anaknya bersedih hati apalagi ini menyangkut sikap suaminya. Namun ketika Hasna mulai bangkit dan ingin menyusul Melati, rasa mual itu kembali datang hingga untuk kedua kalinya Hasna pun harus muntah di tanah. Dengan cepat Hasna kembali menutupi bekas muntahan itu dengan tanah agar Melati tak kembali melihatnya. 

"Ya tuhan, kenapa aku ini?" Tanya Hasna seorang diri sembari mulai mengusap peluh yang mulai menetes dari dahinya.

Beberapa hari kemudian...

"Selamat ya bu, ternyata yang membuat ibu sakit beberapa hari ini adalah karena ibu sedang hamil." Jelas seorang perawat saat baru memeriksa perut Hasna. 

"Apa?!" Mata Hasna seketika membulat.

Hasna pun terkejut bukan kepalang, seketika ia melirik ke arah Melati yang saat itu terduduk tak jauh darinya. Entah ia harus merasa senang atau sedih ia pun tak tau, karena yang ada dalam benaknya saat itu ialah Melati masih sangat kecil, di tambah sikap suaminya yang kembali cuek, membuatnya sedikit cemas hingga ia pun kembali terbayang dengan kejadian di kehamilannya yang pertama dulu. 

Hasna dengan menuntun tangan Melati terus berjalan lesu untuk kembali pulang ke rumah mereka, saat itu pikirannya mulai bercabang-cabang layaknya pepohonan rimbun. Tak lama suara lembut dari putri kecilnya pun sontak menyadarkannya dari lamunan. 

"Ibu, apakah itu artinya Mel akan punya adik?" Tanya Melati dengan begitu polosnya. 

Membuat langkah Hasna seketika terhenti, ia pun mulai menatap lekat wajah Melati, dan kemudian berlutut di hadapannya dan berkata. 

"Kalau iya, apa Melati akan senang?" Tanya Hasna kembali sembari mengusap lembut rambut putrinya.

"Mel senang ibu, apalagi kalau adiknya perempuan hehehe." Jawabnya lugu.

Hasna pun hanya tersenyum lirih, ia pun kembali berdiri dan memilih untuk melanjutkan perjalanan karena saat itu hari sudah semakin sore.

"Ya sudah nanti saja kita bahas ya, kita jalan lagi ya, ibu takut nanti kita kemalaman sampai di rumah."

Melati pun hanya mengangguk patuh dan akhirnya mereka pun melanjutkan perjalanan. Di sepanjang jalan Melati terus bernyanyi lagu-lagu yang ia sukai, Hasna yang mendengar itu hanya bisa tersenyum dan sesekali ia pun memilih untuk ikut bernyanyi bersama anaknya. Hingga tanpa terasa tibalah mereka di rumah, saat itu ternyata Aryo telah lebih dulu pulang ke rumah. 

"Mas sudah pulang?" Tanya Hasna sembari tersenyum. 

"Dari mana saja kalian ha? Aku sudah cukup lama menunggu dan sekarang aku lapar." Ucap Aryo sembari memandang sinis ke arah Hasna. 

"Maaf ya mas. Baiklah, aku akan siapkan makanan untukmu." Hasna pun langsung menuju dapur. 

"Ayah, ayo kita main." Melati pun menghampiri ayahnya dan duduk berpangku dengan manjanya. 

"Ayah sangat lelah." Jawab Aryo datar. 

"Ayah... ayo main, ayo main, ayo main ayah..." Rengek Melati lagi. 

"Jangan sekarang, ayah lelah dan lapar." 

"Ayo ayah.. ayo kita main sebentar saja ayah." Melati pun terus merengek sembari terus menggerak-gerakkan tubuhnya. 

Namun hal itu bukannya membuat hati Aryo luluh, ia justru semakin merasa kesal hingga membuatnya membentak Melati.

"Ku bilang tidak ya tidak!" Bentak Aryo. 

Melati pun terkejut dan jadi sangat ketakutan, ia yang awalnya duduk berpangku pada ayahnya, kini langsung terperanjat. 

Mendengar putrinya di bentak, membuat Hasna dengan langkah cepat keluar dari dapur sambil membawa serta semangkuk mie kuah yang baru di masaknya. 

"Ada apa mas? Kenapa kamu membentaknya?" Tanya Hasna sembari mengernyitkan dahinya. 

Melati yang ketakutan pada ayahnya pun seketika langsung berlari ke arah ibunya dan memilih untuk bersembunyi di balik badan ibunya. 

"Ibu, Mel takut ibu." Bisik Melati. 

"Lihat mas! Anakmu sampai takut pada ayahnya sendiri." Ketus Hasna.

"Ah sudah, sudah! Kalian tak usah berlebihan, mana makananku? Aku sudah sangat lapar." Jawab Aryo yang seolah tak ingin terlalu peduli.

Hasna pun hanya bisa menghela nafas, lalu ia pun meletakkan mangkuk mie yang ia bawa ke atas meja. 

"Hanya mie instan saja? Apa-apaan ini? Aku bisa usus buntu jika setiap hari memakan mie instan terus menerus!" Ketus Aryo.

"Iya, hanya itu yang tersisa di dapur, karena kamu belum memberiku uang belanja sejak kemarin." Jawab Hasna datar.

"Jadi, mentang-mentang aku tak memberimu uang belanja, itu bisa kau jadikan sebagai alasan agar bisa memberiku makan mie instan setiap hari? Begitu?!" 

"Ini sama sekali bukan alasan mas, ini faktanya." 

"Halah, dasar istri boros. Sudah tau hidup pas-pasan tapi sama sekali tidak bisa menyimpan uang!" 

"Boros katamu mas? Apa kamu tidak sadar berapa uang belanja yang kamu berikan padaku setiap hari? Menurutmu apa uang segitu cukup untuk ku simpan kembali?" Tanya Hasna yang mulai meneteskan air matanya. 

"Halah alasan, dasar istri tidak berguna!!" Bentak Aryo sembari melemparkan mangkuk mie itu ke lantai. 

Membuat Hasna beserta Melati jadi terkejut, Melati pun jadi bertambah ketakutan saat melihat ayahnya mengamuk pada ibunya hingga membuatnya menangis tersengkuk-sengkuk. 

Namun Aryo yang melihat hal itu seolah tak peduli, ia justru ingin segera beranjak pergi, tapi tangannya langsung di tahan oleh Hasna. 

"Mau kemana lagi kamu mas?"

"Lepaskan tanganku istri bodoh!" Aryo pun segera menepis tangan Hasna. 

Namun Hasna kembali menarik tangan suaminya untuk mencegahnya pergi. 

"Jangan pergi mas." 

*Prakk* 

Sebuah tamparan keras dari Aryo melayang begitu saja ke pipi Hasna, hingga menciptakan tanda merah pada sebelah pipinya. Hasna pun terdiam seketika sembari memegangi pipinya yang memerah, kini air matanya pun mulai menetes tanpa bisa ia bendung lagi. Melati yang melihat hal itu menjadi semakin histeris dan berteriak. 

"Ibuuuu." Tangisan Melati semakin pecah, ia pun langsung berlari memeluk ibunya. 

"Ayah jahat, ayah jahat, aku benci ayah." Teriak Melati yang masih terus menangis sembari semakin mengeratkan pelukannya pada sang ibu.

Namun Hasna langsung mengusap air matanya, di hadapan Melati, ia pun kembali mengukir senyuman sembari akhirnya berkata. 

"Jangan menangis sayang, ibu tidak apa-apa. Ibu dan ayah hanya sedang bercanda saja kok hehehe." Ucap Hasna dengan begitu lembut sembari mengusap air mata Melati.

"Bercanda?" Tanya Melati sembari mengernyitkan dahinya.

"Iya sayang, ayah tidak benar-benar memukul ibu. Lihat lah, buktinya ibu tidak menangis kan?" Jawab Hasna masih terus tersenyum meski dalam hatinya ia sangat ingin menangis. 

Melati pun melirik ke arah ayahnya yang masih berdiri tak jauh darinya, saat itu Aryo hanya mendengus dan langsung pergi begitu saja tanpa berkata apapun lagi. Mau tak mau akhirnya Hasna membiarkan Aryo pergi karena ia tak ingin semakin memperkeruh keadaan apalagi di hadapan Melati.

Bersambung...

Related chapters

  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 5

    Pagi hari, Hasna terbangun dan langsung berlari menuju kamar mandi, lalu seketika ia pun memuntahkan seluruh isi perutnya."Uweekkk"Mendengar hal itu, membuat Aryo pun akhirnya ikut terbangun, ia terduduk di atas ranjangnya sembari mengucek-ngucek matanya."Hei Hasna, kenapa berisik sekali?" Tanya Aryo sembari mulai meregangkan tubuhnya.Namun saat itu sama sekali tak terdengar jawaban dari Hasna, yang terdengar hanyalah suaranya yang terus memuntahkan isi perutnya."Uwweek.""Hei Hasna, ada apa sebenarnya dengan mu ha?" Teriak Aryo lagi.Namun Hasna masih tidak menjawabnya, hingga membuat Aryo akhirnya turun dari tempat tidur dan mulai menuju kamar mandi untuk menghampirinya. Saat itu Hasna terlihat sedang berjongkok tak jauh dari pintu kamar mandinya yang sengaja ia biarkan terbuka."H

    Last Updated : 2021-07-29
  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 6

    Seperti yang sama-sama kita tau, manusia adalah tempatnya salah dan lupa, begitu pula dengan Hasna yang terbilang wanita kuat dan tegar, pun tak luput dari kesalahan.Bagaimana tidak, meskipun Hasna telah melahirkan seorang anak lelaki yang di beri nama Rio, nyatanya tak menghilangkan sikap berlebihannya terhadap Melati. Saat itu, Hasna bahkan terkesan lebih memprioritaskan Melati di banding bayi lelakinya yang jauh lebih membutuhkannya saat itu."Heh Hasna, apa kau tidak dengar itu anak kita terus menangis?" Tanya Aryo yang baru keluar dari kamar mandi.Saat itu Hasna terlihat sedang sibuk menyuapi sarapan untuk Melati, ia pun hanya menoleh sesaat ke arah Rio yang kala itu ia baringkan di atas tempat tidur."Iya sebentar lagi, aku sedang menyuapi Melati." Jawabnya santai.Aryo pun kembali mendengus kesal, ia menghela nafas kasar lalu langsung menghampiri Rio yang terus m

    Last Updated : 2021-08-01
  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 7

    Tak lama, Aryo pun terlihat keluar dari kamar sembari kembali merapikan pakaian yang baru di pakai olehnya."Masak sarapan apa hari ini?" Tanyanya datar sembari mulai melirik ke arah meja.Namun dahi Aryo seketika mengkerut saat memandangi sepotong ubi rebus yang tersisa di dalam sebuah piring."Haaah, Ubi lagi ubi lagi!" Ketus Aryo sembari menatap tajam ke arah Hasna.Hasna, dengan wajah sayunya akibat kurang istirahat pun hanya menatap nanar ke arah suaminya."Maaf suamiku, tapi uang yang kamu berikan kemarin hanya cukup untuk membayar uang sekolah Melati. Jadi hari ini hanya bisa memakan ubi yang ku tanam sendiri.""Halah, selalu saja begitu alasanmu! Kau ini memang istri yang tidak pandai menyenangkan suami!!" Bentak Aryo di hadapan kedua anaknya yang masih kecil.Hal itu pun seketika membuat Hasna menjadi

    Last Updated : 2021-08-03
  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 1

    Hasna, ialah seorang wanita yang saat ini berusia 26 tahun, seorang istri, dan dalam hitungan beberapa bulan lagi, ia pun akan resmi menyandang status sebagai seorang ibu. Ya, saat ini Hasna memanglah sedang hamil, kehamilannya kini memasuki usia 6 bulan. Hasna, yang setahun silam telah di persunting oleh Aryo, kini mau tak mau harus menjalani hari-hari yang tak mudah dalam hidupnya.Bagaimana tidak, Hasna yang sebenarnya berasal dari keluarga yang berada, harus merelakan kehidupan serba mewahnya karena ia lebih memilih lelaki yang saat itu begitu ia cintai dan memulai hidup baru bersama Aryo suaminya. Sementara Aryo yang memang berasal dari keluarga kalangan bawah, saat itu hanyabekerja sebagai buruh bangunan yang bergaji tak seberapa jika dibandingkan dengan uang jajan yang diberikan oleh orang tua Hasna padanya dulu. Namun, rasa cinta dan sayang Hasna yang begitu tulus kepada Aryo, membuatnya seakan buta dan rela menentang kedua orang tuanya yang sangat t

    Last Updated : 2021-07-28
  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 2

    Dengan tergopoh-gopoh Aryo terus lari menggendong Hasna memasuki puskesmas terdekat. Bagaimana tidak, kehidupan mereka yang memang serba kekurangan membuat mereka tidak memiliki harta apapun yang berharga termasuk pula kendaraan.Saat itu wajah Hasna mulai terlihat pucat dan di iringi pula dengan peluhnya yang terus menyucur deras. Hasna yang saat itu dalam keadaan sudah terkulai lemas, hanya bisa terus meringis memegangi perutnya."Sakit mas." Ucapnya pelan.Aryo pun berhasil membawa istrinya masuk ke dalam puskesmas, malam yang semakin larut membuat puskesmas itu terlihat begitu sepi, bahkan suara langkah kaki Aryo pun terdengar begitu menggema di ruangan itu.Dengan cepat Aryo mendudukkan Hasna di kursi roda yang berada tak jauh dari pintu masuk puskesmas."Hallooo,, apa ada orang disini? Tolong, ada orang sakit disini" Teriak Aryo yang semakin terdengar menggema. 

    Last Updated : 2021-07-28
  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 3

    Tangisan Hasna seketika terhenti saat mendapati sosok Aryo yang kini sudah tepat berdiri di hadapannya. Dengan tatapannya yang kembali menajam, Hasna pun mulai berdiri dan menatap Aryo seolah penuh amarah."Mau apalagi kamu kesini?! Apa masih belum cukup puas?!" Bentak Hasna yang saat itu masih meneteskan air mata.Aryo pun seketika langsung meraih tangan Hasna, lalu mulai memohon maaf padanya, dan meminta agar di beri kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah ia lakukan sebelumnya terhadap Hasna dan calon anak mereka.Perasaan cinta dan sayang yang begitu besar, akhirnya mampu meluluhkan hati Hasna yang awalnya seolah begitu mendendam pada suami yang sudah tiga hari ia usir dari rumah itu.Hasna pun akhirnya memaafkan Aryo dan mengizinkannya untuk ikut kembali pulang ke rumah mereka. Hal itu pun membuat Aryo jadi mulai tersenyum senang, ia langsung memeluk hangat tubuh istrinya yang masih

    Last Updated : 2021-07-29

Latest chapter

  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 7

    Tak lama, Aryo pun terlihat keluar dari kamar sembari kembali merapikan pakaian yang baru di pakai olehnya."Masak sarapan apa hari ini?" Tanyanya datar sembari mulai melirik ke arah meja.Namun dahi Aryo seketika mengkerut saat memandangi sepotong ubi rebus yang tersisa di dalam sebuah piring."Haaah, Ubi lagi ubi lagi!" Ketus Aryo sembari menatap tajam ke arah Hasna.Hasna, dengan wajah sayunya akibat kurang istirahat pun hanya menatap nanar ke arah suaminya."Maaf suamiku, tapi uang yang kamu berikan kemarin hanya cukup untuk membayar uang sekolah Melati. Jadi hari ini hanya bisa memakan ubi yang ku tanam sendiri.""Halah, selalu saja begitu alasanmu! Kau ini memang istri yang tidak pandai menyenangkan suami!!" Bentak Aryo di hadapan kedua anaknya yang masih kecil.Hal itu pun seketika membuat Hasna menjadi

  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 6

    Seperti yang sama-sama kita tau, manusia adalah tempatnya salah dan lupa, begitu pula dengan Hasna yang terbilang wanita kuat dan tegar, pun tak luput dari kesalahan.Bagaimana tidak, meskipun Hasna telah melahirkan seorang anak lelaki yang di beri nama Rio, nyatanya tak menghilangkan sikap berlebihannya terhadap Melati. Saat itu, Hasna bahkan terkesan lebih memprioritaskan Melati di banding bayi lelakinya yang jauh lebih membutuhkannya saat itu."Heh Hasna, apa kau tidak dengar itu anak kita terus menangis?" Tanya Aryo yang baru keluar dari kamar mandi.Saat itu Hasna terlihat sedang sibuk menyuapi sarapan untuk Melati, ia pun hanya menoleh sesaat ke arah Rio yang kala itu ia baringkan di atas tempat tidur."Iya sebentar lagi, aku sedang menyuapi Melati." Jawabnya santai.Aryo pun kembali mendengus kesal, ia menghela nafas kasar lalu langsung menghampiri Rio yang terus m

  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 5

    Pagi hari, Hasna terbangun dan langsung berlari menuju kamar mandi, lalu seketika ia pun memuntahkan seluruh isi perutnya."Uweekkk"Mendengar hal itu, membuat Aryo pun akhirnya ikut terbangun, ia terduduk di atas ranjangnya sembari mengucek-ngucek matanya."Hei Hasna, kenapa berisik sekali?" Tanya Aryo sembari mulai meregangkan tubuhnya.Namun saat itu sama sekali tak terdengar jawaban dari Hasna, yang terdengar hanyalah suaranya yang terus memuntahkan isi perutnya."Uwweek.""Hei Hasna, ada apa sebenarnya dengan mu ha?" Teriak Aryo lagi.Namun Hasna masih tidak menjawabnya, hingga membuat Aryo akhirnya turun dari tempat tidur dan mulai menuju kamar mandi untuk menghampirinya. Saat itu Hasna terlihat sedang berjongkok tak jauh dari pintu kamar mandinya yang sengaja ia biarkan terbuka."H

  • Ibuku Sayang Ibuku Malang    Chapter 4

    Hasna pun hanya diam dan mulai memandang nanar ke arah sang suami yang sudah lumayan jauh berjalan, begitu pula dengan Melati, saat itu ia pun hanya bisa tercengang, memandangi ayahnya yang semakin bersikap cuek padanya. Tak ingin membuat Melati ikut bersedih, Hasna pun seketika langsung mengganti raut wajahnya yang sendu menjadi kembali ceria. "Ah ya sudah kalau begitu, ayo kita main lagi." Ucap Hasna pada Melati. Namun saat itu Melati langsung menggelengkan kepalanya sebagai tanda ia tak ingin bermain lagi. Melati yang sedih melihat sikap ayahnya pun akhirnya memilih untuk masuk ke dalam rumah kayu mereka. Melihat hal itu, lagi dan lagi membuat hati Hasna hancur, bagi Hasna, tidak ada yang lebih menyakitkan selain melihat anaknya bersedih hati apalagi ini menyangkut sikap suaminya. Namun ketika Hasna mulai bangkit dan ingin menyusul Melati, rasa mual itu kembali datang hingga untuk kedua kalinya Hasna pun har

  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 3

    Tangisan Hasna seketika terhenti saat mendapati sosok Aryo yang kini sudah tepat berdiri di hadapannya. Dengan tatapannya yang kembali menajam, Hasna pun mulai berdiri dan menatap Aryo seolah penuh amarah."Mau apalagi kamu kesini?! Apa masih belum cukup puas?!" Bentak Hasna yang saat itu masih meneteskan air mata.Aryo pun seketika langsung meraih tangan Hasna, lalu mulai memohon maaf padanya, dan meminta agar di beri kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah ia lakukan sebelumnya terhadap Hasna dan calon anak mereka.Perasaan cinta dan sayang yang begitu besar, akhirnya mampu meluluhkan hati Hasna yang awalnya seolah begitu mendendam pada suami yang sudah tiga hari ia usir dari rumah itu.Hasna pun akhirnya memaafkan Aryo dan mengizinkannya untuk ikut kembali pulang ke rumah mereka. Hal itu pun membuat Aryo jadi mulai tersenyum senang, ia langsung memeluk hangat tubuh istrinya yang masih

  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 2

    Dengan tergopoh-gopoh Aryo terus lari menggendong Hasna memasuki puskesmas terdekat. Bagaimana tidak, kehidupan mereka yang memang serba kekurangan membuat mereka tidak memiliki harta apapun yang berharga termasuk pula kendaraan.Saat itu wajah Hasna mulai terlihat pucat dan di iringi pula dengan peluhnya yang terus menyucur deras. Hasna yang saat itu dalam keadaan sudah terkulai lemas, hanya bisa terus meringis memegangi perutnya."Sakit mas." Ucapnya pelan.Aryo pun berhasil membawa istrinya masuk ke dalam puskesmas, malam yang semakin larut membuat puskesmas itu terlihat begitu sepi, bahkan suara langkah kaki Aryo pun terdengar begitu menggema di ruangan itu.Dengan cepat Aryo mendudukkan Hasna di kursi roda yang berada tak jauh dari pintu masuk puskesmas."Hallooo,, apa ada orang disini? Tolong, ada orang sakit disini" Teriak Aryo yang semakin terdengar menggema. 

  • Ibuku Sayang Ibuku Malang   Chapter 1

    Hasna, ialah seorang wanita yang saat ini berusia 26 tahun, seorang istri, dan dalam hitungan beberapa bulan lagi, ia pun akan resmi menyandang status sebagai seorang ibu. Ya, saat ini Hasna memanglah sedang hamil, kehamilannya kini memasuki usia 6 bulan. Hasna, yang setahun silam telah di persunting oleh Aryo, kini mau tak mau harus menjalani hari-hari yang tak mudah dalam hidupnya.Bagaimana tidak, Hasna yang sebenarnya berasal dari keluarga yang berada, harus merelakan kehidupan serba mewahnya karena ia lebih memilih lelaki yang saat itu begitu ia cintai dan memulai hidup baru bersama Aryo suaminya. Sementara Aryo yang memang berasal dari keluarga kalangan bawah, saat itu hanyabekerja sebagai buruh bangunan yang bergaji tak seberapa jika dibandingkan dengan uang jajan yang diberikan oleh orang tua Hasna padanya dulu. Namun, rasa cinta dan sayang Hasna yang begitu tulus kepada Aryo, membuatnya seakan buta dan rela menentang kedua orang tuanya yang sangat t

DMCA.com Protection Status