Rena hanya melirik Stella sekilas, lalu menatap Joshua dan berkata, "Joshua, aku baru menerima panggilan Shawn. Aku benar-benar takut, kukira kamu akan membatalkan janji denganku lagi."Lagi pula, sespesial apa pun Stella, dia juga hanya seorang pembantu.Apa yang bisa dia lakukan?"Aku nggak akan melakukannya," kata Joshua."Kamu memang pandai bicara, tapi aku nggak percaya. Kamu sudah melakukannya berkali-kali. Tuan Joshua, susah sekali mengajakmu keluar," kata Rena.Meskipun Rena berbicara seperti ini, dia sama sekali tidak marah....Stella melihat wanita cantik itu dari samping.Dalam hatinya, dia menyetujui hal-hal yang dia dengar sebelumnya.Rena dan Joshua benar-benar serasi ....Rena cantik, Joshua juga tampan, kondisi keluarga mereka juga setara ....Stella benar-benar memikirkan hal ini dengan sungguh-sungguh. Namun, entah mengapa, dia merasa agak frustrasi.Oleh karena itu, melihat kedua orang itu berjalan ke arah mobil, Stella seketika agak tidak fokus.Saat pria itu tiba-
Melihat bosnya seperti ini, Stella hendak mengucapkan sesuatu ....Namun, dia tiba-tiba mendengar suara Rena."Ada apa, Joshua? Ayo jalan," kata Rena.Joshua hanya melirik Stella dengan dingin, lalu mengalihkan tatapannya.Tanpa mengucapkan apa pun, dia berjalan cepat ke lantai atas.Namun, dengan setiap langkah yang dia ambil, tekanannya makin rendah.Bahkan orang-orang di sisinya juga menjadi lebih hati-hati karena mereka takut pelayanan mereka kurang memuaskan, sehingga mereka menyinggung tuan muda dari Keluarga Ford ini.Rena tentu saja juga menyadari perubahan ekspresi pria ini. Dia hanya terdiam, lalu bergegas mengikuti Joshua.Melihat pria itu berjalan jauh, Stella seketika terdiam di tempat.Dia menoleh dan melihat Louis yang masih berdiri tidak jauh darinya.Karena Stella sudah membatalkan janji mereka, dia menatap pria ini dan ingin menjelaskan sesuatu. Namun, dia tiba-tiba mendengar suara Joshua yang dingin."Nggak bisa ikut, ya?"Dengan ekspresi yang dingin, pria ini menger
Rena sepertinya sudah menyadari ekspresi masam pria ini, dia pun berkata, "Joshua ...."Namun, Joshua mengabaikannya dan hanya mengernyit.Sekarang, pria ini jelas-jelas bahkan tidak berniat untuk menanggapi ucapan Rena dengan asal-asalan lagi.Melihat ekspresi pria ini, Rena membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu. Namun, dia tiba-tiba mendengar suara teriakan seorang wanita dari arah tangga.Louis langsung mengenali suara Stella.Ekspresinya sontak berubah. Dia bergegas berjalan ke arah tangga sambil bertanya, "Stella, kamu kenapa ...."Sebelum dia bisa menyelesaikan pertanyaannya, dia sudah melihat Stella yang jatuh pingsan.Ekspresi Louis berubah lagi."Apa yang terjadi?""Emm ... aku juga nggak tahu. Nona ini tiba-tiba jatuh pingsan .... Wajahnya agak pucat, mungkin kondisi kesehatannya kurang baik ...."Sebelum orang yang lewat ini menyelesaikan ucapannya, Louis sudah tidak berniat untuk mendengarnya lagi.Dia bergegas menghampiri Stella dan ingin menggendong Stella untuk memb
Nada bicara yang jelas-jelas menyanjung ini membuat Joshua memicingkan matanya."Hehe."Dia tertawa dengan sinis, lalu berkata, "Aku majikannya Stella, Stella lagi nggak ada di sini."Mendengar ucapan Joshua, anak kecil itu tercengang.Namun, dia seketika merasa jauh lebih tenang."Ternyata begitu, ya ...."Joshua melihat jam, lalu bertanya, "Kenapa kamu menelepon jam segini? Ada apa kamu mencari Stella?"Anak kecil itu terdiam sejenak, sebelum menjawab, "Aih ... aku merasa cemas."Cemas?Anak ini masih kecil, tetapi banyak sekali dramanya.Joshua mendengus dengan dingin, lalu mendengar anak kecil itu berkata lagi, "Aih, guru TK kami membiarkan kami main permainan, tapi semua anak perempuan ingin satu grup denganku, sehingga aku nggak bisa bermain dengan baik lagi."Sudut bibir Joshua seketika berkedut. "Cepat pergi main!""Nggak mau, Paman. Kapan Nona Stella bisa pulang ... aku mau tanya hasil kencan butanya," kata Brian."Hasil apa yang kamu inginkan?" tanya Joshua."Tentu saja apaka
Joshua terkejut.Kemudian, dia mendengar wanita itu berkata dengan canggung, "Aku baik-baik saja ... sepertinya karena tadi siang nggak makan, jadi aku agak kelaparan ...."Joshua tidak mengatakan apa pun.Sedangkan Stella malah merasa sangat malu. Dengan wajahnya yang merah, dia menunduk dan tidak berani melihat ekspresi Joshua.Suasana di sekitar pun menjadi hening ....Joshua hanya pergi ke luar, lalu menyuruh Shawn untuk pergi membeli makanan. Kemudian, dia berjalan kembali ke dalam ruangan dan duduk di kursi di samping ranjang.Shawn pun bergegas melakukan sesuai perintah.Stella merasakan jantungnya berdebar sangat kencang. Dia mengangkat kepalanya dan menatap kedua mata pria ini. Dia pun bergegas mengalihkan tatapannya.Pria ini sedang menatapnya!Melihat Stella mengalihkan tatapannya, Joshua mengangkat alisnya dan tiba-tiba bertanya, "Kalian sudah pacaran, ya?"Suaranya agak dingin, tetapi tidak menunjukkan emosi apa pun."Siapa?" tanya Stella dengan kebingungan.Mendengar ucap
Jantung Stella seketika seperti diremas.Saat pria ini hendak melanjutkan ucapannya, pintu ruangan tiba-tiba dibuka seseorang ...."Nona Stella, aku sudah membeli makanan ...."Melihat kedua orang yang berada dalam posisi ambigu di ranjang rawat itu, Shawn seketika membungkam ....Dia menoleh dan melihat bosnya yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sangat dingin.Shawn seketika tercengang.Dia melihat Joshua melepaskan Stella, lalu menatap dirinya dengan tatapan tajam dan bertanya, "Kamu nggak bisa ketuk pintu, ya?""Bi ... bisa ..." jawab Shawn dengan terbata-bata, dia merasa sangat frustrasi.Jika dia tahu bahwa suasana di dalam ruangan seperti ini, dia juga tidak akan berani memasuki ruangan ini ....Wajah Stella sudah benar-benar merah, dia sama sekali tidak berani melihat Shawn lagi."Sini."Joshua-lah yang memecahkan keheningan ini.Shawn seketika membuang napas dengan lega dan bergegas menyodorkan makanan yang dia beli pada Joshua, lalu berkata, "Tuan, hasil pemeriksaan Non
Situasi ini benar-benar canggung.Stella pun memalingkan wajahnya tanpa mengucapkan apa pun.Melihatnya seperti ini, Joshua mengambil teh susu itu untuk Stella, lalu pergi berbicara dengan Shawn lagi ....Pada saat ini, Joshua sudah kembali terlihat bermartabat dan penuh kendali seperti biasanya, dia tetap merupakan tuan muda Keluarga Ford yang superior.Dia benar-benar seperti orang yang berbeda dari orang yang tadinya menginterogasi Stella dengan dingin ....Entah mengapa, Stella merasa sedih....Karena Stella tidak terluka parah, setelah lukanya diperban dengan sederhana, dia sudah bisa keluar dari rumah sakit.Mobilnya Joshua masih terparkir di depan pintu rumah sakit.Stella berjalan keluar di belakang Joshua.Sepanjang perjalanan, Joshua tidak mengucapkan apa pun, jadi Stella juga tidak berinisiatif untuk mengucapkan apa pun.Dia hanya terus mengikuti pria ini dari belakang.Saat mereka sudah tiba di dekat mobil, dia baru terdiam sejenak karena dia tiba-tiba merasa malu ....Dia
Saat Stella sedang memikirkan hal ini, mobil sudah melaju memasuki kompleks perumahannya. Saat mobil sudah berhenti dengan baik, dia turun dari mobil, layaknya sedang melarikan diri. Wajahnya juga entah mengapa memerah."Terima kasih Tuan Joshua, sudah mengantarkan saya pulang," kata Stella.Namun, pria itu tiba-tiba berkata, "Sebentar."Stella pun menghentikan langkahnya.Stella menoleh dan melihat Joshua menyodorkan teh susu dan kue yang dari tadi dia pegang di tangannya pada Stella. Stella pun terkejut, dia bergegas berkata, "Nggak usah, Tuan. Permennya sudah cukup ...."Sebelum Stella bisa menyelesaikan ucapannya, pria ini mengernyit dan menyela, "Untuk anakmu."Stella benar-benar tercengang. Kemudian, pria itu berkata lagi dengan santai, "Saat kamu masih belum bangun, dia menghubungimu, katanya dia mau minum teh susu."Stella seketika tidak bisa berkata-kata.Dibandingkan dengan kegugupan wanita ini, Joshua terlihat sangat tenang. Melihatnya seperti ini, Stella ragu-ragu sejenak,