Tut Tut TutLeo memutuskan sambungan telponnya secara sepihak, dia sungguh kesal dengan permintaan Anisa, mereka sudah dewasa bahkan pernah merasakan nikmatnya sebuah surga dunia jadi mana mungkin bisa menjalin hubungan dengan wajar."Tadi pagi masih baik-baik saja, bahkan semalam sampai beberapa ronde, siapa yang mempengaruhinya? apa Ana sudah pulang?" Pikiran Leo berkecamuk tak karuan.Saat bersamaan datanglah Bayu yang datang memberikan laporan."Ini laporan bulan ini Pak." Dia langsung meletakkan laporan di depan Leo tanpa melihat kondisi sang Atasan.Leo yang masih terbawa emosi langsung saya meremas laporan yang ada di hadapannya sehingga membuat Bayu melongo melihatnya."Pak, itu laporannya kenapa diremas?" tanyanya.Seketika ucapan Bayu membawa Leo keluar dari lamunannya dan buru-buru dia melepas laporan itu."Maaf Bay," katanya dengan terkekeh."Padahal laporan itu saya buat dengan penuh perjuangan," sahut Bayu.Leo tertawa, dia meminta Bayu untuk membuat lagi, "Masih ada sal
Tak terasa waktu berlibur Ana telah usai, wanita itu pulang dengan perasaan bahagia, Arthur benar-benar membuatnya bak putri raja yang menurutnya sangat jauh berbeda dengan Leo suaminya."Mas, kamu sudah pulang?" Di depan Anisa Ana langsung saja mencium pipi suaminya."Kamu sudah pulang?" tanya Leo balik dengan wajah pucatnya.Ana tersenyum sambil mengangguk, kemudian dia mengarahkan pandangannya ke Lean."Halo Lean, maaf ya mama meninggalkan kamu lama kali ini." Sembari mencubit kecil pipi bayinya."Dia semakin gemuk saja Anisa, pandai sekali kamu mengurus anak kami." Kini Ana menatap Anisa."Terima kasih Nyonya atas pujiannya," sahut Anisa.Setelah berbasa basi, Ana menggandeng tangan Leo dan mengajaknya ke kamar, dia ingin menunjukkan barang-barang yang dibelinya dan sedikit bercerita tentang liburannya."Ayo Mas." Ana nampak menarik tangan Leo karena pria itu enggan meninggalkan kamar Lean."Iya," sahut Leo sembari melihat Anisa yang sudah berekspresi sulit diartikan.Ana memeluk
Leo terdiam mendengar ucapan Anisa, dia tidak memikirkan sampai sana. Dalam sebuah hubungan baik hubungan itu terlarang maupun tidak tetap ada rasa cemburu karena memang bumbu-bumbu cinta adalah rasa cemburu."Jadi kamu cemburu Anisa?" tanya Leo."Menurut anda bagaimana Tuan?" tanya Anisa balik.Leo menatap Anisa yang kini tengah menangis, seperti inilah konsekuensi yang harus dia terima jika memiliki perasaan berlebih pada suami orang."Maafkan aku Sayang." Leo mulai memeluk Anisa.Baru saja berpelukan, Anisa segera melepas pelukannya, dia tidak ingin Ana tiba-tiba masuk dan melihat mereka berpelukan."Sudah Tuan, saya takut jika Nyonya masuk." Anisa mendorong tubuh Leo."Dia tidur, dia sangat kelelahan jadi tidur lebih awal," sahut Leo."Saking lelahnya melepas rindu ya Tuan." Hati Anisa sungguh perih membayangkan Leo dan Ana bercinta.Entah rasa egois ini kapan datangnya, yang pasti dalam sebuah cinta tidak menginginkan saingan dan berbagi meski Anisa adalah orang ketiga dalam ruma
Anisa mendorong tubuh Leo, padahal sebentar lagi pria itu mendapatkan klimaksnya."Nanggung Sayang," katanya kecewa."Saya takut jika yang mengetuk pintu adalah Nyonya Tuan," sahut Anisa sembari memunguti pakaiannya."Dia ke Singapura." Anisa tetap takut karena bisa saja Ana tiba-tiba pulang, "Anda ke kamar mandi saja Tuan biar saya yang membukakan pintu." Leo mengusap rambutnya dengan kasar, sungguh dirinya sangat stres, padahal sudah dipucuk tapi dipaksa masuk lagi.Sebelum membuka pintu, Anisa membenahi rambutnya kemudian menghela nafas, "Bersikap biasa Anisa," gumamnya lalu membuka pintu.Bukannya Ana tapi Nyonya besarnya yang berdiri di depan pintu dengan wajah kesal, dan tanpa aba-aba wanita tua itu masuk ke dalam kamar untuk melihat sang cucu."Ngapain sih dikunci segala, ini tuh kamar cucuku," protes Mama Leo.Baru saja kesal karena tak kunjung dibukakan pintu, kini pandangan kesalnya tertuju pada kasur yang nampak berantakan. "Kamu ini jorok sekali, kasur kenapa berantakan
Hari ini teman Leo yang merupakan seorang warga asing datang ke kantor, diikuti asistennya yang merupakan warga asing pula mereka masuk ke dalam ruangan Leo yang tentunya sudah mendapatkan ijin dari pemilik perusahaan itu."Leo." Pria asing itu segera mendekati Leo yang duduk di sofa. "Arthur." Leo dan Arthur saling peluk untuk melepas rindu mereka, mereka tidak menyangka akan bertemu kembali setelah sekian tahun putus kontak. "Bagaimana kabar kamu Leo? apa kamu sudah menikah?" tanya Arthur. "Baik Arthur, aku sudah menikah bagaimana dengan kamu?" Bayu yang mendengar ucapan Leo menyahut dalam hati, "Bahkan kini akan menikah lagi Pak Arthur." "Aku masih single." Memang begitulah bule selama belum menemukan pasangan yang benar-benar klik dia memilih melajang, tapi bukan bearti tidak memiliki wanita untuk menemani kesendiriannya. "Imposible seoarang Arthur single." Leo tidak percaya. "Kalau hanya untuk pelepas dahaga sih pasti ada," sahutnya dengan tertawa. Obrolan santai mereka
Melihat Ana yang berdiri di samping Leo membuat Arthur tercengang dan memucat, bagaimana bisa wanita yang selama ini menjadi pelepas dahaganya berada di rumah sahabatnya."Dia istri kamu Leo?" tanyanya tak percaya."Iya dia istriku Arthur." Sambil merangkul pundak Ana.Tubuh Arthur mengeluarkan keringat dingin, bahkan mulutnya tak sanggup berbicara apapun.Tak hanya Arthur, Ana juga sama, wanita itu hanya diam seribu bahasa.Sesekali Arthur menatap Leo dan Ana secara bergantian, rasa bersalah mulai menghujani tubuhnya, bagaimana tidak wanita yang selama ini selalu dia gagahi ternyata istri sahabatnya sendiri."Maafkan aku Leo," batin Arthur dengan ekspresi sedih.Kepercayaan diri Ana hilang sudah, ekspektasi wanita itu kini memudar setelah tahu siapa sahabat suaminya."Eh kenapa malah diam-diaman seperti ini," ujar Leo.Arthur berusaha tersenyum begitu pula dengan Ana yang berbasa basi menawarkan hidangan kepada Arthur dan juga asistennya."Jadi dia ini memiliki perusahaan berlian.""
Sindiran dari Ana membuat Leo beranjak dari tidurnya, kemudian dia menatap sang istri dengan tatapan yang sulit diartikan."Apa maksud kamu?" tanya Leo."Aku yakin kamu tau maksud aku Mas," jawab Ana .Wanita itu lalu tertawa sambil meletakkan ponselnya, "Sudah ayo tidur, besok kamu harus berangkat pagi kan?" Ana menepuk bahu Leo.Keesokan paginya, ketika Leo membuka mata dia sudah tidak melihat Ana di sampingnya, padahal selama ini dia bangun lebih dulu daripada Ana istrinya.Masa bodoh akan hal itu, Leo pergi ke kamar mandi, dia bergegas bersiap karena klien minta meeting cukup pagi.Dengan semangat 45, Leo pergi ke kamar Lean selain ingin berpamitan pada sang anak, Leo juga ingin berpamitan pada calon istri keduanya.Namun siapa sangka, ketika dia masuk ke dalam kamar sang anak, dia mendapati Ana juga di dalam, wanita itu nampak berbicara dengan anaknya."Ana," gumamnya heran."Itu Papa mau berangkat kerja Sayang." Ana menggendong Lean dan mendekatkannya pada Leo.Raut wajah Leo be
Di kamar, Anisa terus menangis, dirinya benar-benar sakit tapi dia sendiri tak memiliki kuasa untuk menyudahi ini semua, rasa cintanya terhadap Leo benar-benar sudah mendarah daging, bahkan hubungan setiap malam mereka tidak mungkin dilupakan begitu saja."Bagaimana ini?"Saat bersamaan Leo menghubunginya, tapi panggilan sang Tuan dia abaikan. Rasa sakit plus cemburu tadi pagi masih membekas di kepalanya, membuatnya enggan menerima panggilan.TingSebuah pesan dia terima namun Anisa masih enggan untuk membukanya. Lama tak dibalas Leo kembali menelepon namun lagi-lagi Anisa mengabaikannya.Satu jam kemudian, Leo pulang dengan rasa kesalnya, dia menemui Anisa dan meminta konfirmasi atas panggilan serta pesannya yang tidak terbalaskan."Sedari tadi aku memikirkanmu, ada waktu aku berusaha menghubungimu tapi kenapa malah diabaikan?" Protes Leo dengan nafas menggebu."Maafkan saya," sahutnya lirih."Masalah tadi pagi, please jangan dimasukkan ke dalam hati, Ana memang seperti itu," ucap Le
"Asal kamu tau Leo, aku menculik Anisa juga karena perintah dari istrimu, dia sama seperti kamu yang mengiming-iming uang yang banyak." Leo yang kesal melayangkan pukulan kembali, bahkan dia meminta pihak kepolisian untuk mengeksekusi Raka saja."Biar pengadilan yang memutuskan Pak Leo." Raka tertawa melihat ekspresi Leo, "Kamu pasti tidak percaya kan kalau istri kamu itu serigala berbulu domba." Petugas yang tidak ingin ada pertengkaran, segera membawa Raka masuk ke dalam, sedangkan Leo masih terduduk lemas tak percaya.Selama ini dia menganggap Ana sudah berubah namun kenyataannya selama ini Ana hanya pura-pura."Dia telah menipu aku dan Anisa Bay," ujarnya lirih.Leo mengambil ponselnya lalu menghubungi Ana, tapi ponsel Ana berada diluar jangkauan.Kesal, Leo pun mengusap rambutnya kasar lalu dia mengajak Bayu untuk kembali lagi ke ibukota.Beberapa jam berlalu, kini dia telah tiba di rumahnya, dia berteriak memanggil Ana.Anisa yang kebetulan ada di dapur segera mengejar Leo ya
Arrrggggg Ana mengusap rambutnya dengan kasar, dia benar-benar takut jika kebusukannya terbengkar. "Ini semua gara-gara kamu Anisa!" Di sisi lain, Raka terus saja berpindah-pindah tempat, keberadaannya benar-benar tidak aman karena Leo memperketat penjagaan kepolisian beserta anak buahnya disetiap tempat terlebih pemberhentian transportasi. "Sial!" umpatnya. Agar tidak dikenali Raka selalu menggunakan masker, dia juga menyewa tempat di gang sempit agar sulit ditemukan. Untuk menghindarkan diri dari bahaya, Raka sengaja tidak keluar, kebutuhan sehari-harinya dia pesan melalui online. Suatu ketika, Raka harus membeli beberapa keperluan di mini market, kala itu atas anjuran pihak kepolisian setiap warga yang menggunakan masker harus membukanya. Raka yang sudah terlanjur masuk minimarket mau nggak mau membuka maskernya, dia pikir akan aman tapi salah satu dari customer nampak mengenali Raka dari foto yang disebar. Dia segera menghubungi pihak kepolisian, dan tak perlu waktu lam
Mendengar suara Anisa Leo sangat senang, akhirnya istri keduanya sendiri yang berhasil menghubunginya. Setelah menjelaskan semua di sambungan telpon, dia sampai menangis karena sangat rindu dengan anak serta suaminya itu. "Aku akan segera menjemput kamu sayang." Setelah panggilan terputus, Leo segera mengajak Bayu untuk ke daerah yang diinfokan oleh Anisa, untuk menghemat waktu, mereka menggunakan heli pribadi miliknya. Setelah beberapa jam mengudara, akhirnya mereka telah tiba di daerah tempat Anisa berada, melihat istrinya Leo segera berlari, rasa rindu di dadanya benar-benar tak tertahankan. "Sayang," katanya dengan air mata yang terjatuh. "Aku kangen Mas," sahut Anisa dengan menangis pula. Pasangan suami istri yang menolong Anisa mempersilahkan tamunya masuk, mereka tidak menyangka jika Anisa adalah seorang istri orang kaya. "Saya sangat berterima kasih karena kalian sudah menyelamatkan istri saya." Pasangan suami istri itu yang mendengar cerita Anisa tentu menyayangkan
Mendapatkan perlakuan manis dari Leo membuat Lean menurut, bayi itu perlahan menghisap puting sintesis dan minum cukup lahap susu formula yang diberikan Leo padanya.Nyaman digendong sang Papa membuat bayi itu terlelap dalam rasa lelah karena seharian menangis."Kasian kamu Nak," kata Leo dengan mata membasah.Bayi sekecil itu paham ucapannya, betapa merindukannya dia dengan sesosok ibu penggantinya."Kasian dia Ana." "Iya Mas, dia sangat menyayangi Anisa." Ana sungguh kesal dan muak dengan anaknya yang lebih menyayangi perempuan yang bukan ibu kandungnya.Setelah susu habis, Leo meletakkan Lean di kamarnya, dia meminta Ana untuk menunggui putranya tidur."Baik Mas." Dia masih melakoni drama yang diperankannya, meski rasanya dia tak sanggup lagi dengan semua ini."Kesal sekali aku, bayi ini menyusahkan. Kenapa sih lahir nggak langsung besar saja." Dia berkacak pinggang sembari menatap sang anak.Keesokan harinya, Leo mendatangi kantor polisi lagi, untuk kasus ini Leo diminta untuk
"Mas kamu jangan macam-macam Mas, ini untuk anakku bukan untuk yang lain," Anisa segera menjauh dari Raka.Raka tertawa mendengar ucapan Anisa, "Alah pasti Leo juga menyusu," sahutnya."Mas Leo adalah suamiku Mas, sedangkan kamu orang lain!" Raka menarik tangan Anisa, dia sangat kesal jika teringat Leo yang meminta Anisa."Tapi Leo yang membuat aku menceraikan kamu!" "Kalau kamu tidak mau kenapa kamu menerima uangnya!" Raka kembali tertawa, siapa yang tidak tergiur dengan uang ratusan juta."Lagipula bukankah kamu memiliki wanita lain Mas," imbuh Anisa."Jadi kamu cemburu Anisa." Anisa menggeleng, dia yang sudah tidak tahan dengan sakit di dadanya meminta ijin Raka untuk ke kamar mandi, dia ingin mengeluarkan Asinya agar tidak sakit.Raka yang takut Anisa kabur, mengikuti mantan istrinya dan menunggu di depan kamar mandi.Di dalam kamar mandi, Anisa membuang asinya hal ini membuatnya mengingat sang anak. Biasanya Lean lah yang menghabiskan persedian asinya bahkan sampai kurang."M
Ucapan Bayu membuat Leo mematung, apa mungkin yang membawa Anisa pergi adalah orang lain?Dia segera mengambil ponsel, dengan sekali pencet kini panggilannya sudah tersambung dengan sopir sebenarnya. "Kamu dimana!" Segera Leo bertanya, dan sopirnya segera menjawab kalau dirinya di rumah.Tubuh Leo melemas, ternyata benar Anisa telah diculik.Dia meminta pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan di rumahnya, selain mencari mobil Ana.Leo, Bayu dan Ana pulang ke rumah yang diikuti oleh pihak kepolisian. Dia juga memerintahkan semua pelayan di rumahnya berkumpul untuk dimintai keterangan.Rencana epic Ana benar-benar membuat semua tidak tahu apa-apa, bahkan sopir yang selalu standby juga tidak tahu jika ada seorang penyusup. "Kami tidak tahu apa-apa Tuan, saya kira tadi Nyonya Ana keluar dengan Anisa tanpa sopir." Keterangan sopir membuat Leo marah, bagaimana bisa mereka semua seceroboh ini, bahkan ada penyusup masuk satu pun tak ada yang tahu."Aku kira tadi itu kamu Pak, aku d
Sudah genap satu bulan, Ana berpura-pura menjadi malaikat, sikap baiknya benar-benar dapat meyakinkan Leo kalau dia sudah berubah."Terima kasih kamu mau menerima Anisa dan jauh lebih baik Ana," kata Leo."Iya Mas, anggap saja aku tengah menebus kesalahan, aku berterima kasih karena kamu tidak menceraikan aku setelah apa yang aku lakukan selama ini." Air mata buaya Ana keluarkan untuk mendapatkan simpati Leo, dan benar saja pria itu akhirnya mau memeluknya setelah sekian lama dia tidak pernah kontak fisik dengan sang istri."Aku juga minta maaf, mari kita perbaiki semua Ana," sahutnya.Satu kecupan Leo tumbangkan ke kening Ana, dan ini membuat wanita itu tak sabar untuk segera menyingkirkan Anisa, dia ingin Leo seperti dulu lagi yang begitu tergila-gila padanya.Setelah Leo berangkat ke kantor, Ana kembali ke kamarnya, dia ingin menghubungi Raka agar segera bersiap.Entah bagaimana persiapan mereka, setelah tiga jam Raka sudah berada di rumahnya, menyamar sebagai sopir.Tentu apa yang
"Tapi bagaimana caranya, suami kamu bisa memenjarakan aku lagi." "Kamu pura-pura jadi sopir dan aku akan menyuruh Anisa membeli susu, setelah itu bawa dia pergi." Raka tertawa mendengar rencana epik Ana, lagipula dia memerlukan Anisa untuk menghasilkan uang lagi seperti dulu. "Bawa dia pergi jauh dari kota ini, nikahi dia lagi," sambung Ana. "Baiklah, akan aku bawa dia pergi jauh, asal bayaran untukku juga setimpal," sahutnya dengan terkekeh. Bagi Raka tentu hal ini sangat menguntungkan, selain dapat uang dari Ana, dia juga mendapatkan Anisa kembali. Ana tak jadi kumpul dengan geng sosialitanya, dia ingin melakukan sedikit drama dengan Anisa, agar jika Anisa menghilang Leo tidak curiga padanya. Setibanya di rumah, Ana pergi ke kamar anaknya, dia ingin mengajak Lean. "Dia tidur sudah daritadi apa baru saja Anisa?" tanya Ana dengan halus. "Baru saja Nyonya," jawab Anisa. Ana tersenyum manis sembari menepuk pundak Anisa. "Kamu pasti lelah, setelah dia bangun biar Lean bersamak
Sekeras apapun Ana membujuk Arthur pria bule itu tetap kukuh dengan keputusannya, kerjasama dengan Leo baru saja terealisasi, dia tidak ingin karena masalah ini hubungan mereka akan menjadi canggung meski Leo juga tidak bereaksi apa-apa setelah mengetahui semuanya."Arthur jangan lakukan ini." Pinta Ana."Kembalilah pada suami kamu."Lelah merayu dan membujuk akhirnya Ana pergi ke kantor Leo untuk mengklarifikasi, dia tentu tidak mau ditinggalkan Leo setelah Arthur meninggalkannya."Mas!" Ana langsung saja masuk ke dalam ruangan Leo.Bayu yang kebetulan ada disana pamit keluar, karena pasti atasannya akan membahas masalah tadi.Dengan santai Leo meminta Ana duduk di sofa, kemudian dia mengambil air untuk istrinya tersebut, "Minum dulu kamu pasti lelah," ujarnya."Mas, aku tahu aku salah, tapi ini semua juga karena kamu yang menduakan aku dengan Anisa." Wanita itu mulai mengklarifikasi.Leo tersenyum mendengar klarifikasi dari Ana, "Andaikan kamu bisa mengerti aku dan tidak mementingka