Semua pandangan mengarah ke Lukas begitu pula dengan Anisa, wanita itu bertanya-tanya, apa iya Lukas menyukainya? "Sudah sudah! kamu jangan asal bicara Ana!"Lukas nampak begitu kesal tapi memang itulah kenyataannya, tak bisa dipungkiri jika dirinya menyukai Anisa.Tak ingin suasana canggung, Lukas mengalihkan pembicaraannya, dia memasukkan pembicaraan tentang bisnis ke obrolan di maja makan."Aku dengar kamu bekerja sama dengan perusahaan berlian Leo." "Iya Kak, presdirnya kebetulan sahabat aku sendiri," sahut Leo."Kamu yakin Le? terjun ke pertambangan harus merogoh modal sangat dalam." Lukas berusaha mengingatkan sang adik akan kerja sama yang baru saja disepakati, dia takut kalau adiknya terjerat kasus seperti yang tengah viral, yang Mana perusahaan mereka ternyata ilegal sehingga mengakibatkan perusahaan rugi ratusan triliun."Tidak Kak, perusahaan mereka perusahaan legal," sahut Leo."Semoga sukses Le, aku selalu mendukungmu." Tak bisa dipungkiri jika Lukas sangat menyayangi
Keesokan harinya pagi sekali Leo pergi ke kamar Anisa, dia ingin mempertanyakan hubungan sang kekasih dengan kakak tercintanya."Apa hubungan kamu dengan Kak Lukas Anisa!" Mendapati pertanyaan dari Leo membuat Anisa mengerutkan alisnya."Apa maksud Anda Tuan?" tanya Anisa."Alah nggak usah berpura-pura, semalam kalian bersama kan?" Hati Anisa terasa sakit karena Leo menuduhnya memiliki hubungan dengan Lukas."Kami memang bersama Tuan tapi saya dan Tuan Lukas tidak memiliki hubungan apa-apa, kami hanya berteman." "Tidak ada pertemanan antara laki-laki dan pria Anisa!" Leo benar-benar menyakiti perasaannya, "Kalau memang begitu penilaian saya dengan Lukas ya sudah!" Anisa nampak tegas dengan ucapannya, hal ini membuat Leo marah. Dan tanpa aba-aba pria itu menidurkan Anisa di tempat tidur dan memaksanya melakukan hal itu."Lepas! tidak semua masalah diselesaikan dengan cara seperti ini Tuan!" Anisa berusaha melepaskan diri dari kungkungan Leo."Agar kamu tau Anisa kalau dirimu adalah
"Pagi semua." Dengan senyum termanisnya Ana yang menggendong Lean duduk bersama keluarga besar Leo.Dia ingin menunjukan kepada Mama dan Papa mertuanya jika dia juga bisa menjadi ibu yang baik."Begitu dong, Lean diajak jangan Anisa terus yang menggendongnya," sahut Mama Leo."Iya Ma." Mereka semua terlibat obrolan yang cukup serius karena kali ini mereka membahas jodoh untuk Lukas."Sebaiknya Mama yang mencarikan jodoh untuk kamu Lukas." Ucapan Sang Mama sontak membuat Lukas menggeleng, untuk masalah jodoh dia tidak ingin dipaksa."Lukas akan mencari jodoh Lukas sendiri Ma, nggak perlu dicarikan," sahut Lukas dengan kesal."Mana, sampai sekarang kamu tak kunjung membawa calon mantu Mama," timpal Mama Leo."Lukas sudah menemukan wanita, hanya saja Lukas belum bisa membawa dia kemari."Mendengar hal itu membuat Leo menatap kakaknya jika yang Lukas maksud adalah Anisa maka dia tidak akan tinggal diam, karena Anisa adalah miliknya."Calm down Le, kenapa kamu menatap aku seperti itu." S
Lukas segera melerai pelukannya begitu pula dengan Anisa yang segera berdiri dan menunduk. "Ada apa Ma?" tanya Lukas. "Ada apa, ada apa, Mama yang seharusnya bertanya kalian sedang apa?" Tatapan Mama Lukas yang tajam membuat Anisa katakutan, dia takut jika masalah ini membuatnya dipecat. "Kami hanya....." Lukas menggantung ucapannya. "Jangan bilang jika wanita yang kamu maksud itu adalah Anisa Lukas," sahut mama. Lukas menggaruk kepalanya yang tidak gatal, apakah saatnya memberi tahu sang mama akan perasaannya terhadap Anisa? "Lukas!" Embusan nafas Lukas cukup terdengar, dia kemudian mengangguk seraya menatap Anisa yang masih menunduk. "Iya Ma." Sontak Anisa menatap Lukas, dia sungguh terkejut dengan pengakuan kakak majikannya itu, tak hanya Anisa mamanya juga sedikit shock, dia menganggap jika anak-anaknya gagal mencari pasangan, Leo mendapatkan wanita yang tak peduli dengan keluarganya kini Lukas menyukai seorang baby sitter yang bersuami. "Bagaimana bisa Luka
Sesampainya di rumah sang adik Lukas tak langsung pulang dia ingin membicarakan masalah Anisa dengan Leo."Ada apa kak?" tanya Leo yang sedikit kesal dengan sang kakak."Aku ingin membahas masalah Anisa Leo," jawab Lukas.Tatapan tajam Leo segera mendarat ke kakaknya ketika sang kakak ingin membahas Anisa dengannya."Ada apa?" Lukas mengungkapkan keinginannya untuk meminta Anisa, dia ingin Leo mengerti jika drinya telah memiliki Ana jadi tidak mungkin memiliki Anisa juga.Pengungkapan Lukas ini membuat Leo membola, bagaimana bisa sang kakak meminta calon istri keduanya sedangkan pernikahan mereka akan segera diadakan."Tidak sampai kapan pun aku tidak akan merelakan Anisa untukmu, aku lebih memilih kehilangan Ana daripadan harus kehilangan Anisa.""Gila kamu Leo," sahut Lukas kesal. "Bagaimana dengan Lean," imbuhnya.Leo tertawa, justru karena memikirkan Lean, dia mempertahankan Anisa daripada Ana, ibu sesungguhnya adalah Anisa bukan Ana. Kasih sayang Anisa jauh lebih besar daripada
"Akhirnya kita menikah Sayang." Bisikan Leo membuat Anisa gugup. Kini statusnya telah berubah yang awalnya hanya seorang baby sitter kini menjadi Nyonya, status yang hanya mereka sendiri yang tau. Setelah menikah, Leo mengajak Anisa pulang sebenarnya dia ingin mengajak Anisa jalan-jalan tapi Anisa menolak dengan alasan takut. "Kita pulang saja Tuan," pinta Anisa. "Aku kan sekarang sudah menjadi suami kamu, jadi jangan panggil aku Tuan." "Tapi kalau Nyonya tau jika saya memanggil anda dengan panggilan mas, dia bisa marah Tuan." "Tapi masa iya kamu memanggil aku dengan panggilan Tuan." Ucapan Leo ada benarnya hingga mereka berdua sepakat jika di depan orang banyak cara memanggil tetap sama yaitu Tuan, namun jika berdua Anisa akan memanggil Leo dengan panggilan Mas. Sebelum mereka pulang, Leo mengajak Anisa ke mall terlebih dahulu, dia ingin membelikan hadiah untuk istri keduanya itu. "Nggak usah Mas." Anisa mencoba menolak. "Mana bisa seperti itu sayang, kamu sekarang adalah
Oleh pihak keamanan Mama Leo dibawa ke ruang istirhat, sambil menunggu dokter datang untuk memeriksanya."Ma, bangun Ma." Leo terus menepuk pipi mamanya berharap sang mama segera bangun.Tak berselang lama dokter pribadi mamanya datang, dia segera memeriksa pasiennya tersebut.Seusai memeriksa sang Mama, dokter menatap Leo dan Anisa."Bagaimana Dok?" tanya Leo."Tekanan darah Mama anda naik drastis itulah yang membuatnya pusing hingga akhirnya pingsan.""Apa harus dirujuk ke rumah sakit sekarang dok?""Saya beri obat saja, jika belum membaik segera bawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih."Selepas kepergian sang dokter, Leo segera memeluk mamanya yang masih memejamkan mata, dia begitu khawatir dengan keadaan wanita yang telah melahirkannya.Beberapa saat kemudian, Sang mama bangun dari pingsannya, dia kembali menatap Leo dengan Anisa lalu menggelengkan kepala."Kenapa kamu menghukum wanita tua ini Leo, kamu kan sudah punya istri kenapa malah menjalin hubungan dengan Anisa?"
"Mama pingsan?" Lukas nampak terkejut dengan jawaban sang Dokter.Lukas meminta penjelasan dari dokter pribadi mamanya, bagaimana bisa sang mama pingsan padahal kesehatan sang mama sangat baik hari ini bahkan tadi ketika sarapan pagi mamanya bersemangat sekali."Entahlah Tuan Lukas, entah apa yang terjadi, tadi disana juga ada Tuan Leo."Lukas mengerutkan alisnya, bagaimana bisa sang adik tidak menghubunginya ketika sang mama pingsan.Apakah sang adik penyebab pingsannya sang mama?Lukas kembali masuk ke dalam rumah, dia segera menghampiri sang mama yang kemudian diikuti oleh dokter pribadi itu."Mama pingsan kenapa tidak menghubungi Lukas? lalu mana Leo kenapa dia tidak menjaga mama? sekarang bagaimana? mana yang sakit?" Lukas memberondong sang mama dengan banyak pertanyaan."Kamu ini Lukas seperti Dokter saja, lihatlah dokter mama saja tidak secerewet dirimu!" Pria itu menghela nafas, bukan dia cerewet tapi memang dia sangat mengkhawatirkan sang mama."Mama pulang sendiri," sahut