Di kamar, Anisa terus menangis, dirinya benar-benar sakit tapi dia sendiri tak memiliki kuasa untuk menyudahi ini semua, rasa cintanya terhadap Leo benar-benar sudah mendarah daging, bahkan hubungan setiap malam mereka tidak mungkin dilupakan begitu saja."Bagaimana ini?"Saat bersamaan Leo menghubunginya, tapi panggilan sang Tuan dia abaikan. Rasa sakit plus cemburu tadi pagi masih membekas di kepalanya, membuatnya enggan menerima panggilan.TingSebuah pesan dia terima namun Anisa masih enggan untuk membukanya. Lama tak dibalas Leo kembali menelepon namun lagi-lagi Anisa mengabaikannya.Satu jam kemudian, Leo pulang dengan rasa kesalnya, dia menemui Anisa dan meminta konfirmasi atas panggilan serta pesannya yang tidak terbalaskan."Sedari tadi aku memikirkanmu, ada waktu aku berusaha menghubungimu tapi kenapa malah diabaikan?" Protes Leo dengan nafas menggebu."Maafkan saya," sahutnya lirih."Masalah tadi pagi, please jangan dimasukkan ke dalam hati, Ana memang seperti itu," ucap Le
Semua pandangan mengarah ke Lukas begitu pula dengan Anisa, wanita itu bertanya-tanya, apa iya Lukas menyukainya? "Sudah sudah! kamu jangan asal bicara Ana!"Lukas nampak begitu kesal tapi memang itulah kenyataannya, tak bisa dipungkiri jika dirinya menyukai Anisa.Tak ingin suasana canggung, Lukas mengalihkan pembicaraannya, dia memasukkan pembicaraan tentang bisnis ke obrolan di maja makan."Aku dengar kamu bekerja sama dengan perusahaan berlian Leo." "Iya Kak, presdirnya kebetulan sahabat aku sendiri," sahut Leo."Kamu yakin Le? terjun ke pertambangan harus merogoh modal sangat dalam." Lukas berusaha mengingatkan sang adik akan kerja sama yang baru saja disepakati, dia takut kalau adiknya terjerat kasus seperti yang tengah viral, yang Mana perusahaan mereka ternyata ilegal sehingga mengakibatkan perusahaan rugi ratusan triliun."Tidak Kak, perusahaan mereka perusahaan legal," sahut Leo."Semoga sukses Le, aku selalu mendukungmu." Tak bisa dipungkiri jika Lukas sangat menyayangi
Keesokan harinya pagi sekali Leo pergi ke kamar Anisa, dia ingin mempertanyakan hubungan sang kekasih dengan kakak tercintanya."Apa hubungan kamu dengan Kak Lukas Anisa!" Mendapati pertanyaan dari Leo membuat Anisa mengerutkan alisnya."Apa maksud Anda Tuan?" tanya Anisa."Alah nggak usah berpura-pura, semalam kalian bersama kan?" Hati Anisa terasa sakit karena Leo menuduhnya memiliki hubungan dengan Lukas."Kami memang bersama Tuan tapi saya dan Tuan Lukas tidak memiliki hubungan apa-apa, kami hanya berteman." "Tidak ada pertemanan antara laki-laki dan pria Anisa!" Leo benar-benar menyakiti perasaannya, "Kalau memang begitu penilaian saya dengan Lukas ya sudah!" Anisa nampak tegas dengan ucapannya, hal ini membuat Leo marah. Dan tanpa aba-aba pria itu menidurkan Anisa di tempat tidur dan memaksanya melakukan hal itu."Lepas! tidak semua masalah diselesaikan dengan cara seperti ini Tuan!" Anisa berusaha melepaskan diri dari kungkungan Leo."Agar kamu tau Anisa kalau dirimu adalah
"Pagi semua." Dengan senyum termanisnya Ana yang menggendong Lean duduk bersama keluarga besar Leo.Dia ingin menunjukan kepada Mama dan Papa mertuanya jika dia juga bisa menjadi ibu yang baik."Begitu dong, Lean diajak jangan Anisa terus yang menggendongnya," sahut Mama Leo."Iya Ma." Mereka semua terlibat obrolan yang cukup serius karena kali ini mereka membahas jodoh untuk Lukas."Sebaiknya Mama yang mencarikan jodoh untuk kamu Lukas." Ucapan Sang Mama sontak membuat Lukas menggeleng, untuk masalah jodoh dia tidak ingin dipaksa."Lukas akan mencari jodoh Lukas sendiri Ma, nggak perlu dicarikan," sahut Lukas dengan kesal."Mana, sampai sekarang kamu tak kunjung membawa calon mantu Mama," timpal Mama Leo."Lukas sudah menemukan wanita, hanya saja Lukas belum bisa membawa dia kemari."Mendengar hal itu membuat Leo menatap kakaknya jika yang Lukas maksud adalah Anisa maka dia tidak akan tinggal diam, karena Anisa adalah miliknya."Calm down Le, kenapa kamu menatap aku seperti itu." S
Lukas segera melerai pelukannya begitu pula dengan Anisa yang segera berdiri dan menunduk. "Ada apa Ma?" tanya Lukas. "Ada apa, ada apa, Mama yang seharusnya bertanya kalian sedang apa?" Tatapan Mama Lukas yang tajam membuat Anisa katakutan, dia takut jika masalah ini membuatnya dipecat. "Kami hanya....." Lukas menggantung ucapannya. "Jangan bilang jika wanita yang kamu maksud itu adalah Anisa Lukas," sahut mama. Lukas menggaruk kepalanya yang tidak gatal, apakah saatnya memberi tahu sang mama akan perasaannya terhadap Anisa? "Lukas!" Embusan nafas Lukas cukup terdengar, dia kemudian mengangguk seraya menatap Anisa yang masih menunduk. "Iya Ma." Sontak Anisa menatap Lukas, dia sungguh terkejut dengan pengakuan kakak majikannya itu, tak hanya Anisa mamanya juga sedikit shock, dia menganggap jika anak-anaknya gagal mencari pasangan, Leo mendapatkan wanita yang tak peduli dengan keluarganya kini Lukas menyukai seorang baby sitter yang bersuami. "Bagaimana bisa Luka
Sesampainya di rumah sang adik Lukas tak langsung pulang dia ingin membicarakan masalah Anisa dengan Leo."Ada apa kak?" tanya Leo yang sedikit kesal dengan sang kakak."Aku ingin membahas masalah Anisa Leo," jawab Lukas.Tatapan tajam Leo segera mendarat ke kakaknya ketika sang kakak ingin membahas Anisa dengannya."Ada apa?" Lukas mengungkapkan keinginannya untuk meminta Anisa, dia ingin Leo mengerti jika drinya telah memiliki Ana jadi tidak mungkin memiliki Anisa juga.Pengungkapan Lukas ini membuat Leo membola, bagaimana bisa sang kakak meminta calon istri keduanya sedangkan pernikahan mereka akan segera diadakan."Tidak sampai kapan pun aku tidak akan merelakan Anisa untukmu, aku lebih memilih kehilangan Ana daripadan harus kehilangan Anisa.""Gila kamu Leo," sahut Lukas kesal. "Bagaimana dengan Lean," imbuhnya.Leo tertawa, justru karena memikirkan Lean, dia mempertahankan Anisa daripada Ana, ibu sesungguhnya adalah Anisa bukan Ana. Kasih sayang Anisa jauh lebih besar daripada
"Akhirnya kita menikah Sayang." Bisikan Leo membuat Anisa gugup. Kini statusnya telah berubah yang awalnya hanya seorang baby sitter kini menjadi Nyonya, status yang hanya mereka sendiri yang tau. Setelah menikah, Leo mengajak Anisa pulang sebenarnya dia ingin mengajak Anisa jalan-jalan tapi Anisa menolak dengan alasan takut. "Kita pulang saja Tuan," pinta Anisa. "Aku kan sekarang sudah menjadi suami kamu, jadi jangan panggil aku Tuan." "Tapi kalau Nyonya tau jika saya memanggil anda dengan panggilan mas, dia bisa marah Tuan." "Tapi masa iya kamu memanggil aku dengan panggilan Tuan." Ucapan Leo ada benarnya hingga mereka berdua sepakat jika di depan orang banyak cara memanggil tetap sama yaitu Tuan, namun jika berdua Anisa akan memanggil Leo dengan panggilan Mas. Sebelum mereka pulang, Leo mengajak Anisa ke mall terlebih dahulu, dia ingin membelikan hadiah untuk istri keduanya itu. "Nggak usah Mas." Anisa mencoba menolak. "Mana bisa seperti itu sayang, kamu sekarang adalah
Oleh pihak keamanan Mama Leo dibawa ke ruang istirhat, sambil menunggu dokter datang untuk memeriksanya."Ma, bangun Ma." Leo terus menepuk pipi mamanya berharap sang mama segera bangun.Tak berselang lama dokter pribadi mamanya datang, dia segera memeriksa pasiennya tersebut.Seusai memeriksa sang Mama, dokter menatap Leo dan Anisa."Bagaimana Dok?" tanya Leo."Tekanan darah Mama anda naik drastis itulah yang membuatnya pusing hingga akhirnya pingsan.""Apa harus dirujuk ke rumah sakit sekarang dok?""Saya beri obat saja, jika belum membaik segera bawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih."Selepas kepergian sang dokter, Leo segera memeluk mamanya yang masih memejamkan mata, dia begitu khawatir dengan keadaan wanita yang telah melahirkannya.Beberapa saat kemudian, Sang mama bangun dari pingsannya, dia kembali menatap Leo dengan Anisa lalu menggelengkan kepala."Kenapa kamu menghukum wanita tua ini Leo, kamu kan sudah punya istri kenapa malah menjalin hubungan dengan Anisa?"
"Asal kamu tau Leo, aku menculik Anisa juga karena perintah dari istrimu, dia sama seperti kamu yang mengiming-iming uang yang banyak." Leo yang kesal melayangkan pukulan kembali, bahkan dia meminta pihak kepolisian untuk mengeksekusi Raka saja."Biar pengadilan yang memutuskan Pak Leo." Raka tertawa melihat ekspresi Leo, "Kamu pasti tidak percaya kan kalau istri kamu itu serigala berbulu domba." Petugas yang tidak ingin ada pertengkaran, segera membawa Raka masuk ke dalam, sedangkan Leo masih terduduk lemas tak percaya.Selama ini dia menganggap Ana sudah berubah namun kenyataannya selama ini Ana hanya pura-pura."Dia telah menipu aku dan Anisa Bay," ujarnya lirih.Leo mengambil ponselnya lalu menghubungi Ana, tapi ponsel Ana berada diluar jangkauan.Kesal, Leo pun mengusap rambutnya kasar lalu dia mengajak Bayu untuk kembali lagi ke ibukota.Beberapa jam berlalu, kini dia telah tiba di rumahnya, dia berteriak memanggil Ana.Anisa yang kebetulan ada di dapur segera mengejar Leo ya
Arrrggggg Ana mengusap rambutnya dengan kasar, dia benar-benar takut jika kebusukannya terbengkar. "Ini semua gara-gara kamu Anisa!" Di sisi lain, Raka terus saja berpindah-pindah tempat, keberadaannya benar-benar tidak aman karena Leo memperketat penjagaan kepolisian beserta anak buahnya disetiap tempat terlebih pemberhentian transportasi. "Sial!" umpatnya. Agar tidak dikenali Raka selalu menggunakan masker, dia juga menyewa tempat di gang sempit agar sulit ditemukan. Untuk menghindarkan diri dari bahaya, Raka sengaja tidak keluar, kebutuhan sehari-harinya dia pesan melalui online. Suatu ketika, Raka harus membeli beberapa keperluan di mini market, kala itu atas anjuran pihak kepolisian setiap warga yang menggunakan masker harus membukanya. Raka yang sudah terlanjur masuk minimarket mau nggak mau membuka maskernya, dia pikir akan aman tapi salah satu dari customer nampak mengenali Raka dari foto yang disebar. Dia segera menghubungi pihak kepolisian, dan tak perlu waktu lam
Mendengar suara Anisa Leo sangat senang, akhirnya istri keduanya sendiri yang berhasil menghubunginya. Setelah menjelaskan semua di sambungan telpon, dia sampai menangis karena sangat rindu dengan anak serta suaminya itu. "Aku akan segera menjemput kamu sayang." Setelah panggilan terputus, Leo segera mengajak Bayu untuk ke daerah yang diinfokan oleh Anisa, untuk menghemat waktu, mereka menggunakan heli pribadi miliknya. Setelah beberapa jam mengudara, akhirnya mereka telah tiba di daerah tempat Anisa berada, melihat istrinya Leo segera berlari, rasa rindu di dadanya benar-benar tak tertahankan. "Sayang," katanya dengan air mata yang terjatuh. "Aku kangen Mas," sahut Anisa dengan menangis pula. Pasangan suami istri yang menolong Anisa mempersilahkan tamunya masuk, mereka tidak menyangka jika Anisa adalah seorang istri orang kaya. "Saya sangat berterima kasih karena kalian sudah menyelamatkan istri saya." Pasangan suami istri itu yang mendengar cerita Anisa tentu menyayangkan
Mendapatkan perlakuan manis dari Leo membuat Lean menurut, bayi itu perlahan menghisap puting sintesis dan minum cukup lahap susu formula yang diberikan Leo padanya.Nyaman digendong sang Papa membuat bayi itu terlelap dalam rasa lelah karena seharian menangis."Kasian kamu Nak," kata Leo dengan mata membasah.Bayi sekecil itu paham ucapannya, betapa merindukannya dia dengan sesosok ibu penggantinya."Kasian dia Ana." "Iya Mas, dia sangat menyayangi Anisa." Ana sungguh kesal dan muak dengan anaknya yang lebih menyayangi perempuan yang bukan ibu kandungnya.Setelah susu habis, Leo meletakkan Lean di kamarnya, dia meminta Ana untuk menunggui putranya tidur."Baik Mas." Dia masih melakoni drama yang diperankannya, meski rasanya dia tak sanggup lagi dengan semua ini."Kesal sekali aku, bayi ini menyusahkan. Kenapa sih lahir nggak langsung besar saja." Dia berkacak pinggang sembari menatap sang anak.Keesokan harinya, Leo mendatangi kantor polisi lagi, untuk kasus ini Leo diminta untuk
"Mas kamu jangan macam-macam Mas, ini untuk anakku bukan untuk yang lain," Anisa segera menjauh dari Raka.Raka tertawa mendengar ucapan Anisa, "Alah pasti Leo juga menyusu," sahutnya."Mas Leo adalah suamiku Mas, sedangkan kamu orang lain!" Raka menarik tangan Anisa, dia sangat kesal jika teringat Leo yang meminta Anisa."Tapi Leo yang membuat aku menceraikan kamu!" "Kalau kamu tidak mau kenapa kamu menerima uangnya!" Raka kembali tertawa, siapa yang tidak tergiur dengan uang ratusan juta."Lagipula bukankah kamu memiliki wanita lain Mas," imbuh Anisa."Jadi kamu cemburu Anisa." Anisa menggeleng, dia yang sudah tidak tahan dengan sakit di dadanya meminta ijin Raka untuk ke kamar mandi, dia ingin mengeluarkan Asinya agar tidak sakit.Raka yang takut Anisa kabur, mengikuti mantan istrinya dan menunggu di depan kamar mandi.Di dalam kamar mandi, Anisa membuang asinya hal ini membuatnya mengingat sang anak. Biasanya Lean lah yang menghabiskan persedian asinya bahkan sampai kurang."M
Ucapan Bayu membuat Leo mematung, apa mungkin yang membawa Anisa pergi adalah orang lain?Dia segera mengambil ponsel, dengan sekali pencet kini panggilannya sudah tersambung dengan sopir sebenarnya. "Kamu dimana!" Segera Leo bertanya, dan sopirnya segera menjawab kalau dirinya di rumah.Tubuh Leo melemas, ternyata benar Anisa telah diculik.Dia meminta pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan di rumahnya, selain mencari mobil Ana.Leo, Bayu dan Ana pulang ke rumah yang diikuti oleh pihak kepolisian. Dia juga memerintahkan semua pelayan di rumahnya berkumpul untuk dimintai keterangan.Rencana epic Ana benar-benar membuat semua tidak tahu apa-apa, bahkan sopir yang selalu standby juga tidak tahu jika ada seorang penyusup. "Kami tidak tahu apa-apa Tuan, saya kira tadi Nyonya Ana keluar dengan Anisa tanpa sopir." Keterangan sopir membuat Leo marah, bagaimana bisa mereka semua seceroboh ini, bahkan ada penyusup masuk satu pun tak ada yang tahu."Aku kira tadi itu kamu Pak, aku d
Sudah genap satu bulan, Ana berpura-pura menjadi malaikat, sikap baiknya benar-benar dapat meyakinkan Leo kalau dia sudah berubah."Terima kasih kamu mau menerima Anisa dan jauh lebih baik Ana," kata Leo."Iya Mas, anggap saja aku tengah menebus kesalahan, aku berterima kasih karena kamu tidak menceraikan aku setelah apa yang aku lakukan selama ini." Air mata buaya Ana keluarkan untuk mendapatkan simpati Leo, dan benar saja pria itu akhirnya mau memeluknya setelah sekian lama dia tidak pernah kontak fisik dengan sang istri."Aku juga minta maaf, mari kita perbaiki semua Ana," sahutnya.Satu kecupan Leo tumbangkan ke kening Ana, dan ini membuat wanita itu tak sabar untuk segera menyingkirkan Anisa, dia ingin Leo seperti dulu lagi yang begitu tergila-gila padanya.Setelah Leo berangkat ke kantor, Ana kembali ke kamarnya, dia ingin menghubungi Raka agar segera bersiap.Entah bagaimana persiapan mereka, setelah tiga jam Raka sudah berada di rumahnya, menyamar sebagai sopir.Tentu apa yang
"Tapi bagaimana caranya, suami kamu bisa memenjarakan aku lagi." "Kamu pura-pura jadi sopir dan aku akan menyuruh Anisa membeli susu, setelah itu bawa dia pergi." Raka tertawa mendengar rencana epik Ana, lagipula dia memerlukan Anisa untuk menghasilkan uang lagi seperti dulu. "Bawa dia pergi jauh dari kota ini, nikahi dia lagi," sambung Ana. "Baiklah, akan aku bawa dia pergi jauh, asal bayaran untukku juga setimpal," sahutnya dengan terkekeh. Bagi Raka tentu hal ini sangat menguntungkan, selain dapat uang dari Ana, dia juga mendapatkan Anisa kembali. Ana tak jadi kumpul dengan geng sosialitanya, dia ingin melakukan sedikit drama dengan Anisa, agar jika Anisa menghilang Leo tidak curiga padanya. Setibanya di rumah, Ana pergi ke kamar anaknya, dia ingin mengajak Lean. "Dia tidur sudah daritadi apa baru saja Anisa?" tanya Ana dengan halus. "Baru saja Nyonya," jawab Anisa. Ana tersenyum manis sembari menepuk pundak Anisa. "Kamu pasti lelah, setelah dia bangun biar Lean bersamak
Sekeras apapun Ana membujuk Arthur pria bule itu tetap kukuh dengan keputusannya, kerjasama dengan Leo baru saja terealisasi, dia tidak ingin karena masalah ini hubungan mereka akan menjadi canggung meski Leo juga tidak bereaksi apa-apa setelah mengetahui semuanya."Arthur jangan lakukan ini." Pinta Ana."Kembalilah pada suami kamu."Lelah merayu dan membujuk akhirnya Ana pergi ke kantor Leo untuk mengklarifikasi, dia tentu tidak mau ditinggalkan Leo setelah Arthur meninggalkannya."Mas!" Ana langsung saja masuk ke dalam ruangan Leo.Bayu yang kebetulan ada disana pamit keluar, karena pasti atasannya akan membahas masalah tadi.Dengan santai Leo meminta Ana duduk di sofa, kemudian dia mengambil air untuk istrinya tersebut, "Minum dulu kamu pasti lelah," ujarnya."Mas, aku tahu aku salah, tapi ini semua juga karena kamu yang menduakan aku dengan Anisa." Wanita itu mulai mengklarifikasi.Leo tersenyum mendengar klarifikasi dari Ana, "Andaikan kamu bisa mengerti aku dan tidak mementingka