Share

8. Direndahkan

Author: Aksara Ocean
last update Last Updated: 2025-03-14 11:33:19

Bab 8

Genap satu minggu Aruna tinggal di rumah Bastian. Berstatus sebagai istri dari lelaki kaya raya tentu membuat semua kebutuhannya tercukupi. Namun di sisi lain, Aruna merasa kebebasannya mulai terenggut. Ia masih bisa pergi ke luar rumah, entah untuk sekedar makan atau berbelanja makanan ringan di minimarket. Hanya saja, setiap gerak langkahnya selalu ditunggui oleh sopir, atau bahkan bodyguard yang sengaja ikut.

Hari ini pun, Aruna hanya bisa melihat ke luar jendela. Untuk pertama kalinya, Aruna tak berselera menyantap semua makanan yang disiapkan di atas meja makan. Semuanya terasa hambar. Mendadak Aruna rindu pada kehidupannya sebelum menikah.

Di tengah lamunan itu, ponselnya berdering. Aruna pun tersenyum karena sang ibu mertua yang menghubungi. Dua hari ini, Lusiana tengah bepergian bersama koleganya.

"Runa, Sayang ...." Di seberang sana, Lusiana memanggil hangat. "Besok kamu ikut ke rumah Om Liam, ya. Anaknya yang paling besar baru aja lulus jadi sarjana. Kita ke sana buat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   9. Jangan Besar Kepala

    Bab 9Aruna menjadi orang pertama yang sangat terkejut akan pengakuan Bastian. Kepalanya langsung menoleh. Aruna ingat sekali, sejak ia meminta maaf pada Bastian di malam itu, mereka hanya bicara sekedarnya saja. Keduanya akan tampak akur di depan Fathan, kemudian bersikap seolah tak saling kenal, jika bocah lelaki itu tak ada di rumah."Tapi, Mas, apa yang diomongin sama Arinda itu bener, kok! Aruna memang pantas mendapatkan perlakuan seperti itu!" Riani angkat bicara."Tuh, kan! Yang berpikir kayak gitu bukan cuma aku aja, Mas!"Bibir Bastian menipis. Selama beberapa saat ia tak mengatakan apa-apa, dan hanya fokus menatap semua orang yang ada di gazebo. Hal tersebut sukses membuat nyali para adik sepupunya perlahan menciut. Bagaimanapun juga, Bastian masih menegang tahta tertinggi sebagai cucu pertama, juga sebagai pemimpin perusahaan keluarga.Siapa pun yang berani menentangnya, sudah pasti akan didepak dan tak akan pernah mendapatkan posisi bagus nan terhormat di perusahaan milik

    Last Updated : 2025-03-14
  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   10. Tahanan Rumah

    Bab 10Kekecewaan tampak jelas di raut Aruna. Perempuan itu menatap Marini, memohon agar diizinkan pergi ke luar. Namun, sayangnya Marini tetap menggelengkan kepala."Maaf, Bu," ucap Marini sekali lagi."Apa alasannya, Bi?" tanya Aruna penasaran. Disisi lain, ia juga merasa Bastian telah berlebihan. "Kayaknya Mas Bastian mau ngurung saya di rumah ini pake cara yang halus, ya?"Marini tidak berani menjawab. Sebagai kepala asisten rumah tangga yang sudah bekerja belasan tahun di rumah Bastian, tentunya ia harus selalu menuruti segala titah dari sang tuan."Saya mohon kerjasamanya, Bu," pinta Marini dengan sangat.Secepat mungkin Aruna memutar otak. Ia akan mencari jalan agar dirinya bisa keluar dari rumah, dan Marini tetap bisa patuh pada Bastian."Begini aja, Bi, gimana kalau Bibi Mar bohong sama Mas Bastian? Dia juga gak akan tau, kok, kalau kita kerja sama," bujuk Aruna.Hal pertama yang dilakukan oleh Marini adalah terkesiap. Kontan kepalanya menggeleng, sebagai bentuk penolakan ata

    Last Updated : 2025-03-14
  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   11. Pengusiran

    Bab 11Aruna berbalik. Pertama, ia mengerutkan kening karena sang suami sudah ada di rumah tepat pukul tiga sore. Kedua, napasnya sedikit tertahan saat sadar, mungkin saja Bastian akan marah mendapati lelaki asing berada di rumahnya. Apalagi lelaki itu melipat tangan di dada, sembari menghunuskan tatapan tajam penuh peringatan."Mas Bastian pasti belum tau siapa Chef Akbar ini," gumamnya dalam hati, bergegas meninggalkan area dapur demi menyusul sang suami yang masih berdiri dengan raut datar."Ini Chef Akbar, Mas. Beliau yang akan mengajari aku memasak," terang Aruna berusaha tak menanggapi tatap tajam dari Bastian."Kalian akan belajar di sini tiap hari?"Aruna mengangguk"Kamu ikut saya, kita bicara di atas!"Perasaan Aruna sudah sangat tak keruan saat mendapatkan titah seperti itu. Namun, tentu saja kedua kakinya tetap melangkah, mengekor langkah panjang Bastian yang sampai di kamar mereka lebih cepat. Dari belakang, Aruna sudah menebak bagaimana napas dari suaminya yang terkadang

    Last Updated : 2025-03-26
  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   12. Mati Kutu

    Bab 12Permintaan Fathan tak akan pernah bisa ditolak, Bastian tahu itu. Ia terkesiap saat sang putra naik ke lantai atas. Bastian segera menyusul. Berbagai cara ia lakukan agar Fathan tak mengajak Aruna, tetapi putra semata wayangnya tak pernah mau mendengarkan.Fathan itu keras kepala, sama seperti Bastian."Fathan!" panggil Bastian terpaksa sedikit meninggikan suaranya.Kedua kaki mungil itu tetap melangkah menuju kamar utama. Fathan membuka pintu, tetapi kamar tersebut kosong. Tak ada Aruna di dalamnya."Mama mana, Pa?" tanya Fathan berbalik. Ia sudah memeriksa ke kamar mandi, wardrobe, sampai ke balkon kamar. Namun, lagi-lagi Aruna tak bisa ditemukan. "Tadi Mama naik ke atas, 'kan?""Mama ada di kamar yang lain," ucap Bastian terpaksa memberitahu. Di depan Fathan, ia tak bisa terlalu banyak berbohong. Bastian juga tahu, kalau putranya ini sangat cerdas. Jika Fathan mencium sesuatu yang mencurigakan, maka bocah lelaki itu tak akan berhenti mencecarnya dengan banyak pertanyaan."Lh

    Last Updated : 2025-03-26
  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   13. Kabur?

    Bab 13"Yeee ... Mama mau nganter aku!" Fathan bersorak heboh saat Aruna turun dari lantai dua dan menghampirinya.Mereka pun berangkat bersama tanpa sopir pribadi, karena Bastian yang akan menyetir. Selama perjalanan itu, Fathan begitu ceria. Aruna juga tak kalah bersemangat menimpali setiap pertanyaan dari anak sambungnya.Hingga sampai di sekolah, Bastian dan Aruna keluar dari mobil, mengantar Fathan sampai ke lobby sekolah. Mereka melambaikan tangan. Satu-satunya kekompakan yang jelas terlihat, berasal dari bibir keduanya yang sama-sama tersenyum, saat melihat Fathan disambut hangat oleh para guru yang sengaja menunggu para murid tepat di depan pintu lobby."Setelah ini jangan pergi ke mana pun!"Aruna menoleh pada sang suami. Ia pikir Bastian sudah bertaubat, tapi lelaki itu tetap memberikan peringatan saat mereka sudah berada di dalam mobil, dan akan menempuh perjalanan menuju rumah."Itu artinya, aku gak bisa lagi nganter jemput Fathan, dan kamu gak bisa maksa aku!" balas Aruna

    Last Updated : 2025-03-26
  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   14. Mulai Curiga?

    Bab 14Lelaki yang tengah menginap di hotel, usai menghadiri pertemuan antar pebisnis di seluruh ibu kota itu menggeram penuh amarah, setelah mendapatkan kabar dari kepala asisten rumah tangganya."Bu Aruna tidak ada di rumah, Pak. Dari tadi Den Fathan tidak mau berhenti menangis."Segera saja Bastian mengemas semua barangnya, dan ia pun memutuskan pulang detik itu juga. Sepanjang perjalanan, Bastian kerap melayangkan sumpah serapah. Sopir pribadi yang mengantarnya pun menjadi sangat gelisah. Lelaki paruh baya itu takut kalau ia kena getahnya.Akan tetapi, syukurlah kali ini tidak begitu. Bastian tergesa menghampiri Fathan, setelah mobil mewah yang ditumpanginya berhenti di sebuah halaman rumah yang luas dan asri.Semua pekerja terlihat was-was. Tak ada yang merasa tenang, saat Bastian pulang dengan wajah memerah seperti saat ini."Fathan?" panggil Bastian masuk ke dalam kamar sang putra."Papa!" Tangis Fathan makin pecah. Ia beranjak dan memeluk Bastian sembari tergugu. "Mama di mana

    Last Updated : 2025-03-26
  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   15. Kejutan

    Bab 15Aruna tertegun mendapatkan pernyataan semacam itu. Jantungnya seakan berhenti berdetak, apalagi ketika Yanti menatapnya seraya memicingkan mata."Soalnya aneh lho, Run. Suami kamu itu kaya raya, dia punya perusahaan besar di Jakarta. Tapi kenapa dia malah biarin istrinya pulang kampung naik bus travel? Kalau memang suami kamu itu sibuk, harusnya dia tetep ngasih kamu mobil sama sopir, supaya kamu aman selama perjalanan." Yanti benar-benar menumpahkan semua keanehannya.Awalnya ia ingin menahan itu semua. Namun, Yanti yang terbiasa bicara ceplas-ceplos dengan Aruna pun tak bisa tinggal diam. Hatinya resah karena Aruna malah dibiarkan pergi sendiri. Lantas apa gunanya Bastian kalau begitu?"Mas Bastian udah maksa aku, Bi. Tapi aku nolak semua fasilitas yang udah disiapin sama Mas Bas." Lagi-lagi Aruna harus berbohong. "Selama di Jakarta, aku ini gak bisa bebas pergi kemanapun sendirian, selalu ada aja orang yang disuruh sama Mas Bas buat ngikutin aku. Kalau aturan itu dibawa ke k

    Last Updated : 2025-04-08
  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   16. Menahan Diri

    Bab 16"Mama!" Fathan berlari menghampiri Aruna, melewati semua perempuan paruh baya bermulut julid. Anak lelaki itu memeluk sang ibu sangat erat.Sementara Aruna terkesiap. Sungguh, ia tak menyangka kalau Bastian dan Fathan akan menyusulnya ke kampung! Perasaan Aruna sudah tak karuan, takut sekali jika Bastian akan bicara macam-macam di depan semua orang."Ini cucu Kakek?!" Heru yang baru saja keluar dari rumah pun memekik bahagia. Kedua kakinya yang sedikit ringkih makin giat melangkah. Ia memeluk Fathan dan mengusap puncak kepalanya.Sementara Bastian malah tersenyum. Ia bukan senang karena melihat Aruna, tetapi senang lantaran putranya tak lagi menangis histeris seperti saat berada di rumah mereka. Bastian berjalan lurus, menyalami sang ayah mertua dengan sangat khidmat.Semua orang yang melihat itu pun kontan merasa tertampar. Padahal mereka sudah mengatakan yang tidak-tidak tentang Bastian, tetapi lelaki yang menjadi buah bibir itu malah datang dan bersikap sangat baik pada Heru

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   50. Berpihak Pada Pelakor

    Bab 50 Berpihak Pada Pelakor"Ngapain kamu datang ke sini? Mau cari mati?" tanya Dina benar-benar tak ramah.Dina sengaja berkunjung ke rumah Sandra. Ia ingin memberikan dukungan moral, bahwa Sandra tak boleh menyerah. Selama ini, Dina mati-matian menahan diri, kendati ia tak suka pada Aruna—seorang perempuan miskin yang tiba-tiba saja menjadi istri dari keponakannya."Kenapa Tante ada di sini?" Aruna balik bertanya, berusaha tetap meneguhkan kedua kakinya agar tak goyah."Menurut kamu, kenapa saya ada di sini?" Terang-terangan Dina menatap Aruna dari ujung kepala sampai ujung kaki. Senyum ejekan tercetak begitu jelas. "Kalau berpenampilan seperti ini, kamu mirip seperti orang kaya. Tapi sayangnya ... wajah kampungan kamu masih terlihat jelas!" bisiknya tepat di telinga Aruna.Menelan ludah, sekali lagi Aruna berusaha tidak mundur ke mana pun. Dina memang bukan tandingannya. Namun, jika perempuan paruh baya itu berada di pihak Sandra, maka Aruna harus berani melawan."Siapa, Tan?" tan

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   49. Tekad Aruna

    Bab 49 Tekad Aruna"Baguslah kalau Mas Bastian gak ketemu sama perempuan itu," ucap Aruna merasa lega. Ia tak sadar telah mengusap dadanya.Ada rasa bersalah dalam hatinya, karena ia sudah berketus ria pada Bastian tanpa memastikan semuanya lebih dulu. Selama ini, Aruna lebih memilih menduga-duga semuanya. Tentu ada alasan mengapa ia sampai melakukan itu.Sekali lagi, Aruna terlampau takut jika ia bicara terlalu banyak tentang Sandra. Bastian akan marah, karena merasa urusan pribadinya dicampuri oleh Aruna. Selain itu, suara Bastian yang kerap menggelegar saat memarahi dirinya, masih menjadi momok paling menakutkan."Tapi, Bi, apa Sandra bilang sesuatu soal saya?" tanya Aruna ingin tahu, barangkali Sandra membahas lagi soal perkataannya di depan rumah Bastian beberapa hari yang lalu."Ada," jawab Marini pelan."Bibi bisa ngasih tau saya?""Sandra cuma bilang, supaya saya menyampaikan pada Pak Bastian, kalau Sandra adalah perempuan terbaik. Kalau dibandingkan dengan Ibu, jelas Sandra l

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   48. Silent Treatment

    Bab 48 Silent TreatmentPulang dari tempat berenang, Aruna menjadi irit bicara. Semua itu ada sebabnya. Aruna yakin, Bastian benar-benar pergi menemui Sandra dan mengantarkan perempuan itu ke dokter, lantaran lelaki itu pergi setelah mengantarkannya dan Fathan pulang. Bastian baru kembali ke rumah, saat matahari sudah tak nampak di atas langit.Saat itu Aruna tak henti menggerutu. Ia yakin, Sandra yang sudah tinggal lama di Jakarta, pasti punya banyak kenalan yang bisa dimintai tolong. Lantas, kenapa Bastian mengatakan Sandra hanya punya dirinya seorang? Itu sungguh menyebalkan!Keesokan harinya, Bastian tak henti merasa keheranan. Ia merasa Aruna kerap menghindar darinya. Bahkan perempuan yang satu itu terkesan tak mau bicara padanya."Kamu kenapa?" Bastian tidak bisa tinggal diam, saat sikap orang terdekatnya mendadak berubah seperti ini.Aruna hanya menatap. Alih-alih menjawab, ia malah mengangkat bahu. Aruna bahkan tidak duduk di sebelah Bastian, saat suaminya itu baru saja pulang

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   47. Ketegasan Aruna

    Bab 47 Ketegasan Aruna"Oke, San, aku atur waktunya dulu," kata Bastian, kemudian memutuskan sambungan telepon.Lelaki itu duduk di meja makan lebih dulu. Hari ini, adalah hari pertama Fathan mengikuti les berenang. Tentunya ia harus mengantarkan sang putra. Biarlah soal Sandra, akan ia urus nanti."Sayang, ayo kita sarapan!" ajak Bastian.Fathan dan Aruna menghampiri, ikut bergabung dengannya di meja makan. Keluarga kecil itu tampak harmonis dengan berbagai macam obrolan ringan di pagi hari."Nanti Papa temenin aku sampai lesnya beres, ya?" pinta Fathan.Menyadari sesuatu, Aruna menatap Bastian karena suaminya tidak langsung mengangguk. Biasanya, Bastian akan selalu mengiyakan apa pun keinginan Fathan tanpa perlu berpikir seperti saat ini."Kok diem, Pa? Papa ada urusan?" tanya Fathan yang juga ikut menyadari sesuatu."Gak ada, Sayang. Papa bisa temani kamu sampai lesnya selesai," jawab Bastian seraya mengulas senyum.Fathan makin senang. Ia bersemangat menyelesaikan sarapan, lantas

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   46. Tipu Muslihat

    Bab 46 Tipu Muslihat"Bibi!"Pagi-pagi sekali, suara Fathan sudah menggema di rumah besar itu. Semua orang yang tengah berkutat dengan tugas masing-masing kontan menoleh, pada si tuan muda yang tergesa menuruni undakan tangga. Di belakangnya, ada Wulan yang kesulitan menyamakan langkah dengan Fathan."Bi Mar!" panggil Fathan telah duduk di atas kursi bar."Ada apa, Den Fathan?" Marini berbalik, melupakan sejenak pekerjaannya di dapur."Tau gak, Bi, kemarin malam aku tidur sama Mama dan Papa!" Fathan sangat bersemangat kala mengatakan itu.Pertama-tama, Marini mengerutkan kening lantas menatap Wulan, dengan isyarat tanya di kedua matanya. Tanpa kata, Wulan pun mengangguk. Sebelum berkata heboh pada semua orang seperti saat ini, Fathan lebih dulu menyampaikan hal tersebut padanya. "Kamu seneng, ya?" tanya Marini ikut tersenyum lebar. Apapun yang membuat senang si tuan muda, pasti akan menular pada semua orang yang ada di rumah ini. "Senang banget, Bi!" jawab Fathan seraya tertawa.Sem

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   45. Mulai Akur

    Bab 45 Mulai AkurBerbagai macam menu telah tersaji di atas meja. Bastian menikmati makanan di piringnya dengan lahap, sementara Aruna hanya memakan seadanya saja."Menunya gak cocok di kamu?" tanya Bastian karena Aruna masih berkutat dengan makanan pembuka."Cocok," jawab Aruna dengan suara sangat pelan."Makan kalau gitu. Saya gak perlu nyuruh staf restoran buat nyuapin kamu, kan?"Barulah bibir Aruna mencebik, tapi anehnya Bastian malah tertawa geli."Nanti malem saya sama Fathan mau nonton bola. Klub favorit kami main jam satu pagi.""Itu malem banget, gak baik kalau Fathan tidur jam segitu!" protes Aruna mendadak tegas."Besok Fathan libur sekolah. Nonton bola juga gak setiap hari, bahkan sebulan sekali juga nggak.""Kenapa nggak nonton siaran ulangnya aja?" tanya Aruna."Kamu ini gak ngerti bola. Antara live sama siaran ulang, jelas euforianya beda.""Kalau aku bilang Fathan gak boleh nonton gimana?" Aruna menatap suaminya yang batal melahap tuna bercampur racikan saus ke dalam

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   44. Tidak Menolak

    Bab 44 Tidak MenolakAruna ingat betul, bagaimana reaksi Lusiana saat Sandra mengatakan kalimat seperti itu di depan rumah Bastian kemarin sore. Ibu mertuanya sangat murka, ia hendak turun di depan gerbang, tapi kala itu Fathan yang melarang."Oma jangan ketemu lagi sama Tante Jahat."Hanya dengan satu kalimat, Lusiana berhasil ditahan. Sehingga ia tetap melajukan kendaraan roda empatnya. Kemarin pun, Lusiana pulang ke rumahnya tepat pada pukul delapan malam, karena ia tak mau berpapasan dengan Sandra yang katanya tetap bertahan di depan gerbang sampai pukul enam sore.Hari ini, Aruna mencoba tak memikirkan soal kejadian kemarin. Seperti kata Lusiana di telepon, ia harus segera bersiap-siap untuk makan siang bersama dengan Bastian. Private room di sebuah restoran milik teman Lusiana telah direservasi, Aruna tinggal datang saja ke sana, tentunya setelah memilih pakaian rapi dan berdandan cantik."Aku salah gak, ya? Gimana kalau Mas Bastian marah dan hubungan kami renggang lagi?" tanya

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   43. Level Rendah

    Bab 43 Level Rendah"Kamu keterlaluan, Bas! Demi perempuan baru itu, kamu tega merendahkanku kayak gini!" Sandra tak henti merutuk. Harga dirinya seakan jatuh, kemudian diinjak-injak oleh Bastian yang tega mengerahkan anak buahnya. Sandra yakin, kalau Bastian melakukan itu semua, demi Aruna alias si istri baru."Awas aja kamu, Bas, aku gak akan tinggal diam! Kamu gak boleh hidup bahagia selain sama aku!" cetusnya penuh tekad.Tanpa sadar air matanya luruh begitu saja, sampai Sandra harus menyeka kedua mata berulang kali, lantaran saat ini ia masih menyetir. Selama beberapa saat Sandra bingung harus pergi ke mana."Aku gak bisa tinggal di rumah lamaku," ucapnya mengingat jarak antara rumah lamanya dengan Bastian cukup jauh. Untuk mengambil mobil yang tengah dikendarainya saja, ia harus membuang waktu selama hampir satu jam."Kalau aku tinggal di sana, aku gak bisa memantau Bastian sama istrinya!"Di tengah rasa penuh dendam itu, Sandra teringat akan keluarga Liam. Ia pun memutuskan per

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   42. Pengusiran

    Bab 42 Pengusiran"Lho, ngapain perempuan itu ada di sini?!"Aruna terperanjat, karena rupanya Lusiana melihat pemandangan yang sama. Ia menahan tangan ibu mertuanya yang hendak turun dari mobil."Mam, kita masuk aja," ucap Aruna tak mau ada keributan apa pun di sekolah Fathan.Mengerjap, Lusiana baru sadar, jika Aruna melihat Sandra lebih dulu di depan gerbang. "Kamu tau siapa dia?" tanyanya."Iya, Mam, kemarin dia datang ke rumah."Kontan saja Lusiana berdecak. Amarahnya melesat naik, sehingga ia bersikeras ingin menegur Sandra dan meminta perempuan itu tak mengusik kehidupan rumah tangga anak dan menantunya. Namun, lagi-lagi Aruna menahan."Jangan, Mam. Kasian Fathan kalau tau ada Sandra di sekolahnya. Dia gak mau liat Sandra, kan?""Tapi Mami gak bisa membiarkan perempuan busuk itu berkeliaran di sini! Mami harus kasih dia pelajaran! Kamu jangan menghalangi Mami, Run! Kalau bukan Mami yang bergerak, lalu siapa lagi? Bastian pasti melindungi mantan kurang ajarnya itu!""Nggak sama

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status