Share

Part 51

Penulis: RA. ADISTI5585s
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-01 22:31:24

“Nggak menyangka sama sekali ya, Kak. Itu si Didik kok bisa-bisanya pakai KTP Kakak buat ambil motor lagi dan ternyata motor yang dia ambil untuk adiknya yang baru nikah itu, lagak mereka kok bikin kesal ya, Kak?” sungut Farida. Aku hanya tertawa kecil sambil menggelengkan kepala.

“Entahlah, Da. Mereka itu sudah serasa punya uang yang banyak. Mas Didik juga nggak pernah bilang kalau ambil dua motor sekaligus, kan sebelumnya hanya ambil satu aja. Tapi, sudahlah itu sekarang semua urusan mereka. Kita fokus urusan kita saja, setidaknya Kakak jadi tahu seperti apa mereka itu.” Sahutku seraya turun dari motor saat Farida baru saja mematikan mesin motornya dan kami sudah berada persis di halaman rumah.

“Aku kok jadi pengen ketawa mulu ya, Kak. Lihat ekspresi mantan Ibu Mertuamu itu, aku yakin sekarang dia pasti marah, malu bercampur aduk. Marah karena harus mengeluarkan uang yang banyak untuk membayar cicilan dan denda yang dihindari si Iwan, malu mau tak mau duit yang mungkin punya si Didi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 52

    “Tunggu … apa mendorong Arthur dari kereta bayinya sampai kepala anakku bocor juga jadi bagian rencana Ibu?” Kiki langsung mengangkat kepalanya, wajahnya langsung pucat pasi dan dia kembali menunduk, tak menjawab. “Kalau ditanya itu jawab, Mbak.” Farida seakan tak sabaran. Aku menunggu seraya menghela napas panjang.“Maafkan aku, Mbak. Kalau itu tidak ada Bu Sutinah menyuruhku. Aku sendiri yang kesal karena Emi tak mau meminjamkan uang. Tapi… sumpah, Mbak. Aku sama sekali nggak bermaksud membuatnya sampai celaka begitu, aku hanya ingin membuatnya menangis dengan jatuh dari kereta bayi, hanya itu saja.” Aku langsung memijit pelipis yang terasa berdenyut nyeri. Tanpa basa basi setelahnya aku langsung menampar wajah tetanggaku yang kepo ini. Kiki memegang wajahnya yang memerah. Farida bahkan kaget dengan apa yang aku lakukan. “Kamu melakukan apa saja untuk anakmu, begitu juga dengan aku. Tamparan itu mewakili rasa sakitku karena apa yang sudah kamu lakukan terhadap anakku, dia masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 53

    “Apa benar begitu, Bu?” tanya Bapak dengan suara lantang. Ibu kelihatan ketakutan. Tapi … sekian menit kemudian dia dengan santainya memperbaiki posisi duduknya lalu membuka suara. “Apa Bapak yakin percaya sama mantan menantu kayak si Mayang ini yang sudah jelas-jelas mencelakai Ibu waktu itu, kalau memang betul Ibu yang ingin membayar tetangganya ini, memangnya ada bukti?” Mataku membulat sempurna, kok bisa dengan entengnya dia mengelak bahkan dengan gaya yang sangat santai. Sepertinya dia pemain sandiwara terbaik, wajib dapat penghargaan ini. Mata Bapak kini beralih padaku, tatapan tak suka. “Bagaimana, Mbak Kiki? Apa kamu ada bukti?” tanya Ibu dengan santai. Dengan pelan bisa kulihat Kiki menggeleng lemah. Ibu langsung tersenyum samar. “Waktu itu hanya aku dan kedua menantu Ibu aja yang bicara, tidak ada saksi dan uangnya juga dikasih begitu saja tanpa adanya bukti.” Aku merutuk apa yang dilakukan oleh tetanggaku itu, bisa-bisanya tidak ada bukti sama sekali. Sekarang bersiap

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 54

    Pov Sutinah Pagi-pagi sekali fokusku sudah teralihkan oleh suara orang mual di kamar mandi berulang kali. Aku melangkah mendekat dan membuka sedikit pintu kamar mandi yang belum tertutup sepenuhnya. Kulihat Farah, istri Purwanto sedang berjongkok sembari memegang gayung penuh air di tangan kirinya dan kulihat dia berusaha memuntahkan sesuatu dari mulutnya, hanya saja tak bisa.Aku langsung berinisiatif memijat tengkuk lehernya, tak lama muntahan nasi ayam yang baru saja dia telan sebelumnya sebagai sarapannya, ke luar begitu saja. Tak lama ia ke luar dari kamar mandi.“Siramkan muntahanku, Bu. Kepalaku pusing aku mau tidur, istirahat.” Tanpa banyak bicara aku mengambil gayung berisi air yang ada di tangannya, kemudian membersihkan bekas muntahan yang sudah menyebar di lantai kamar mandi.Setelahnya, aku pergi ke dapur ingin membuatkan air hangat buat menantuku itu, sepertinya dia sedang tidak enak badan terlihat dari gaya berjalannya yang sedikit limbung. Begitu air hangat siap, aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 55

    “Persyaratan diterima bekerja di salonnya ya harus masih cewek, Bu. Kalau ketahuan sudah punya suami dan anak, sementara kontraknya masih berjalan. Farah harus mengganti uang kerugian karena berbohong dengan bayar denda yang cukup banyak termasuk mengembalikan lima puluh persen dari gaji yang selama ini dia dapatkan.” Aku benar-benar pusing. Kok bisa? “Jadi selama ini Farah mengaku sebagai gadis ketika bekerja di salon? Kok bisa?” cecar ku tak habis pikir.“Ya bisalah, Bu. Karena mencari kerjaan itu nggak gampang. Setingkat Farah yang lulusan sarjana muda saja musti bolak balik mencari pekerjaan ke sana ke sini, kalau nggak berbohong mana mungkin bisa dapat kerjaan, lagian Farah itu juga nggak ada keahlian yang dia punya. Makanya dia selalu ditolak tiap melamar, sudah untung dia kerja di salon meski kerjanya hanya memijat orang tapi minimal dia ada kerja dan bisa menghasilkan.” Sahut Purwanto. Aku diam tak bisa menjawab omongannya, benar-benar kaget.“Tapi, masih banyak kerjaan yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 56

    “Bu, bangun … Bu.” Aku mengerjapkan mata memperhatikan dengan samar Farah mengendong Sekar sudah ada di hadapanku, aku yang tadinya terlelap seakan bermimpi. Tanpa basa basi ia langsung menyerahkan Sekar ke padaku. Mataku belum sepenuhnya terbuka, seketika langsung kaget begitu saja.“Malam ini Sekar tidur sama Ibu, aku nggak mau mengurusnya. Jangan lupa ambil dot sama termos air panasnya di kamar, kepalaku pusing mau tidur, cepat ya sebelum aku tutup pintu kamar,” perintahnya. Aku hanya bisa mengelus dada berusaha sabar.“Termos sama dotnya bisa kamu bawa sekalian atau suruh aja suamimu yang antar, Ibu lagi nggak enak badan agak demam.” Ujarku seraya menidurkan Sekar di sampingku. “Nggak bisa, Bu. Ini jadwal Purwanto main game, katanya tadi lagi ada turnamen dan dia nggak bisa diganggu malah biasanya dia main sampai subuh itu, Ibu aja ke kamarku cepat … pusing kepalaku.” Tanpa mendengar jawabanku, ia langsung ke luar kamar menuju ke kamarnya. Mau tak mau aku bangkit dari tempat ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 57

    Part 57 Pov Sutinah“Bu, cucikan baju yang mau kupakai buat kerja besok ya,” Iwan, anak bungsuku tiba-tiba datang dan menambah tumpukan cucian yang sudah kuhadapi sejak pagi dan sudah beberapa jam namun belum ada tanda-tanda mau selesai. “Kamu nggak lihat cucian Ibu juga banyak, sudah empat hari Ibu nggak mencuci. Suruh aja istrimu yang menyiapkan baju kerjamu, jangan Ibu deh.” Sahutku masih fokus menyikat jeans milik Purwanto. “Ya, Iwan lihat kalau Ibu banyak cucian, tapi kan Ibu bisa tuh nyucikan baju Purwanto yang pengangguran, bedakan sama aku yang bekerja tapi Ibu malah menyuruh istriku yang menyiapkan, seharusnya Ibu jangan membeda-bedakan kasih sayang, si Farah hamil dan istriku juga lagi hamil, kalau Farah aja bisa tuh kasih semua pekerjaan ke Ibu, terus masa iya istriku yang juga tengah hamil harus mengerjakan pekerjaan yang tidak dikerjakan Farah?” pertanyaan lebih tepatnya pernyataan yang ia katakan padaku membuat tanganku berhenti.“Kamu anggap Ibu ini pembantu, kah? Ko

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 58

    Part 58 Aku membisu, tak tahu apalagi yang harus aku lakukan. Meminta uang ke Didik rasanya itu tidak mungkin karena dua minggu lagi baru Didik gajian, tadi pagi saja meminta uang dua ratus ribu untuk mengganti termos air panas yang rusak, Didik sudah menggerutu. Apalagi sampai tiga juta dua ratus, bisa ngamuk dia.Aku harus pikirkan bagaimana caranya supaya aku selamat dari amukan ibu-ibu arisan karena aku seharusnya memberikan uang tiga juta dua ratus itu nanti sore. Semua terasa buntu, aku tidak mungkin mendapatkan uang hanya dalam beberapa jam ke depan. Aku meraih telpon kentang milikku, setelahnya menghubungi Didik yang saat ini mungkin tengah bekerja. Hanya satu kali deringan saja, Didik sudah mengangkatnya dengan sigap.“Ada apa, Bu?” sambarnya tanpa membalaskan salamku. Aku menghela napas khawatir apa yang akan aku omongkan tidak ia setujui.“Dik, uang tiga juta dua ratus dari uang arisan yang Ibu pakai buat membayar uang motor kemarin itu belum bisa diganti sama Iwan, katan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 59

    Part 59 Pov DidikSeketika merasa kesal dengan keluargaku, keinginan Ibu yang bertubi-tubi membuatku merasa seperti dimanfaatkan untuk memenuhi semua kebutuhan adik-adikku beserta keluarga mereka, padahal aku sendiri juga punya keinginan dan kebutuhan sendiri. Bahkan untuk membiayai rumah tanggaku saja dulu selalu saja dihalang-halangi. Sebelumnya saat aku menganggur, tidak ada yang mau mendukungku termasuk Ibu, tapi begitu aku sudah mulai bekerja dan Ibu tahu besaran gaji juga bonus yang aku terima, Ibuku menguasai sepenuhnya hidupku. Mengambil kreditan motor pun karena permintaan Ibu yang menginginkan agar Iwan tidak terlalu capek mengeluarkan uang untuk membayar ojek setiap harinya, Farah dan Purwanto memang tidak perlu diributkan Ibu, karena sejak pertama kali menikah, orang tua Farah membelikan sepeda motor buat anak kesayangannya itu bekerja. Tinggal Iwan saja, dengan gajinya sebagai tenaga administrasi membuatnya tak bisa sekalipun mencicil aset meski hanya sebuah sepeda mo

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03

Bab terbaru

  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 95

    Part 95 Pov Mayang“Kasihan Farah, Mbak Mayang. Setelah Mamanya meninggal malah Ia ikut menyusul meninggal bunuh diri dengan memotong nadi tangannya karena tak tahan menerima hinaan dari anak-anak sekitar rumahnya kalau wajahnya rusak akibat terkena luka bakar waktu masih di rumah Ibu Sutinah, setelah itu dia diceraikan sama suaminya. Katanya Farah ketahuan menggadaikan rumah Ibu Sutinah dan sekarang Ibu Sutinah bersama Didik dan Pur katanya mengontrak rumah kecil di pinggiran kota, lengkap sudah penderitaan keluarga Ibu Sutinah akibat menantunya itu. Syukur saja Iwan sama Shinta tidak bernasib sama.” Bu Trisno menyampaikan kabar duka itu saat ia bertandang ke rumah untuk membicarakan persiapan pernikahan Syawal dan Emi yang akan digelar dua hari lagi.Mungkin ini terdengar gila tapi Allah SWT sudah mengatur semuanya, aku yang dulunya dizolimi oleh orang-orang yang pernah hadir dalam hidupku, satu persatu seakan mendapatkan karma atas apa yang sudah mereka lakukan. Farah yang begit

  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 94

    Part 94 “Kalau tidak, berarti kalian harus mengosongkan rumah ini, karena Ibu Farah sudah menggadaikan rumah ini dengan memberikan sertifikat rumah pada bos kami. Dia juga sudah menerima uang dua ratus juta tiga bulan yang lalu.” Mataku melotot mendengarnya, masalah apalagi yang dilakukan oleh Farah kali ini. “Ya Allah, bagaimana sudah ini, Dik, Pur. Farah memang betul-betul keterlaluan menjadi menantu bisanya hanya menyusahkan saja. Huhuhuuu.” Ibu menangis sesenggukan begitu tahu rumah yang kami tempati sekarang sudah sepenuhnya dikuasai oleh rentenir.“Apa kalian punya bukti kalau Farah memang yang menggadaikan rumah ini pada bos kalian?” Dua orang penagih utang tersebut malah tertawa. Setelahnya salah satu memperlihatkan foto copy sertifikat dan tanda bukti tanda tangan Farah di sana menyetujui syarat-syarat pinjaman uang dengan jaminan sertifikat rumah.Aku, Pur juga Ibu sudah tidak bisa berbuat banyak. Kami benar-benar dipecundangi oleh Farah. Apalagi Purwanto, ia merasa ikut

  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 93

    Part 93“Terus, bagaimana dengan Mas Didik? Apa Mbak memaafkannya juga?” Deggg. Nama itu lagi, rasanya seharian ini sudah beberapa kali teringat akan dirinya. Orang yang sudah mengisi hidupku dalam beberapa tahun ini, kalau ditanya apakah aku mencintainya? Ya aku sangat mencintainya, hanya begitu banyak luka yang ia torehkan ke padaku sehingga aku memilih sebisa mungkin pergi jauh dari kehidupannya, meski saat mediasi pada proses perceraian kami, ia kekeh tidak mau berpisah. Aku memutuskan menjauh agar dapat menjaga kewarasan hatiku. “Lho, Mbak malah melamun.” Aku tersenyum malu ketika Iwan memergoki aku sedang melamun karena pertanyaannya.“Aku juga sudah memaafkan Mas mu, bahkan Ibumu. Bagiku yang lalu biarlah menjadi pengalaman berharga saja. Oya kalian tadi ke sini aku pikir mau pesan sesuatu. Mau bolu atau malah rendang daging saja.” Ujarku cepat mengalihkan topik pembicaraan.Malas membahas hal yang lampau.“Oya hampir lupa, Shinta maunya Mbak Mayang buatkan nasi dengan daging

  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 92

    Part 92 Pov Mayang Pagi sekali aku dan kedua adikku sudah mulai bersiap membuka toko, kegiatan kami setiap harinya seperti ini. Tiba-tiba saja mobil Syawal berhenti di halaman dan Emi yang semula ada di depan menggendong Arthur melihat pemandangan segera masuk. Aku tahu jika Emi masih menghindar berbicara dengan calon suaminya tersebut. Persoalan perempuan yang mengaku sebagai kekasih Syawal membuat hubungan adikku dengan Syawal seketika renggang. Emi sudah membatalkan pernikahan, hanya saja aku senang dengan kegigihan Syawal ingin meraih hati adikku kembali, kadang aku membayangkan jika saja Mas Didik berlaku begitu padaku, mungkin saja kami masih bersama sampai saat ini. Tapi, ya sudahlah semua hanya tinggal kenangan sekarang. Bahkan aku tinggal menunggu ketuk palu saja.“Kak, aku cuma mau bilang kalau perempuan yang mengaku kekasihku itu ditangkap semalam bersama orang yang menyuruhnya, sebetulnya semalam dia ditangkap karena petugas kepolisian sedang menggerebek tempat perjudia

  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 91

    Part 91Kulihat handphone di tangan Purwanto, segera kuambil dengan cepat dan membuka layar lalu mencari kamera dan menghadapkan posisi kamera ke arah depan, persis ke wajahku. Begitu aku melihat penampakan wajahku, handphone Purwanto sampai terjatuh dari tanganku. Apa aku tak salah lihat?Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku. Wajahku sudah seperti monster yang menyeramkan. Bagaimana bisa Purwanto tak terkejut melihatku? Apa dia menahan tawa agar tak membuatku malu, bentuk mata yang kurasakan perih kelopaknya berkeriput sehingga bola mataku terlihat mau ke luar dari tempatnya. Selain itu wajahku menghitam dan mengerut di beberapa tempat, selain itu bentuk mulutku terasa miring dan tidak berada di tempat seharusnya. Aku berusaha mengingat dan mencerna apa yang sudah terjadi padaku, kenapa gara-gara api yang membakar rambut juga membuat kobaran api di wajahku membuat wajahku sulit dikenali lagi. Tamat riwayatku.Habis semua sudah kecantikan yang dulunya aku banggakan, aku melihat kembali

  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 90

    Part 90 “Pernikahan siapa yang kamu maksud gagal?” aku sontak menoleh kaget. Purwanto persis di belakangku. Aku harus mencari jawaban segera atas pertanyaannya.“Tadi … itu si Mayang ke sini dan marah-marahin Ibu, katanya dia tak terima kalau sampai pernikahan Emi dengan Syawal sampai gagal, dia menuduh Ibu yang menggagalkan pernikahan adiknya itu. Kalau mau tahu pastinya tanya Ibu deh sana.” Purwanto masih diam di tempatnya terus menatapku penuh kecurigaan, bahkan ia kini memicingkan matanya.Purwanto langsung mengambil handphone dari tanganku dengan cepat, kemudian membaca layar di gawaiku. Di sana kutulis nama Syahrini, aku sengaja menulisnya dengan nama perempuan supaya suamiku bahkan orang di rumah ini tidak ada satupun yang curiga. Benar saja, setelahnya Purwanto mengembalikan handphone ke tanganku.“Ya sudah… aku pikir tadi apa, lagian berita tentang si Mayang itu nggak penting sama sekali.” Sebutnya, aku bisa bernapas lega begitu melihatnya menanggapi dengan santai apa yang k

  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 89

    Part 89Aku menghampiri Emi, adik bungsuku yang terlihat menelungkupkan wajahnya di lengannya, tubuhnya nampak terguncang. Kelihatannya ia sedang menangis. Kubelai rambutnya yang terurai panjang itu, ia belum mau mendongakkan kepalanya.“Mi, Syawal tadi sudah menceritakan semuanya. Apa kamu nggak mau memikirkan ulang apa yang terjadi?” kataku dengan hati-hati. Emi memperbaiki posisinya, tebakanku benar. Ia tengah menangis. “Apalagi yang harus dipikirkan, Kak. Jelas-jelas perempuan itu punya bukti kalau dia memang ada hubungannya dengan Kak Syawal, terus apalagi yang mau dipikirkan dan dia kok masih saja mau mengelak, dasar memang laki-laki selalu begitu. Gayanya aja mau menikah, tapi ujung-ujungnya sudah punya anak dari perempuan lain. Beruntung saja semua ini aku dapati sebelum menikah jadi bisa kuputuskan kalau rencana kami sebaiknya dibatalkan saja.” Terdengar tegas hanya aku tahu Emi masih berharap apa yang terjadi hanyalah mimpi saja.“Tetap harus kamu pikirkan dengan tenang, de

  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 88

    Part 88 Pov Mayang Dua minggu kemudian Aku bersyukur harapanku dengan kedua adikku akhirnya terwujud. Toko kue sekaligus tempat tinggal kami dengan mudahnya diberikan oleh bank melalui pinjaman yang kami ajukan. Ruko yang kami beli berada di pusat kota, meski harganya fantastis, minimal dengan usaha yang lancar maka kami yakin akan bisa membayarnya. Tentu dengan kerja keras. Hari ini merupakan hari kedua kami membuka toko, awal pembukaan toko kemarin sudah ramai dengan pengunjung, sebab dengan kepandaian dan gerak gesit Farida di media sosial membuat pelanggan berdatangan. “Ya Allah, luar biasa sekali ya, Kak. Aku yakin kalau begini terus ramenya pasti kita akan bisa dengan mudah mencicil membayar pada bank, apalagi toko ini sekalian tempat tinggal kita sehingga memudahkan kita tetap stand by di toko.” Farida menyapaku pagi ini. Aku mengangguk setuju. Sejak dibukanya toko kue, kami menambah satu orang lagi bernama Marlena untuk menjaga toko bersama Farida, sedangkan Kiki dan aku

  • Ibu Mertuaku Penuh Drama    Part 87

    Part 87Pov Farah Sudah lama sekali aku tidak makan mie ayam yang dijual tak jauh dari rumah, di rumah hanya ada Purwanto dan Sekar, sedangkan Ibu entah ke mana. Mas Didik seperti biasa pergi bekerja.“Pur, kita makan mie ayam yuk.” Ajakku ke padanya. Purwanto yang tengah asik bermain game online sama sekali tak menoleh dan mempedulikanku. Itulah yang membuatku semakin hari semakin bosan padanya. Tak pernah ada niatan di hatinya untuk bergerak mencari pekerjaan dan lebih banyak menggantungkan hidup padaku atau pada Mas Didik.Selama Purwanto tidak bekerja, setiap bulan aku selalu minta jatah pada Mamaku, beruntung Mama tidak keberatan memberikan uang memenuhi kebutuhanku dan Sekar, Punya suami percuma saja, tidak berguna sama sekali.“Ya sudah kamu jaga Sekar, aku mau makan mie ayam di depan sana.” Tetap saja ia tak menoleh dan tak menyahut. Dasar, benar-benar laki-laki tidak ada gunanya. Mataku memperhatikannya selama semenit, tapi aku seperti berbicara dengan patung. Lalu kuputusk

DMCA.com Protection Status