Pagi hari. Tommy baru saja turun dari kamar. Dia berjalan menuju ruang tamu untuk mencari pelayan.“Ingga masih kecil. Mulai sekarang, siapkan segelas susu untuknya setiap pagi untuk menambah nutrisinya,” ujar Tommy dengan serius.Pelayan itu mengiyakan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lalu berbalik badan dan pergi ke dapur untuk bersiap.Pada saat ini, bel pintu tiba-tiba berbunyi. Tommy mengerutkan kening, dan pelayan lain sudah berjalan ke sana dan membuka pintunya.Seorang wanita muda dan cantik berdiri di luar pintu. Wanita itu tampaknya tidak jauh lebih tua dari Tommy. Pelayan itu langsung mengenalinya sebagai bibinya Tommy dan cepat-cepat berkata, “Bu Yolanda, silakan masuk.”Meski Yolanda adalah bibi Tommy, dia sebenarnya tidak jauh lebih tua dari Tommy. Dia merupakan anak bungsu di generasi ayah Tommy.“Tante, kenapa Tante datang ke sini?” Tommy memandang Yolanda dengan heran, segera berjalan menghampiri wanita itu dan mengambil tas di tangannya.Yolanda terkekeh dan berpur
Setelah selesai makan, Yolanda membuang sendok dan garpunya, lalu berkata, “Aku mau keluar nanti. Aku juga membawa seekor anjing, jadi harus memintamu untuk menjagakannya.”Setelah mengatakan itu, Yolanda meminta pelayan untuk datang menggiring seekor anjing besar.Apa yang dilakukan Yolanda ini sepenuhnya seperti memperlakukan Juanita sebagai pelayan, tapi Juanita tidak berani berkata apa-apa.Juanita sebenarnya sedikti takut melihat anjing besar yang digiring datang itu, tapi akhirnya dia tetap mengambil tali anjing itu.Mungkin anjing besar itu tidak terbiasa berada di lingkungan asingnya, sehingga anjing itu berputar-putar dan membuat Juanita ketakutan.Juanita terkekeh melihat ekspresi ketakutannya, lalu berkata dengan sedikit nada menghina dalam suaranya, “Kamu benar-benar orang udik. Seperti ini saja takut.”“Aku … aku nggak takut” ujar Juanita dengan suara rendah.Yolanda memandangnya dengan datar dan berkata, “Baguslah kalau nggak takut. Anjingku sudah jauh-jauh ikut denganku
Tiba-tiba, terdengar suara rintik hujan di luar. Tommy melihat ke luar dan menjadi semakin cemas.Juanita tidak bisa dihubungi sama sekali. Dia tidak tahu apakah telah terjadi sesuatu pada wanita itu. Di luar juga mulai turun hujan. Wanita itu pasti tidak membawa payung. Kenapa tidak bisa pulang lebih cepat, sih!Tommy merasa tegang memikirkan apa yang mungkin terjadi pada Juanita.Melihat Tommy hendak keluar rumah, seorang pelayan segera menghentikannya dan berkata, “Den, biar kamu saja yang melakukan hal seperti ini. Di luar masih hujan. Gimana kalau Den Tommy tetap di vila saja. Jangan keluar.”“Nggak.” Tommy menolak saran pelayan itu, lalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun bergegas keluar terlebih dahulu dengan membawa payung.Hujan deras yang tiba-tiba turun itu membuat rambut dan pakaian Juanita basah kuyup. Dia terlihat agak menyedihkan saat ini.Namun, Yolanda bilang kalau anjingnya tidak ditemukan, dia tidak boleh pulang. Jadi, Juanita tidak punya pilihan selain terus mencari
Tentu saja Yolanda tahu maksud Tommy tiba-tiba berkata seperti itu. Itu karena dia membuat Juanita tidak senang dengan tinggal di sini, ‘kan?Dia diam-diam mengepalkan tinjunya dan menjadi semakin kesal pada Juanita. Dia semakin yakin bahwa Juanita adalah seorang wanita penggoda.Yolanda tahu bahwa Tommy adalah orang yang selalu bersikap rasional, jadi dia melampiaskan semua amarahnya pada Juanita. Juanita pasti telah meracuni pikiran Tommy, makanya Tommy melakukan hal aneh seperti ini.Tommy sudah mengatakannya dengan cukup jelas, jadi Yolanda tidak mungkin akan terus bermuka tebal untuk terus tinggal di sini. Jadi, Yolanda pun mulai mengemasi barang-barangnya di sore hari.Saat melewati kamar tamu, Juanita mendengar suara Yolanda yang sedang membereskan kamar. Suasana hatinya seketika menjadi agak kacau.Meski Yolanda memang sudah sangat keterlaluan padanya, bagaimanapun juga, wanita ini adalah bibinya Tommy. Namun, Tommy malah tidak membela Yolanda dan malah membantunya. Dia merasa
Tommy masuk ke toko dan berkata kepada pelayan, “Bawakan gelang itu ke sini.”Pelayan itu memandang Tommy yang berdiri di samping Juanita, yang sepertinya ingin membela Juanita. Dia mengira mereka berdua mungkin adalah sepasang kekasih.Namun, pakaian yang dikenakan Juanita sangat sederhana. Pelayan toko itu sudah terbiasa melihat merek-merek terkenal dalam negeri, tapi tidak terlalu paham dengan merek-merek dari luar negeri. Terlebih lagi, pakaian yang dikenakan Tommy saat ini di-custom-made oleh desainer ternama luar negeri. Pelayan itu lebih tidak mengenalinya.Dia mengira pria yang bersama Juanita pasti bukan orang kaya. Melihat pakaian Tommy, dia menduga pria itu pasti memakai barang tiruan. Dia pikir, pria itu berkata seperti barusan mungkin hanya untuk berlagak hebat di depan pacarnya.Karena berpikir seperti itu, pelan itu bahkan lebih meremehkan Tommy, sehingga dia tidak menganggap serius perkataan Tommy.Tommy mengerutkan kening saat melihat pelayan itu sama sekali tidak mena
Malamnya, Juanita sedang banyak pikiran, jadi dia berbaring di tempat tidur sambil berguling-guling karena tidak bisa tidur.Dia melihat gelang di pergelangan tangannya dan tertegun sejenak. Memikirkan harganya, dia juga merasa benar-benar tidak mampu untuk membeli sekarang.Gelang ini terlalu mahal. Meski Tommy membelikan gelang ini untuknya tanpa berpikir lama, dia tetap khawatir suatu hari nanti gelang itu akan pecah secara tidak sengaja saat dia memakainya.Meskipun dia sangat menyukai gelang ini, dia merasa tidak nyaman memakainya terus-menerus. Jika nanti tidak sengaja rusak, dia pasti akan sangat tertekan!Setelah berpikir sejenak, Juanita pun melepas gelang itu dari pergelangan tangannya, mengeluarkan sebuah kotak dari lemari, dan memasukkan gelang itu ke dalamnya.Di dalam kotak itu juga ada liontin giok yang dia pungut di hotel sebelumnya.Walaupun liontin giok itu sempat disimpan oleh Jingga, anak itu asyik dengan permainannya setiap hari dan mungkin sudah lama melupakan hal
Melihat Juanita yang ragu membuat Ruben terus berkata, “Perempuan itu harus mandiri dan kuat sehingga nggak akan merepotkan orang lain. Dengan memiliki sebuah pekerjaan merupakan salah satu tahapnya. Bu Juanita, juga jangan nggak percaya diri. Saya merasa penilaian saya terhadap seseorang nggak akan salah. Asalkan kamu bersedia, maka karirmu akan maju.”Tatapan penuh keyakinan Ruben membuat Juanita akhirnya luluh. Akhirnya dia berhasil dibujuk oleh lelaki itu dan tidak bisa menolak lagi.“Baiklah, saya kan mencobanya,” ujar Juanita.Setelah mendapat jawaban perempuan itu, Ruben tersenyum puas. Juanita tidak sadar kalau mata lelaki itu berbinar.“Kira-kira kapan Bu Juanita ada waktu? Bagaimana kalau hari ini pergi ke sana? Lebih cepat dapat kerjaan maka lebih cepat tenang, bukan?” kata Ruben yang berharap Juanita semakin cepat ke saja.Semenjak Tanya mengenalkan pekerjaan untuknya dan dia berakhir mengundurkan diri, Juanita mulai merasa tidak enak. Tadi dia menyetujuinya karena sudah ti
Kalau suatu hari nanti Tommy bosan, kemungkinan dia juga tidak akan bisa bertahan di sini. Oleh karena itu, Juanita harus mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri. Setelah bertemu dengan Ruben, perempuan itu mengikutinya menuju sebuah perusahaan.Saat melihat sosok Juanita di detik pertama, Shella merasa iri dengan kecantikan perempuan itu. Walaupun Shella juga cantik, sebagai seorang perempuan pasti ada rasa iri dan tidak mau kalah.“Ini Juanita? Saya sudah dengar dari Ruben. Bagaimana? Mau coba di kantor kami? Kantor saya juga merupakan hasil jerih payah saya. Kami sangat membuka tangan untuk menerima perempuan yang ingin mandiri dan kuat seperti kamu.”Juanita sedikit tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Melihat sorot ragu perempuan itu, Ruben ikut berkata, “Bu Juanita, kamu coba saja. nggak perlu terlalu banyak tekanan.”Hingga pada akhirnya Juanita kalah dengan bujukan kedua orang itu dan bersedia untuk menjalankan wawancara. Karena sudah direncanakan sebelumnya, orang yan