Home / CEO / Ibu, CEO Tampan itu Ayahku! / Bab 68 Pura-Pura Sakit

Share

Bab 68 Pura-Pura Sakit

Author: Gardenia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
“Ingga, kamu kenapa?” tanya Juanita cemas.

Jingga memegangi perutnya dan berkata dengan sedih, “Ma, perutku sakit ....”

Ruben menatap Jingga dengan dingin. Meskipun dia tahu kalau anak itu mungkin sedang berpura-pura sakit, dia tidak bisa berkata apa-apa.

Juanita juga tidak ingat . Dia buru-buru mau membawa Jingga ke rumah sakit. Dia hanya bisa meminta maaf kepada Ruben, “Maaf, Ingga sedang nggak enak badan. Aku harus pergi dulu. Kamu makan sendiri dulu saja.”

Tanpa menunggu jawaban Ruben, Juanita pergi ke meja kasir untuk membayar bill, lalu pergi bersama Jingga.

Namun, setelah keluar dari restoran dan ketika dia berjalan ke pinggir jalan untuk memanggil taksi, Jingga tiba-tiba menghentikannya dan berkata, “Ma, aku nggak mau ke rumah sakit.”

Juanita mengerutkan kening dan cepat-cepat berkata, “Kamu kan sakit perut, kenapa kamu nggak mau pergi ke rumah sakit?”

“Sudah nggak sakit lagi,” gumam Jingga.

Juanita memandang putrinya itu dengan curiga dan menyadari bahwa wajah Jingga sudah tid
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 69 Dipersulit

    Pagi hari. Tommy baru saja turun dari kamar. Dia berjalan menuju ruang tamu untuk mencari pelayan.“Ingga masih kecil. Mulai sekarang, siapkan segelas susu untuknya setiap pagi untuk menambah nutrisinya,” ujar Tommy dengan serius.Pelayan itu mengiyakan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lalu berbalik badan dan pergi ke dapur untuk bersiap.Pada saat ini, bel pintu tiba-tiba berbunyi. Tommy mengerutkan kening, dan pelayan lain sudah berjalan ke sana dan membuka pintunya.Seorang wanita muda dan cantik berdiri di luar pintu. Wanita itu tampaknya tidak jauh lebih tua dari Tommy. Pelayan itu langsung mengenalinya sebagai bibinya Tommy dan cepat-cepat berkata, “Bu Yolanda, silakan masuk.”Meski Yolanda adalah bibi Tommy, dia sebenarnya tidak jauh lebih tua dari Tommy. Dia merupakan anak bungsu di generasi ayah Tommy.“Tante, kenapa Tante datang ke sini?” Tommy memandang Yolanda dengan heran, segera berjalan menghampiri wanita itu dan mengambil tas di tangannya.Yolanda terkekeh dan berpur

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 70 Tidak Mau Bertanggung Jawab

    Setelah selesai makan, Yolanda membuang sendok dan garpunya, lalu berkata, “Aku mau keluar nanti. Aku juga membawa seekor anjing, jadi harus memintamu untuk menjagakannya.”Setelah mengatakan itu, Yolanda meminta pelayan untuk datang menggiring seekor anjing besar.Apa yang dilakukan Yolanda ini sepenuhnya seperti memperlakukan Juanita sebagai pelayan, tapi Juanita tidak berani berkata apa-apa.Juanita sebenarnya sedikti takut melihat anjing besar yang digiring datang itu, tapi akhirnya dia tetap mengambil tali anjing itu.Mungkin anjing besar itu tidak terbiasa berada di lingkungan asingnya, sehingga anjing itu berputar-putar dan membuat Juanita ketakutan.Juanita terkekeh melihat ekspresi ketakutannya, lalu berkata dengan sedikit nada menghina dalam suaranya, “Kamu benar-benar orang udik. Seperti ini saja takut.”“Aku … aku nggak takut” ujar Juanita dengan suara rendah.Yolanda memandangnya dengan datar dan berkata, “Baguslah kalau nggak takut. Anjingku sudah jauh-jauh ikut denganku

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 71 Hanya Seekor Anjing

    Tiba-tiba, terdengar suara rintik hujan di luar. Tommy melihat ke luar dan menjadi semakin cemas.Juanita tidak bisa dihubungi sama sekali. Dia tidak tahu apakah telah terjadi sesuatu pada wanita itu. Di luar juga mulai turun hujan. Wanita itu pasti tidak membawa payung. Kenapa tidak bisa pulang lebih cepat, sih!Tommy merasa tegang memikirkan apa yang mungkin terjadi pada Juanita.Melihat Tommy hendak keluar rumah, seorang pelayan segera menghentikannya dan berkata, “Den, biar kamu saja yang melakukan hal seperti ini. Di luar masih hujan. Gimana kalau Den Tommy tetap di vila saja. Jangan keluar.”“Nggak.” Tommy menolak saran pelayan itu, lalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun bergegas keluar terlebih dahulu dengan membawa payung.Hujan deras yang tiba-tiba turun itu membuat rambut dan pakaian Juanita basah kuyup. Dia terlihat agak menyedihkan saat ini.Namun, Yolanda bilang kalau anjingnya tidak ditemukan, dia tidak boleh pulang. Jadi, Juanita tidak punya pilihan selain terus mencari

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 72 Tidak Mampu Beli

    Tentu saja Yolanda tahu maksud Tommy tiba-tiba berkata seperti itu. Itu karena dia membuat Juanita tidak senang dengan tinggal di sini, ‘kan?Dia diam-diam mengepalkan tinjunya dan menjadi semakin kesal pada Juanita. Dia semakin yakin bahwa Juanita adalah seorang wanita penggoda.Yolanda tahu bahwa Tommy adalah orang yang selalu bersikap rasional, jadi dia melampiaskan semua amarahnya pada Juanita. Juanita pasti telah meracuni pikiran Tommy, makanya Tommy melakukan hal aneh seperti ini.Tommy sudah mengatakannya dengan cukup jelas, jadi Yolanda tidak mungkin akan terus bermuka tebal untuk terus tinggal di sini. Jadi, Yolanda pun mulai mengemasi barang-barangnya di sore hari.Saat melewati kamar tamu, Juanita mendengar suara Yolanda yang sedang membereskan kamar. Suasana hatinya seketika menjadi agak kacau.Meski Yolanda memang sudah sangat keterlaluan padanya, bagaimanapun juga, wanita ini adalah bibinya Tommy. Namun, Tommy malah tidak membela Yolanda dan malah membantunya. Dia merasa

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 73 Dibela

    Tommy masuk ke toko dan berkata kepada pelayan, “Bawakan gelang itu ke sini.”Pelayan itu memandang Tommy yang berdiri di samping Juanita, yang sepertinya ingin membela Juanita. Dia mengira mereka berdua mungkin adalah sepasang kekasih.Namun, pakaian yang dikenakan Juanita sangat sederhana. Pelayan toko itu sudah terbiasa melihat merek-merek terkenal dalam negeri, tapi tidak terlalu paham dengan merek-merek dari luar negeri. Terlebih lagi, pakaian yang dikenakan Tommy saat ini di-custom-made oleh desainer ternama luar negeri. Pelayan itu lebih tidak mengenalinya.Dia mengira pria yang bersama Juanita pasti bukan orang kaya. Melihat pakaian Tommy, dia menduga pria itu pasti memakai barang tiruan. Dia pikir, pria itu berkata seperti barusan mungkin hanya untuk berlagak hebat di depan pacarnya.Karena berpikir seperti itu, pelan itu bahkan lebih meremehkan Tommy, sehingga dia tidak menganggap serius perkataan Tommy.Tommy mengerutkan kening saat melihat pelayan itu sama sekali tidak mena

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 74 Pemilik Liontin Giok

    Malamnya, Juanita sedang banyak pikiran, jadi dia berbaring di tempat tidur sambil berguling-guling karena tidak bisa tidur.Dia melihat gelang di pergelangan tangannya dan tertegun sejenak. Memikirkan harganya, dia juga merasa benar-benar tidak mampu untuk membeli sekarang.Gelang ini terlalu mahal. Meski Tommy membelikan gelang ini untuknya tanpa berpikir lama, dia tetap khawatir suatu hari nanti gelang itu akan pecah secara tidak sengaja saat dia memakainya.Meskipun dia sangat menyukai gelang ini, dia merasa tidak nyaman memakainya terus-menerus. Jika nanti tidak sengaja rusak, dia pasti akan sangat tertekan!Setelah berpikir sejenak, Juanita pun melepas gelang itu dari pergelangan tangannya, mengeluarkan sebuah kotak dari lemari, dan memasukkan gelang itu ke dalamnya.Di dalam kotak itu juga ada liontin giok yang dia pungut di hotel sebelumnya.Walaupun liontin giok itu sempat disimpan oleh Jingga, anak itu asyik dengan permainannya setiap hari dan mungkin sudah lama melupakan hal

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 75 Membujuknya

    Melihat Juanita yang ragu membuat Ruben terus berkata, “Perempuan itu harus mandiri dan kuat sehingga nggak akan merepotkan orang lain. Dengan memiliki sebuah pekerjaan merupakan salah satu tahapnya. Bu Juanita, juga jangan nggak percaya diri. Saya merasa penilaian saya terhadap seseorang nggak akan salah. Asalkan kamu bersedia, maka karirmu akan maju.”Tatapan penuh keyakinan Ruben membuat Juanita akhirnya luluh. Akhirnya dia berhasil dibujuk oleh lelaki itu dan tidak bisa menolak lagi.“Baiklah, saya kan mencobanya,” ujar Juanita.Setelah mendapat jawaban perempuan itu, Ruben tersenyum puas. Juanita tidak sadar kalau mata lelaki itu berbinar.“Kira-kira kapan Bu Juanita ada waktu? Bagaimana kalau hari ini pergi ke sana? Lebih cepat dapat kerjaan maka lebih cepat tenang, bukan?” kata Ruben yang berharap Juanita semakin cepat ke saja.Semenjak Tanya mengenalkan pekerjaan untuknya dan dia berakhir mengundurkan diri, Juanita mulai merasa tidak enak. Tadi dia menyetujuinya karena sudah ti

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 76 Wawancara

    Kalau suatu hari nanti Tommy bosan, kemungkinan dia juga tidak akan bisa bertahan di sini. Oleh karena itu, Juanita harus mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri. Setelah bertemu dengan Ruben, perempuan itu mengikutinya menuju sebuah perusahaan.Saat melihat sosok Juanita di detik pertama, Shella merasa iri dengan kecantikan perempuan itu. Walaupun Shella juga cantik, sebagai seorang perempuan pasti ada rasa iri dan tidak mau kalah.“Ini Juanita? Saya sudah dengar dari Ruben. Bagaimana? Mau coba di kantor kami? Kantor saya juga merupakan hasil jerih payah saya. Kami sangat membuka tangan untuk menerima perempuan yang ingin mandiri dan kuat seperti kamu.”Juanita sedikit tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Melihat sorot ragu perempuan itu, Ruben ikut berkata, “Bu Juanita, kamu coba saja. nggak perlu terlalu banyak tekanan.”Hingga pada akhirnya Juanita kalah dengan bujukan kedua orang itu dan bersedia untuk menjalankan wawancara. Karena sudah direncanakan sebelumnya, orang yan

Latest chapter

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 279 Tidak akan Meninggalkanmu Lagi

    Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 278 Terjebak

    Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 277 Mau Menikahi Siapa?

    Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 276 Pengantin Wanita Paling Cantik

    Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 275 Aku Bersedia

    Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 274 Menukar Pengantin Wanita

    Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 273 Kenapa Menangkapku?

    Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 272 Pernikahan Megah

    Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 271 Hanya Ingin Melindunginya

    "Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang

DMCA.com Protection Status