Malamnya, Juanita sedang banyak pikiran, jadi dia berbaring di tempat tidur sambil berguling-guling karena tidak bisa tidur.Dia melihat gelang di pergelangan tangannya dan tertegun sejenak. Memikirkan harganya, dia juga merasa benar-benar tidak mampu untuk membeli sekarang.Gelang ini terlalu mahal. Meski Tommy membelikan gelang ini untuknya tanpa berpikir lama, dia tetap khawatir suatu hari nanti gelang itu akan pecah secara tidak sengaja saat dia memakainya.Meskipun dia sangat menyukai gelang ini, dia merasa tidak nyaman memakainya terus-menerus. Jika nanti tidak sengaja rusak, dia pasti akan sangat tertekan!Setelah berpikir sejenak, Juanita pun melepas gelang itu dari pergelangan tangannya, mengeluarkan sebuah kotak dari lemari, dan memasukkan gelang itu ke dalamnya.Di dalam kotak itu juga ada liontin giok yang dia pungut di hotel sebelumnya.Walaupun liontin giok itu sempat disimpan oleh Jingga, anak itu asyik dengan permainannya setiap hari dan mungkin sudah lama melupakan hal
Melihat Juanita yang ragu membuat Ruben terus berkata, “Perempuan itu harus mandiri dan kuat sehingga nggak akan merepotkan orang lain. Dengan memiliki sebuah pekerjaan merupakan salah satu tahapnya. Bu Juanita, juga jangan nggak percaya diri. Saya merasa penilaian saya terhadap seseorang nggak akan salah. Asalkan kamu bersedia, maka karirmu akan maju.”Tatapan penuh keyakinan Ruben membuat Juanita akhirnya luluh. Akhirnya dia berhasil dibujuk oleh lelaki itu dan tidak bisa menolak lagi.“Baiklah, saya kan mencobanya,” ujar Juanita.Setelah mendapat jawaban perempuan itu, Ruben tersenyum puas. Juanita tidak sadar kalau mata lelaki itu berbinar.“Kira-kira kapan Bu Juanita ada waktu? Bagaimana kalau hari ini pergi ke sana? Lebih cepat dapat kerjaan maka lebih cepat tenang, bukan?” kata Ruben yang berharap Juanita semakin cepat ke saja.Semenjak Tanya mengenalkan pekerjaan untuknya dan dia berakhir mengundurkan diri, Juanita mulai merasa tidak enak. Tadi dia menyetujuinya karena sudah ti
Kalau suatu hari nanti Tommy bosan, kemungkinan dia juga tidak akan bisa bertahan di sini. Oleh karena itu, Juanita harus mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri. Setelah bertemu dengan Ruben, perempuan itu mengikutinya menuju sebuah perusahaan.Saat melihat sosok Juanita di detik pertama, Shella merasa iri dengan kecantikan perempuan itu. Walaupun Shella juga cantik, sebagai seorang perempuan pasti ada rasa iri dan tidak mau kalah.“Ini Juanita? Saya sudah dengar dari Ruben. Bagaimana? Mau coba di kantor kami? Kantor saya juga merupakan hasil jerih payah saya. Kami sangat membuka tangan untuk menerima perempuan yang ingin mandiri dan kuat seperti kamu.”Juanita sedikit tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Melihat sorot ragu perempuan itu, Ruben ikut berkata, “Bu Juanita, kamu coba saja. nggak perlu terlalu banyak tekanan.”Hingga pada akhirnya Juanita kalah dengan bujukan kedua orang itu dan bersedia untuk menjalankan wawancara. Karena sudah direncanakan sebelumnya, orang yan
Setelah selesai mengenalkan keseluruhan isi kantor, keduanya kembali ke ruang kerja masing-masing. Juanita bisa merasakan kalau para karyawan yang lain bersikap aneh dengan dirinya. Banyak sekali kaum hawa yang tidak suka dengannya.Meski dia sangat penasaran, Juanita tetap menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Yang menyambutnya pertama kali adalah mengambil sebuah proposal perencanaan di departemen pemasaran. Dia bergegas menghampiri ruangan divisi pemasaran dan mengetuk pintu dahulu sebelum masuk, tetapi tidak ada yang menyahutinya.Awalnya Juanita pikir di dalam ruangan tidak ada orang sama sekali, tetapi dia bisa mendengar suara ketawa orang lain di dalam sana. Keningnya berkerut dan dia kembali mengetuk pintu. Suara tawa di dalam ruangan tidak berhenti, tetapi dia tetapi diabaikan.Setelah berpikir sejenak, agar pekerjaannya tidak terhambat, Juanita memutuskan untuk masuk ke ruangan tersebut. Baru saja dia membuka pintu, manajer dari divisi tersebut langsung melotot dan berk
Setelah satu hari bekerja, Juanita merasa tubuhnya luar biasa lelah. Salah satu alasannya karena dia sudah lama tidak bekerja dan sedikit tidak terbiasa. Dan satu alasan yang lain adalah ada banyak sekali kesulitan yang seperti sengaja dilakukan dan disengajakan.Meski hatinya merasa tidak terima, Juanita masih ingin tetap bertahan. Akan tetapi, semakin lama dia bertahan maka semakin banyak gosip yang dia dengar. Di kantor banyak yang tahu hubungan Shella dengan Ruben. Dulu mereka tidak mengerti kenapa Shella harus memojokkan Juanita. Hingga pada akhirnya setelah tahu bahwa Juanita dikenalkan oleh Ruben, mereka akhirnya mengerti.Shella merupakan kekasih sah Ruben. Tidak akan ada perempuan yang rela melihat kekasihnya bersikap baik dengan perempuan lainnya. Ruben juga sering muncul di kantor dan setiap datang akan langsung menghampiri Juanita dan mengabaikan Shella.Dari awal Shella sudah merasa tidak adil, tetapi ternyata Ruben semakin lama semakin keterlaluan. Para karyawan juga diam
Setelah Shella tersadar, dia menunjuk wajah Ruben dan berseru marah. Semua sikap manjanya sudah hilang. “Ruben! Kamu memukulku demi perempuan ini?!”Ruben menatapnya dengan sorot tajam dan wajah menggelap. Dia tidak menjawab pertanyaan perempuan itu. Shella terkekeh sinis dengan sorot yang memicing tajam sambil berkata, “Bagus! Akhirnya kamu mengakuinya? Aku sudah tahu kalau semua ucapan anehmu itu hanya untuk menipuku! Perempuan ini memang perebut lelaki orang!”Juanita terdiam ketika mendengar ucapan Shella. Selama ini dia berpikir perempuan itu akan percaya dengannya sehingga bersikap begitu peduli dan juga melindunginya. Ternyata dari awal Shella sudah mencurigainya. Pemikiran tersebut membuatnya merasa kecewa. Ternyata sikap baik perempuan itu selama ini hanya palsu? Seharusnya dari awal Shella sudah tidak menyukainya.Pemikiran tersebut membuat perasaan Juanita sangat sesak. Selama ini dia bersikap tulus dengan perempuan itu. Akan tetapi, di hatinya Shella dia ternyata hanya seor
Melihat raut wajah Tanya yang sudah berubah keruh membuat Ruben semakin gusar. Tanya berpengaruh pada keuntungan keluarganya dan dia tidak ingin menyinggung perempuan itu.“Shella, ayo minta maaf,” pinta Ruben dengan wajah menggelap.Dia menepis tangan lelaki itu dan berkata, “Jangan harap! Aku nggak akan mungkin minta maaf sama dia!”Melihat itu , Ruben tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia melayangkan dua tamparan keras di wajah perempuan itu. Suara nyaring serta rasa perih di pipi Shella membuatnya tersadar apa yang terjadi. Dia terdiam di tempat dan menatap Ruben tidak percaya.“Ruben, kamu berani memukulku? Kamu nggak pernah galak denganku, tapi hari ini justru menamparku?!”Rasa menyesal menghampiri Ruben setelah dia melayangkan tamparan di pipi Shella. Sesaat kemudian dia menjawab, “Hari ini kamu melakukan kesalahan dan aku harus menghukummu.”Shella menyentuh wajahnya dengan mata yang dipenuhi air mata.Tanya tidak ada niat untuk melihat drama sepasang kekasih itu dan hanya mel
Setelah itu Tanya terlihat dengan santai memutuskan untuk tetap tinggal dan makan malam di sana. Di meja makan, perempuan itu terlihat berbincang panjang lebar dengan Tommy. Sedangkan Juanita justru tidak bisa masuk dalam obrolan tersebut.Dari awal Tanya bahkan membicarakan tentang pekerjaan. Setelah itu mereka mulai membahas masa lalu. Semua hal itu tidak akan bisa dimengerti oleh Juanita. Mendengar Tanya membahas hal memalukan Tommy ketika kecil, Juanita mendadak merasa hatinya perih.Dari awal dia memang hanya orang asing saja. Semua masa lalu lelaki itu tidak ada dirinya di dalam sana. Dia juga tidak ada kesempatan untuk hadir di masa depan Tommy.Beberapa kali dia hendak pergi dari meja makan, tetapi Tanya tampak menahannya dengan sengaja. Meski Ingga tidak begitu suka dengan Tanya, sikap bocah tersebut terlihat lebih tenang. Dia hanya sibuk bermain dan mengabaikan perempuan itu.Makan malam kali ini terasa begitu sulit dilewati bagi Juanita. Setelah selesai, dia segera bangkit d