Melihat Juanita yang ragu membuat Ruben terus berkata, “Perempuan itu harus mandiri dan kuat sehingga nggak akan merepotkan orang lain. Dengan memiliki sebuah pekerjaan merupakan salah satu tahapnya. Bu Juanita, juga jangan nggak percaya diri. Saya merasa penilaian saya terhadap seseorang nggak akan salah. Asalkan kamu bersedia, maka karirmu akan maju.”Tatapan penuh keyakinan Ruben membuat Juanita akhirnya luluh. Akhirnya dia berhasil dibujuk oleh lelaki itu dan tidak bisa menolak lagi.“Baiklah, saya kan mencobanya,” ujar Juanita.Setelah mendapat jawaban perempuan itu, Ruben tersenyum puas. Juanita tidak sadar kalau mata lelaki itu berbinar.“Kira-kira kapan Bu Juanita ada waktu? Bagaimana kalau hari ini pergi ke sana? Lebih cepat dapat kerjaan maka lebih cepat tenang, bukan?” kata Ruben yang berharap Juanita semakin cepat ke saja.Semenjak Tanya mengenalkan pekerjaan untuknya dan dia berakhir mengundurkan diri, Juanita mulai merasa tidak enak. Tadi dia menyetujuinya karena sudah ti
Kalau suatu hari nanti Tommy bosan, kemungkinan dia juga tidak akan bisa bertahan di sini. Oleh karena itu, Juanita harus mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri. Setelah bertemu dengan Ruben, perempuan itu mengikutinya menuju sebuah perusahaan.Saat melihat sosok Juanita di detik pertama, Shella merasa iri dengan kecantikan perempuan itu. Walaupun Shella juga cantik, sebagai seorang perempuan pasti ada rasa iri dan tidak mau kalah.“Ini Juanita? Saya sudah dengar dari Ruben. Bagaimana? Mau coba di kantor kami? Kantor saya juga merupakan hasil jerih payah saya. Kami sangat membuka tangan untuk menerima perempuan yang ingin mandiri dan kuat seperti kamu.”Juanita sedikit tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Melihat sorot ragu perempuan itu, Ruben ikut berkata, “Bu Juanita, kamu coba saja. nggak perlu terlalu banyak tekanan.”Hingga pada akhirnya Juanita kalah dengan bujukan kedua orang itu dan bersedia untuk menjalankan wawancara. Karena sudah direncanakan sebelumnya, orang yan
Setelah selesai mengenalkan keseluruhan isi kantor, keduanya kembali ke ruang kerja masing-masing. Juanita bisa merasakan kalau para karyawan yang lain bersikap aneh dengan dirinya. Banyak sekali kaum hawa yang tidak suka dengannya.Meski dia sangat penasaran, Juanita tetap menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Yang menyambutnya pertama kali adalah mengambil sebuah proposal perencanaan di departemen pemasaran. Dia bergegas menghampiri ruangan divisi pemasaran dan mengetuk pintu dahulu sebelum masuk, tetapi tidak ada yang menyahutinya.Awalnya Juanita pikir di dalam ruangan tidak ada orang sama sekali, tetapi dia bisa mendengar suara ketawa orang lain di dalam sana. Keningnya berkerut dan dia kembali mengetuk pintu. Suara tawa di dalam ruangan tidak berhenti, tetapi dia tetapi diabaikan.Setelah berpikir sejenak, agar pekerjaannya tidak terhambat, Juanita memutuskan untuk masuk ke ruangan tersebut. Baru saja dia membuka pintu, manajer dari divisi tersebut langsung melotot dan berk
Setelah satu hari bekerja, Juanita merasa tubuhnya luar biasa lelah. Salah satu alasannya karena dia sudah lama tidak bekerja dan sedikit tidak terbiasa. Dan satu alasan yang lain adalah ada banyak sekali kesulitan yang seperti sengaja dilakukan dan disengajakan.Meski hatinya merasa tidak terima, Juanita masih ingin tetap bertahan. Akan tetapi, semakin lama dia bertahan maka semakin banyak gosip yang dia dengar. Di kantor banyak yang tahu hubungan Shella dengan Ruben. Dulu mereka tidak mengerti kenapa Shella harus memojokkan Juanita. Hingga pada akhirnya setelah tahu bahwa Juanita dikenalkan oleh Ruben, mereka akhirnya mengerti.Shella merupakan kekasih sah Ruben. Tidak akan ada perempuan yang rela melihat kekasihnya bersikap baik dengan perempuan lainnya. Ruben juga sering muncul di kantor dan setiap datang akan langsung menghampiri Juanita dan mengabaikan Shella.Dari awal Shella sudah merasa tidak adil, tetapi ternyata Ruben semakin lama semakin keterlaluan. Para karyawan juga diam
Setelah Shella tersadar, dia menunjuk wajah Ruben dan berseru marah. Semua sikap manjanya sudah hilang. “Ruben! Kamu memukulku demi perempuan ini?!”Ruben menatapnya dengan sorot tajam dan wajah menggelap. Dia tidak menjawab pertanyaan perempuan itu. Shella terkekeh sinis dengan sorot yang memicing tajam sambil berkata, “Bagus! Akhirnya kamu mengakuinya? Aku sudah tahu kalau semua ucapan anehmu itu hanya untuk menipuku! Perempuan ini memang perebut lelaki orang!”Juanita terdiam ketika mendengar ucapan Shella. Selama ini dia berpikir perempuan itu akan percaya dengannya sehingga bersikap begitu peduli dan juga melindunginya. Ternyata dari awal Shella sudah mencurigainya. Pemikiran tersebut membuatnya merasa kecewa. Ternyata sikap baik perempuan itu selama ini hanya palsu? Seharusnya dari awal Shella sudah tidak menyukainya.Pemikiran tersebut membuat perasaan Juanita sangat sesak. Selama ini dia bersikap tulus dengan perempuan itu. Akan tetapi, di hatinya Shella dia ternyata hanya seor
Melihat raut wajah Tanya yang sudah berubah keruh membuat Ruben semakin gusar. Tanya berpengaruh pada keuntungan keluarganya dan dia tidak ingin menyinggung perempuan itu.“Shella, ayo minta maaf,” pinta Ruben dengan wajah menggelap.Dia menepis tangan lelaki itu dan berkata, “Jangan harap! Aku nggak akan mungkin minta maaf sama dia!”Melihat itu , Ruben tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia melayangkan dua tamparan keras di wajah perempuan itu. Suara nyaring serta rasa perih di pipi Shella membuatnya tersadar apa yang terjadi. Dia terdiam di tempat dan menatap Ruben tidak percaya.“Ruben, kamu berani memukulku? Kamu nggak pernah galak denganku, tapi hari ini justru menamparku?!”Rasa menyesal menghampiri Ruben setelah dia melayangkan tamparan di pipi Shella. Sesaat kemudian dia menjawab, “Hari ini kamu melakukan kesalahan dan aku harus menghukummu.”Shella menyentuh wajahnya dengan mata yang dipenuhi air mata.Tanya tidak ada niat untuk melihat drama sepasang kekasih itu dan hanya mel
Setelah itu Tanya terlihat dengan santai memutuskan untuk tetap tinggal dan makan malam di sana. Di meja makan, perempuan itu terlihat berbincang panjang lebar dengan Tommy. Sedangkan Juanita justru tidak bisa masuk dalam obrolan tersebut.Dari awal Tanya bahkan membicarakan tentang pekerjaan. Setelah itu mereka mulai membahas masa lalu. Semua hal itu tidak akan bisa dimengerti oleh Juanita. Mendengar Tanya membahas hal memalukan Tommy ketika kecil, Juanita mendadak merasa hatinya perih.Dari awal dia memang hanya orang asing saja. Semua masa lalu lelaki itu tidak ada dirinya di dalam sana. Dia juga tidak ada kesempatan untuk hadir di masa depan Tommy.Beberapa kali dia hendak pergi dari meja makan, tetapi Tanya tampak menahannya dengan sengaja. Meski Ingga tidak begitu suka dengan Tanya, sikap bocah tersebut terlihat lebih tenang. Dia hanya sibuk bermain dan mengabaikan perempuan itu.Makan malam kali ini terasa begitu sulit dilewati bagi Juanita. Setelah selesai, dia segera bangkit d
Keesokan harinya, Juanita kembali ke rumah setelah mengantarkan Ingga ke sekolah. Dulu dia harus ke kantor, sehingga dia sudah terbiasa dengan kegiatan seperti itu. Mendadak dia harus kembali mengangguk dan merasa sedikit tidak terbiasa.Perempuan itu duduk di sofa dan dia merasa sangat bosan. Tidak tahu apa yang harus dia rencanakan untuk ke depannya nanti. Mendadak suara deringan ponsel menyadarkannya. Dia melihat layar yang tertera nomor asing.“Halo, dengan Bu Juanita?” tanya perempuan di seberang telepon.Juanita ragu sejenak dan dengan pelan menjawab, “Benar, dengan siapa ini?”“Begini, Bu Juanita, saya dari sebuah perusahaan kosmetik dan ingin mengundang Ibu datang ke wawancara kantor kami. Kalau lolos, maka Ibu akan menjadi manajer di perusahaan kami,” terang perempuan itu.Kening Juanita berkerut dan tiba-tiba merasa kalau orang tersebut sedang membohonginya.“Eum … maaf, saya rasa saya masih belum memerlukan. Terima kasih,” tolak Juanita.Namun ternyata orang tersebut bisa me
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang