Tentu saja Yolanda tahu maksud Tommy tiba-tiba berkata seperti itu. Itu karena dia membuat Juanita tidak senang dengan tinggal di sini, ‘kan?Dia diam-diam mengepalkan tinjunya dan menjadi semakin kesal pada Juanita. Dia semakin yakin bahwa Juanita adalah seorang wanita penggoda.Yolanda tahu bahwa Tommy adalah orang yang selalu bersikap rasional, jadi dia melampiaskan semua amarahnya pada Juanita. Juanita pasti telah meracuni pikiran Tommy, makanya Tommy melakukan hal aneh seperti ini.Tommy sudah mengatakannya dengan cukup jelas, jadi Yolanda tidak mungkin akan terus bermuka tebal untuk terus tinggal di sini. Jadi, Yolanda pun mulai mengemasi barang-barangnya di sore hari.Saat melewati kamar tamu, Juanita mendengar suara Yolanda yang sedang membereskan kamar. Suasana hatinya seketika menjadi agak kacau.Meski Yolanda memang sudah sangat keterlaluan padanya, bagaimanapun juga, wanita ini adalah bibinya Tommy. Namun, Tommy malah tidak membela Yolanda dan malah membantunya. Dia merasa
Tommy masuk ke toko dan berkata kepada pelayan, “Bawakan gelang itu ke sini.”Pelayan itu memandang Tommy yang berdiri di samping Juanita, yang sepertinya ingin membela Juanita. Dia mengira mereka berdua mungkin adalah sepasang kekasih.Namun, pakaian yang dikenakan Juanita sangat sederhana. Pelayan toko itu sudah terbiasa melihat merek-merek terkenal dalam negeri, tapi tidak terlalu paham dengan merek-merek dari luar negeri. Terlebih lagi, pakaian yang dikenakan Tommy saat ini di-custom-made oleh desainer ternama luar negeri. Pelayan itu lebih tidak mengenalinya.Dia mengira pria yang bersama Juanita pasti bukan orang kaya. Melihat pakaian Tommy, dia menduga pria itu pasti memakai barang tiruan. Dia pikir, pria itu berkata seperti barusan mungkin hanya untuk berlagak hebat di depan pacarnya.Karena berpikir seperti itu, pelan itu bahkan lebih meremehkan Tommy, sehingga dia tidak menganggap serius perkataan Tommy.Tommy mengerutkan kening saat melihat pelayan itu sama sekali tidak mena
Malamnya, Juanita sedang banyak pikiran, jadi dia berbaring di tempat tidur sambil berguling-guling karena tidak bisa tidur.Dia melihat gelang di pergelangan tangannya dan tertegun sejenak. Memikirkan harganya, dia juga merasa benar-benar tidak mampu untuk membeli sekarang.Gelang ini terlalu mahal. Meski Tommy membelikan gelang ini untuknya tanpa berpikir lama, dia tetap khawatir suatu hari nanti gelang itu akan pecah secara tidak sengaja saat dia memakainya.Meskipun dia sangat menyukai gelang ini, dia merasa tidak nyaman memakainya terus-menerus. Jika nanti tidak sengaja rusak, dia pasti akan sangat tertekan!Setelah berpikir sejenak, Juanita pun melepas gelang itu dari pergelangan tangannya, mengeluarkan sebuah kotak dari lemari, dan memasukkan gelang itu ke dalamnya.Di dalam kotak itu juga ada liontin giok yang dia pungut di hotel sebelumnya.Walaupun liontin giok itu sempat disimpan oleh Jingga, anak itu asyik dengan permainannya setiap hari dan mungkin sudah lama melupakan hal
Melihat Juanita yang ragu membuat Ruben terus berkata, “Perempuan itu harus mandiri dan kuat sehingga nggak akan merepotkan orang lain. Dengan memiliki sebuah pekerjaan merupakan salah satu tahapnya. Bu Juanita, juga jangan nggak percaya diri. Saya merasa penilaian saya terhadap seseorang nggak akan salah. Asalkan kamu bersedia, maka karirmu akan maju.”Tatapan penuh keyakinan Ruben membuat Juanita akhirnya luluh. Akhirnya dia berhasil dibujuk oleh lelaki itu dan tidak bisa menolak lagi.“Baiklah, saya kan mencobanya,” ujar Juanita.Setelah mendapat jawaban perempuan itu, Ruben tersenyum puas. Juanita tidak sadar kalau mata lelaki itu berbinar.“Kira-kira kapan Bu Juanita ada waktu? Bagaimana kalau hari ini pergi ke sana? Lebih cepat dapat kerjaan maka lebih cepat tenang, bukan?” kata Ruben yang berharap Juanita semakin cepat ke saja.Semenjak Tanya mengenalkan pekerjaan untuknya dan dia berakhir mengundurkan diri, Juanita mulai merasa tidak enak. Tadi dia menyetujuinya karena sudah ti
Kalau suatu hari nanti Tommy bosan, kemungkinan dia juga tidak akan bisa bertahan di sini. Oleh karena itu, Juanita harus mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri. Setelah bertemu dengan Ruben, perempuan itu mengikutinya menuju sebuah perusahaan.Saat melihat sosok Juanita di detik pertama, Shella merasa iri dengan kecantikan perempuan itu. Walaupun Shella juga cantik, sebagai seorang perempuan pasti ada rasa iri dan tidak mau kalah.“Ini Juanita? Saya sudah dengar dari Ruben. Bagaimana? Mau coba di kantor kami? Kantor saya juga merupakan hasil jerih payah saya. Kami sangat membuka tangan untuk menerima perempuan yang ingin mandiri dan kuat seperti kamu.”Juanita sedikit tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Melihat sorot ragu perempuan itu, Ruben ikut berkata, “Bu Juanita, kamu coba saja. nggak perlu terlalu banyak tekanan.”Hingga pada akhirnya Juanita kalah dengan bujukan kedua orang itu dan bersedia untuk menjalankan wawancara. Karena sudah direncanakan sebelumnya, orang yan
Setelah selesai mengenalkan keseluruhan isi kantor, keduanya kembali ke ruang kerja masing-masing. Juanita bisa merasakan kalau para karyawan yang lain bersikap aneh dengan dirinya. Banyak sekali kaum hawa yang tidak suka dengannya.Meski dia sangat penasaran, Juanita tetap menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Yang menyambutnya pertama kali adalah mengambil sebuah proposal perencanaan di departemen pemasaran. Dia bergegas menghampiri ruangan divisi pemasaran dan mengetuk pintu dahulu sebelum masuk, tetapi tidak ada yang menyahutinya.Awalnya Juanita pikir di dalam ruangan tidak ada orang sama sekali, tetapi dia bisa mendengar suara ketawa orang lain di dalam sana. Keningnya berkerut dan dia kembali mengetuk pintu. Suara tawa di dalam ruangan tidak berhenti, tetapi dia tetapi diabaikan.Setelah berpikir sejenak, agar pekerjaannya tidak terhambat, Juanita memutuskan untuk masuk ke ruangan tersebut. Baru saja dia membuka pintu, manajer dari divisi tersebut langsung melotot dan berk
Setelah satu hari bekerja, Juanita merasa tubuhnya luar biasa lelah. Salah satu alasannya karena dia sudah lama tidak bekerja dan sedikit tidak terbiasa. Dan satu alasan yang lain adalah ada banyak sekali kesulitan yang seperti sengaja dilakukan dan disengajakan.Meski hatinya merasa tidak terima, Juanita masih ingin tetap bertahan. Akan tetapi, semakin lama dia bertahan maka semakin banyak gosip yang dia dengar. Di kantor banyak yang tahu hubungan Shella dengan Ruben. Dulu mereka tidak mengerti kenapa Shella harus memojokkan Juanita. Hingga pada akhirnya setelah tahu bahwa Juanita dikenalkan oleh Ruben, mereka akhirnya mengerti.Shella merupakan kekasih sah Ruben. Tidak akan ada perempuan yang rela melihat kekasihnya bersikap baik dengan perempuan lainnya. Ruben juga sering muncul di kantor dan setiap datang akan langsung menghampiri Juanita dan mengabaikan Shella.Dari awal Shella sudah merasa tidak adil, tetapi ternyata Ruben semakin lama semakin keterlaluan. Para karyawan juga diam
Setelah Shella tersadar, dia menunjuk wajah Ruben dan berseru marah. Semua sikap manjanya sudah hilang. “Ruben! Kamu memukulku demi perempuan ini?!”Ruben menatapnya dengan sorot tajam dan wajah menggelap. Dia tidak menjawab pertanyaan perempuan itu. Shella terkekeh sinis dengan sorot yang memicing tajam sambil berkata, “Bagus! Akhirnya kamu mengakuinya? Aku sudah tahu kalau semua ucapan anehmu itu hanya untuk menipuku! Perempuan ini memang perebut lelaki orang!”Juanita terdiam ketika mendengar ucapan Shella. Selama ini dia berpikir perempuan itu akan percaya dengannya sehingga bersikap begitu peduli dan juga melindunginya. Ternyata dari awal Shella sudah mencurigainya. Pemikiran tersebut membuatnya merasa kecewa. Ternyata sikap baik perempuan itu selama ini hanya palsu? Seharusnya dari awal Shella sudah tidak menyukainya.Pemikiran tersebut membuat perasaan Juanita sangat sesak. Selama ini dia bersikap tulus dengan perempuan itu. Akan tetapi, di hatinya Shella dia ternyata hanya seor