Setelah Juanita berjalan sebentar, dia duduk di sebuah bangku. Dia duduk di sana cukup lama sambil termenung, entah apa yang sedang dipikirkannya. Sementara itu, Tommy tetap duduk di kejauhan melihat Juanita. Ingin sekali rasanya dia langsung memeluk wanita itu dan memberitahunya seberapa khawatirnya Tommy padanya. Namun pada akhirnya Tommy menahan niatnya ini.Mungkin ini bukan saat yang tepat bagi mereka untuk bertemu. Langit sudah mulai gelap, tetapi Juanita masih tetap duduk di sana, tidak bergerak sama sekali. Banyak sekali orang yang berlalu-lalang, ada juga yang merasa heran melihat Juanita yang duduk di sana, sehingga mereka menanyakan keadaannya.Akan tetapi, Juanita hanya membalas dengan senyuman dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Tommy mulai khawatir pada Juanita yang masih duduk di sana, padahal langit sudah gelap. Bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu padanya?Tommy masih bisa duduk untuk mengawasi Juanita sekarang. Namun, bagaimana kalau Juanita sampai bertemu baha
Setelah keduanya berbincang sejenak, Tanya melirik jam tangannya dan mulai tidak sabaran. "Waktu sudah larut, bagaimana kalau kita ngobrol sampai di sini saja hari ini?" kata Tanya sambil menatap Ruben.Ruben juga sadar bahwa Tanya tidak ingin berlama-lama di sini dengannya. Meski merasa jijik dengan sikap Tanya yang sok suci, pada akhirnya dia hanya tersenyum menanggapinya, "Silakan saja."Setelah Tanya pergi, ekspresi Ruben berubah menjadi muram. Dia adalah orang yang cerdas, jadi dia bisa melihat bahwa Tanya sebenarnya tidak suka dengan dirinya. Meski Tanya telah berusaha menutupinya, Ruben tetap bisa melihat kecuekannya dengan jelas."Huh, Tanya, kamu pikir kamu itu siapa? Kalau bukan karena masih bisa dimanfaatkan, aku sudah nggak mau berurusan denganmu," gumam Ruben dengan wajah kesal. Setelah duduk beberapa saat lagi, Ruben juga meninggalkan tempat itu.Kedua orang itu tidak menyadari bahwa Serafina duduk di dekat mereka. Percakapan mereka tadi terdengar jelas oleh Serafina. Rau
Tommy memang sudah menebak bahwa ini adalah perbuatan Tanya. Sebab, selain Tanya, Juanita dan Jingga tidak akan diancam orang. Tanpa perlu dipikirkan pun sudah jelas bahwa ini adalah ulah Tanya. Dia hanya kekurangan bukti untuk membenarkan tuduhannya."Hehe ...." Tommy hanya tertawa pelan, lalu tidak mengatakan apa pun lagi. Melihat reaksi Tommy, Serafina menjadi panik. Kenapa adiknya ini tidak cemas sama sekali?"Aku hanya bisa bilang seperti itu, kamu pertimbangkan lagi saja dulu apakah pernikahan ini mau diteruskan," ujar Serafina menghela napas.Tommy hanya tersenyum tipis. "Tentu saja harus diteruskan, kita sudah persiapkan selama ini. Bukankah akan sia-sia kalau batal?" Serafina menatap Tommy dengan mata terbelalak. Dia benar-benar tidak bisa mengerti pikiran adiknya ini."Sudahlah, terserah kamu mau bagaimana. Lagi pula ini bukan urusanku," kata Serafina dengan gusar. Lagi pula, Tanya nanti akan jadi istri Tommy. Sebagai kakak ipar, Serafina hanya perlu menjauhkan diri dari Tany
"Cepat, tunjukkan data beberapa perusahaan itu padaku." Semakin dipikirkan, Ruben merasa hal ini semakin masuk akal. Asistennya pun segera mengangguk dan mengambilkan data tersebut. Setelah melihat-lihat sejenak, Ruben memeriksa ulang semuanya kembali karena takut ada kesalahan. Akan tetapi, dia tetap tidak menemukan masalah ini berkaitan dengan Tommy.Beberapa perusahaan ini memang sudah bersaing dengannya sebelumnya, tapi akhirnya ditekan oleh Ruben. Hanya saja, tak disangka perusahaan yang akan bekerja sama dengan Ruben bisa berubah pikiran di detik-detik terakhir."Kenapa bisa begini?" Ruben mulai panik karena keberhasilannya bergantung pada proyek kali ini."Ada apa ini sebenarnya?" Julian juga mulai panik. Bagaimanapun, kebahagiaan anaknya memengaruhi dirinya. "Ayah, padahal beberapa perusahaan itu sudah sepakat denganku sebelumnya. Aku bahkan langsung menemui mereka sendiri sebelumnya karena takut mereka akan merasa aku kurang tulus. Tak disangka sekarang malah tiba-tiba beruba
Juanita menggerakkan bibirnya dengan pelan, dalam hatinya ingin sekali membangunkan Tommy dan menunjukkan dirinya. Selain itu, dia juga ingin menanyakan dengan jelas kepada Tommy. Namun pada akhirnya, Juanita menahan keinginan ini dalam hatinya. Dia tahu bahwa dia tidak boleh berbuat seperti itu. Dia tidak boleh muncul di hadapan Tommy sekarang.Mungkin ini adalah hasil terbaik bagi mereka berdua. Juanita menundukkan kepalanya, tangannya terkepal erat tanpa sadar. Mengingat akan membawa pergi Jingga kali ini, mungkin Juanita tidak akan punya kesempatan untuk bertemu lagi dengan Tommy. Hati Juanita terasa perih memikirkan hal ini.Entah seberapa besar usaha yang dibuatnya untuk merelakan Tommy. Setelah beberapa saat, Juanita akhirnya berjongkok dan hendak membawa pergi Jingga dari pelukan Tommy. Baru saja tangannya menyentuh Jingga, Tommy tiba-tiba berbalik. Juanita kaget hingga melepaskan tangannya.Juanita tadinya hanya ingin mencoba, tapi ternyata Jingga masuk ke pelukan Tommy dengan
Orang itu sepertinya sudah menduga akan reaksi Ruben, tetapi tidak memperlihatkannya. Dia hanya berkata dengan nada datar, "Tuan, sebenarnya kami nggak harus bekerja sama dengan kalian. Aku juga nggak ingin menyulitkanmu. Lupakan saja kalau kalian nggak mau."Perkataan ini terdengar sangat santai. Namun, Ruben tahu mereka yakin dirinya tidak akan setuju, jadi memutuskan untuk mengakhiri kerja sama.Ruben tahu obrolan ini tidak bisa dilanjutkan lagi. Dia langsung mengakhiri panggilan tanpa rasa ragu sedikit pun. Kemudian, dia yang murka pun menggebrak meja dan memaki, "Berengsek! Mereka malah minta keuntungan besar di saat-saat genting seperti ini! Entah apa yang mereka pikirkan!"Proyek ini sangat penting bagi perusahaan, sampai-sampai asistennya sangat sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, si asisten tidak bisa menahan diri untuk membujuk, "Bos, sebenarnya kita bisa saja terima permintaan mereka. Paling-paling, keuntungan kita akan berkurang sekitar 20%."Setelah mengatakan itu, si asis
Ketika mendengar suara, Tommy mengira Jacky sudah kembali. Ketika hendak bertanya, dia malah mendapati bahwa yang datang adalah Tanya. Dalam sekejap, ekspresi Tommy menjadi dingin.Sejak awal, Tommy memang tidak menyukai Tanya. Setelah mengetahui wanita ini berkaitan dengan hilangnya Juanita dan Jingga, kebencian dalam hatinya pun menjadi makin dalam."Tommy," sapa Tanya yang berpura-pura tidak melihat ekspresi dingin Tommy. Dia berjalan mendekat dengan memegang sup di tangannya. "Sup ini kumasak untukmu. Kamu pasti lelah bekerja, minumlah sedikit, mumpung masih panas."Sambil berbicara, Tanya sengaja menggoyangkan tangannya di hadapan Tommy, berharap pria ini bisa melihat plester pada lukanya.Hari ini, Tanya tidak sengaja menggores tangannya saat memotong sayur. Namun, demi Tommy, tidak masalah kalau dia harus terluka sedikit.Suasana hati Tanya sangat baik sekarang, tetapi Tommy tidak ingin menghiraukannya. Dia menimpali dengan agak cuek, "Nggak usah, kamu bawa pulang saja.""Mana b
"Kak, menurutmu, Tommy bakal datang nggak?" Tebersit kegelisahan di wajah Tanya. Kekhawatiran benar-benar meliputi hatinya.Tanya benar-benar takut Tommy tidak datang. Dia telah memberi tahu Tommy tentang jadwal sore ini. Kalau pria ini tidak datang, bagaimana dia harus menjelaskan kepada orang tuanya?Serafina tidak bersikap seramah dulu lagi setelah mengetahui tindakan Tanya. Itu sebabnya, sikapnya terlihat sangat dingin.Namun, Tanya terlalu mencemaskan kedatangan Tommy sehingga tidak memperhatikan keanehan ini.Setelah mengetahui sifat asli Tanya, Serafina sebenarnya tidak ingin menemaninya. Namun, wanita ini terus memohon, ditambah lagi Jordy dan Soraya yang memaksanya. Pada akhirnya, Serafina pun tidak punya pilihan lain."Entahlah," jawab Serafina dengan agak cuek. Melihat Serafina bukan hanya tidak menenangkannya, tetapi juga memberinya jawaban yang mengecewakan, Tanya pun merasa agak sedih.Tanya mengeluarkan ponselnya, merasa ragu untuk menelepon Tommy. Dia takut pria ini aka
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang