Share

Cerita

Author: Ricny
last update Last Updated: 2022-12-01 12:32:25
PoV Sandi

Faaz tertawa, "haha ya tentu saja aku kenal."

Lanjut Faaz menceritakan tentang pertemuannya denganku saat itu, seminggu setelah aku kecelakaan, Lula mengantarku datang ke sekolah anaknya Faaz.

"Heiii keluar kau lelaki hidung belang!" teriak Lula saat itu.

Buru-buru Faaz keluar dari mobilnya.

"Maaf ada apa ini?" tanya Faaz, ia terlihat kebingungan karena kami menghadang mobilnya setelah ia mengantarkan anaknya.

"Halah enggak usah banyak omong kau hidung belang, kemana Kakak iparku sekarang? Kau kemanakan dia, hah?!" sembur Lula berkacak pinggang.

Kening Faaz mengerut, sementara aku yang tak sabar cepat mencecarnya juga.

"Hei apa kau tuli? Kau kemanakan istriku? Di mana dia sekarang?!"

"Tuggu dulu, kalian jangan emosi begini, istri? Kakak ipar? Siapa yang kalian maksud?"

"Wanita yang seminggu lalu mengantar anakmu ke sini, dia adalah istriku, kau dengar? Dia ISTRIKU," tegasku tepat di depan wajahnya.

"Siapa? Lusi maksud Anda?"

"Ya tentu saja, siapa lagi, asal kau tahu dia adal
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
widati rahayu
gmn ini lanjutanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Menyesal

    "Lusi! Biarkan laki-laki tak berguna itu dibawa, kamu tidak perlu halang-halangi petugas melakukan tugasnya!" Mama mertua berteriak.Lusi menggeleng-gelengkan kepala."Gak Ma, jangan lakuin ini Ma, Lusi mohon, Lusi mohon, Ma."Peristiwa tarik menarik antara polisi dan Lusi pun terus terjadi. "Lus, biarkan Abang dibawa dulu, nanti kita akan jelaskan, takut kamu kenapa-napa," ucapku.Lusi tetap tak mau mengalah, ia terus saja menarikku."Lusi gak mau Abang, Lusi gak bisa hidup tanpa, Abang," katanya mulai terisak."Sudah cukup Lusi! Drama macam apa ini?!" Dengan paksa Mama mertua menarik tangan Lusi.Dan brak gedebughhh. Tangan Lusi terlepas hingga kepalanya terpental ke tembok, sementara tangannya menghantam kaca hingga retak, parahnya saat itu juga Lusi langsung jatuh tak sadarkan diri."Lusiii!" Aku dan Mama mertua teriak spontan."Tante Lusi, ya ampun bangun, Tan." Dara dengan sigap meraih kepala Lusi."Ya ampun Lusi? Lusii maafin Mama Nak, Lusi bangun Sayang, Lus ... Lusi? Lusii!

    Last Updated : 2022-12-04
  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Istriku Gila?

    "Kok mendadak banget San? Gak niat perpanjang aja kontraknya?" tanya Mas Danu, orang yang selama ini banyak membantuku selama di Taiwan."Enggak, Mas, saya emang udah niat mau pulang sih, mau kasih kejutan ke anak istri saya," jawabku yakin."Oh ya udah kalau itu udah jadi keputusan kamu."Aku pun keluar dari ruangan itu, lalu berjalan tergesa menuju mess untuk segera membereskan baju-bajuku.5 tahun merantau menjadi TKI di Taiwan tanpa pernah pulang sehari pun membuatku sangat merindukan anak dan istriku, makanya sekarang aku memilih tidak memperpanjang kontrak kerja karena aku rasa usahaku mencari pundi-pundi rupiah selama ini sudah cukup, aku ingin membuka usaha saja di kampung halaman agar bisa menghabiskan banyak waktu juga bersama Lusi dan Yassir."Lusi dan Yassir pasti seneng aku pulang tanpa memberi mereka kabar, ini bakal jadi kejutan buat mereka." Aku tersenyum seraya memandangi mainan mobil-mobilan yang kemarin baru saja kubeli itu. Selesai memberskan baju, kuraih ponse

    Last Updated : 2022-09-21
  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Anakku Meninggal?

    "Ayo duduk dulu aja di depan, biar enak ngomongnya," sahut Kak Tuti. Ia berusaha membawaku ke depan.Kami akhirnya duduk, tak kecuali Lusi ia juga ikut duduk di sampingku walau kedua tangannya tak mau lepas dari lenganku."Jadi gini San, sebetulnya istri kamu itu mulai gila sejak anakmu meninggal." Kak Tuti mulai bicara lagi.Teg. Bagai ditebas parang tajam, hati dan persendianku langsung lemas dan ngilu, sejurus kemudian detak jantungku langsung naik frekuensinya."Apa? Anakku meninggal? Yassir maksud Kakak?" Setengah tak percaya aku bertanya.Kak Tuti menganggukkan kepala, wajah dan sorotnya kini terlihat sangat sedih, sementara itu ibuku yang bicara."Iya Sandi, Yassir udah meninggal, maaf kami gak kasih kamu kabar soal ini karena kami takut kamu syok dan malah gak fokus kerja di sana, karena Ibu pikir kamu masih akan 3 tahun lagi kerja di Taiwan."Aku menggeleng tak percaya, bisa-bisanya ibuku berpikir demikian."Ibu ini ngomong apa? Mungkin Ibu juga tahu gak ada yang lebih pentin

    Last Updated : 2022-09-21
  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Kulkas Penuh

    Tapi Lusi hanya diam, ia tak menjawab atau pun bicara dan yang lebih membuatku tak tega itu kadang-kadang sorot matanya kosong, kadang-kadang ia juga menangis.Padahal aku sudah ada di sini, apa sebegitu beratnya beban pikiran Lusi sampai ia tak fokus begini?"Lusi udah makan belum?" tanyaku.Ia menggeleng pelan. "Pagi udah makan belum?" Aku memastikan lagi.lagi-lagi ia menggelengkan kepala. "Belum dapat jatah," jawabnya pelan nyaris tak terdengar.Aku terhenyak, belum dapat jatah? Ya Allah kasihan istriku, sudah sore masa iya dia belum juga diberi makan sama ibu.Atau apa jangan-jangan selama ini keluargaku memang memperlakukan Lusi seperti ini? Pantas saja badannya sampai kurus kering begini."Kenapa gak minta sama ibu?"Lusi menggeleng lagi. "Takut, Bang," jawabnya lagi dengan air mata yang kembali mengaliri pipi."Takut kenapa? Selama ini Abang kirim uang buat kamu dan Yassir makan, kenapa kamu harus takut? Minta saja." Lusi diam, aku pun bangkit."Sebentar Abang ambilkan makan

    Last Updated : 2022-09-21
  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Lebam Di Tubuh Lusi

    "Iya ini Kakak, kenapa kamu? Kaget? Hah?"Lula menggelengkan kepala, wajahnya cemas karena perlakuannya yang kasar pada istriku sudah kupergoki."Dia ini Kakak iparmu, gimana bisa kamu bersikap begini? Atau apa jangan-jangan selama ini kamu memang bersikap begini?" ujarku lagi seraya menatapnya tajam."M--maaf Kak, tadi Lula kaget kenapa Kak Lusi ada di kamar Lula," katanya tergagap."Kaget katamu? Tapi apa perlu kamu bersikap begini? Sekolah kan kamu?"Aku terus menyentaknya, rasanya kesal sekali aku melihat anak SMA sudah berani main kasar sama orang yang lebih tua, mau jadi apa dia nantinya kalau lagi sekolah aja dia gak ada takutnya begini.Sementara itu ibu dan Kak Tuti datang menghampiri."Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Ibu."Ajarin nih si Lula, anak sekolah sikapnya kasar begitu, mau jadi apa dia nanti?" ujarku kesal."Tap--pi Bu si gi--."Ibu menarik lengan Lula sebelum anak itu selesai bicara, akhirnya Lula diam."Mulai sekarang kamar ini akan jadi kamar kami, biar si Lula t

    Last Updated : 2022-09-21
  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Kelaparan

    Tatapannya kembali kosong, seperti sedang menerawang sangat jauh."Semuanya? Jadi semua orang suka pukulin kamu?" Aku memastikan lagi.Lusi kembali menatapku, ia lalu mengangguk, air matanya kemudian jatuh mengaliri pipinya yang dekil.Aku paham bagaimana perasaanya jika memang benar semua orang melakukan kekerasan sama Lusi aku bersumpah akan membuat mereka semua bersujud di kaki Lusi.Tak kecuali ibu, entah kenapa ibuku sekejam itu pada Lusi? Apa karena Lusi bukanlah anak orang kaya seperti yang beliau harapkan begitu?Lusi menangis lagi kali ini semakin kencang, jujur saja semua itu membuatku semakin kesulitan saat aku mengintrogasinya.Tapi aku tak menyerah, kebenaran harus kuketahui dengan jelas. "Lusi Lusi tenanglah, sekarang katakan sama Abang, kenapa kamu dipukul?" Aku kembali mengguncang kedua bahunya.Untuk sesaat ia kembali diam dan kembali berpikir."Gak mau mandi," jawabnya seraya kembali menangis dan sibuk menyeka air matanya.Aku menyipitkan mata. "Gak mau mandi saja sa

    Last Updated : 2022-09-21
  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Mandi

    "Lusi, Abang kirim uang buat kamu tiap bulan, kamu ambil tidak?" Aku kembali bertanya walau Lusi sedang menangis.Ia lalu menggelengkan kepalanya lagi, dipeluknya kedua lutut itu dengan tangannya."Jadi selama 5 tahun Abang kirim uang kamu gak pernah dikasih? Tapi kamu bilang ditelep--." Hampir saja aku ikut terbawa emosi andai aku tidak cepat melihat istriku yang semakin ketakutan di tempatnya."Eh enggak maaf maksud Abang, Abang bukan mau sentak Lusi, Abang cuma--kesel sama keluarga Abang."Keterlaluan! Bener-bener keterlaluan! Jadi bener selama ini aku kirim uang dan Lusi gak pernah dikasih, pantas saja jika sekarang istriku stres bisa jadi penyebabnya karena dari sana juga.Lusi kemudian mengangkat wajah dan menatapku pilu. "Lusi gak gila Bang, Lusi gak gila," katanya dengan suara serak dan pelan, digeleng-gelengkan kepalanya itu seperti sedang menolak sesuatu dengan cepat.Aku berusaha menenangkannya, kupeluk ia, kuciumi keningnya juga."Iya iya Abang percaya kok Lusi gak gila, L

    Last Updated : 2022-09-21
  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Makan Bakso

    Tanpa bantahan ia mengangguk. Kami pun kembali berjalan pulang meninggalkan rumah terakhir Yassir.Di tengah jalan langkah Lusi terhenti tatkala kami melewati sebuah warung bakso."Bang itu." Ia menunjuk ke arah bakso yang dijejerkan dalam gerobak."Bakso? Lusi mau bakso?" Lusi mengangguk. Kasihan, padahal tadi dia baru makan banyak tapi mungkin masih belum kenyang juga.Akhirnya kubawa ia masuk ke dalam kios bakso itu, kupesan dua mangkok bakso urat seperti kesukaannya."Nah makanlah," titahku ketika dua mangkok bakso ada di hadapannya.Dan hap hap hap. Tak ada sisa, semangkok bakso yang kuahnya masih panas itu berhasil ia habiskan dengan cepat, aku sampai harus meminjam satu mangkok kosong untuk memisahkan air dengan baksonya karena takut melukai mulut Lusi."Pelan aja Lus, masih banyak, nanti Abang beliin lagi.""Enak Bang, Lusi suka bakso."Hatiku kembali nyeri, jauh-jauh aku kerja ke luar negeri semua itu hanya untuk membuatnya bahagia dan mencukupi semua kebutuhannya agar ia ti

    Last Updated : 2022-09-21

Latest chapter

  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Menyesal

    "Lusi! Biarkan laki-laki tak berguna itu dibawa, kamu tidak perlu halang-halangi petugas melakukan tugasnya!" Mama mertua berteriak.Lusi menggeleng-gelengkan kepala."Gak Ma, jangan lakuin ini Ma, Lusi mohon, Lusi mohon, Ma."Peristiwa tarik menarik antara polisi dan Lusi pun terus terjadi. "Lus, biarkan Abang dibawa dulu, nanti kita akan jelaskan, takut kamu kenapa-napa," ucapku.Lusi tetap tak mau mengalah, ia terus saja menarikku."Lusi gak mau Abang, Lusi gak bisa hidup tanpa, Abang," katanya mulai terisak."Sudah cukup Lusi! Drama macam apa ini?!" Dengan paksa Mama mertua menarik tangan Lusi.Dan brak gedebughhh. Tangan Lusi terlepas hingga kepalanya terpental ke tembok, sementara tangannya menghantam kaca hingga retak, parahnya saat itu juga Lusi langsung jatuh tak sadarkan diri."Lusiii!" Aku dan Mama mertua teriak spontan."Tante Lusi, ya ampun bangun, Tan." Dara dengan sigap meraih kepala Lusi."Ya ampun Lusi? Lusii maafin Mama Nak, Lusi bangun Sayang, Lus ... Lusi? Lusii!

  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Cerita

    PoV SandiFaaz tertawa, "haha ya tentu saja aku kenal."Lanjut Faaz menceritakan tentang pertemuannya denganku saat itu, seminggu setelah aku kecelakaan, Lula mengantarku datang ke sekolah anaknya Faaz."Heiii keluar kau lelaki hidung belang!" teriak Lula saat itu.Buru-buru Faaz keluar dari mobilnya."Maaf ada apa ini?" tanya Faaz, ia terlihat kebingungan karena kami menghadang mobilnya setelah ia mengantarkan anaknya."Halah enggak usah banyak omong kau hidung belang, kemana Kakak iparku sekarang? Kau kemanakan dia, hah?!" sembur Lula berkacak pinggang.Kening Faaz mengerut, sementara aku yang tak sabar cepat mencecarnya juga."Hei apa kau tuli? Kau kemanakan istriku? Di mana dia sekarang?!""Tuggu dulu, kalian jangan emosi begini, istri? Kakak ipar? Siapa yang kalian maksud?""Wanita yang seminggu lalu mengantar anakmu ke sini, dia adalah istriku, kau dengar? Dia ISTRIKU," tegasku tepat di depan wajahnya."Siapa? Lusi maksud Anda?" "Ya tentu saja, siapa lagi, asal kau tahu dia adal

  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Pulang

    Aku menggeleng tak percaya. "Apa Mama setega itu sekarang?""Ya, Mama harus tega dan ini demi kebaikan kamu Lusi.""Lusi cuma mau tahu kabar Bang Sandi, Ma.""Enggak!"Aku bergeming menatap beliau sebelum akhirnya melengos pergi dengan rasa kecewa.Aku berusaha untuk sabar menghadapi Mama, berharap beberapa hari ke depan beliau akan terbuka hatinya dan membiarkan aku kembali pada Bang Sandi, tapi ternyata aku salah.Mama malah semakin mengurungku bagai tawanan. Aku tahu beliau sangat menyayangiku tapi caranya sangat salah. Aku tidak dibiarkan pergi kemana pun hanya karena takut komplotan Mas Yono datang menculikku lagi. Akhirnya, setiap hari selama aku tinggal bersama Mama, tak ada yang bisa kulakukan selain pasrah, berharap ada seseorang yang bisa menolongku dan menyadarkan Mama bahwa tindakannya itu salah.Siang itu aku sedang bersender di jendela besar kamarku, sambil kuelus perut yang makin membesar ini aku menangis menumpahkan kesedihanku.Air mata luruh tak tertahan, bagaimana

  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Pulang ke Rumah Mama

    "Lus ... Lusi ... bangun Sayang." Suara itu menarikku dalam kesadaran.Spontan aku bangkit saat ternyata Mama ada di sampingku."Ma?" Kutengok lagi di belakangnya Faaz sedang berdiri sambil menundukan kepalanya."Kamu baik-baik aja, Lus?" tanya Mama lagi. Aku mengangguk pelan lalu cepat memeluknya erat."Mama, tolongin Lusi Ma, Lusi takut, Lusi takut, Ma.""Iya Sayang, kamu tenang Nak, kamu sudah aman di sini."Faaz maju selangkah."Tolong maafkan mantan istri saya, dia memang wanita gila," ujarnya pelan.Aku mengangguk pelan, dan terus berlindung dalam dekapan Mama."Siapa yang bawa Lusi ke sini, Ma?""Faaz, dia menemukan kamu di toilet kamar Maisa."Aku melirik lelaki itu sekali lagi, hidupku jadi mengerikan begini gara-gara aku masuk dalam kehidupannya. Ya Tuhan, andai aku bisa secepatnya lepas dari Faaz."Mulai besok kau gak usah tinggal lagi di rumahku." Ucapan Faaz membuatku mengangkat wajah. Dan mendadak senyumku terbit tanpa aba-aba."Ya, pulanglah bersama ibumu, maaf saya sud

  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Ketidaksukaan Cio

    "Maisaa! Maisaa!" Mereka berdua berlomba memeluk Maisa, kemudian berusaha membuat anak itu sadar."Awas! Jangan sentuh anakku!" sentak Faaz sambil mendorong mantan istrinya."Mas, apa maksud kamu? Maisa sedang membutuhkanku sekarang.""Enggak!" teriak Faaz lagi, kali ini lebih kencang.Cio memaksa memeluk anaknya alih-alih pergi menuruti keinginan Faaz. Tak heran jika hal itu membuat Faaz naik darah hingga akhirnya lelaki itu membanting lampu meja yang ada di sisi ranjang Maisa."Biarkan dia, aku gak sudi anakku dipeluk oleh perempuan sepertimu! Pergii!! Atau kau akan ku-""Tapi aku Ibunya Mas, aku berhak memeluknya sampai kapanpun," potong Cio.Aku dan bibi saling menatap tak percaya. Bisa-bisanya mereka saling mempertahankan ego masing-masing di saat keadaan genting begini.Karena tak tahan, akhirnya mulut ini refleks berteriak, "sudah cukup! Kalian gak lihat gimana keadaan Maisa sekarang?!"Kedua orang yang sedang berselisih dan adu mulut pun diam."Bisa-bisanya kalian sibuk berten

  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Kedatangan Mantan Istri Faaz

    Aku hanya tersenyum sekenanya.Sampai di rumah aku dan bibi langsung melakukan tugas masing-masing. Mendekor dan menyiapkan acara kecil-kecilan untuk Maisa. Sementara Faaz menjemput anaknya itu ke sekolah."Non Lusi, kok diem aja? Ada apa? Apa Non masih kepikiran suami, Non?" bisik Bibi.Aku menggeleng lesu, "gak Bi, bukan itu, saya hanya sedang mikirin tadi, saya 'kan makan dulu setelah belanja eeh terus ketemu mama saya, Bi.""Wah bagus dong Non, terus gimana?""Masalahnya kok mama saya kayak beda ya sekarang, masa saya tanya soal kondisi suami saya beliau bilang gak tahu apa-apa dan parahnya mama bilang saya harus lupain suami saya mulai sekarang karena beliau anggap suami saya sudah lalai, beliau anggap suami saya yang bertanggung jawab atas kondisi saya sekarang, terus masa iya mama saya malah dukung keberadaan saya di rumah ini, aneh 'kan? Saya jadi kepikiran sebetulnya ada apa di rumah, apa suami saya baik-baik aja?" jawabku panjang lebar.Bibi mendengarkan dengan baik semua ya

  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Bertemu Mama

    "Gak bisa ya, Non?" tanya Bibi lagi."Iya gak bisa Bi, gak diangkat.""Lusii!!" Kudengar suara Faaz berteriak di luar, cepat Bibi memasukan lagi ponselnya pada lipatan jarik di bagian perutnya."Tuan manggil Non, cepet ke sana."Aku mengangguk dan buru-buru turun."Iya, kenapa?""Hari ini bisa antar saya ke supermarket? Saya mau belanja kebutuhan ulang tahunnya Maisa, hari ini dia ulang tahun saya mau buatkan kejutan kecil-kecilan untuk dia," tanya Faaz."Oh ya, tentu boleh," jawabku pelan.Hari itu tanpa menunggu lagi Faaz membawaku ke sebuah supermarket terdekat dari rumahnya. Kami membeli banyak sekali perlengkapan pesta ulang tahun untuk kejutan untuk Maisa. "Nanti Maisa akan saya jemput dan akan saya bawa main dulu, kamu dan bibi tolong persiapkan untuk kejutannya ya," ucap Faaz saat kasir sedang menghitung belanjaan kami.Aku mengangguk saja."Tapi awas, kamu jangan capek-capek Lus, takutnya kandungan kamu malah kenapa-kenapa," ucapnya lagi.Aku tersenyum sekenanya dan mengangg

  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Khawatir

    Pov Lusi"Aaaaa!"Bruk. Kutengok kaca spion, Bang Sandi terjatuh dari motornya."Mas, ada kecelakaan, berhenti sebentar," titahku cepat."Itu bahaya Lusi, sudah biarkan saja, itu bukan urusan kita juga," katanya sambil terus menyetir melajukan mobil dengan kencang.Hatiku makin gundah, Bang Sandi kecelakaan, sementara aku tak biaa berbuat apa-apa, aku tengah bersama seorang lelaki tempramental yang baru beberapa hari ini kukenal, dia bisa saja memukul dan menyiksaku jika aku membuat hatinya tersinggung atau tak suka.Yang kutahu namanya adalah Faaz, teman-temannya termasuk Mas Yono yang menjualku padanya kemarin memanggil pria ini dengan sebutan Mas Faaz, ia punya seorang anak perempuan seusia anakku Yassir.Yang kutahu sejauh ini Faaz sebetulnya orang baik, katanya dia sengaja membeliku dari Mas Yono untuk waktu yang agak lama karena dia butuh seorang perempuan di rumahnya untuk membantu menemani putrinya yang sering menangis karena merindukan mamanya.Sempat tak percaya, tapi nyatany

  • ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA   Istriku Dijual?

    "Kak Sandi tolong di dalam ada Mas Yono ngamuk-ngamuk."Aku terperangah, cepat aku melangkah masuk menghentikan papanya Dara yang sedang kesetanan mengobrak-abrik isi rumahku.Sementara Dara kusuruh menunggu bersama Lula di luar."Mas Yono! Hentikan!" Aku berteriak kencang.Ia menoleh tajam dengan bola mata yang memerah."Oh baguslah kau sudah datang Sandi, ayo berikan, mana anakku?" katanya tanpa basa-basi.Mataku sontak menyipit."Ayo! Mana Dara? Di mana anakku itu, hah?!""Mas Yono insyaf! Dara itu anakmu, bapak macam apa kau ini? Tega-teganya menjual anak sendiri hanya untuk kesenangan sendiri!!" semburku kemudian.Mas Yono tersenyum miring, "tutup mulutmu Sandi! Kalau bukan karena ulahmu menjebloskan ibunya ke dalam penjara aku pun tak akan melakukan ini!!""Kak Noni memang pantas dipenjara Mas, dia sudah terlibat dalam kasus penganiayaaan! Dan Mas Yono pun akan mendekam dalam penjara kalau Mas Yono gak segera memberitahu di mana Lusi sekarang!" tegasku seraya bertelunjuk jari.Ma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status