"Ya Tuhan, apa yang kalian lakukan?" teriak Kezia membuat dua orang itu pun menoleh ke arah pintu."Siapa dia sayang?" tanya wanita yang berada di bawah kungkungan Devano."Ck, pembantu baru! Kita pindah saja ke kamar," ucap Devano.Lelaki itu pun menggendong wanita itu tanpa melepaskan tautan mereka. Kezia hanya bisa-bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan dokter seniornya.Wanita itu pun mulai menyapu dan mengepel lantai apartemen itu. Saat dia merogoh bawah kursi dengan sapu, gadis itu mendadak menutup mulutnya karena mual dengan bau yang ditimbulkan oleh benda yang dia temukan."Ya Tuhan, Devano memang gila!" kesalnya.Gadis itu kemudian mengambil maskernya kemudian memakainya supaya kalau dia menemukan benda itu lagi, dia tidak terlalu mual.Setelah selesai membersihkan ruangan depan, kini giliran wanita itu membuatkan lelaki brengsek itu sarapan. Gadis itu bergidik ngeri saat suara dua orang yang tengah berbagi peluh itu terdengar hingga ke dapur.Kezia yang memang pernah men
"Kita ke rumah sakit sekarang! Bawa saja makanan yang sudah kamu masak tadi. Kita makan dijalan!" titah Devano.Kezia pun memasukkan semua makanan tadi ke dalam kotak makan lalu membawanya. Saat sudah berada di depan mobil, Devano sudah membukakan pintu untuk Kezia. Gadis itu pun langsung masuk dan duduk di samping Devano."Suapi aku makan!" titah Devano.Kezia pun membuka kotak makannya kemudian menyuapkan makanan itu ke dalam mulut Devano."Kamu makan juga!" titahnya.Kezia terdiam. "Apa dokter tidak masalah makan satu sendok denganku?" tanya Kezia."Kenapa memangnya? Kita bahlan sudah bertukar saliva tadi," ucapan Devano membuat wajah Kezia bersemu merah.Gadis itu pun memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya. Mereka saling suap hingga makanan itu habis tak tersisa. Devano senang sekali, dia berasa seperti memiliki istri yang selalu menyiapkan semua kebutuhannya.'Istri' adalah kata yang tabu bagi Devano. Laki-laki itu malas sekali dengan yang namanya ikatan. Dia masih senang berke
"Papa!" Kezia segera merapikan pakaiannya dan turun dari pangkuan Devano.Wanita itu pun segera keluar dari mobil seniornya. Kezia langsung mencium tangan sang ayah kemudian berlalu masuk ke dalam. Dia takut kalau sang ayah bertanya ini dan itu.Karena sang mama sudahmeneleponnya, devano pun langsung melajukan mobilnya tanpa berpamitan dengan ayah Kezia. Lelaki paruh baya itu sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah lelaki yang mengantarkan putrinya tadi."Kezia!!" teriak sang Ayah saat lelaki itu baru saja masuk ke dalam.Gadis itu pun ketakutan, karena dia pikir, sang ayah mengetahui apa yang telah dia lakukan tadi bersama Devano."Keziaa! Turuun!" Sila pun keluar dari kamarnya karena mendengar suara sang suami yang menggelegar. "Ada apa sayang? Kenapa teriak-teriak?" tanyanya."Tanya pada putrimu? Apa yang dia lakukan dengan kekasihnya di dalam mobil tadi?" sentak Takeshi.Takeshi dulu adalah seorang player. Dia sangat tahu apa yang dilakukan oleh pasangan kekasih yang tak kunj
"Kezia, kemari!" titah Takeshi saat mereka akan sarapan pagi.Kezia yang memang tak ingin dimarahi langsung menurut dan duduk di hadapan sang Papa."Mulai saat ini, kamu tidak oerlu lagi magang di rumah sakit itu! Papa sudah meminta dosen kamu memindahlkan magang kamu di rumah sakit lain! Sekarang kamu berkemas! Papa dan Mama akan mengantarkan kamu ke tempat magang kamu yang baru," perintah Takeshi yang tidak mungkin dibantah.Gadis itu pun mauk ke dalam kamar dan mulai mengemasi semua barangnya. Meski sedih harus berpisah dengan devano, tapi, Kezia sadar, kalau Devano, tidak pernah menyukainya. Lelaki itu hanya menginginkan tidur bersama dia. Mungkin, setelah dia berhasil mendapatkan keperawanannya, lelaki itu akan meninggalkannya. Sama seperti yang terjadi pada teman-temannya.Setelah semua siap, Takeshi dan juga Sila pun pergi bersama Kezia. Gadis itu sedikit bingung saat mereka tiba di bandara."Loh, Ma, Pa, kok kita ke bandara?" tanya nya."Iya, mulai saat ini kamu akan tinggal d
"Apa memang, ayah Kezia sehebat itu?" batin Devano.Lelaki itu pun menyuruh salah satu sahabatnya untuk menyelidiki asal usul Kezia. Sayangnya, semua usahanya buntu. Bahkan dia tak bisa menembus silsilah keluarga Kezia.Devano seakan buntu mencari tahu jati diri Kezia. "Sial! Sepertinya, orang tua Kezia bukanlah orang sembarangan. Pantas saja papanya langsung marah hanya karena aku mencium putrinya," gumam Devano.Hampir satu minggu dia dan temannya mencari tahu tentang Kezia. Namun tak ada satu pun informasi yang bisa dia dapatkan. Hingga akhirnya lelaki itu menyerah dan menerima perjodohan dari sang mama.Padahal, andai dia bisa menemukan Kezia, dia ingin mengenalkan wanita itu pada sang mama supaya mamanya berhenti menjodohkan dia dengan anak sahabatnya.Hari ini, Devano akan bertunangan dengan wanita pilihan sang mama. Wanita sederhana yang menjadi seorang guru TK. Entah apa kelebihan gadis itu hingga membuat sang mama ingin seklai menajdikan dia menantu.Padahal, kalu dilihat dari
"Kamu! Ngapain kamu datang kemari?" tanya Dania pada lelaki yang tengah tersenyum menyengir disana.Lelaki itu adalah Juan, sahabatku. Dia tahu kalau aku dan Devano menikah tanpa cinta karena aku selalu bercerita apapun pada dia."Hei, malah nyelonong! Pulang sono! Ngapain Loe kesini?" ulang Dania dengan tangan melipat di dada.Bukannya menjawab, lelaki itu malah menerobos masuk ke dalam rumah. Entah apa yang dia cari, tapi matanya menelisik seluruh ruangan yang ada di apartemen ini."Gue cuma mau mastiin, kalau Loe nggak disuruh tidur di aofa sama laki Loe. Untung kamarnya 2, paling tidak, Loe tidak kesakitan karena tidur di sofa. Oke, gua balik," ucapnya lalu pergi meninggalkan apartemen ini.Rasanya, Dania speechless melihat kelakuan Juan yang begitu memperhatikannya. Berbanding terbalik dengan lelaki yang saat ini sudah resmi menjadi suamiku.Setelah kepergian Juan, Dania pun berniat mengambil air untuk dia bawa ke kamar. Jaga-jaga jika malam nanti dia haus.Saat tubuh Dania berba
"Kemana dia? Kenapa dia menghilang?" gumam Devano seolah lupa kalau Dania sudah dia usir tadi.Lelaki itu pun masuk ke dalam kamar Dania. Dia berniat tidur bersama Dania malam ini. Entahlah, dia sendiri tidak mengerti dengan perasaannya. Sesaat, dia begitu membencinya. Namun, setelahnya, dia merasa iba pada gadis itu.Saat dia sudah berada di kamar Dania, hasrat kelelakiannya tiba-tiba naik kembali saat melihat Dani ahanya memakai bathrobe dengan rambut basahnya.Lelaki itu pun kembali menyerang sang istri. Rasa yang diberikan oleh Dania berbeda dengan wanita yang selama ini menemani tidurnya. DAn itu membuat Devano ketagihan untuk terus melakukannya lagi. Anehnya, saat dia melakukannya dengan Dania, bayangan Kezia kembali terlintas di pikirannya, hingga lelaki itu pun membayangkan Kezia saat melakukannya.Lelaki itu tak peduli, dengan perasaan Dania. Baginya, yang penting, dia puas dan bahagia.***Keesokannya, Dania kaget saat melihat Devano masih ada di sampingnya. Dania pikir, lel
"Ingin tahu kamu anggap apa? Sejak pertama kali aku menidurimu, aku merasa, kalau kamu adalah partner yang hebat. Sayangnya, kamu hanya akan menjadi partner saat kamu berada di atas ranjangku. Tidak lebi dari itu.""Ucapan Devano membuat hati Dania benar-benar hancur. Meski begitu, Dani terus membesarkan hatinya, bahwa suatu saat nanti, Devano akan berubah mencintainya. Dan dia yakin akan hal itu.Sebulan sudah Dania menjadi istri Devano. Lelaki itu masih saja bersikap dingin terhadapnya. Dia hanya bersikap lembut jika ingin mengajaknya mengarungi surga dunia.Dania masih saja bersabar menghadapi sang suami. Dia tetap melayani dan menyiapkan segla keperluan Devano. Dia juga selalu merajakan Devano.Kesabaran Dania ternyata membuahkan hasil. Tepat 3 bulan pernikahannya, Devano mulai menunjukkan perhatiannya. Dia sering membelikan Dania makanan ataupun baju saat dia pulang dari rumah sakit.Dan setelah Devano tahu kalau Dania hamil, lelaki itu semakin posesif terhadap sang istri."Dania