"Kamu! Ngapain kamu datang kemari?" tanya Dania pada lelaki yang tengah tersenyum menyengir disana.Lelaki itu adalah Juan, sahabatku. Dia tahu kalau aku dan Devano menikah tanpa cinta karena aku selalu bercerita apapun pada dia."Hei, malah nyelonong! Pulang sono! Ngapain Loe kesini?" ulang Dania dengan tangan melipat di dada.Bukannya menjawab, lelaki itu malah menerobos masuk ke dalam rumah. Entah apa yang dia cari, tapi matanya menelisik seluruh ruangan yang ada di apartemen ini."Gue cuma mau mastiin, kalau Loe nggak disuruh tidur di aofa sama laki Loe. Untung kamarnya 2, paling tidak, Loe tidak kesakitan karena tidur di sofa. Oke, gua balik," ucapnya lalu pergi meninggalkan apartemen ini.Rasanya, Dania speechless melihat kelakuan Juan yang begitu memperhatikannya. Berbanding terbalik dengan lelaki yang saat ini sudah resmi menjadi suamiku.Setelah kepergian Juan, Dania pun berniat mengambil air untuk dia bawa ke kamar. Jaga-jaga jika malam nanti dia haus.Saat tubuh Dania berba
"Kemana dia? Kenapa dia menghilang?" gumam Devano seolah lupa kalau Dania sudah dia usir tadi.Lelaki itu pun masuk ke dalam kamar Dania. Dia berniat tidur bersama Dania malam ini. Entahlah, dia sendiri tidak mengerti dengan perasaannya. Sesaat, dia begitu membencinya. Namun, setelahnya, dia merasa iba pada gadis itu.Saat dia sudah berada di kamar Dania, hasrat kelelakiannya tiba-tiba naik kembali saat melihat Dani ahanya memakai bathrobe dengan rambut basahnya.Lelaki itu pun kembali menyerang sang istri. Rasa yang diberikan oleh Dania berbeda dengan wanita yang selama ini menemani tidurnya. DAn itu membuat Devano ketagihan untuk terus melakukannya lagi. Anehnya, saat dia melakukannya dengan Dania, bayangan Kezia kembali terlintas di pikirannya, hingga lelaki itu pun membayangkan Kezia saat melakukannya.Lelaki itu tak peduli, dengan perasaan Dania. Baginya, yang penting, dia puas dan bahagia.***Keesokannya, Dania kaget saat melihat Devano masih ada di sampingnya. Dania pikir, lel
"Ingin tahu kamu anggap apa? Sejak pertama kali aku menidurimu, aku merasa, kalau kamu adalah partner yang hebat. Sayangnya, kamu hanya akan menjadi partner saat kamu berada di atas ranjangku. Tidak lebi dari itu.""Ucapan Devano membuat hati Dania benar-benar hancur. Meski begitu, Dani terus membesarkan hatinya, bahwa suatu saat nanti, Devano akan berubah mencintainya. Dan dia yakin akan hal itu.Sebulan sudah Dania menjadi istri Devano. Lelaki itu masih saja bersikap dingin terhadapnya. Dia hanya bersikap lembut jika ingin mengajaknya mengarungi surga dunia.Dania masih saja bersabar menghadapi sang suami. Dia tetap melayani dan menyiapkan segla keperluan Devano. Dia juga selalu merajakan Devano.Kesabaran Dania ternyata membuahkan hasil. Tepat 3 bulan pernikahannya, Devano mulai menunjukkan perhatiannya. Dia sering membelikan Dania makanan ataupun baju saat dia pulang dari rumah sakit.Dan setelah Devano tahu kalau Dania hamil, lelaki itu semakin posesif terhadap sang istri."Dania
"I miss you Dokter." bisik wanita yang tiba-tiba memeluknya.Devano pun melerai pelukannya. Dia tidak suka dipeluk oleh sembarang orang. Namun, tubuhnya seolah membeku saat melihat siapa wanita yang ada di hadapannya.Melihat Devano yang hanya diam, wanita itu pun langsung mencium bibir Devano yang langsung dibalas oleh lelaki tampan itu."Kamu melupakanku?" tanya wanita itu yang ternyata adalah Kezia.Bukannya menjawab, Devano malah kembali mencium bibir yang sudah lama dia rindukan ini. Tak ingin aksinya dihujat orang sekitar, gadis itu pun membawa Devano masuk ke dalam mobilnya."Kezia tunggu,"Namun sepertinya, wanita itu sudah tidak sabar. Kezia pun meraup kasar bibir lelaki yang sangat dia rindukan ini.Ciuman panas pun kembali terjadi. Mereka saling meluapkan rasa rindu yang ada. Desahan pun lolos dari bibir wanita itu kala Devano mulai menjelajah lehernya.Dreet dreet dreetBunyi getaran handphone milik Devano terdengar. Sebenarnya, Devano ingin mengabaikannya. Namun, handphon
"Apa kamu memiliki wanita lain Pa? Hingga kamu lupa akan janjimu. Siapa dia Pa? Apa Kezia, atau ....?"Tangis Dania kembali pecah saat panggilannya kini berubah menjadi suara operator.Sementara itu, di benua yang berbeda, pasangan beda usia itu baru saja selesai mereguk indahnya surga dunia. Devano seolah tak pernah puas menyerang Kezia karena wanita itu aktif bergerak."Sayang, ikut aku ke Jepang yuk," ajak Devano saat mereka selesai dengan kegiatan panasnya."Lalu, aku harus resign dari sini?" tanya Kezia manja."Ya, kamu resign saja. Nanti bekerja di rumah sakit yang sama denganku," jawab Devano."Apa tidak bahaya kalau kita tinggal satu kota? Bisa-bisa, istrimu tahu," tanya Kezia.Devano berpikir, bagaimana caranya supaya sang istri tidak tahu kalau Kezia itu adalah selingkuhannya. Tiba-tiba, terbesit ide cemerlang di pikirannya."Aku tahu," jawabnya."Apa?" tanya Kezia kepo."Sudah, nanti juga kamu akan tahu sendiri. Sekarang, aku harus mandi dan bersiap. Seminar akan dimulai 2
"Apa yang telah terjadi?" tanyanya pada sang mama yang menangis, begitu juga dengan istrinya.Devano pun mendekati sang istri. Dia ingin memeluk istri mungilnya. Namun sayang, sebuah tamparan mendarat terlebih dahulu di pipinya.Plak"Katakan! Siapa wanita itu? Apa dia selingkuhanmu? Hingga beberapa hari ini kamu mengabaikan teleponku?" tanya Dania penuh amarah.Devano tersenyum. Lelaki itu pun memeluk istrinya. Dia senang karena istrinya cemburu."Sayang, dia itu anak Papa Richard, ayah kandungku. Setelah Papa menikah lagi, Papa sakit keras dan meninggal. Dari hasil pernikahan mereka, gadis itulah hasilnya. Jadi, kamu tidak perlu cemburu kalau aku dekat dengannya. Karena memang, dia adikku yang baru saja aku temui," bohong Devano tanpa tahu yang sebenarnya.Flashback"Pa, Ma, kenapa Kezia tidak boleh dekat dengan Devano? Kenapa kalian memisahkan kami?" protes Kezia saat dia diboyong ke Indonesia oleh sang mama."Apa kamu tidak tahu kalau dia adalah anak dari mantan suami mama?" ketus
"Apa, suara itu berasal dari handphone lamamu?" tanya Delia pada sang suami. Devano langsung mengalihkan perhatiannya kedua orang itu. "Aku pergi dulu sebentar menemui dokter."Lelaki tampan itu pun segera keluar dari ruangan perawatan sang istri. Dia merutuki kebodohannya yang tidak mematikan gawainya tadi. "Bodoh!"Sementara itu di dalam kamat, dua orang itu saling memandang. Sepertinya, mereka memiliki pemikiran yang sama."Sayang, Mama bukan ingin membela anak Mama. Hanya saja, jangan kamu menuduh suami kamu tanpa bukti. Jika kamu memang merasa ada yang tidak beres dengan putra mama, selidikilah terlebih dahulu. Jangan mengambil keputusan dalam keadaan gegebah dan marah," nasehat Mama Mya.Dania pun mengangguk. Wanita itu tahu apa yang harus dia lakukan. Setelah membeli makanan di kantin, Devano pun kembali ke kamar sang istri. "Sayang, aku belikan makanan kesukaanmu. Aku suapin ya," tawar Devano yang disambut anggukan oleh Dania.Lelaki itu pun menyuapi istrinya hingga makanan
"Siapa wanita ini? Apa dia dokter disini? Atau, dia adalah ....?"Tak ingin berpikiran buruk pada suaminya, wanita itu pun membawa foto wanita cantik dan muda itu. Dia lalu bertanya pada perawat yang sedang berdiri di mejanya."Sus, kenal dengan dokter ini tidak?" tanya Mila."Ohh, itu dokter Kezia NYonya," jawab perawat itu."Apa dia dekat dengan suami saya?" tanya MIla to the point.Perawat itu tersenyum. Sepertinya, istri atasannya ini salah paham pada dokter Kezia. "Tidak Nyonya, dokter Kezia sedang dekat dengan dokter muda yang baru-baru ini seminar di sini. Namanya, Devano," jawab perawat itu.Mila bernafas lega mendengar ucapan perawat itu. Ternyata, dugaanya tidak benar. Dan dia merasa bersalah telahmenuduh suaminya yang bukan-bukan."Terima kasih, Sus," sahut MIla.Wanita cantik itu pun kembali menunggu suaminya di ruang kerjanya. Namun, hingga hari menjelang siang, sang suami belum juga datang. Mila yang kesal akhirnya hanay menaruh makanan itu di meja sang suami kemudian kem