Mya meletakkan kepalanya di meja. Dia bingung harus melakukan apa. Sejenak melepaskan beban pikiran yang ada. Entah berapa lama wanita itu tertidur. Mya merasakan ada seseorang yang menyentuh kepalanya. Mya pun mendongakkan kepalanya."Mas," sapa Mya.Ternyata yang datang adalah Doni. Lelaki itu khawatir dengan keadaan pujaan hatinya karena sedari tadi, teleponnya tidak terjawab."Apa kamu sakit?" tanyanya khawatir.Mya menggelengkan kepalanya. "Tidak Mas, hanya sedikit masalah saja," jawab Mya."Masalah apa? Katakan padaku, mungkin, aku bisa membantu. Selagi itu bukanlah masalah cinta," sahit Doni.Mya memicingkan matanya. "Memangnya, kenapa kalau soal cinta?" tanya Mya kepo."Kamu kan tahu kalau aku ini seorang duda. Aku sudah lama menjomblo. Jadi, urusan rayu merayu, dan cinta-cintaan tidak aku mengerti," akunya.Mya tersenyum. Rasanya, dia ingin tahu bagaimana kehidupan Doni semasa muda. Apakah dingin dan arogan, atau sebaliknya?"Memangnya, bagaimana masa mudamu Mas? Apakah kamu
"Mya, jika seandainya aku mau menerima kamu dan bayimu, apa kamu mau menikah denganku?" ulang Doni.Mya tersenyum manis. Senyum yang mampu membuat lelaki itu tak mampu mengalihkan dunianya."Saat ini, aku hanya ingin menjalani hidupku saja Mas. Aku tidak ingin lagi mencari suami yang pada akhirnya hanya menyayangiku saja. Kalaupun lelaki itu mau menerima bayi yang aku kandung, aku ingin bukti, bukan hanya janji belaka," ucap Mya menerawang kehidupan masa lalunya.Dalam hati, Doni berkata, "Aku akan membuktikannya Mya. Kalau aku juga menyayangi kamu dan juga bayi yang kamu kandung."Mereka pun makan dalam diam. Doni makan sambil memandangi wajah Mya yang terlihat semakin cantik saat berhijab."Ohh iya Mas, tadi ada ayah sahabatku yang datang ke kantor. Dia ingin bekerja sama denganku. Masalahnya, perusahaanku juga masih belum stabil. Aku masih ragu menerima atau tidak kerja sama ini," Mya meminta pendapat Doni."Kamu bawa berkasnya?" tanya Doni."Nggak Mas, berkasnya ada di kantor," ja
"Apa? Dia sudah sadar? Syukurlah. Terima kasih infonya," ucap Mya pada anak buahnya.Berita bangunnya Richard telah sampai ke telinga Mya. Kini, dia akan mengembalikan semua pada pemiliknya. Tugasnya disini sudah selesai. Mya lalu menghubungi sepupunya."Hai Ndu," sapa Mya."Tumben ibu hamil telepon, pasti mau minta bantuan ya," ledek Rindu."Tentu saja, karena cuma kamu yang bisa bantu aku," kata Mya."Oke, Bumil cantik ini minta bantuan apa?" tanya Rindu. "Dia sudah bangun. Aku serahkan semua urusan padamu. Kembalikan perusahaan ini padanya. Aku tidak ingin lagi berhubungan dengannya," titah Mya pada Rindu saudaranya."Baiklah, lalu, apa hadiah untukku?" goda Rindu."Hadiah apa? Aku malas pergi denganmu, kamu selalu saja minta barang mahal yang membuat kantongku menangis," kesal Mya.Rindu tertawa. "Mya, kamu itu kaya, hartamu tidak akan habis dimakan tujuh turunan. Sedangkan anakmu masih ada dalam kandungan. Jadi, lebih baik, kamu beramal padaku," goda Rindu."Lebih baik uangku aku
"Kamu siapa? Ngapain ada di rumah istri saya?" tanya Richard."Istri? Mantan kali," sanggah Doni.Dia akhirnya tahu, kalau yang datang itu mantan suami Mya. Kini, giliran Doni yang bertanya, "Kamu, ngapain datang ke rumah calon istri saya?""Heh! Calon istri! Mya itu mau rujuk sama gue. Karena nggak akan ada lelaki yang mau menerima anak yang dikandung Mya," ucap Richard dengan pedenya."Aku mau kok. Kenapa kamu bisa sampai berpikir ke sana?" tanya Doni."Karena calon suami Mya terdulu juga begitu," jawab Richard."Aku ini pengecualian. Aku bisa menerima Mya dan juga anak Mya. Aku akan menganggapnya seperti anakku sendiri," tekan Doni."Minggir! Aku mau menemui Mya," tekan Richard.Doni pun membuka pintu apartemen lebih lebar supaya kedua orang itu bisa masuk. Lelaki itu juga mengambilkan Richard dan juga mamanya minuman."Mana Mya? Cepat kamu panggil Dia," titah Richard.Doni menghela nafas kasar. "Mya sedang sakit, dia baru saja beristirahat. Lebih baik, kamu menemuinya saat dia sud
"Mya," panggil lelaki yang sudah Mya hafal suaranya.Wanita hamil itu pun menoleh. Dia melihat, mantan suaminya sudah berada di dalam apartemennya. Padahal, Mya yakin kalau dia sudah menutup pintunya dengan baik setelah kepergian Doni tadi.Ya setelah beristirahat dan meminum obat yang dibelikan oleh Doni, keadaan Mya sudah membaik. Apalagi, ditambah perhatian dari duda tampan, membuat dia lebih cepat sembuh."Bagaimana Kakak bisa masuk? Bukannya pintunya sudah aku tutup tadi?" tanya Mya heran. "Dia datang bersamaku," terlihat Kevin berjalan di belakang Richard.Kevin pun duduk di ruang tamu. Sementara Richard, dia masih setia duduk di kursi rodanya. Mya pun membuatkan mereka teh hangat karena memang cuaca sedang mendung."Silahkan diminum," ucap Mya.Setelah meminum sedikit teh nya, Kevin pun mulai angkat bicara. "Mya, kedatangan kami kemari, karena Richard, ingin kamu tetap memegang perusahaan itu. Selain karena kondisi Richard yang tidak memungkinkan untuk kesana kemari, dia juga
"Mama, katakan! Apa benar, Mama pernah datang ke apartemen Mya?" tanya Kevin.Sejak di perjalanan tadi, dia sudah menduga, kalau mamanya yang menghina Mya."Iya! Kenapa, wanita itu melapor padamu dan menjelek-jelekkan Mama? Supaya kamu benci sama Mama gitu," tuduh Mama Denisa."Astaghfirullah Ma! Kenapa Mama bisa berpikiran seperti itu? Mya tidak pernah berkata apapun tentang Mama apalagi menjelek-jelekkan Mama. Dia hanya melarang Kevin datang ke apartemennya," ucap Kevin sambil mengacak rambutnya."Bagus dong! Biar dia sadar, wanita seperti dia tidak pantas mendapatkan lelaki perjaka dan kaya sepertimu," sahut Mama Denisa dengan sinis.Kevin pun duduk di hadapan sang Mama. Lelaki itu bahkan mencium kedua tangan mamanya. "Ma. kenapa Mama bisa berubah seperti ini? Bukankah sebelumnya Mama mendukung hubungan Kevin dengan Mya? Apa yang sebenarnya terjadi Ma? Apa Mya pernah berbuat salah sama Mama?" tanya Kevin penuh iba.Wanita paruh baya itu pun menghela nafas panjang. Dia menerawang men
"Ehem-ehem," suara deheman Richard membuyarkan perhatian Doni dan Mya."Maaf Bu, mengganggu, saya hanya minta tanda tangan saja," ucap Richard sungkan."Masuk saja, tadi kami sedang baca komen live streaming Mya," terang Doni yang tahu isi hati lelaki di hadapannya ini.Richard pun menjalankan kursi rodanya menuju ke meja Mya. Wanita itu pun memeriksa kembali laporan mantan suaminya sebelum wanita itu menandatanganinya."Mas, coba sini sebentar," panggil Mya pada Doni.Hati Richard seolah tercubit mendengar panggilan mantan istrinya pada Doni. Dulu, Mya hanya memanggilnya kakak. Namun, dia merasa tidak semesra ini."Ada apa?" tanya Doni."Coba kamu lihat!" Mya pun memberikan laporan itu.Mata Doni memicing melihat isi laporan yang dibawa oleh Richard. Lelaki itu pun mendekati Richard, kemudian menaruh laporan itu di hadapannya."Tolong kamu betulin di sini. Harusnya, kalau kita profit banyak, hasilnya tidak segini. Kamu cari, dimana letak salahnya," ucap Doni.Richard pun mengangguk.
"Lihat itu si Mya! Janda kegatelan yang mencoba menggaet duda kaya karena tak berhasil memilikimu," cibir Mama Denisa.Wanita paruh baya itu kesal setengah mati setelah kemarin berdebat dengan Siska musuh bebuyutannya. Wanita itu selalu menyombongkan putranya yang kaya itu. Padahal, hampir semua ibu-ibu yang ada di sana, putra dan putrinya sukses semua, tak terkecuali Mama Denisa."Punya menantu seperti Mya saja bangga," gerutunya dalam hati.Sementara Kevin, lelaki itu hanya bisa menahan amarahnya. Tidak mungkin kan, dia memarahi sang mama karena menghina wanita yang masih menempati tahta tertinggi di hatinya.Sementara itu, Lisa, gadis yang akan dijodohkan dengan Kevin hanya bisa terdiam. Dia sedikit minder dengan calom mertuanya. Mya yang artis terkenal saja dihinanya, lalu, apa kabar dirinya yang hanya seorang dosen biasa.Lisa memang anak seorang pengusaha kaya, tapi itu dulu, sebelum sang Papa meninggal karena kecelakaan. Perusahaan milik sang Papa akhirnya dijual karena tak ada