Selebihnya, aku juga nggak tahu apa yang harus ku lakukan. Aku hanya berdiam sambil terus menangis. Pasti seluruh keluarga dilanda kelelahan luar biasa termasuk juga diriku. Keluarga besar sudah berkumpul di rumah sakit dan Pak Pras sedang berusaha agar jenazah Mbak Rahmah bisa segera dibawa pulang. Aku terus mendampingi karena kalau aku juga pulang tidak enak. Ini adalah situasi yang genting, di mana Mbak Rahma sudah menghembuskan nafas terakhir dan aku harus terus berada di sini mendampingi Pak Pras sebagai suamiku sekarang. Saat ini aku sedang menghubungi Fikar. Memberitahu kalau aku akan pulang lebih lama setelah mengantarkan jenazah ke rumah duka. Mungkin saat itulah aku akan pulang atau tidak tahu kapan. Seperti apa nanti akan ku konfirmasi lagi lebih jauh kepadanya. "Jadi malam ini kamu ada di sana, Mbak. Aku turut berdekacita atas meninggalnya Mbak Rahma semoga diberikan kelapangan kubur dan keluarga ditinggalkan juga lebih bersabar," ucap Fikar saat aku memberitahu kalau M
SEBENING CAHAYA CINTA 33**PoV Cahaya Aku menunggu Pak Pras mengucapkan kalimatnya. Dia mau berkata apa kepadaku?"Cahaya, sebaiknya kamu jangan memanggil Bapak lagi kepadaku karena aku sekarang suami kamu," katanya lembut. Aku hanya menganggukkan kepalaku tersenyum kecut tanda menyetujui ucapannya. "Begini, Cahaya. Aku tahu kita semua sedang pusing dan dilanda kelelahan apalagi secara tiba-tiba Rahma meninggalkan kita semua. Maafkan aku kalau fokus sekarang mengurusi Istriku yang meninggal. Aku harap kamu paham." "Tentu aku mengerti, Pak. Eh, maksudku Mas. Kalau seperti ini lebih bagus saya pulang saja, ini juga sudah malam. Mungkin besok pagi saya datang kemari bersama anak-anak juga untuk melihat dan menghadiri pemakaman Mbak Rahma." Aku bingung mau mengatakan apa. Sebenarnya aku nggak betah ada di rumah ini. Inginku pulang ke rumah dan tidur bersama kedua putriku. "Mungkin pernikahan ini tidak seperti yang kamu harapkan. Itu pula tidak seperti yang saya harapkan. Kejadianny
Mas Arman mulai drama. Dulu saja dia tidak begitu peduli dengan kuda putriku. Dia juga tidak pernah menunjukkan iktikad baik ke anak-anakku tetapi aku malas bertengkar di sini. Di sini pemakaman Mbak Rahma yang baru saja terjadi. Lebih bagus aku kalem dan tidak memulai pertengkaran dengan dia. "Ayah. Kami mau ikut Om Fikar," kata Ratu. Aku tersenyum saat anakku mengatakan itu. Ternyata benar peribahasa yang mengatakan apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Mas Arman selama ini nggak pernah peduli dengan anakku. Dia nggak pernah memberikan kasih sayang ke anakku dan itulah sekarang yang dia tuai. Anak-anakku juga tidak mencintainya. Bahkan mereka juga tidak terlalu kenal karena sikap acuh tak acuh Mas Arman ke anaknya sendiri. "Kok gitu. Ikut Ayah yuk. Ayah kangen banget sama kalian. Nenek serta Tante Arum dan Ria juga kangen." "Selama ini mereka juga nggak pernah kok rindu sama kami. Kami mau pulang aja, Ayah. Kami mau ngerjakan PR setelah itu mau mengaji," kata Ratu memegang
SEBENING CAHAYA CINTA 34. **PoV Author. "Cahaya. Masalah apa ini apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Pras yang datang secara tiba-tiba. Cahaya tersentak kaget begitu pula Arman. Arman melirik Pras dengan perasaan tidak senang. Meskipun lelaki itu adalah bosnya. Saat ini tidak boleh mencampuri urusan pribadinya. Ada hal yang harus dibicarakannya dengan Cahaya. Arman tidak ingin Pras mendengarkan."Nggak ada masalah apa-apa kok, Pak. Hanya masalah kecil saja. Tadi tidak sengaja bertemu dengan Mas Arman dan juga dia menyapa anak-anak saya. Hanya sekedar seperti itu saja," sambung Cahaya. Pras melirik Arman dengan rasa tidak suka. Lelaki itu memegang bahu Cahaya. Cahaya tersentak ketika Pras melakukan itu. Dia sama sekali tidak ada rasa canggung. Arman melirik dengan mata melotot. Bagaimana mungkin Pras bisa memegang bahu cahaya dan cahaya tidak marah sama sekali? Apakah mereka punya hubungan dan selingkuh?Ini adalah hari pemakaman istri Pras. Tetapi dengan tidak merasa bersal
"Aku sudah mempertimbangkannya. Kita sudah menikah tetapi kita belum berbicara lebih banyak tentang pernikahan kita ini. Masih banyak sekali yang harus kita bicarakan dan aku akan memberikanmu waktu karena aku juga perlu waktu setelah Rahma meninggal. Nanti kita akan saling bercerita, yang penting Arman nggak mengganggu kamu karena kamu ada istriku." Pras berkata tegas. Cahaya hanya meringis seakan-akan hubungan pernikahan mereka memang benar-benar pernikahan asli. Mereka memang belum berbicara tentang pernikahan mereka yang mau dibawa ke mana. Apakah pernikahan sungguhan atau pernikahan seperti apa karena mereka berdua juga tidak terlalu kenal. "Kalau seperti itu Pak saya permisi dulu. Nanti setelah semuanya kondusif dan Bapak juga sudah tenang kita harus berbicara satu sama lain untuk menyelesaikan masalah ini." "Baik, Cahaya. Hanya saya minta sama kamu tolong jangan panggil saya Bapak sudah saya bilang sama kamu panggil saya Mas karena sekarang saya suami kamu." "Eh, Iya, Mas."
SEBENING CAHAYA CINTA 35. **PoV Author.Mendengar ucapan putranya. Bu Heni nggak terima. Begitu pula dengan Ria yang datang beserta Ibunya. Dia melongo seakan-akan yang diucapkan Arman adalah dongeng sebelum tidur. "Kamunya ngehalu ya, Mas? Bagaimana mungkin Mbak Cahaya yang hitam, jelek, dekil bisa menikah sama Bos kamu. Dulu aku pernah lo datang ke acara peresmian kantor atau acara apa gitu, jadi aku ngelihat Bos kamu itu memang keren ganteng dan sayangnya udah punya istri. Aku juga mau sih jadi istri dia. Dan tiba-tiba Mbak Cahaya yang ketiban duren. Rasanya gak mungkin! Gak mungkin dia pilih wanita jelek!" kata Ria gak terima. "Arman kamu ini ngehalu ketinggian sekali. Cahaya memang sudah membohongi kamu. Tapi tidak mungkin dia menggaet Bos kamu. Modal apa dia punya hal seperti itu. Lagian dengar ya, Arman. Di dalam harta Cahaya yang dia bangun toko dan jadi sukses itu ada harta kamu. Kamu nggak boleh berhenti berjuang dong untuk mendapatkan harta itu!" kata Bu Heni geram. Ar
"Mbak, ada yang mau ketemu sama kamu," ucap Fikar. Cahaya sedang berkutat di laptopnya. Ada banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikannya. Cahaya mengernyitkan dahi, siapa ingin bertemu dengan dirinya?"Siapa?" "Mantan suami kamu," ucap Fikar lagi. Cahaya mendesah. Untuk apa lagi Arman kemari. Apalagi yang ingin disampaikannya. Semuanya udah terlambat. Setelah bercerai dari Arman membuat hidup cahaya bebas. Sebenarnya dia ingin dengan kebebasannya menjadi janda beberapa tahun lagi. Namun memang takdir Allah menentukan lain. Dia harus menikah dengan Pras. Mau tidak mau dia harus melakukan itu karena sudah beginilah jalan kehidupannya. "Kenapa, Mbak? Kamu nggak mau bertemu dengan dia. Kalau memang kamu nggak mau bertemu dengannya maka aku akan mengusirnya dan menyuruh dia pulang. Dia membawakan ini untuk Ratu dan Rani."Cahaya tertawa kecut mendengar penuturan Fikar dan melihat bawaan yang dipegang Fikar. Dua boneka. Tumben-tumbennya Arman melakukan itu. Apakah Arman ingin meny
SEBENING CAHAYA CINTA 36. **PoV Cahaya Mas Arman terdiam sebentar ketika ingin menyampaikan pendapatnya. Aku sengaja mengajaknya ke tempat ini, tempat ini tidak jauh dari tokoku dan juga rumahku. Di tempat inilah aku sebagai Ayu dulu makan bersama dengan mantan suamiku. "Cahaya. Tolong jangan katakan kepadaku kalau ini adalah terakhir kita berbicara. Bagaimanapun kita berdua punya anak jadi aku punya hak atas anak-anak kita!" seru Mas Arman menatapku. "Tumben sekali kamu mengatakan punya hak atas anak-anak kita. Selama ini saat aku pergi dari rumah kamu. Bahkan kamu, nggak ada nyariin mereka. Sekarang setelah kamu tahu aku adalah Ayu dan Ayu adalah Cahaya. Kamu menganggap anak itu seolah-olah anak yang kamu sayangi. Di mana pikiran kamu dan hati kamu, Mas." "Kenapa kamu mengatakan hal itu? Saat itu aku khilaf. Tapi bagaimanapun mereka adalah anakku jadi kamu nggak bisa tidak memberikan akses kepadaku untuk berbicara dengan mereka. Walaupun kamu mengatakan kita sudah berpisah dan
Sekarang memohon kembali ke Cahaya juga percuma. Mantan istrinya sudah bahagia dengan lelaki lain. Mungkin Arman bisa merelakan hal tersebut karena sebagai suami Cahaya dulu dia tidak pernah membahagiakan Cahaya justru selalu membuat Cahaya terluka. Ini adalah balasan untuknya dan Arman harus siap menerimanya."Aku memang sengaja melakukan itu, Bu. Maafkan aku hanya itu yang bisa ku katakan ke ibu!""Kenapa kamu melakukan hal yang menyakiti ibu?! Sekarang ibu minta kamu tidak perlu lagi berhubungan dengan Cahaya. Sudah cukuplah perbuatan baik kamu sama dia. Dia itu sudah menjadi mantan istri kamu dan kamu tidak punya kewajiban apa-apa lagi untuknya!"Saat Ibu mengomel Ria dan Arum hanya terdiam. Mereka tidak berani ikut campur, kalau terlalu dalam ikut campur Arman akan marah ke mereka berdua."Tugasku memang sudah selesai untuk Cahaya tetapi tanggung jawabku ke Ratu dan Rani tidak pernah selesai, Bu. Sampai mereka besar, mereka tetap anakku. Meskipun kita tidak pernah menginginkan me
SEBENING CAHAYA CINTA TAMAT**PoV Author"Mas, bicarakan hal apa dengan Mas Arman? Apakah masalahnya sudah selesai? Sekali lagi aku minta maaf sama kamu, Mas. Karena Mas Arman terus-terusan mengganggu rumah tangga kita. Ya seperti itulah, dia Ayah dari anak-anakku yang tidak bisa ku pisahkan dari Ratu dan Rani. Kedatangan dia kemari juga memberi kartu debet untuk Ratu dan Rani, aku juga nggak tahu kenapa dia melakukan ini. Padahal dia dulu tidak seperti itu," kata Cahaya panjang lebar ke Pras. Cahaya meringis merasa gak enak untuk meyakinkan suaminya kalau dia dan Arman hanya ngobrol seputar masalah anak.Bagaimanapun jika sudah menikah pasti ada saja fitnah antara hubungan suami istri terutama mantan suami."Kamu nggak perlu khawatir, Sayang semuanya udah selesai. Beberapa waktu yang lalu Arman mengajukan proposal dia hendak pergi ke luar kota. Mas nggak tahu kenapa dia mengambil keputusan ini. Perusahaan sedang membutuhkan beberapa orang yang ditugaskan untuk bekerja di sana dan Ar
Pras tersenyum sebentar, dia mengambil tangan Cahaya lalu dia mengelusnya. Ketika masuk ke ruangan tersebut Fikar juga sudah ada di dalam. Pras ingin melakukan hal-hal yang lebih romantis, tapi, nggak mungkin, di sana ada adik ipar yang harus dijaga perasaannya. Bagaimanapun adik iparnya itu masih jomblo dan Nggak enak juga melihat kebahagiaan pasangan suami istri yang sedang di mabuk asmara."Dek, nggak salah seharusnya Mas Pras yang salah. Tadi ada rapat dan tidak mengaktifkan handphone. Mohon maaf sekali lagi, Sayang. Lagi pula memang kamu ini agak sakit jadi tidak perlu lelah sekali bekerja.""Iya, Mas. Masalah Mas Arman kamu gak marah?""Buat apa aku marah, sebentar lagi masalah ini juga pasti Mas Pras selesaikan. Aku mendengar dari Fikar yang berbicara kepadaku. Jadi Mas Pras sudah mengerti segala permasalahan yang ada," kata Pras."Hmm ... Mbak kalau kayak gitu aku permisi dulu ya. Mau menjemput Ratu dan Rani. Sekarang sudah ada Mas Pras di sini yang bisa menemani Mbak. Aku aka
SEBENING CAHAYA CINTA 48**POV AUTHORCahaya terbengong-bengong dengan perkataan Arman yang tegas ke ibunya. Cahaya sama sekali tidak menyangka kalau Arman bisa seperti ini. Andaikan saja dulu dia seperti ini dan bisa lebih menghargai Cahaya sebagai istri mungkin semua ini nggak akan terjadi.Satu rumusan yang perlu diingat. Istri hanya membutuhkan suami menghargainya, suami menyayangi dan mencintainya. Kalau hal itu tidak didapatkannya lagi maka istri akan menjadi wanita rapuh yang akan mencari kebahagiaannya sendiri. Perasaan tidak dihargai itu sakit. Itulah yang dirasakan Cahaya hingga akhirnya dia bisa keluar dari belenggu Arman.Ah, semuanya sudah berakhir. Semoga menjadi pembelajaran buat Arman. Bukankah hidup ini hanya persoalan ujian dari Tuhan. Semoga dengan ujian masing-masing diberikan Tuhan, Arman bisa mengerti Kalau menghargai orang lain terutama istri itu adalah suatu keharusan. Karena wanita yang diambilnya dari seorang ibu dan keluarga yang membesarkannya perlu mendap
Akibat PHK besar-besaran dan penurunan jabatan yang berimbas kepada kondisi keuangan Arman yang tidak stabil. Roda kehidupan bener-bener sudah berputar. Kini Cahaya yang berada di atas dengan segala kemewahan yang dimilikinya serta keluarga mereka tertimpa musibah. Bu Heni nggak menyangka kalau wanita yang dulu dihina-hina nya jelek, gendut, miskin. Bisa berubah drastis dari apa yang sekarang dia lihat."Cahaya, kamu gak apa-apa?" tanya Arman yang jelas terlihat khawatir. Lelaki itu benar-benar memperlihatkan wajah serius dan juga prihatin dengan kondisi yang dialami Cahaya."Oh, aku cukup baik sekarang," ucap Cahaya lemah."Apa yang dilakukan Pras kepada kamu? Kenapa kamu terlihat pucat dan menyedihkan? Apakah dia tidak baik ke kamu? Apakah dia berbuat yang menyakitkan kamu sehingga kamu jadi jatuh sakit kayak gini? Cahaya jika dia menyakiti kamu maka lebih bagus kamu tinggalkan aja dia. Aku janji sama kamu, akan berubah dan aku ingin kita kembali lagi seperti dulu," kata Arman duduk
SEBENING CAHAYA CINTA 47.**PoV AuthorCahaya melihat kedatangan Ria dan juga Arum. Apalagi saat ini Ria tiba-tiba memegang tangannya dan mengatakan kalau kondisi mantan suaminya kurang baik akibat dirinya.Saat ini Cahaya sendiri kondisinya juga kurang sehat. Ditambah mendengarkan kabar seperti itu kondisinya semakin drop. Rasanya kepala Cahaya berputar-putar. Cahaya heran dengan kondisinya. Mungkin dia memang sakit dan tidak harus memaksakan untuk bekerja.Saat itu Cahaya ingin jatuh dan Fikar memeganginya. Ketika itu pula Ria terus saja mengoceh tentang kondisi dari Abangnya, Arman."Mbak, kasih kesempatan Mas Arman untuk berbicara dengan Mbak Cahaya dari hati ke hati. Mungkin dia memang perlu bicara dengan Mbak Cahaya supaya kondisinya jauh lebih baik. Bagaimanapun dia adalah Abang kami yang selalu membantu keluarga, Mbak," kata Ria masih membujuk Cahaya."Lebih baik Mbak duduk dulu," ucap Cahaya dengan suara lemah.Cahaya ingin duduk. Tetapi setelah beberapa langkah, dia pingsan
"Dek, kamu cantik banget. Mas pengen ..." kata mas Pras menggantung ucapannya. Mendengar ucapannya aku menjadi malu. Wajahku memerah Karena rasa malu Yang menjalar ke seluruh tubuhku.Mas Pras justru menggantung ucapannya tidak melanjutkan. Namun dia senyum sendiri membuat aku semakin salah tingkah."Kamu malu ya?" tanyanya."Mas, kamu jangan mikir macam-macam deh. Ya udah sekarang kamu kerja aja dulu. Nanti telat. Masih banyak waktu, Mas," kataku."Hehe ... Andai gak kerja," kata Mas Pras kecewa menggaruk kepalanya.**Ternyata benar berkumpul dengan teman-teman yang sudah aku anggap keluarga di pekerjaan ini menyenangkan. Apalagi beberapa waktu yang lalu aku membagi-bagikan oleh-oleh dari Jepang."Mbak, kamu mau gak?" tanya Fikar menawarkan aku makan. Fikar makan dengan lahap. Ada juga menu ikan asin nya dengan sambal terasi tomat. Biasanya aku sangat senang kalau makan masakan tersebut. Tapi entah kenapa tiba-tiba aku merasa mual. Aku merasa jijik dan aku merasa nggak bisa memasukk
SEBENING CAHAYA CINTA 46.**PoV CahayaBeberapa waktu kami berada di Jepang dan akhirnya rombongan kami pulang juga ke tanah air. Liburan ini sangat berkesan untukku karena ini adalah perjalanan pertamaku ke luar negeri sekaligus perjalanan pertamaku dengan Mas Pras. Tidak disangka dia benar-benar mengajakku ke luar negeri. Aku berpikir dulu dia bakal mengajakku ke daerah-daerah yang dekat saja. Tempat-tempat yang ada di dalam negeri. Namun di luar dugaan, ternyata tempat yang indah yang ku datangi aku sangat bersyukur dan berterima kasih ke suamiku.Kini kami melepas lelah dan sudah kembali ke tanah air. Anak-anakku sedang berada di kamar. Mereka juga terlihat lelah dan sudah tertidur. Mama mertua menyuruh kami istirahat saja terlebih dahulu. Bagi-bagi olehnya bisa nanti setelah lelah kami hilang. Benar-benar ibu mertua yang pengertian karena dia juga mungkin sudah terbiasa pergi ke luar negeri atau ke tempat-tempat yang jauh untuk berlibur, jadi tahu bagaimana rasanya kalau pulang
"Nyaman banget, Mas," kataku."Apasih yang enggak untuk kamu, Sayang," katanya.Dia memercikkan air ke wajahku. Aku kemudian cemberut sambil pura-pura merajuk. Aku juga melakukan hal yang sama Kemudian kami saling menggoda satu sama lain. Hingga akhirnya tindakan kami semakin brutal."Udah, Dek," katanya cekikikan.Mas Pras memegang tanganku. Aku menghentikan aktivitasku mengganggunya setelah dia lebih dulu menggangguku. Kemudian kami saling menatap satu sama lain memancarkan perasaan cinta diantara kami. Merasakan kebahagiaan itu benar-benar datang. Melihat wajahnya. Aku semakin menyayanginya dengan kelembutan dan kebaikan. Dia yang bisa menerima ku sebagai seorang istri. Padahal aku pun punya banyak kekurangan.Begitu pula mas Pras bisa menerima anak-anakku dan menganggap seolah-olah mereka juga anak-anaknya. Itu sudah jauh lebih dari cukup untukku. Entah kapan bibir kami pun saling menempel satu sama lain menikmati romansa bulan madu yang membahagiakan."Kamu bahagia?" bisiknya pad