"Mbak, ada yang mau ketemu sama kamu," ucap Fikar. Cahaya sedang berkutat di laptopnya. Ada banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikannya. Cahaya mengernyitkan dahi, siapa ingin bertemu dengan dirinya?"Siapa?" "Mantan suami kamu," ucap Fikar lagi. Cahaya mendesah. Untuk apa lagi Arman kemari. Apalagi yang ingin disampaikannya. Semuanya udah terlambat. Setelah bercerai dari Arman membuat hidup cahaya bebas. Sebenarnya dia ingin dengan kebebasannya menjadi janda beberapa tahun lagi. Namun memang takdir Allah menentukan lain. Dia harus menikah dengan Pras. Mau tidak mau dia harus melakukan itu karena sudah beginilah jalan kehidupannya. "Kenapa, Mbak? Kamu nggak mau bertemu dengan dia. Kalau memang kamu nggak mau bertemu dengannya maka aku akan mengusirnya dan menyuruh dia pulang. Dia membawakan ini untuk Ratu dan Rani."Cahaya tertawa kecut mendengar penuturan Fikar dan melihat bawaan yang dipegang Fikar. Dua boneka. Tumben-tumbennya Arman melakukan itu. Apakah Arman ingin meny
SEBENING CAHAYA CINTA 36. **PoV Cahaya Mas Arman terdiam sebentar ketika ingin menyampaikan pendapatnya. Aku sengaja mengajaknya ke tempat ini, tempat ini tidak jauh dari tokoku dan juga rumahku. Di tempat inilah aku sebagai Ayu dulu makan bersama dengan mantan suamiku. "Cahaya. Tolong jangan katakan kepadaku kalau ini adalah terakhir kita berbicara. Bagaimanapun kita berdua punya anak jadi aku punya hak atas anak-anak kita!" seru Mas Arman menatapku. "Tumben sekali kamu mengatakan punya hak atas anak-anak kita. Selama ini saat aku pergi dari rumah kamu. Bahkan kamu, nggak ada nyariin mereka. Sekarang setelah kamu tahu aku adalah Ayu dan Ayu adalah Cahaya. Kamu menganggap anak itu seolah-olah anak yang kamu sayangi. Di mana pikiran kamu dan hati kamu, Mas." "Kenapa kamu mengatakan hal itu? Saat itu aku khilaf. Tapi bagaimanapun mereka adalah anakku jadi kamu nggak bisa tidak memberikan akses kepadaku untuk berbicara dengan mereka. Walaupun kamu mengatakan kita sudah berpisah dan
Dan saat itu jugalah Allah memberikan pertolongan kepada kami. Aku tahu Tuhan tidak pernah tidur. Waktu yang tepat Allah mengirimkan malaikat yang baik untuk membantu kami. Aku dipertemukan dengan istri Pak Pras. Tak sengaja dan akhirnya menjadi teman. Dengan percaya, dia memberikan modal untukku sebagai pinjaman.Setelah memiliki uang modal sebagai pinjaman dari istrinya. Aku memberanikan diri lari dari kamu. Aku me-ngontrak sebuah ruko dan membuat usaha. Alhamdulillah karena Allah maha baik. Allah tahu suamiku sangat zalim beserta keluarganya. Kami diberikan rezeki yang begitu banyak hingga akhirnya kita bercerai. Dari sanalah aku mengenal Mbak Rahma yang baik dan dia begitu percaya kepadaku, memberikan modal untukku. Hingga dia sakit dan memberikan lagi amanah agar aku menikah dengan Pak Pras sebagai pengganti dirinya. Kami menikah ketika dia sedang sakit parah beberapa jam sebelum meninggal." Aku menarik napas panjang mengatakan itu ke Mas Arman. Ucapanku datar tetapi berhasil me
SEBENING CAHAYA CINTA 37.**PoV CahayaMengetahui kenyataan kalau liftnya rusak dan aku harus bersama Mas Arman di tempat ini membuatku kacau. Aku berusaha keras untuk menghindarinya. Setelah pertemuan kami di Kafe tempo hari. Aku tidak mau mengangkat teleponnya. Bagaimana mungkin aku terjebak di sini bersamanya. Padahal aku hendak berjumpa dengan Pak Pras."Sabarlah, Cahaya. Sebentar lagi pertolongan akan datang tidak mungkin kita terjebak di sini selamanya. Cahaya ..."Dia berkata dengan suara pelan kemudian berjalan ke arahku. Aku tersentak kaget, aku tidak mau dekat dengan dia. Dia mantan suamiku dan kami sekarang tidak punya hubungan apa-apa lagi. Hubungan kami hanya sebatas orang tua dari putri-putri kami."Apa yang kamu inginkan dariku, Mas?Menjauhlah dariku! Tolong, jangan dekati aku. Kita udah nggak punya hubungan apa-apa lagi. Kalau kamu semakin mendekatiku maka aku akan berteriak!"Ancamanku sepertinya berhasil. Mas Arman menjauhkan dirinya dariku. Aku mundur hingga aku ti
Aku menampar wajahnya begitu saja. Aku gak suka dia dekat denganku. Dia bukan suamiku lagi.Mas Arman memegang wajahnya yang ku tampar. Aku nggak tahu, apakah mungkin sekarang dia marah kepadaku dan akan membalas hal yang sama dengan apa yang kulakukan?"Aku sama sekali nggak akan marah. Kamu wajar memukulku. Aku banyak bersalah di masa lalu padamu."Dia mengambil tanganku lalu berusaha membuatku untuk memukulnya lagi. Mas Arman sudah gila. Kenapa dia jadi begini?"Kamu ini kenapa sih, Mas? Lepaskan aku!""Aku melakukan ini karena mencintaimu. Tak bisakah kamu balas cintaku!" katanya berteriak.Aku mendelik lalu mencoba mundur karena takut. Dia masih saja memegang tanganku. Mas Arman sepertinya depresi. Dia tertekan karena bercerai dan nyaris di pecat dari pekerjaan. Mungkin seperti itulah membuatnya jadi sedikit gila."Cahaya ...""Jangan dekati aku, Mas ..."Saat dia hendak mendekat lagi. Aku kembali mundur. Aku takut dia semakin menggila atau bahkan menyakitiku dan lebih fatal memb
SEBENING CAHAYA CINTA 38.**PoV CahayaPak Pras menatapku sebentar dengan rasa canggung begitu pula dengan diriku. Apalagi dia memegang tanganku jelas saja perasaan tidak nyaman kami rasakan keduanya. Pak Pras melepaskannya perlahan."Saya tidak apa-apa, Pak. Lagi pula saya heran dengan perbuatan Mas Arman. Kenapa dia jadi seperti orang yang kurang waras? Bapak tahu nggak dia dulu itu nggak pernah bertanggung jawab sama saya sebagai suami dan setelah kami bercerai dia malah berlaku seperti anak kecil."Aku berusaha menghilangkan rasa canggung di dadaku dengan berbicara seperti itu. Kemudian kulihat ekspresi Pak Pras dengan tidak suka. Aku meringis lalu lebih memilih diam."Arman melakukan itu karena dia nggak mau kehilangan kamu. Dia sekarang sudah tahu wanita seperti apa yang dia ceraikan. Sekarang saya mau tanya sama kamu. Apakah kamu masih mencintai Arman?"Aku mengernyitkan dahi mendengar ucapan Pak Pras. Pertanyaan konyol macam apa itu. Kenapa dia bisa punya pemikiran kalau aku
Aku menelan salivaku. Pria di depanku tanpa ragu mengatakan itu. Sudah sewajarnya memang aku melayani suamiku karena bagaimanapun dia sudah menjadi suamiku."Baik, kalau Mas Pras menginginkannya." Aku berkata sambil tertunduk malu. Dia tersenyum mendengarnya.Mas Pras mengatakan kalau urusan pekerjaannya sudah selesai. Dia ingin kami menghabiskan waktu secara keluarga. Membawa anakku bermain, berkenalan dan juga bersenang-senang itu yang dia katakan kepadaku tadi.Tentu saja dengan senang hati aku menyambutnya. Kami keluar dari ruangan mas Pras. Kemudian dia berjalan bersamaku sambil memegang tanganku. Jujur jantungku berulah kencang. Aku tak pernah di perlakukan seperti ini oleh lelaki. Mas Arman sebagai mantan suami hanya bisa menjelekkan ku dan mengatakan dia malu memiliki istri sepertiku.Ternyata cinta bisa datang di tangan lelaki yang tepat. Lelaki yang lebih menghargai. Aku tak boleh berpersepsi terlalu tinggi karena kami baru saja saling mengenal dan mungkin ini yang dinamakan
SEBENING CAHAYA CINTA 39.**PoV CahayaMas Pras mengatakan padaku perkataan yang menurutku romantis. Lihat kamar kita? Dia sudah berpikir sejauh ini.Melihat kedua putriku sedang tertawa-tawa dengan tempat tidur dan kamar barunya. Mereka terlihat sangat happy, sangat senang, di mana ada boneka yang banyak dan juga mainan yang membuat mereka betah berada di kamar ini. Belum Lagi ada televisi yang mereka nyalakan. Ada program tayangan kartun kesukaan mereka."Yuk, Dek Cahaya," kata Mas Pras.Aku speechless dia berkata demikian."Iya, Mas," lanjutku.Mas Pras menarik tanganku tanpa ragu ke kamarnya. Ini dulunya kamar Mbak Rahma tanpa ragu dia bawa aku ke dalam.Jantungku berdegup kencang. Perasaan ku bergetar ketika berada di dalam kamar tersebut. Ada hal yang berbeda, sepertinya sebagian perabot yang ada di dalam kamar ini baru."Dek Cahaya, kamu suka kamar baru kita?" tanyanya."Kamar baru? Bukannya ini kamar Mas juga sebelumnya bersama Mbak Rahma?" tanyaku meringis.Dia tertawa lalu
Sekarang memohon kembali ke Cahaya juga percuma. Mantan istrinya sudah bahagia dengan lelaki lain. Mungkin Arman bisa merelakan hal tersebut karena sebagai suami Cahaya dulu dia tidak pernah membahagiakan Cahaya justru selalu membuat Cahaya terluka. Ini adalah balasan untuknya dan Arman harus siap menerimanya."Aku memang sengaja melakukan itu, Bu. Maafkan aku hanya itu yang bisa ku katakan ke ibu!""Kenapa kamu melakukan hal yang menyakiti ibu?! Sekarang ibu minta kamu tidak perlu lagi berhubungan dengan Cahaya. Sudah cukuplah perbuatan baik kamu sama dia. Dia itu sudah menjadi mantan istri kamu dan kamu tidak punya kewajiban apa-apa lagi untuknya!"Saat Ibu mengomel Ria dan Arum hanya terdiam. Mereka tidak berani ikut campur, kalau terlalu dalam ikut campur Arman akan marah ke mereka berdua."Tugasku memang sudah selesai untuk Cahaya tetapi tanggung jawabku ke Ratu dan Rani tidak pernah selesai, Bu. Sampai mereka besar, mereka tetap anakku. Meskipun kita tidak pernah menginginkan me
SEBENING CAHAYA CINTA TAMAT**PoV Author"Mas, bicarakan hal apa dengan Mas Arman? Apakah masalahnya sudah selesai? Sekali lagi aku minta maaf sama kamu, Mas. Karena Mas Arman terus-terusan mengganggu rumah tangga kita. Ya seperti itulah, dia Ayah dari anak-anakku yang tidak bisa ku pisahkan dari Ratu dan Rani. Kedatangan dia kemari juga memberi kartu debet untuk Ratu dan Rani, aku juga nggak tahu kenapa dia melakukan ini. Padahal dia dulu tidak seperti itu," kata Cahaya panjang lebar ke Pras. Cahaya meringis merasa gak enak untuk meyakinkan suaminya kalau dia dan Arman hanya ngobrol seputar masalah anak.Bagaimanapun jika sudah menikah pasti ada saja fitnah antara hubungan suami istri terutama mantan suami."Kamu nggak perlu khawatir, Sayang semuanya udah selesai. Beberapa waktu yang lalu Arman mengajukan proposal dia hendak pergi ke luar kota. Mas nggak tahu kenapa dia mengambil keputusan ini. Perusahaan sedang membutuhkan beberapa orang yang ditugaskan untuk bekerja di sana dan Ar
Pras tersenyum sebentar, dia mengambil tangan Cahaya lalu dia mengelusnya. Ketika masuk ke ruangan tersebut Fikar juga sudah ada di dalam. Pras ingin melakukan hal-hal yang lebih romantis, tapi, nggak mungkin, di sana ada adik ipar yang harus dijaga perasaannya. Bagaimanapun adik iparnya itu masih jomblo dan Nggak enak juga melihat kebahagiaan pasangan suami istri yang sedang di mabuk asmara."Dek, nggak salah seharusnya Mas Pras yang salah. Tadi ada rapat dan tidak mengaktifkan handphone. Mohon maaf sekali lagi, Sayang. Lagi pula memang kamu ini agak sakit jadi tidak perlu lelah sekali bekerja.""Iya, Mas. Masalah Mas Arman kamu gak marah?""Buat apa aku marah, sebentar lagi masalah ini juga pasti Mas Pras selesaikan. Aku mendengar dari Fikar yang berbicara kepadaku. Jadi Mas Pras sudah mengerti segala permasalahan yang ada," kata Pras."Hmm ... Mbak kalau kayak gitu aku permisi dulu ya. Mau menjemput Ratu dan Rani. Sekarang sudah ada Mas Pras di sini yang bisa menemani Mbak. Aku aka
SEBENING CAHAYA CINTA 48**POV AUTHORCahaya terbengong-bengong dengan perkataan Arman yang tegas ke ibunya. Cahaya sama sekali tidak menyangka kalau Arman bisa seperti ini. Andaikan saja dulu dia seperti ini dan bisa lebih menghargai Cahaya sebagai istri mungkin semua ini nggak akan terjadi.Satu rumusan yang perlu diingat. Istri hanya membutuhkan suami menghargainya, suami menyayangi dan mencintainya. Kalau hal itu tidak didapatkannya lagi maka istri akan menjadi wanita rapuh yang akan mencari kebahagiaannya sendiri. Perasaan tidak dihargai itu sakit. Itulah yang dirasakan Cahaya hingga akhirnya dia bisa keluar dari belenggu Arman.Ah, semuanya sudah berakhir. Semoga menjadi pembelajaran buat Arman. Bukankah hidup ini hanya persoalan ujian dari Tuhan. Semoga dengan ujian masing-masing diberikan Tuhan, Arman bisa mengerti Kalau menghargai orang lain terutama istri itu adalah suatu keharusan. Karena wanita yang diambilnya dari seorang ibu dan keluarga yang membesarkannya perlu mendap
Akibat PHK besar-besaran dan penurunan jabatan yang berimbas kepada kondisi keuangan Arman yang tidak stabil. Roda kehidupan bener-bener sudah berputar. Kini Cahaya yang berada di atas dengan segala kemewahan yang dimilikinya serta keluarga mereka tertimpa musibah. Bu Heni nggak menyangka kalau wanita yang dulu dihina-hina nya jelek, gendut, miskin. Bisa berubah drastis dari apa yang sekarang dia lihat."Cahaya, kamu gak apa-apa?" tanya Arman yang jelas terlihat khawatir. Lelaki itu benar-benar memperlihatkan wajah serius dan juga prihatin dengan kondisi yang dialami Cahaya."Oh, aku cukup baik sekarang," ucap Cahaya lemah."Apa yang dilakukan Pras kepada kamu? Kenapa kamu terlihat pucat dan menyedihkan? Apakah dia tidak baik ke kamu? Apakah dia berbuat yang menyakitkan kamu sehingga kamu jadi jatuh sakit kayak gini? Cahaya jika dia menyakiti kamu maka lebih bagus kamu tinggalkan aja dia. Aku janji sama kamu, akan berubah dan aku ingin kita kembali lagi seperti dulu," kata Arman duduk
SEBENING CAHAYA CINTA 47.**PoV AuthorCahaya melihat kedatangan Ria dan juga Arum. Apalagi saat ini Ria tiba-tiba memegang tangannya dan mengatakan kalau kondisi mantan suaminya kurang baik akibat dirinya.Saat ini Cahaya sendiri kondisinya juga kurang sehat. Ditambah mendengarkan kabar seperti itu kondisinya semakin drop. Rasanya kepala Cahaya berputar-putar. Cahaya heran dengan kondisinya. Mungkin dia memang sakit dan tidak harus memaksakan untuk bekerja.Saat itu Cahaya ingin jatuh dan Fikar memeganginya. Ketika itu pula Ria terus saja mengoceh tentang kondisi dari Abangnya, Arman."Mbak, kasih kesempatan Mas Arman untuk berbicara dengan Mbak Cahaya dari hati ke hati. Mungkin dia memang perlu bicara dengan Mbak Cahaya supaya kondisinya jauh lebih baik. Bagaimanapun dia adalah Abang kami yang selalu membantu keluarga, Mbak," kata Ria masih membujuk Cahaya."Lebih baik Mbak duduk dulu," ucap Cahaya dengan suara lemah.Cahaya ingin duduk. Tetapi setelah beberapa langkah, dia pingsan
"Dek, kamu cantik banget. Mas pengen ..." kata mas Pras menggantung ucapannya. Mendengar ucapannya aku menjadi malu. Wajahku memerah Karena rasa malu Yang menjalar ke seluruh tubuhku.Mas Pras justru menggantung ucapannya tidak melanjutkan. Namun dia senyum sendiri membuat aku semakin salah tingkah."Kamu malu ya?" tanyanya."Mas, kamu jangan mikir macam-macam deh. Ya udah sekarang kamu kerja aja dulu. Nanti telat. Masih banyak waktu, Mas," kataku."Hehe ... Andai gak kerja," kata Mas Pras kecewa menggaruk kepalanya.**Ternyata benar berkumpul dengan teman-teman yang sudah aku anggap keluarga di pekerjaan ini menyenangkan. Apalagi beberapa waktu yang lalu aku membagi-bagikan oleh-oleh dari Jepang."Mbak, kamu mau gak?" tanya Fikar menawarkan aku makan. Fikar makan dengan lahap. Ada juga menu ikan asin nya dengan sambal terasi tomat. Biasanya aku sangat senang kalau makan masakan tersebut. Tapi entah kenapa tiba-tiba aku merasa mual. Aku merasa jijik dan aku merasa nggak bisa memasukk
SEBENING CAHAYA CINTA 46.**PoV CahayaBeberapa waktu kami berada di Jepang dan akhirnya rombongan kami pulang juga ke tanah air. Liburan ini sangat berkesan untukku karena ini adalah perjalanan pertamaku ke luar negeri sekaligus perjalanan pertamaku dengan Mas Pras. Tidak disangka dia benar-benar mengajakku ke luar negeri. Aku berpikir dulu dia bakal mengajakku ke daerah-daerah yang dekat saja. Tempat-tempat yang ada di dalam negeri. Namun di luar dugaan, ternyata tempat yang indah yang ku datangi aku sangat bersyukur dan berterima kasih ke suamiku.Kini kami melepas lelah dan sudah kembali ke tanah air. Anak-anakku sedang berada di kamar. Mereka juga terlihat lelah dan sudah tertidur. Mama mertua menyuruh kami istirahat saja terlebih dahulu. Bagi-bagi olehnya bisa nanti setelah lelah kami hilang. Benar-benar ibu mertua yang pengertian karena dia juga mungkin sudah terbiasa pergi ke luar negeri atau ke tempat-tempat yang jauh untuk berlibur, jadi tahu bagaimana rasanya kalau pulang
"Nyaman banget, Mas," kataku."Apasih yang enggak untuk kamu, Sayang," katanya.Dia memercikkan air ke wajahku. Aku kemudian cemberut sambil pura-pura merajuk. Aku juga melakukan hal yang sama Kemudian kami saling menggoda satu sama lain. Hingga akhirnya tindakan kami semakin brutal."Udah, Dek," katanya cekikikan.Mas Pras memegang tanganku. Aku menghentikan aktivitasku mengganggunya setelah dia lebih dulu menggangguku. Kemudian kami saling menatap satu sama lain memancarkan perasaan cinta diantara kami. Merasakan kebahagiaan itu benar-benar datang. Melihat wajahnya. Aku semakin menyayanginya dengan kelembutan dan kebaikan. Dia yang bisa menerima ku sebagai seorang istri. Padahal aku pun punya banyak kekurangan.Begitu pula mas Pras bisa menerima anak-anakku dan menganggap seolah-olah mereka juga anak-anaknya. Itu sudah jauh lebih dari cukup untukku. Entah kapan bibir kami pun saling menempel satu sama lain menikmati romansa bulan madu yang membahagiakan."Kamu bahagia?" bisiknya pad