Beranda / Romansa / ISTRI SIRI TENTARA ALIM / Bab 19. Sebenarnya kami telah,..

Share

Bab 19. Sebenarnya kami telah,..

Penulis: HaniHadi_LTF
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-22 14:54:46

"Meminta apa, Mas?" tanya Lani dengan bergegas masuk ke kamarnya. Namun tangannya kemudian ditarik Alzam.

"Mulai sekarang, kamarmu di kamarku, jadi jangan ke sana lagi." Alzam mengurungkan apa yang ingi dimintanya pada Lani.

"Tapi barangku, Mas,.."

"Barang kamu juga sudah Ibu pindahkan, Lani. Ibu harap Mas Alzam benar mewujudkan janjinya untuk memperjuangkan pernikahan kalian," sahut Mbok Sarem.

"Ibu beresin kamar itu?"

"Iya. Ini spreinya sudah au Ibu gantikan dengan yang baru."

"Ibu,.. kenapa ghak ngomong duluh sama Lani," rengek Lani.

"Apa kamu ghak suka di kamarku? Sini," Alzam sudah menggendong Lani dan dibawa masuk ke kamarnya.

Sarem yang melihat kelakuan keduanya hanya menyunggingkan senyum. Terlebih setelah Alzam menutup pintunya.

"Mas, ini apaan sih, kok maksa gini. Aku enakan di kamar aku aja, Mas. Kamar kamu kayak rumah. Los banget."

"Enakan kayak gini, loos banget, bener katamu. Kita bisa di manapun kalau pingin. Mau dicoba nanti malam?" bisik Alzam yang segera dapat taboka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 20. Minta restu.

    "Pak, saya mohon,.." Alzam sampai mengatupkan kedua tangannya."Maaf, Pak. Itu kejadiaannya memang darurat saat Lani sakit dan Mas Alzam merawat Lani.""Maafkan saya, Pak. Terlepas dari semuanya, saya memang mencintai Lani. Dan saya akan menikahinya resmi. Hanya semuanya butuh proses." Alzam sampai bersimpuh di dekat kaki bapaknya Lani yang membuat pria itu bergeser dengan tak enak hati."Kenapa kamu sampai bersimpu? Bangunlah!" Bapak Lani memegang pundak Alzam untuk duduk di sampingnya."Saya mohon maaf melangkahi Bapak.""Asal kamu tidak hanya bermaksud mempermainkan anak saya dengan pernikahan seperti itu, saya akan terima. Bagaimanapun posisi anak saya rentan jika terjadi apa-apa. Saya memang orang bodoh, tapi saya tau itu tak mungkin tidak mendudukkan Lani dalam posisis sulit jika memiliki anak sementara nikahnya hanya siri.""Saya mengerti itu, Pak.""Lalu apa rencana kalian?" "Saya akan usahakan Lani bisa meraih ijazah SMA duluh, baru setelah itu dia sekolah kembali, sambil sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 21. Berhijab?

    Alzam dan Lani yang telah sepakat merahasiakan perkawinan mereka, dengan seketika berusaha menjauh. Alzam pun tak lagi memeluk pinggang Lani. Demikian juga Lani yang tadi tangannya juga melingkar di pinggang Alzam.Mereka pun menengok suara yang baru saja menyapanya."Dandi, buset kamu ngageti orang saja." Tinju Alzam pun melayang ke arah Dandi yang sudah terkekeh di belakang dia. Dengan sigap, tinju ditangkis Dandi."Lagi ngapain?" "Ini, Lani daftar kuliah di sini.""Lani kuliah?" tanya Dandi dengan heran. Di sampingnya seorang gadis tengah tersenyum menyapa."Iya, baru juga daftar." Alzam lalu melihat ke gadis berhijab yang bersama dengan Dandi. "Dia siapa? Ghak dikenalin ya?""Dia Hanum, juga mahasiswi di sini."Hanum lalu menyalami Lani dan mengatupkan kedua tangannya di dada untuk Alzam."Dia siapa?" bisik Alzam."Masih pedekate. Ketemuanya juga di komplek ini saat aku pulang kantor mampir makan, kebetulan dia makan di sana," bisik Dandi pula."Ei, lagi bahas aku ya?" Hanum meras

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 22. Belum bisa mengajakmu.

    "Hm, begini," ucap Alzam ragu. "Sayang, kalau besuk aku bersama Mbok Sarem pergi, kamu jangan tersinggung, ya.""Memangnya kenapa, Mas kok gharus tersinggung?""Adikku menikah. Aku belum bisa mengenalkanmu ke keluargaku. Kamu yang sabar ya. Dan sekali lagi, kamu jangan tersinggung. Semua ini kita lakukan dengan pelan.""Aku selama ini tidak pernah berharap, Mas. Tapi kamu yang telah memberiku kesempatan ini. Aku akan selalu percaya, tiap apa yang kaulakukan adalah demi kebaikan kita." "Terimakasih. Kita hanya menunggu waktu."Pagi sekali, akhirnya Alzam bersama Mbok Sarem pergi ke kota, ke rumah orang tua Alzam yang dari pagi mulai nikahnya dan malamnya akan diadakan resepsi di gedung."Jaga diri baik-baik, Lani!""Tenang, Mas. aku kan bersama Mbak Tia di sini. Tia adalah asisten Lani yang kini juga membantunya di gudang. Dia anak baru lulus SMA, anak desa Alzam yang baru beberapa hari hari diajak Lani bekerja membantunya.Usaha Alzam yang sejak dipegang Lani makin berkembang memang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 23. Pernikahan Elmi.

    Sejenak senyum Alzam hilang ditelan gadis yang kini tengah berdiri menatapnya dengan tersenyum. Tubuhnya tinggi semampai nampak anggun dengan rok dan hijab modisnya."Apa kabar Agna? Senang kamu bisa menyempatkan datang," sambut Salma dengan merangkul Agna dan kedua orang itu pun cipika cipiku seperti biasanya jika ketemu. "Maaf, Ummi, agak telat. ini juga aku longgar-longgarin. Udah pas hari Sabtu juga ada aja acara yang digelar partai," ucapnya lalu menatap Alzam dengan penuh percaya diri.“Ghak apa, Ummi ngerti sebagi tenaga legislatif muda kamu memang banyak acara. Ini kamu sempatin ajakan ummi, ummi sudah senang.”"Kamu juga baru nyampek?" tanyanya ke Alzam."Heem," sahut Alzam malas. Lalu duduk di sebelah kedua nenek kakeknya.“Ayo ummi antar kamu ke kamar Alzam,, biar kamu dirias di sana,”"Ummi, kenapa ghak di kamar tamu saja kayak yang lain?" tanya Alzam protes. dia memang bingung kalau nanti apa-apa di kamarnya dan ada Agna.“Memangnya kenapa? Toh dia calon kamu. Kalian juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 24. Duka diantara gembira.

    "Ummi, .." Alzam merangkul umminya. Berusaha menguatkannya. Wanita itu pun menangis sesenggukan.“Kenapa masmu begitu cepat pergi hinggah dia tak dapat menyaksikan semua ini?” ucapnya kemudian.“Ummi jangan lagi memikirkannya. Dia sudah tenang di sana," hibur Alzam.“Dia bahkan tak dapat merasakan bagaimana indahnya menjadi pengantin. Semua ini gara-gara gadis desa itu. ”“Ummi, kenapa Ummi menyalahkan gadis itu terus? Mas hanya tak belum menemukan jodohnya.”“Aku tidak akan mengampuninya jika ketemu dengannya.”“Jangan berkata begitu, Mi. Kita bahkan tidak tau ada apa dengan mereka. Mas tak pernah bercerita apapun tentang gadis itu. Dia hanya menyimpan foto-fotonya dan mengatakan ”Maaf!" Lebih dari itu kita tidak pernah tau ada apa sebenarnya."“Bisa jadi gadis itu yang membuat masmu tidak mau menikah dengan siapapun dan hanya memikirkannya. Entah apa yang telah diperbuat gadis itu sampai masmu begitu menyimpannya sampai akhir hidupnya. Hinggah kecelakaan itu terjadi, dan masmu,.."“

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 25. Memastikan.

    “Saya tau, kita harus membahasnya, karena kita juga tidak pasti kapan bisa punya waktu luang dan bertemu. Maaf jika selama ini Alzam masih belum bisa memberi kepastian.”“Sebenarnya sih ghak apa-apa, Pak. Asal anak kita salin mendekat. Setidaknya biar mereka salin mengenal terlebih dahulu.”Thoriq menarik nafas lega. Baru saja dia merasakan hal yang perih saat mengenang Madan dengan melihat kebahagiaan Elmi, bagaimana bisa jika sekarang kembali dia dihadapkan dengan masalah pernikahan Alzam?"Kita ngobrol sambil mencicipi hidangan, sekalian kita biar mendekat dengan Alzam yang di sana," ajak Salma. Kedua orang tua Alzam segera menatap sudut, dimana di sana dia memang melihat pemuda tinggi tampan berbaju batik lengan panjang dengan sorot mata coklat lembutnya tengah berbincang dengan sesekali menyunggingkan senyumnya, termasuk dengan mengajak mereka tersenyum tadi. Dia amat tampan dengan bentuk tubuhnya yang proporsional itu, cocok sekali dengan Agna, pikir Sandra.Sementara di sudut,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 26. Menggoyahkan.

    "Beri saya waktu, Tante. Sepertinya dengan kejadian yang menimpa dengan mas saya belum lama ini, membuat saya kembali tak dapat mengambil keputusan pasti. Ini saja kalau bukan karena Elmi sudah ditentukan tanggalnya dan kata pihak lelaki akan ghak gampang untuk mencari hari lain lagi di tahun ini, kita ghak akan teruskan." Alzam berusaha mencari alasan untuk mengulur waktu. "Tapi kamu ghak harus berkorban untuk peristiwa ini, Alzam, jika kamu ingin meluruskan hubungan kalian." Thoriq emmberi nasehat. Nasehat yang justru membebani Alzam."Kamu sudah duapuluh tujuh tahun, Alzam. Sudah pantas menikah, nunggu apa lagi?" ucap Salma yang malah memojokkan Alzam."Mi, ..Ummi ghak tau gimana hidup seorang prajurit. Terlebih Agna masihlah muda. Apa dia siap dengan kehidupan yang kelak kami jalani. Belum lagi kalau aku harus dipindahtugaskan ke daerah terpencil. Sedangkan Agna masih senang-senangnya sekarang ini di partai. Barusan saja saya juga dari daerah konflik dan itu ada kemungkinan kami

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 27. Dia adalah,..

    "Alzam, rupanya kamu sedang di sini. aku mencarimu dari siang tadi," sapa seorang pemuda yang tba-tiba saja menerobos duduk diantara Alzam dengan Agna di depan gedung.Sejenak Alzam dan Agna salin tatap. Apa yang mereka bicarakan, di tengah jalan tak lagi bisa dibahas, padahal Agna sudah merasa senang Alzam mau mendekatinya dan mengajaknya ngobrol tentang mereka. Bagi Agna, setelah sekian lamanya Alzam hanya mendiamkannya, hari inilah saatnya mereka bicara, meluruskan maksud mereka, walau kata-kata Alzam baru saja yang dia dengar, terkesan amat membuat Agna kecewa. Dia telah pernah bersama wanita lain? pertanyaan itu seolah ingin diungkap Agna maksudnya. Apakah dia jika bertugas di daerah merasa kesepiaan dan butuh hiburan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya dengan tidur bersama wanita? Sejenak Agna menatap Alzam yang kini masih berpelukan dengan Arhand. Rasanya dia tak percaya jika pemuda tampan yang membuatnya kerap menghayalkannya bisa berjalan dengannya itu melakukan hal yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26

Bab terbaru

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 253. Dihina

    Lani melangkah dengan Alzam di sampingnya, diikuti Rey. Tamu sudah ramai. Lampu-lampu gantung menerangi halaman rumah Dandi yang kini berubah menjadi tempat ramah tamah."Aku harus ngomong sesuatu." Rey masih berguman.Alzam menatapnya. "Apa?""Minggu aku mau temui Mira."Lani dan Alzam saling berpandangan."Jangan Minggu, Rey."Rey mengernyit. "Kenapa?"Lani menggigit bibir."Pokoknya jangan Minggu," ujar Alzam, nada suaranya lebih tegas.Rey menajamkan tatapannya. "Ada apa? Mira baik-baik saja, kan?"Sebelum ada jawaban, suara Bu Prasasti terdengar. Dia adalah istri komandan Alzam dan Dandi, Pak Bara. Wanita itu datang mengenakan sarung songket dan kebaya pres di badannya yang berisi dan tinggi. Sanggul medern melengkapi penampilan cantiknya. Begitu pantas menyandang istri dari seorang komandan angkatan darat."Jadi ini yang namanya Lani, Pi?"Pak Bara mengangguk lalu bersalaman dengan Rey dan Alzam. Demikian juga dengan Rey yang menyalami istri Pak Bara dan Alzam mengatupkan kedua

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 252. Pernikahan Dandi

    "Mas, jangan beliin aku baju lagi, ya. Baju yang kemarin aja," suara Lani terdengar lembut saat tangannya merapikan kancing kemeja Alzam.Alzam hanya tersenyum kecil, membiarkan dirinya dimanja. Dia duduk di tepi tempat tidur agar Lani yang tubuhnya jauh dari tubuhnya yang tinggi itu bisa mengancingkannya."Kamu ini, manja banget. Kancing sendiri saja nggak mau," canda Lani."Mumpung masih bisa bermanja. Sebentar lagi perhatianmu bakal terpecah buat putra kita," balas Alzam. Tangannya menyentuh perut Lani yang semakin membesar, lalu membisikkan sesuatu. "Nak, cepatlah keluar. Biar Ayah bisa rebut perhatian Bunda lagi."Lani terkekeh, tapi tubuhnya menegang saat merasakan gerakan dari dalam. Bayinya merespons suara ayahnya.Alzam tersenyum puas, tangannya masih di perut Lani. Seakan itu cara mereka berkomunikasi.Selesai mengancing kemeja suaminya, Lani tak sempat menghindar saat Alzam merengkuhnya. Bibir pria itu mengecup pelan pipinya."Aku sebenarnya mau ambil baju yang kapan hari a

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 251. Raksasa Darat

    "Mira,.." Rey masih menatap ke arah pintu.Mira baru saja pergi.Suaranya masih terngiang di telinga—langkah tergesa-gesa, suara napas tertahan, dan sorot mata yang sulit dijelaskan.Di satu sisi, nalurinya ingin mengejar. Tapi di sisi lain, Agna masih duduk di hadapannya. Perempuan itu baru saja menyingkap sesuatu yang cukup mengejutkan.“Aku mau melepas Alzam…”Rey menoleh. “Maksudnya?”Agna menatap ke luar jendela, mengamati lampu-lampu jalan yang berpendar di trotoar basah. Kopi di depan Rey sudah kosong, hanya saja pikirannya yang justru penuh dengan bayangan Mira dan hatinya yang tak mau diam setelah menatap kembali wanita itu. Bahkan dia seperti tak fokus dengan apa yang dikatakan Agna."Aku udah mutusin sesuatu," kata Agna akhirnya.Rey mendongak, berusaha mencerna apa yang dikatakan Agna walau dari tadi dia tak fokus."Aku bakal pisah dari Alzam," lanjutnya. "Tapi setelah dia resmi menikah sama Lani."Rey terdiam. Kalimat itu sederhana, tapi beban di dalamnya begitu besar.A

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 249. Di saat menguatkan

    Mira melirik layar ponselnya, keningnya mengernyit. Sudah hampir ia tekan tombol panggil untuk menghubungi Rey, tapi tiba-tiba nama lain muncul di sana. Jantungnya berdegup cepat. Entah kenapa hanya dengan melihat namanya dia masih merasakan berdebar itu, walau sejak melihat semua yang terjadi di pernikahan Dita dan Budi, dia merasakan sakit setiap mengingatnya.Kenapa tiba-tiba sekarang dia menelpon?Waktu itu di resepsi, pria itu seolah tidak begitu mengenalnya. Duduk di samping Diandra dan Vero dengan senyum penuh, seolah mereka sebuah keluarga yang tampak sempurna di mata semua orang. Mira sering menatapnya, tapi Damar seolah sibuk menjaga keluarganya.Sedetik ragu, tapi akhirnya Mira mengangkat panggilan itu.“Sayang… bagaimana keadaanmu?” Suara Damar terdengar pelan, nyaris berbisik. “Aku ingin menelponmu sejak resepsi itu, tapi aku selalu ragu.”Mira diam. Panggilan itu seharusnya terasa hangat, tapi malah membuat dadanya sesak.Damar melanjutkan, suaranya sedikit berubah, seo

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 248. Setelah kau kembali

    Yasmin melangkah masuk ke rumah dengan langkah pelan. Rasa letih menjalar dari ujung kaki hingga kepala, seolah pikirannya yang penuh berjejal menjadi beban di setiap langkahnya. Udara dalam rumah terasa lebih hangat dibanding udara malam di luar, tapi itu tidak menghilangkan kegelisahan yang sejak tadi mengendap di hatinya.Sebelum sempat mencapai kamarnya, suara ibunya menyapanya.“Yasmin, dari mana saja?”Nada suara Jamilah terdengar lembut, tapi tetap menyiratkan ketegasan seorang ibu. Yasmin tahu, pertanyaan itu bukan sekadar basa-basi. Ada sesuatu di baliknya.Yasmin menelan ludah. “Baru jalan sebentar, Ummi. Udara malam lumayan sejuk.”Jamilah menyipitkan mata. “Kenapa tadi tidak pamit dulu ke Ummi?”Sejenak Yasmin mengalihkan pandangannya, menatap lantai yang berkeramik putih. “Maaf, Ummi. Aku hanya ingin menyegarkan pikiran. Tidak terlalu jauh, kok.” Yasmin dan Sandi sejak duluh selalu ketemuan di cafe yang tak jauh dari rumahnya . Cafe itu sudah menjadi langganan mereka mele

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 248. Maaf

    Mira menatap layar ponselnya, jari-jarinya ragu menyentuh kontak panggilan. Nomor Rey sudah ada di sana, hasil permintaan setengah memaksa pada Lani tadi sore."Tolong pertimbangkan dia, Mbak," suara Lani masih terngiang. "Dia memang salah, tapi dia nggak sadar waktu itu. Dia terlalu sayang sama kamu."Mira menggigit bibir, menahan perasaan yang bergejolak. Lani benar. Rey salah. Tapi yang dia lakukan setelah itu…Mira meraba bibirnya, seakan masih bisa merasakan ciuman singkat yang mendarat begitu saja di sana.Sial.Waktu itu, setelah sesi foto, dia berniat memarahi Rey. Tangannya bahkan sudah terangkat, siap mendorong pria itu menjauh. Tapi tatapan Rey—tajam, dalam, penuh sesuatu yang tak bisa Mira baca—membuatnya terhenti.Dan lalu…Bibinya menghangat, pipinya memerah hanya dengan mengingatnya.Tanpa aba-aba, Rey membungkuk, bibirnya menyapu bibir Mira sekilas.Itu spontan. Tidak direncanakan. Tapi cukup untuk membuat Mira terdorong panik, hingga tanpa sadar dia mendorong Rey kera

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 247. Kenapa baru sekarang?

    Langkah Yasmin terhenti begitu melihat sosok yang berdiri tak jauh. Napasnya tercekat. Ada sesuatu yang meremas jantungnya.“Sandi?” Dia menatap pria itu dengan menata degup jantungnya.Pria itu tersenyum. Wajahnya tampak sedikit berbeda dari terakhir kali mereka bertemu. Lebih matang. Lebih… berwibawa.Sandi Lim adalah pria keturunan Tionghoa dengan perawakan tinggi dan atletis. Kulitnya putih terang khas oriental, dengan rahang tegas dan hidung yang sedikit mancung. Rambutnya hitam pekat lurus, ditata rapi dengan gaya yang terlihat profesional namun tetap santai. Matanya sipit namun tajam, menyiratkan kecerdasan dan determinasi. Gaya berpakaiannya selalu rapi dan berkelas, mencerminkan kesuksesannya dalam dunia bisnis. Namun di balik sikap tenangnya, ada keteguhan hati yang sulit dibaca oleh orang lain. Yaitu rasa cintanya pada yasmin yang tak pernah luntur dan membuatnya mau belajar apa yang diinginkan keluarga Yasmin tanpa menelannya mentah-mentah. Walu itu tak pernah dia ungkapka

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 246. Aku siap jadi sandaranmu

    Mira menatap lurus ke depan, tapi matanya kosong. Dada terasa sesak, seakan ada tangan tak terlihat yang meremasnya dari dalam.Sial. Kenapa harus begini?Di sisinya, Rey diam. Tapi Mira tahu pria itu sedang mengamati wajahnya, membaca tiap ekspresi yang coba dia sembunyikan.“Mir…” Suara Rey nyaris seperti bisikan. Badannya merapat. Tanpa sadar, Mira mengeratkan tangannya di lengan Rey. Sejenak Mira menelan ludah. Dia tidak ingin terlihat lemah. Tidak di depan Rey. Tidak di depan Damar yang sekarang duduk bersama Vero dan putrinya.Tapi sialnya, matanya tetap menangkap sosok Damar. Laki-laki itu terlihat canggung, tapi tetap di sana. Bersama keluarganya. Bersama perempuan yang seharusnya tidak ada. Damar sendiri bingung bersikap. Di satu sisi perasaannya pada Mira. Di sisi lain, dia tak ingin anaknya melihat orangtuanya tak bahagia bersamanya.Mira ingin tertawa. Ironi macam apa ini?Tapi yang keluar dari bibirnya justru kalimat penuh amarah.“Kamu cari kesempatan di tengah penderit

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 245. Menemukan pegangan

    Alzam melirik Lani yang berdiri di meja makanan. Matanya berbinar saat melihat deretan es buah wana warni di mangkuk kaca besar. Tangannya sudah terulur, siap meraih gelas berisi es yang menggoda itu. Tapi sebelum jemarinya menyentuh gelas, suara berat Alzam menghentikannya."Jangan."Lani mengerjapkan mata. "Hanya kali ini."Alzam menatapnya serius. "Nggak baik buat bayi kita, Sayang."Lani menghela napas panjang. "Udah lama nggak minum es, lho."Alzam tetap menggeleng. "Tahan, ya?"Lani mengerucutkan bibir. "Udah lima bulan, sayang. Masa nggak boleh sekali aja?"Tatapan Alzam melunak. Tangannya terulur, menyentuh jemari Lani yang masih ragu-ragu. Dia lalu mengambil sedikit."Lagi ghak boleh?""Lani,..."Lani menatap suaminya dengan wajah merajuk. Tapi akhirnya dia menyingkir dari meja es buah, memilih kembali ke samping Alzam.Tapi belum sempat dia menarik napas lega, Alzam sudah menatap tajam ke arah piringnya."Kambing guling juga?"Lani mengangguk. "Iya, dong. Favorit aku."Alzam

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status