Beranda / Pernikahan / ISTRI PERTAMA SUAMIKU / Bab 4. Lagi lagi Cintya

Share

Bab 4. Lagi lagi Cintya

Penulis: Yazmin Aisyah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-25 16:24:49

ISTRI PERTAMA SUAMIKU #4

(Duri dalam rumah tanggaku)

#kbm_cerbung

Sore hari, begitu pintu depan kubuka, aku langsung menyerbu Mas Dany dengan ciu*an. Mas Dany sejenak gelagapan dan terhanyut. Namun ketika tanganku mulai membuka kancing jasnya, tiba-tiba dia menarik diri, memegang kedua tanganku.

"Sayang. Berhentilah."

"Kenapa?" Suaraku serak oleh hasratku sendiri.

"Mas harus pulang."

"Mas kan sudah pulang? Ini rumahmu, rumah istrimu."

Mas Dany merangkum wajahku dengan kedua tangannya, memberi ciu*an ringan di bibir lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Diberikannya kotak kecil itu padaku. Meski sudah bisa menebak isinya, aku mau tak mau tetap terpesona menatap sebentuk cincin emas dengan setitik permata merah delima.

"Hadiah untukmu, karena telah mau bersabar menunggu." Ujar Mas Dany sambil tersenyum dan memasangkan cincin itu di jariku.

Mau tak mau aku luluh. Jariku yang putih dan jenjang tampak terlihat sangat cantik.

Mas Dany meraih cardigan putih yang kusampirkan di atas lengan sofa dan membentangkannya menutupi leher dan bahuku yang terbuka. Aku cemberut.

"Ini lingerie baru yang kamu beli waktu itu?" Tanyanya.

Aku mengangguk.

"Pakailah lagi saat Mas pulang nanti ya."

"Kapan?"

"Emm, sesuai jadwal tentunya." Mas Dany mengusap puncak kepalaku. Dan seperti biasa aku akan langsung luluh oleh perlakuannya yang lembut. Kusurukkan kepala masuk ke dalam pelukannya.

"Mas pulang dulu ya Sayang."

Mas Dany mengurai pelukanku. Percuma kupaksa, dia tak akan tinggal. Entahlah, Mas Dany berubah akhir akhir ini. Jika dulu sebelum menikah sangat mudah bagiku menahannya agar tetap disisiku selama berhari-hari. Kini setelah menikah, dia benar-benar disiplin dengan jadwal giliran kedua istrinya.

"Tahu begitu dulu gak usah nikah aja." Ujarku kesal sambil menatap mobilnya keluar pagar rumah mungilku.

Aku kembali masuk ke dalam rumah, mengganti lingerie hitam yang kugunakan dengan kaus longgar dan celana selutut. Pakaian sehari hari yang sangat nyaman buatku. Di meja makan, makan sore telah tersedia. Aku mengintip isinya, mencomot sepotong udang asam manis yang dimasak Mbak Inah sebelum dia pulang tadi. Lezat sekali.

Ponselku tiba-tiba bergetar. Aku terkejut mendapati nama Ibu di layarnya.

"Assalamualaikum Ibu."

"Waallaikumsalam. Livia, hari Minggu besok pulang ya Nduk, jangan lupa ajak suamimu. Ayahmu panen gurame. Nanti kita bakar ikan. Terong ibu juga sudah besar besar. Oh ya, pucuk daun singkong kesukaanmu pasti sangat enak kalau direbus dan dicocol sambal untuk teman gurame bakar."

Aku tersenyum mendengar suara Ibu. Ibuku yang lugu, tak tahu bahwa aku menjadi istri kedua. Beliau hanya tahu betapa beruntungnya aku karena menikah dengan bos di tempat kerja.

Hari Minggu, berarti dua hari lagi. Kebetulan sekali itu giliran Mas Dany pulang padaku.

"Baik Bu. Livia akan pulang. Ibu sehat kan?"

"Sehat Nduk. Semua sehat. Nanti bawa ikan juga untuk mertuamu ya."

Glek. Aku menelan ludah, teringat Mama mertua yang sampai kini tak pernah mengakui aku sebagai menantu.

"Laras adalah satu-satunya menantuku. Jangan coba-coba berharap bisa masuk keluarga terhormat ini."

Ujar Mama mertua sambil menuding wajahku dengan ujung telunjuknya. Kala itu, untuk pertama kalinya Mas Dany membawaku pulang ke rumah orang tuanya karena aku terus merengek minta ketemu. Setelahnya, aku menyesal bukan kepalang. Mending gak usah punya mertua.

"Nduk, Livia. Kamu masih dengar Ibu kan? Jangan lupa ya."

"Iya Bu. Livia dan Mas Dany akan pulang."

Ibu terdengar senang sekali. Sejak menikah, aku memang belum pernah pulang.

Setelah menutup ponsel, aku mengambil koper, mengemas beberapa pakaian untuk kubawa pulang besok. Tak sengaja mataku menatap mukena putih mahar dari Mas Dany. Mukena itu masih terlipat rapi di atas tumpukan sajadah di rak lemari paling bawah. Hatiku bergetar tiba-tiba. Sudah berapa lama aku tak sholat?

Sejak memutuskan jadi pelakor, aku tak pernah sholat. Rasanya percuma saja toh aku telah melakukan dosa besar yang sangat dibenci Allah itu.

Aku menghela nafas, menutup resleting koper dan merebahkan diri diatas kasur. Kubuka lagi akun fake dengan nama laki laki yang kupunya. Postingan pertama yang lewat, lagi lagi milik Cintya.

(Tanda cinta Papa ke Mama di anniversary yang ke dua puluh. Semoga langgeng selalu ya Papa dan Mama. Tenang aja, ulet bulunya nanti aku pites sampai mati.)

Caption yang melengkapi foto satu set lengkap perhiasan emas dan berlian itu membuatku gerah. Kupandangi cincin emas yang kini tampak tak berharga itu di jariku. Aargghh, jadi Mas Dany hanya memberikan ini, sementara Mbak Laras diberinya satu set emas berlian. Ini sungguh tak adil. Dan apa kata Cintya tadi? Mau mites aku? Coba aja.

***

Dua hari yang terasa dua abad itu akhirnya berlalu. Rasanya bosan sekali di rumah tanpa kegiatan apa-apa. Mungkin aku akan minta izin bekerja lagi, tapi apa yang bisa kudapatkan dengan ijazah SMA? Atau aku minta bikinin usaha aja ya? Atau emm, gimana kalau mau nyoba jadi mahasiswi? Sepertinya seru. Toh usiaku baru dua puluh dua.

Menjelang malam, deru mobil Mas Dany memasuki halamanku terdengar. Aku tersenyum, berjalan ke depan menyambutnya. Selama dua hari ini aku menahan diri untuk tidak menghubungi suamiku itu, meski rasanya kesal dan bikin gelisah.

"Hay sayang." Mas Dany langsung meraup pinggangku, memelukku dengan mesra.

"Aku mau kuliah Mas. Boleh?" Ujarku langsung.

Mas Dany terkejut. Tubuhnya menegang.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Untuk apa kuliah?"

"Aku bosan di rumah. Gak punya kegiatan."

Mas Dany tersenyum.

"Kalau begitu kita buat usaha aja gimana?"

"Usaha apa? Aku maunya punya butik."

"Astaga sayang. Butik itu modalnya besar. Tahun ini Cintya masuk kuliah dan Denish tahun depannya lagi masuk SMA. Mas butuh uang banyak untuk sekolah mereka."

Aku merengut.

"Mas selalu memikirkan mereka. Bagaimana dengan aku?"

"Mereka anak anakku Liv."

"Kalau begitu, hamili aku sekarang juga. Aku akan memberimu seorang anak."

Mas Dany tertawa, dia langsung menarikku ke kamar.

"Bilang aja kalau pengen." Tiba-tiba dia menatap koper yang kusandarkan di tembok.

"Loh itu koper siapa?"

Aku jadi teringat telepon Ibu kemarin.

"Oh itu. Ibu kemarin telepon, kita diminta pulang besok."

"Ada acara apa?"

"Gak ada. Ibu cuma kangen katanya. Ayah panen gurame."

Wajah Mas Dany berubah sesaat.

"Maaf Liv, Mas tidak bisa. Cintya ulang tahun. Jadi…"

"Besok itu jatahku Mas!"

"Mas tahu. Tapi kita sudah janji jika akan ada kelonggaran di hari hari penting bagi anak anak."

Aku membanting tubuh ke kasur dengan kesal. Cintya lagi. Anak itu benar-benar duri dalam rumah tanggaku.

"Pokoknya aku tak mau tahu. Mas besok harus ikut aku ke kampung. Titik."

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Prapto Vera
istri pertama baik banget ya?ngijinin poligami.bener sih, dr pd berzina terus²an
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 5. Pulang kampung

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 5"Loh, suamimu gak ikut Nduk?" Tanya Ibu begitu aku turun dari mobil. Aku hanya tersenyum, melirik ke kiri dan kanan, beberapa tetangga yang mengintip dan menatap ingin tahu melihatku datang mengendarai mobil yang cukup bagus bagi mereka. Livia si gadis kampung, sekarang sudah membawa mobil sendiri. Sayang aku tak berhasil membujuk Mas Dany untuk ikut. Dia tak cukup punya nyali untuk menolak keinginan Cintya agar tetap di rumah merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Benar-benar menyebalkan.Aku menurunkan oleh-oleh yang kubawa. Beberapa kotak bolu susu Amanda kesukaan Laila, adik bungsu kesayanganku yang baru kelas tiga SMP. Kata Ibu, Laila itu anak bonus jadi beda usianya jauh denganku. Kami hanya dua bersaudara karena dua kali kehamilan Ibu setelah kelahiranku, ibu mengalami keguguran. Setelah itu Ibu tak mau hamil lagi, katanya cukup aku saja anak Ibu. Ibu tak mau lagi merasakan sakitnya kehilangan anak yang bahkan belum pernah dilihat. Tapi ternyata

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 6. Kemanakah pohon uangku pergi?

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 6Lima hari di kampung, aku akhirnya kembali ke rumah. Meski masih betah rasanya berkumpul dengan keluarga. Tapi aku harus segera pulang menyiapkan diri untuk giliranku esok hari. Tekadku untuk segera punya anak semakin besar. Di perjalanan, aku membeli sekilo tauge untuk kumakan. Kata orang-orang tauge bikin subur. Padahal sampai di rumah, aku kebingungan menatap gunungan tauge di atas meja dapur.Masih kuingat tatapan Ibu yang penuh tanya saat beliau mendengarku menyebut nama Mbak Laras. Aku langsung memutar otak. Jangan sampai Ibu tahu. Aku bahkan berdoa semoga Ayah, Ibu juga Laila tak pernah tahu apa yang kulakukan ini."Oh, Mbak Laras itu kakak iparku Bu. Dia sudah punya dua anak."Ibu menarik nafas lega."Oh begitu. Iya betul Nduk. Semoga kamu segera diberi momongan ya. Anak akan mengikat hati suami dan juga mengakrabkan mertua dan menantu." Ujar Ibu sambil tersenyum.Aku meringis dalam hati, lalu sejak itu mulai berhati-hati untuk tidak keceplosan menyebu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 7. Tersingkir

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 7Menatap foto itu, dan juga pesan dari Siska membuat perutku yang tadi terasa sudah membaik, kini kembali mulas. Mulas, mual bercampur jadi satu. Ditambah dadaku yang terasa sakit dan tenggorokan tercekat. Aku bersandar di pintu kamar mandi, lalu tertatih menuju tempat tidur dan merebahkan diri disana. Kuusap usap dadaku yang terasa sesak, lalu tanganku turun ke perut, dimana kini telah tumbuh buah cintaku dengan Mas Dany.Buah cinta? Benarkah cinta? Ataukah hanya nafsu saja?Tenggorokanku yang tersekat akhirnya mengeluarkan isakan tertahan, yang justru membuat dadaku terasa semakin sakit. Aku meringkuk di atas kasur. Oh, ternyata rasanya sesakit ini dikhianati. Apakah ini juga yang dirasakan Mbak Laras ketika tahu Mas Dany selingkuh denganku?"Mbak Livia…" Suara ketukan di pintu terdengar. Mbak Inah rupanya masih menunggu di depan pintu. Dia tentu mengkhawatirkan ku."Mbak Livia, gimana hasilnya? Mbak gak apa-apa?"Meski pintu tidak aku kunci, dia tak berani ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 8. Telah kurasakan bagaimana sakitnya

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 8#kbm_cerbungDia tak pulang ke rumah hingga dua hari kemudian. Semua pesan WA-ku diabaikannya. Teleponku bahkan ditolak. Betapa cepat keadaan ini berbalik. Aku yang kemarin dia perlakukan bak ratu, kini bagaikan seonggok sampah.Biasanya Cintya suka mengganggu jika Papanya ada di rumah bersamaku. Tapi dua hari ini gadis itu seakan menghilang, sampai kemudian statusnya muncul di beranda FB.(Berdamai dengan kenyataan. Karena kata Mama aku sudah dewasa dan tak boleh lagi bersikap kekanakan. Baiklah Ma, cukup kali ini. Tapi aku tak akan berdiam diri lagi jika terulang kedua kali.)Aku mengerutkan kening. Status FB Cintya memang suka menggunakan kata-kata bersayap yang mengandung makna tersirat. Dia masih berusaha menjaga nama baik keluarganya.Menjelang sore, Siska datang. Dia terkejut melihatku yang kusut dan pucat. "Hey babe. Lo kenapa?" Diletakkannya sekotak pizza di atas meja.Aku terdiam. Dulu, Siska lah yang paling getol menyuruhku mendekati Mas Dany. Dia s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 9. Laras

    Bab 9. ISTRI PERTAMA SUAMIKUPoV LARASAku menatap foto yang baru saja dikirimkan Adam padaku dengan hati lelah. Kumbang itu kembali berkelana setelah aku berhasil mengembalikan dia ke sarangnya selama lima bulan. Ya. Hanya lima bulan lamanya. Dia kini kembali mengepakkan sayap dengan bebas, mencari sari bunga yang akan dia hisap nektarnya, melukai dua bunga lain yang dengan mudahnya dia lupakan meski hanya sesaat.Aku meletakkan ponsel di atas nakas, menghela tubuhku ke depan cermin, menatap pantulan diriku di sana dengan hati miris. Apa yang kurang? Wajah itu masih berseri, bahkan tubuh itu masih indah meski sekarang sedikit berisi. Di usiaku yang ke empat puluh, aku berjuang untuk tetap cantik dan awet muda demi dia. Demi agar dia tak mudah berpaling. Dua puluh tahun lamanya kami hidup dalam rumah tangga yang penuh cinta sampai akhirnya dia hadir. Gadis cantik yang polos dan lugu, yang berhasil menambat hati suamiku.Masih kuingat perihnya hati ini ketika aku datang menemui gadis i

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 10

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 10"Laras?"Aku menatap lelaki yang telah mendampingiku selama dua puluh tahun lamanya itu lekat. Netranya yang kecoklatan berkedip gelisah. Dia seharusnya tahu bahwa mengkhianatiku kedua kali adalah sebuah kesalahan besar. Kulangkahkan kaki ke dalam, meski dengan jantung berdetak kencang. Setenang apapun aku berusaha, tetap saja perih itu meraja. Mas Dany tak mampu mengelak. Dibiarkannya aku masuk ke dalam kamar hotel super mewah itu. Di atas ranjang king size, seorang wanita berambut ikal pirang terkejut. Dia bangkit sambil membenahi pakaiannya yang berantakan. Keadaan yang sama juga terjadi pada pakaian suamiku. Aku tersenyum kecut membayangkan apa yang baru saja terjadi di atas ranjang itu."Laras, Sayang. Aku akan jelaskan." Aku memandangnya lagi, mengalihkan tatapan dari perempuan itu. "Kau bukan hanya harus menjelaskan Mas, tapi juga bersiap untuk segala kemungkinan.""Kalau begitu tunggu aku pulang."Aku menggeleng."Tidak. Kita akan bertemu di suatu te

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 11. Ini untuk Mbak Laras

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 11Perempuan berambut pirang bergelombang itu melengak dengan wajah merah menahan amarah. Ada bekas telapak tangan kananku di pipi kirinya, yang membuatku puas. Setelah pulih dari keterkejutannya, kini dia berdiri menghampiriku dengan mata nyalang."Siapa kau?!"Aku tertawa sumbang."Aku istri lelaki brengs*k itu tentu saja!""Hah! Jangan berdusta. Istrinya baru saja pergi dari sini."Aku membuka tas selempang dan melemparkan foto foto pernikahan kami. Meski aku dan Mas Dany menikah siri, tapi pernikahanku dirayakan di kampung tempat tinggalku. Kertas kertas itu berhamburan, persis seperti hatiku yang kini pecah berantakan. Melihat suamiku bersama perempuan lain disertai bekas bekas pergumulan mereka ternyata menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.Seperti inikah perasaanmu dulu Mbak?Wanita itu memungut sampah sampah itu dan menelitinya. Matanya melebar, lalu menoleh pada Mas Dany."Is it true?!"Mas Dany mendesah, merampas foto-foto itu dari tangan si perempuan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 12. Menyentuh kesadaran

    "Apa ini?"Mbak Laras menatapku ketika kuletakkan dua buah kunci di meja. Ketika aku datang, wanita anggun itu tengah bersiap untuk pergi. Kali ini penampilannya sungguh berbeda. Dia menggunakan setelan blazer panjang berwarna hitam yang tampak sangat pas di tubuhnya. Dengan sepatu tertutup setinggi tiba centi, dia terlihat semakin elegan dan berkelas. Menatapnya, aku merasa kerdil, dan jelek sekali."Ini kunci rumah, dan ini kunci mobil. Aku kembalikan semua ini pada Mbak Laras. Aku hanya minta sedikit saldo di ATM sebagai biaya hidup sebelum aku dapat pekerjaan. Sisanya akan kutransfer."Aku mengeluarkan sertifikat rumah dari dalam tas berikut surat kendaraan. Semuanya kugabungkan dengan kunci di atas meja.Mbak Laras diam sejenak, menatap benda-benda itu. Dia menoleh padaku, lalu tersenyum tipis."Livia, seandainya saja tidak salah jalan, aku yakin kau gadis yang baik."Aku terkejut mendengar kata-katanya. Bagaimana mungkin dia bisa berkata begitu pada perempuan yang telah merebut

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31

Bab terbaru

  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 59. Orang-orang tercinta (Ending)

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 59 PoV LIVIA.Tiga bulan kemudian.Ini mungkin adalah pertemuan kami yang pertama. Pertemuan yang terjadi tanpa ada masalah, dendam dan juga benci. Widya masih di penjara sementara Renata, juga mendekam di penjara dalam keadaan cacat akibat kaki kirinya yang tertembak polisi kala itu mengalami infeksi hingga harus di amputasi. Cintya yang mengundang kami semua datang malam ini, menikmati makan malam yang disajikan oleh para asisten rumah tangga. Di kepala meja, Mas Dany duduk dengan tenang. Fisiknya telah kembali lagi seperti dulu, tidak lagi kurus dan kuyu. Kulitnya perlahan mulai cerah. Dia telah menerima posisi sementara di Beta sampai Cintya berusia dua puluh satu tahun dan berhak membuat keputusan sendiri. Sejauh ini Mas Dany menunjukkan bahwa dia benar-benar berubah. Dia menjalani tugasnya sebagai manajer dengan dedikasi tinggi, mengabaikan bisik bisik orang lain tentang dirinya. Dia juga mengurus Denish dengan sangat baik, kembali menjadi sahabat bagi an

  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 58. Cinta tak pernah salah

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 58 (ENDING)Pov DANYAku dan Renata saling menatap. Seketika saja aku teringat bagaimana kejamnya di saat menghajar Livia. Padahal saat itu, mantan istriku itu tengah lemah karena habis keguguran. Dia menginjak kaki Livia dan menyeretnya keluar tanpa ampun. Setelah itu dia melarikan diri dengan membawa kabur harta milik Livia. Dan kejahatan nya masih terus berlanjut hingga akhirnya Denish, anak lelakiku satu satunya yang menjadi korban. Untung saja Livia tak terlambat membantunya.Ingat itu semua, rasanya aku marah sekali. Marah pada Renata, dan juga marah pada diriku sendiri. Betapa bodohnya aku dulu memperturutkan hawa nafsu hingga harus kehilangannya dua berlian dalam hidupku. Padahal, bukankah Tuhan telah berbaik hati memberikan segala yang aku butuhkan? Yang aku inginkan?"Sudahlah Daniel. Terima saja kenyataan kau kini kini jadi gembel setelah diusir anak anakmu sendiri. Lihat dirimu sekarang! Hitam dan kurus! Kau sama sekali tak menggairahkan. Aku jijik m

  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 57. Ternyata dia

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 57Aku menatap wajah tampan suamiku yang belum juga sadarkan diri. Hatiku ngilu membayangkan, lagi lagi, aku harus bersahabat dengan rumah sakit. Kali ini, dia yang selalu menyediakan diri untuk menjadi tangan dan kakiku, justru terbaring tak berdaya.Kemana sukmamu berkelana? Ini sudah dua puluh empat jam Adam. Ayo pulanglah."Livi…"Aku terkejut ketika bibir itu bergerak memanggil namaku. Lalu perlahan, kelopak matanya bergerak dan beberapa saat kemudian, mata itu terbuka. Sorot matanya masih lemah, tapi aku tahu bahwa dia telah kembali."Ya Allah. Terimakasih Ya Allah". Jerit ku dalam hati. " Aku… kangen…"Aku nyaris saja tertawa, tapi bingung karena air mataku yang tak mau berhenti mengalir. Aku setengah berlari menghampiri perawat jaga dan mengabarkan bahwa Adam telah sadarkan diri. "Selamat. Suami anda telah melewati masa kritisnya. Siang ini juga akan kita pindahkan ke ruang rawat biasa."Senyum bahagia dokter yang menangani Adam menular padaku. Ketika p

  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 56. Bukankah kau sudah berjanji?

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 56Aku membuka kotak bekal yang diberikan Bude Mina tadi pagi, dan tersenyum senang mendapati makanan kesukaanku. Tempe mendoan yang masih terasa hangat. Lengkap dengan sambal kecap dengan irisan cabai dan bawang merah. Meski statusku sekarang istri orang kaya, aku tak bisa menipu diriku sendiri bahwa makanan semacam ini yang terasa paling nikmat di lidah.Aku mengambil sepotong mendoan dan mencocolnya dengan sambal kecap. Hemm, nikmat sekali. Jangan bandingkan dengan telur cicak tujuh juta yang pernah kumakan demi gengsi. Telur cicak yang akhirnya aku tahu namanya adalah caviar alias telur ikan yang memang mahal harganya."Enak sayang?"Aku menoleh, nyaris lupa bahwa aku masih bersama Adam. Kami berdua duduk di dalam mobil yang terparkir di bawah pohon di seberang sekolah Denish. Acara perpisahan masih berlangsung, dan aku senang sekali melihat sambutan Cintya dan Denish pada Papanya. Kentara sekali bahwa mereka merindukan sosok lelaki itu. Rencananya, kami akan

  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 55. Kesempatan kedua

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 55Aku berbaring miring, menatap wajah suamiku yang tertidur pulas setelah menghabiskan malam yang bergelora. Meski sedikit takut karena aku tengah hamil muda, bagaimana aku bisa menolaknya? Sejak menikah, kami baru satu kali melakukannya sebelum akhirnya dia menghilang. Selain itu, rindu dan hasratku sendiri tak tertahankan.Aku mengelus perutku, dimana anak kami tengah bertumbuh. Aku berharap dia baik baik saja dan tumbuh sehat. Lalu, tanpa sengaja mataku menatap kotak kecil yang diberikan Adam di rumah sakit dan belum sempat kubuka karena kesibukan kami. Aku bergerak, menyingkirkan tangan Adam yang menggenggam tanganku dengan gerakan perlahan, lalu turun dari atas kasur. Aku penasaran apa isinya.Sebuah kotak hitam berukir indah kini ada dalam genggaman tanganku. Perlahan kubuka dan aku terbelalak menatap isinya. Seuntai kalung dari mutiara hitam yang sangat cantik. Sebuah kertas terselip di bawah lapisan kain beludru nya.'Untuk Livia, kekasih dunia akhirat.

  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 54. Reuni

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 54Aku menggigit bibir dengan kesal. Air mataku bahkan langsung tumpah tanpa kendali. Dua bulan lamanya aku menunggu saat ini, saat dimana aku bisa bertemu dengannya. Ada banyak hal yang sangat ingin aku ceritakan. Tentang rasa gundah, cemas dan ketakutan. Tentang emesis di pagi hari yang membuatku hanya bisa meneguk segelas teh hangat. Tentang Cintya yang mulai peduli padaku. Tentang Denish yang kerap memanggilku Bunda. Tentang Beta yang berkembang pesat. Kenapa masih ada gangguan? "Hey, kenapa wajahmu?" Adam sudah mematikan ponsel dan meletakkannya di laci dashboard. Dia urung memutar kunci mobil. Dipalingkannya wajahnya ke arahku. "Kenapa sayang?"Kami saling bertatapan. Tangannya dengan lembut menghapus air mata yang dengan kurang ajarnya tak juga mau berhenti. "Aku tidak mau kau bertemu dengan Widya atau siapapun!" Seruku. Adam tertawa, dia menarik wajahku mendekat. Berhati hati agar tak menyentuh bahu kiriku yang masih diperban. "Kau cemburu ya?"Suda

  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 53. Karena seperti itulah cinta

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 53POV ADAMKalimatnya yang terakhir itu akhirnya membuatku menyadari satu hal. Bahwa dialah orang yang telah membuat istriku celaka. Tak ada orang lain yang tahu bawa istriku di rumah sakit kecuali keluarga dan tetangga. Aku menutup kran informasi rapat rapat sehingga tak tercium media. Karena bagaimanapun posisi Livia di Beta saat ini sangat penting. Meski setengah hatiku tak mau percaya, aku tak bisa membiarkannya. Secepat kilat, aku menyambar kedua tangan lelaki itu dan menguncinya ke belakang. "Adam! Ada apa ini?!" Lelaki itu berteriak sambil menoleh ke belakang, berusaha menatapku. "Aku tidak menyangka sama sekali, Om bisa melakukan hal seperti ini.""Melakukan apa?!" Bentaknya sambil meronta, berusaha melepaskan dirinya dari pitingan tanganku. Aku mendorong tubuhnya hingga membentur mobil bak terbuka. Dia menoleh dan sesaat mata kami bertemu. "Om seorang penegak hukum, bagaimana Om bisa melakukan kejahatan seperti ini?"Wajah Om Frans, Papa Widya memu

  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 52. pagi yang kelabu

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 52Aku menatap kamar OK dengan jantung berdebar kencang. Didalam sana, istriku tengah berjuang, hidup dan mati. Peluru yang menembus bahunya tepat mengenai pembuluh darah sehingga pendarahan terus menerus terjadi sepanjang jalan. Tadi, sepanjang perjalanan, aku harus menjaga Livia agar tetap terjaga. Suara rengekannya yang manja, terngiang-ngiang. "Ngantuk Bang… "Dia bahkan memanggilku Abang. Air mataku nyaris saja meleleh jika tak ingat bahwa itu akan membuatnya kecil hati. Dan kini, aku terduduk dengan hati gentar, memikirkan Livia, dan anak kami yang berada dalam kandungannya. Pagi baru saja beranjak dan ternyata matahari yang bersinar cerah hari ini tak mampu Livia rasakan. Disampingku, Bude Mina duduk dengan wajah pucat pasi. Ponselku bergetar. Suara Om Andri langsung terdengar. "Om sudah mendapatkan informasi mobil yang tadi menembak istrimu Adam. Polisi sedang bekerja. Kau tenanglah, jangan tinggalkan Livia."Aku menghela nafas, menuruti kata hati, ak

  • ISTRI PERTAMA SUAMIKU   Bab 51. Siapa dia?

    ISTRI PERTAMA SUAMIKU 51PoV ADAMAku menatap mobil polisi yang keluar dari halaman villa, dengan sosok Widya di dalamnya. Mobil itu berjalan dengan tenang tanpa suara sirine. Hanya raungan Widya yang hingga kini masih terngiang di telingaku."Maafkan saya Om. Saya tidak bisa lagi meneruskan sandiwara ini. Istri saya tentu sangat cemas. Ini sudah terlalu lama."Om Frans, Papa Widya mengangguk pasrah."Terimakasih atas waktu yang kau berikan untuk Widya, Adam. Saya akan berusaha sampai dia sembuh dan belajar menerima kenyataan."Aku mengangguk, mengiringi langkah Om Frans menuju mobil. Beliau dan istrinya akan mendampingi Widya ke kantor polisi. Aku menatap sosok yang duduk di kursi penumpang. Disana, sang Mama duduk dengan pandangan kosong. Tidak seperti Om Frans yang menerima kenyataan bahwa anaknya sakit dan telah melakukan tindak kejahatan serius, Tante Eliza menolak mentah mentah. Dia beranggapan semua ini adalah salahku. Akulah yang menyebabkan Widya terganggu mentalnya. "Anakku

DMCA.com Protection Status