Share

Aku Tidak Mau!

Author: Leon Hart
last update Last Updated: 2024-06-16 23:39:13

"Dani mau kamu sembunyiin dimana?"

Vin menoleh dengan satu alis terangkat.

"Sudah dalam keadaan begini, masih saja yang di tanyain mantan pacarnya. Di tanya keadaan gimana kek? Atau misalkan marah karena kesannya aku lama selametin kamu, but you are not do that Lea!"

Protesan Vin ini buat Lea jadi merasa bersalah. Vin benar dan dia sudah keterlaluan, pikir Lea.

Lea maju, lalu mengarah ke depan Vin mulai melepaskan kancing kemejanya satu-persatu sampai sudah dalam genggamannya. Bekas darah dari luka-luka Dani sudah mulai mengering, dan Lea sama sekali tidak merasa jijik ketika melipat kemeja tersebut sedemikian rupa, lalu menggantinya dengan jaket model jas beresleting yang selalu tergantung di bagian gantungan tengah, jadi penutup tubuh bagian atas Vin. Lea melakukannya dengan cekatan meski Vin dalam keadaan sedang menyetir mobil.

"Kamu sepertinya menggigil?"

"Dari tadi," jawab Vin dingin, tapi justru jadi bahan Lea buat tersenyum. Mode merajuk Vin memang agak laen.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Di Nomorduakan

    "Kan sudah ada aku?" jawaban spontan yang langsung terpikir oleh Vin. "Nggak akan sama." "Tentu nggak sama. Ibumu wanita, dan aku pria." Vin coba lemparkan candaan, tapi ternyata garing bagi Lea. "Pokoknya aku mau Mama selalu di dekatku. Titik!" Vin putar setir memasuki halaman gedung dimana letak kondominiumnya berada. Setelah memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus, Vin tak lantas keluar dari dalam mobil meskipun sudah mematikan mesinnya. "Ada apa ini? Bukan karena soal Dani, bukan? Hei, kamu habis alami kejadian berat, jadi nggak perlu nambahin beban pikiran kalau misal butuh teman. Tujuanku bukan karena ingin pisahin ibu dan anak, jauhin kamu sama ibumu. No. Tapi pengen cooling down-in keadaan, sampai semua pikiran jernih, baru kamu bisa temui ibumu. Kapan saja, dimana saja." "Bukan. Pokoknya aku harus dekat dengan Mama. Titik!" balasan ketus Lea, kemudian membuka pintu mobil lalu menutupnya lumayan kencang. Vin hanya bisa tertegun keheranan. "Tumben dia jadi s

    Last Updated : 2024-06-17
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Vin Dan Morgan

    Vin berjalan cepat ke arah pintu, membukakannya untuk Morgan. Sebagai satu-satunya orang yang dapat di percaya, Vin benar-benar menggantungkan urusan di luar kantor pada pria tegap dan berwajah dingin, tak jauh berbeda dengan dirinya ini. "Pak Presdir," sapa Morgan setelah pintu terbuka. Kali ini Morgan tidak sendiri, tapi bersama gadis dimana beberapa hari ini selalu jadi pendamping dalam mengemban misi dari Vin. "Selamat malam, Pak." Winda bersikap sopan, tapi pandangannya segera teralih pada interior kondominium Vin yang baru pertama kali ini ia masuki. "Temui Lea di kamar," perintah Vin. Ternyata Winda tak menyimak. Kepalanya masih mendongak menelusuri tiap sudut ruang tamu bersambung ruang makan dengan model penataan klasik modern tapi maskulin dominan warna biru ke abu-abuan dan putih. "Winda," panggilan dari Morgan lebih keras daripada Vin, sehingga membuat Winda baru menyadari. "Eh, iya Pak? Ngomong sama saya?" terkejutnya Winda. "Kamu di suruh Pak Vin temui Nyonya

    Last Updated : 2024-06-18
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Gibah

    Beberapa menit sebelumnya. Lea dan Winda telah berada di ruangan sebelah. Keduanya duduk bersama di satu sofa panjang tepat di depan TV berlayar besar, tempat dimana Vin dan Lea pernah berduaan dan nyatakan perasaan secara tidak langsung. "Ya ampun Lea, gimana perasaan lo tinggal di sini? kayaknya jauh dari peradapan, cuma berduaan aja sama Pak Vin." "Ya nggak gimana-gimana. Biasa aja," jawab Lea cemberut. Mood baiknya belum balik. "Pantesan lo langsung klepek-klepek, lha kayak masuk penjara cinta hidup di sini. Ih, aku jadi merinding sendiri bayangin kamu sama Vin mesra-mesraan. Pantesan lo sampe hamil!" celoteh Winda sambil mencubit lengan Lea dan cekikikan geli sendiri. "Aduh. Sakit, tahu!" protes Lea seraya mengusap-usap bagian lengan yang tercubit Winda. "Ih, sakit mana sama di apa-apain Pak Vin?" goda Winda lagi di sertai tawa. "Sakit tapi enak ya?" lanjutnya dengan tawa semakin kencang. "Apa, sih? Lo ke sini bukan cuma ngeledek gue, kan?" "Sakit kan berbuah manis

    Last Updated : 2024-06-19
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Duhai Rembulan, Tahan Dulu Matahari Datang

    Setelah obrolan gibah dengan Winda, Lea kembali ke kamarnya. Entah apa yang di lakukan Vin di luar kamar, Lea putuskan untuk bersihkan diri dalam guyuran air hangat dari shower di atas bathtub. "Lea," panggilan dari balik pintu kamar mandi. Pemilik kondominium sedang menuntut jadi bagian. "Bentar. Sudah mau selesai." Namun bagi Lea, kehadiran Vin adalah gangguan. Lea mematikan kran, lalu beranjak dari bathtub, menarik bathrobe lalu di selimutkan ke tubuhnya. Dengan enggan ia membuka pintu, dan mendapati Vin hanya memakai celana boxer warna abu-abu gelapnya. "Mau mandi?" tanya Lea datar. Sungguh sudah tak tertolong badmood sejak dari datang. "Iya," sahut Vin tidak kalah dinginnya. Lea buka pintu lebih lebar, di susupkan tubuhnya menyamping melewati badan tegap Vin tanpa menatap ke arahnya. Dalam keadaan Lea hanya memakai mantel mandi seperti ini, apakah Vin akan lewati begitu saja? Tentu tidak. Tangan kiri Vin terangkat dan memegang pinggiran pintu sebagai penghalan

    Last Updated : 2024-06-19
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Harapan Itu Adalah Lea

    Malam itu. Vin tak bisa lagi sembunyikan perasaan bahagianya. Semalaman, Lea di perlakukan bak ratu. Vin mendominasi dalam bercinta, sebagai luapan kebahagiaan dan juga keinginan untuk membuat Lea jadi merasa di istimewakan. Sampai di pagi haripun, Lea bagai Cinderella di bawa Sang Pangeran ke istananya. Dalam keadaan malas, Lea paksakan kedua matanya membuka setelah bau makanan menggoda indera penciumannya. "Cepat bangun. Kita sudah terlambat ke kantor. Jangan jadikan anakku sebagai alasan kemalasanmu ya." Lea memang sudah duduk bersandar di headboard tempat tidur bergaya elegan modern, tapi nyawanya masih belum sepenuhnya seratus persen di raganya. "Kamu yang buat aku jadi kelelahan, dan makanan itu ... memang layak buatku." Satu kecupan mendarat di dahi Lea, lalu berlanjut ke bibirnya namun serba kilat. "Selalu saja nggak dapat ucapan terima kasih. Dasar tak tahu di untung!" Lea jadi tertawa. Kesadarannyapun berangsur kembali karena nada tinggi dan isi ucapan Vin yan

    Last Updated : 2024-06-20
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Apa Dia Setia?

    "Kita mau nunggu dimana?" Pertanyaan Lea. Siapa yang tidak trenyuh, ketika melihat orang di cintai sedang dalam masalah. Kerutan di beberapa bagian wajah Vin sudah mengindikasikan kalau masalah kali ini telah membuatnya harus berpikir dengan keras. "Entahlah." Lea menoleh cepat, baru kali ini melihat Vin jadi tak tahu harus bagaimana. "Kok entahlah?" ungkap Lea sesuai isi pikirannya. "Aku sedang krisis kepercayaan. Nggak ada orang yang bisa ku percaya sekarang selain kamu." "Ada Morgan dan sekretaris Li. Apa kepercayaanmu luntur sama mereka?" "Yups. Untuk saat ini." "Berarti, kamu sebenarnya mengharap mereka bisa jadi kepercayaanmu lagi. Iya kan?" "Yes. Kamu benar lagi." "Apa ini karena Nyonya Helena? Apa dia punya andil di balik semua anggapanmu itu?" duga Lea. Untuk menunjukkan rasa empatinya, Lea arahkan tangannya untuk merapikan rambut Vin yang terlihat kering tanpa pomade, satu lagi yang berbeda dari Vin tidak seperti biasanya. "Pasti dia. Siapa lagi?" Lea hel

    Last Updated : 2024-06-21
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Minta Tolong

    "Tentu saja dia bisa di percaya." Lea masih meragukan jawaban Winda, sampai ia mengulang lagi untuk kedua kalinya. "Beneran? Tapi katamu dia pernah di telpon Nyonya Helena. Lo pernah nanya lagi, nggak?" "Tunggu tunggu. Jadi lo kayak nggak percaya sama gue atau Pak Morgan, gitu?" Lea menurunkan nada bicaranya, secara cepat mencari kalimat-kalimat yang sekiranya nggak akan nyakiti perasaan Winda. Sahabatnya ini kadang suka ngegas kalau sudah di sentil soal kepercayaan atau kesetiaan, karena memang setahu Lea, Winda penganut paham dua hal itu secara ugal-ugalan. "Bukan begitu. Gue pengen tahu isi obrolan Pak Morgan sama Nyanya Helena aja. Info apapun, walaupun kesannya kecil dan nggak penting, di saat sekarang lagi kita butuhin banget," kejujuran Lea. "Maksud lo gimana?" "Maksud gue ... Kan ini Pak Vin seolah taruh gue di sisi belakang, apalagi setelah tahu lagi hamil, jadi makin-makin nggak di ajak diskusi atau bantu-bantu, padahal bilangnya cuma gue yang dia percaya. Gue

    Last Updated : 2024-06-22
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Lea VS Helena

    "Bisa minta tolong jadilah orangku. Bagi informasi yang ada di pusat keamanan Dharmawan tower." Pria muda yang sudah terlanjur berdiri untuk pergi itu tertegun sesaat. Kepolosan dari ekspresinya membuat Lea berharap akan bisa mempercayainya. "Saya ... tidak bisa." "Kenapa, Mas? Kan Masnya tahu posisiku apa." "Tetap harus atas ijin Pak Presdir. Itu prosedurnya." "Bagaimana kalau Pak Presdir Vin beri aku kewenangan lakukan apapun walau tanpa ijinnya? Hal kayak begitu, kan sudah lumrah." Pria muda itu tampak berpikir, tapi kemudian berusaha mencari jalan tengah aman. "Tugas apa yang Nyonya ingin saya lakukan?" tanyanya setengah ragu tapi perlu pastikan juga. "Pak Morgan lagi cuti, sedangkan di kantor Pak Vin lagi ada demo, dan aku nggak tahu posisi dia dimana." "Pak Presdir punya tim keamanan tersendiri, Nyonya. Begitu juga anda." "Iya, aku tahu itu. Tapi masalahnya mereka menjagaku tanpa sepengetahuanku. Pak Vin meminta seperti itu biar aku nyaman. Penjagaan dari jauh

    Last Updated : 2024-06-22

Latest chapter

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Kejutan Gagal Berbuah Manis

    Pada hari jumat malam seminggu kemudian. Lea berada sendirian di dalam kondominium Vin tanpa pemiliknya. Vin harus terbang ke Italia tanpanya selasa lalu bersama dua teman prianya, karena ada keinginan dari salah satu calon investor untuk segera menandatangani perjanjian kerjasama, selain masa pengalihan dan pengucuran dana warisan dari Anthony juga sedang dalam proses, larena Vin telah selesaikan masalah dengan Helena sesuai amanat ayahnya tersebut, selain telah menikah dan akan memiliki anak. Lea meninggalkan kantor, dan menemui ibunya sebentar, sebelum akhirnya kini di depan deretan koper yang telah siap menemaninya menempuh perjalanan jauh. Morgan belum menjemput totak waktu yang di butuhkan lima belas menit untuk mengulur-ulur waktu sedikit, Lea membuka ponsel di bagian note dan memeriksa lagi. 1. Tiket pesawat ( Aku sudah melakukannya sekaligus mengkonfirmasinya. Dua kali ) 2. Memesan executive lounge bandara ( Juga sudah mengkonfirmasi dua kali ) 3. Berkemas ( Baru se

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Cinta Tanah Air

    Pagi tidak lebih baik. Lea berguling turun dari ranjang pagi-pagi. Seminggu sudah telah berlalu dari kejadian yang penuh dramatis. Matahari bersinar melewati jarak antara dua gorden jendela kaca berukuran lumayan besar di kondominium milik Vin. Lea beralih ke dapur membuat susu coklat hangat. Vin masih tidur, dan kemungkinan tidak akan bangun untuk sejam dua jam ke depan. Lea melirik meja ruang tamu, botol kosong minuman kaleng beraneka macam masih di sana, sebagian adalah beralkohol. Dua teman pria kebangsaan Italia Vin semalam jadi penghisap hampir semuanya. Entah mereka berjalan kaki dari Italia ke Indonesia atau apa. yang pasti di atas meja ruang tamu sana benar-benar kacau dengan berbagai bekas makanan dan minuman berserakan. Mereka bertiga nampaknya sudah tak kuat bahkan untuk membuangnya ke dalam sampah karena sibuk bercanda berlanjut rasa kantuk di sertai setengah mabuk. Lea kemudian meringis membayangkan percakapan yang akan mereka lakukan. Secangkir susu coklat hanga

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Akhir Kejahatan Helena

    "Natalie?" Lea terkejut. Gadis muda berusia tak jauh dari dirinya itu tampak berpenampilan kusut tidak seperti biasanya, bahkan tidak ada pulasan kosmetik apapun sebagai make up semakin mempercantik diri. "Ngapain dia ke sini? Dia nggak lagi bangun tidur, kan?" pertanyaan canda Lea menatap bergantian antara Vin dan Natalie. Beberapa detik lalu Lea berada agak menjauh dari Vin untuk menghindari berinteraksi dengan Helena, tapi karena kehadiran tak terduga dari Natalie ini, membuatnya mendekati Vin dan berbicara berbisik untuk mencari tahu. Tatapan sembab dari bawah mata yang bengkak, membuat Vin spontan jadi bersikap awas. Di dorong Lea agar lebih mundur dan di posisikan tepat di belakang punggungnya, karena Vin menyadari tatapan Natalie menyorot di sekitar dia berdiri. "Tante Helena!" Mendengar nama ini di sebut dan di ketahui keberadaan posisinya, beberapa baris kerumunan tamu bergerak menyisir memberi jalan buat Natalie agar bisa melihat apa yang akan dia lakukan juga. "Na

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Mengkuliti Kejahatan Helena

    "Kamu nggak apa-apa, kan Sayang?" Kedua mata Lea terbelalak. Di hadapannya adalah pria tampan mengenakan seragam bodyguard serba hitam berikut kacamata berwarna senada juga. Memang seperti orang lain, tapi sebagai istri yang selalu bersama dari pagi sampai malam, Lea yakin pria penyelamat di hadapannya ini adalah Vin. "Ka kamu ngapain dandan begini?" Lea masih sempatnya bertanya di saat suasana jadi riuh, bahkan terdengar teriakan-teriakan agar ruangan hall segera di amankan. Pria tersebut perlahan membawa Lea bangkit dengan di dudukkan, perut Lea di elus-elus. Kekhawatiran merambat pada bagian tubuh Lea dimana sempat di rasakannya ada gerakan. "Demi anak kita ini. Maaf kalau buatmu kaget, tapi berhasilkan. Dugaanmu benar, keamanan buatmu tidak cukup mengandalkan Morgan saja." "Pak Presdir .... Pak Presdir Vin .... anda tidak apa-apa?!" pekikan berganti terdengar dari pria lain. Dia adalah Sekretaris Li, yang berdiri tak jauh dari keduanya berada. Vin berganti ulurkaj t

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Dia Pembohong!

    Kasak-kusuk terjadi lebih ramai dari sebelumnya. Ucapan santai Lea jadi pemicu rasa ingin tahu dari tamu undangan yang merupakan para pemegang saham dari perusahaan-perusahaan dari pengelolaan keluarga Dharmawan. Helena kembali berdiri. Berbeda dari aksi sebelumnya, kali ini Helena tampak lebih kusut, wajahnya merah karena amarahnya lebih memuncak. "Ini acara pengambilan voting, bukannya cari panggung buat hal yang nggak ada bukti dan dasarnya apa kayak begini. Kamu jangan sok ya. Kamu itu orang baru. Nggak ngerti apa-apa!" Lea tak menggubris. Seperti apa yang di instruksikan oleh Vin, agar dirinya tetap tenang dalam menanggapi tiap kelakuan Helena, tidak mudah terprovokasi dengan setiap nada tinggi Helena yang berkesan memojokkan. "Slide-slide selanjutnya memang berkesan tidak ada hubungannya dengan acara ini, tapi di sini kami inginkan siapa saja jadi terbuka matanya, tentang siapa yang sebenarnya bersalah dan siapa yang sering di jadikan kambing hitam. Sekali lagi ini semua

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Show Time

    Di sebuah hall terletak di dalam hotel bintang lima, tamu undangan sudah mulai memadati tempat acara. Perhelatan yang sebenarnya akan di laksanakan bulan depan itu, nyatanya di majukan secara mendadak dengan alasan karena keperluan mendesak. Acara awal protokoler tengah di laksanakan. Seirang wanita jadi pusat perhatian di saat sesi sambutan sedang di jadikan awal dari pembicaraan mengenai Vin, sang presdir utama. "Kubu pertama yaitu mosi tidak percaya dan minta agar jabatan presdir di copot untuk di berikan pada saya, sudah dapat banyak dukungan meskipun perolehan suara belum di laksanakan, jadi saya harapkan rekan sekalian bisa menentukan pilihan sesuai dengan logika. Perusahaan ini butuh orang-orang berpengaruh kuat. Bukannya hanya mengandalkan cara kepemimpinan yang katanya revolusioner tapi ternyata bangak pihak yang tidak senang." Helena ungkapkan sesuatu dengan kesan menyindir lawan pemilihannya, yaitu Vin. Tepuk tangan bergema setelahnya, bahkan ada yang dengan berdiri,

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Kejutan

    Sampai semalaman Lea berusaha mengorek apa rencana yang sedang Vin simpan, tetap saja Lea tak mendapatkan jawaban. Walaupun sudah melayani bercinta dengan gegap gempita, berharap Vin akan lengah lalu bercerita, namun tetap saja tak temukan hasil. Vin masih saja bungkam. Di waktu weekend, Lea membantu Vin untuk keberangkatan ke Italia. Sampai itupun, Vin belumjuga berikan jawaban akan rencananya. Vin selalu menggadang-gadang kalau yang mengetahu isi rencananya itu hanya otaknya saja. Leapun akhirnya menyerah, sudah tak bertanya lagi bila sudah tahu akan jawabannya apa. "Lama banget ke Italianya?" protesan Lea setelah selesai membantu Vin menyiapkan packing segala keperluan di dalam satu koper besar dengan sistem penutup memakai kode tertentu. "Kan ada Mama. Kamu ada temennya. Bukannya kemarin-kemarin ribut minta di temeni Mamamu?" pengingat Vin dan di jawab anggukan oleh Lea. "Tapikan tetep aja beda kalau nggak ada kamu," sedihnya Lea. Di letakkan sebuah buku bertuliskan logo d

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Rahasia!

    "Aku bertemu sama pengacaraku." Morgan sudah mengatakannya, tapi bila alasannya itu keluar dari mulut Vin sendiri, maka jadi perbedaan tersendiri bagi seorang wanita termasuk Lea. "Beneran ketemu pengacara? Kamu nggak sedang main samdiwara sama Morgan, kan? Takutnya sudah kasih perintah biar bilang sama akunya temui pengacara, tapi ternyata temui wanita lain," omel Lea seperti telah mendapat peringatan secara naluri. "Hmm ... menemui pengacaraku dan juga seorang wanita." Lea menoleh dan menatap Vin sambil melotot. Rasanya akan sulit bagi Vin, bila naluri kuat Lea seperti yang di miliki para wanita pada umumnya untuk di jadikan awal dari sebuah kebohongan. "Tuh kan sama cewek, sudah ku duga!" bentak Lea. "Siapa dia? Awas kalau memang sama cewek bilangnya ke aku cuma temen atau kolega bisnis, tapi diem-diem main api di belakang. Sudah biasa itu kayak di medsos-medsos!" tak terimanya Lea. Vin semakin tertawa kencang. Tak menyangka kalau lea cemburu lebih galak daripada singa

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Cemburu Nih Ye

    "Hai Sayang." Sapaan dari Vin yang segera di tanggapi Lea dengan pelukan. "Kamu kemana saja? Nggak tahu apa, aku khawatir banget!" omelan Lea setelah melepaskan rengkuhan hangat namun singkatnya. "Banyak orang mencarimu, habis kamu nggak aktifin ponselmu," imbuh Lea mencari tahu. "Aku sedang jalan-jalan," jawab Vin santai. Bersama kawalan dari Morgan dan beberapa pengawal anak buah Morgan, Vin membawa Lea ke ruangan pertemuan utama gedung dengan merubah ekspresinya jadi dingin dan kaku, berbeda jauh saat bertemu Lea tadi. Tatapan Vin lurus ke depan, selain belum ada yang berani menyapa atau mengajaknya bicara, Vin juga nggak berminat di ajak bicara sampai ada yang memulai. Ini adalah bentuk aksi kekecewaan Vin ketika loyalitas bawahannya telah membuatnya jadi turunkan rasa kepercayaannya. Setelah Vin duduk di kursi utama ruanga pertemuan, dalam beberapa menit suasana hening, dengan sikap tenang, Vin menunggu dengan sabar tiap orang di ruangan tersebut mencari tempat duduk, k

DMCA.com Protection Status