Share

bab 2

Author: MariaGG
last update Last Updated: 2023-10-12 08:16:02

"Kita akan ke mana Kak?" Ayana yang selesai memasang sabuk pengaman, menoleh ke arah Bryan, yang duduk mengemudikan mobilnya .

Bryan tersenyum ke arah Ayana. "Tebaklah, aku akan mengajakmu ke mana."

"Ayana tidak bisa menebaknya, Kak."

Bryan tersenyum tipis. "Bagaimana jika, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, dan pastinya akan kau sukai," mendengarnya membuat Ayana mengangguk menyetujui.

Bryan kemudian membelokkan mobilnya, menuju ke arah pantai, yang letaknya tidak terlalu jauh dari panti asuhan, agar Ayana tidak merasa khawatir berkendara terlalu lama, berdua dengannya.

Setelah beberapa saat berkendara, Ayana dan Bryan tiba di pantai, tempat yang ingin Bryan perlihatkan kepada Ayana.

"Ini masih pagi, jadi pengunjung di pantai ini belum banyak yang datang." Bryan berucap, kemudian menyusul, menemani Ayana.

"Ayo Kak, kita ke sana, Ayana ingin bermain air laut," Ayana terlihat bahagia. Seraya menarik tangan Bryan, untuk ikut bersamanya, menikmati air laut yang dingin.

Bryan lekas melepas sepatu yang dia kenakan, dan kemudian menginjakkan kakinya di pasir, berjalan menghampiri Ayana yang menikmati ombak laut kecil yang menyentuh kakinya.

Saat Ayana selesai menikmati air laut. Bryan kemudian mengajak Ayana untuk kembali pulang ke panti bersamanya.

"Ayana, kita pulang sekarang," ajak Bryan kepada Ayana, dengan mengambil sepatu yang dia lepas.

Ayana mengangguk, yang kemudian mengikut berjalan di belakang Bryan, menuju mobil Bryan yang terparkir.

Tetapi sebelumnya, Bryan mengajak Ayana untuk ke sebuah restoran yang letaknya tidak jauh dari pantai, tempat mereka berada.

"Kita makan dulu, Ayana, setelah itu aku akan mengantarmu kembali pulang," kemudian Bryan mulai menjalankan mobilnya menuju restoran.

Tiba di restoran, Ayana nampak terkejut, melihat banyaknya makanan yang tertata di depannya, membuat Ayana terdiam sembari menggigit bibirnya.

Tentu itu menarik perhatian Bryan, Bryan mengira, jika Ayana mungkin tidak menyukai menu yang baru saja dia pesan.

"Apa kau tidak menyukai, makanan Seafood yang di hidangkan restoran ini, Ayana?" tanya Bryan, saat melihat Ayana hanya diam, memandang pada menu yang telah disajikan dimeja.

"Aku menyukai semuanya Kak, tetapi aku pikir, jika menu yang kakak pesan, ini terlalu banyak," kemudian Ayana kembali berkata.

"Apa boleh, jika Aku membungkusnya separuh, untuk aku beri kepada anak-anak panti? Tidak mungkin kita bisa menghabiskan semuanya Kak." pinta Ayana kepada, Bryan.

Bryan tersenyum, mendengar apa yang baru saja, Ayana pinta darinya. Pikirnya, walau saat ini Ayana sedang berdua bersamanya, Ayana masih saja memikirkan anak-anak yang ada di panti.

"Aku bisa memesan lagi yang baru, jika kau ingin membungkusnya dan membawanya pulang?" tawar Bryan.

Ayana menggeleng cepat, menolak tawaran yang diberikan Bryan. "Tidak perlu Kak, lebih baik makanan ini saja yang kita sisihkan, tidak mungkin juga kita berdua dapat menghabiskannya."

Bryan mengangguk, kemudian berkata kepada Ayana. "Baiklah, jika itu yang kamu mau, lebih baik kita menyisihkan beberapa makanan, dan kita memakan beberapa hidangan lainnya saja," usul Bryan kepada Ayana, yang di balas anggukan oleh Ayana.

Setelahnya, Bryan mulai mengambil udang yang ada di depannya, untuk Bryan kupas, sebelum Bryan berikan kepada Ayana. Ayana tersenyum malu menerima perlakuan dari Bryan.

"Cobalah," Bryan mengulurkan tangannya, memberikan udang yang telah dia kupas kepada Ayana.

"Terima kasih Kak," Ayana lekas mencicipi, udang pemberian Bryan, yang terasa begitu manis, saat dirinya mulai memakannya.

"Apa kau menyukainya?"

"Ini enak Kak, Ayana suka," Ayana mengangguk tersenyum, kepada Bryan.

Bryan yang melihat jika Ayana menyukai udang pemberiannya, tersenyum senang, kemudian ikut menikmati, makan bersama Ayana, yang sesekali Bryan melirik ke wajah cantik Ayana.

Menikmati makanan pesanan mereka berdua, Ayana dan Bryan hanyut dalam suasana yang mereka ciptakan, tanpa Ayana sadari jika hari semakin siang, yang membuatnya harus segera mengakhiri kebersamaannya bersama dengan Bryan.

"Kak, hari sudah siang, Kita pulang yuk!" ajak Ayana kepada Bryan, yang terlihat masih ingin menghabiskan waktu berdua dengannya.

Bryan kemudian melirik ke arah jam, yang ada di tangannya, melihat jika Ayana memang sudah cukup lama keluar bersamanya.

"Tunggu sebentar Ayana, pelayannya masih harus membungkus makanan yang tidak kita makan," Bryan kemudian meminta pelayan, untuk membungkus makanan yang tidak mereka makan.

"Apa kau yakin tidak ingin menambahnya Ayana? aku pikir jika kau menambah beberapa menu, itu cukup untuk kau bagikan kepada anak-anak?" tawar Bryan kembali.

"Tidak perlu Kak, makanan itu sudah cukup untuk Ayana bagi. Lagi pula Ayana juga merasa sungkan kepada Kakak," jelas Ayana, kepada Bryan.

"Kau tidak perlu merasa sungkan, Ayana, lagi pula aku juga merasa senang, jika anak-anak panti menyukainya."

Bryan Sebenarnya masih ingin mengajak Ayana ke pusat perbelanjaan, yang mungkin akan membuat Ayana semakin bahagia, berjalan bersamanya hari ini. Akan tetapi, melihat jika Ayana ingin segera kembali pulang, Bryan tidak bisa menolaknya.

"Ayo Kak, kita pulang!" Ayana berdiri dari duduknya menatap Bryan, setelah menerima bungkusan makanan, yang baru saja diserahkan oleh pelayan kepadanya.

Di depan panti, Ayana lekas membuka pintu mobil Bryan, dan menurunkan kakinya , dengan menenteng bungkusan makanan yang ada di tangannya.

"Kalau begitu Ayana pamit ya Kak, terima kasih atas makanannya, dan juga Kak Bryan sudah mau membawa Ayana jalan hari ini" Ayana lekas turun dari mobil Bryan.

"Masuklah Ayana, aku juga akan segera kembali pulang ke rumahku," kemudian kembali menyalakan mesin mobilnya, dan melaju memasuki halaman rumahnya.

Di lantai dua, Nina yang berdiri melihat dari jendela kamarnya, kepulangan Ayana bersama dengan Bryan, membuat amarahnya kembali membuncah.

Nina segera nenuruni anak tangga, tidak sabar ingin menemui Ayana, untuk menegur adiknya. "Kau dari mana saja, Ayana! Apa kau tahu ini sudah jam berapa? Dan kau belum menyiapkan makanan, untuk anak-anak panti!" Nina meluapkan ke kesalannya, mengingat Ayana yang pergi meninggalkannya bersama Bryan.

Ayana sedikit tekejut melihat amarah Kakanya saat ini. "Kak maaf, Ayana sedikit terlambat pulang. Lain kali Ayana tidak akan seperti ini lagi!"

Nina menulikan pendengarannya, dan mengabaikan permintaan maaf Ayana.

Plak!

"Tamparan Itu, karena kau sudah berani mengabaikan perintah ku!"

"Hiks hiks hiks! Ampun Kak, Ayana minta maaf Kak, Nina!" lirih Ayana, dengan air mata yang menetes, menatap kearah, Nina.

Plak!

"Dan tamparan ini, juga karena kau berani membuatku marah!"

Setelah puas, Nina dengan acuh melipat kedua tangannya di depan dada, kemudian melirik kepada bungkusan yang ada di tangan Ayana.

"Apa yang ada di tanganmu Ayana? Jangan bilang kau meminta kepada Bryan seperti seorang pengemis!" tunjuknya kepada bungkusan, yang ada di tangan Ayana. Nina pikir, Ayana dan Bryan mungkin baru saja kembali dari mengajak Ayana berbelanja.

"Jawab, Ayana!"

"Berhenti berteriak, Kak! Ayana tidak tuli!" Ayana yang tanpa sadar berkata seperti itu, menatap kakaknya dengan meminta maaf.

Related chapters

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 3

    Ayana menggeleng, saat mendengar tuduhan yang Kakaknya tujukan ke padanya, Ayana menjelaskan agar Kakaknya tidak salah paham ke padanya."Aku tidak melakukan hal seperti apa yang Kak Nina tuduhkan, lagi pula, ini hanya makanan yang tidak kami makan saat di restoran tadi, dan juga Kak Bryan tidak merasa keberatan." Ayana membela dirinya. Nina yang mendengarnya, hanya menatapnya dengan acuh, kemudian mengambil paksa, bungkusan yang ada di tangan Ayana dan membukanya."Bukannya kau mengatakan, jika kau makan di restoran bersama Bryan! Kenapa hanya ini saja yang kau bawa pulang, Ayana! mana yang lainnya? Apa kau tahu, berapa banyak anak-anak yang ada di panti Ayana? Makanan ini tidak akan cukup untuk anak-anak bagi!" Cercanya dengan nada marah, seraya menunjukkan isi bungkusan makanan, hanya berupa tiga menu.Nina yang masih merasa cemburu, ke pada adiknya, karena berani jalan berdua bersama Bryan, membuatnya hanya ingin melampiaskan amarahnya."Ayana, apa kau tahu jika aku menyukai Brya

    Last Updated : 2023-10-12
  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 4

    "Bryan, kau akan ke mana?" Nina sedikit berlari menghampiri Bryan, Seraya tersenyum, saat menatap wajah tampan Bryan. Nina kemudian merapikan rambutnya yang tertiup oleh angin didepan Bryan. Bryan yang melihat kehadiran saudari kembar Ayana, yang datang menghampirinya, mengerutkan keningnya tidak suka. Ayana yang baru saja menyelesaikan memberi makanan, kepada anak-anak panti, keluar bermaksud ingin mencari Kakaknya, tetapi tanpa sengaja Ayana melihat Kakaknya, sedang berbicara sembari tersenyum menatap ke arah Bryan.Entah apa yang sedang mereka berdua bicarakan, yang membuat Bryan nampak begitu dekat dengan Nina. Tiba-tiba saja, perasaan aneh dirasakan Ayana saat ini didadanya. Ayana merasa cemburu melihat keakraban Kakaknya bersama Bryan, akan tetapi Ayana sadar, dirinya bukanlah kekasih dari Bryan, yang tidak dapat melarang Bryan yang ingin dekat dengan siapa saja.Ayana melihat Nina, Melambaikan tangan ke arah Bryan, yang akan masuk ke dalam mobilnya. Segera Ayana melangkah me

    Last Updated : 2023-10-12
  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 5

    Ayana, cepat kau rapikan tempat tidurku, dasar lelet!" perintah Nina, menatap acuh adiknya. Setelah seminggu, pesta ulang tahun yang ditunggu oleh Nina telah juga tiba. Nina sudah tidak sabar untuk merayakan ulang tahunnya kali ini, bersama dengan Bryan. Setelah Nina memastikan jika penampilannya cukup cantik untuk bersanding bersama dengan, Bryan, Nina kemudian menoleh ke arah Ayana, yang masih berpakaian biasa, sedang sibuk merapikan tempat tidurnya. "Ayana, mengapa kau belum bersiap-siap? Lihat pakaian yang kau kenakan itu, terlihat sangat buruk. Tidak lama lagi, Dimas akan datang untuk mengajakmu keluar, tidak mungkin kau keluar untuk merayakan ulang tahunmu, bersama Dimas dengan berpakaian seperti itu!"Ayana yang mendengar perkataan Kakaknya, segera menelisik pada pakaian yang dikenakannya, menurutnya pakaian yang dia kenakan cukup pantas. Lagi pula, dia tidak berniat untuk menerima ajakan Dimas, jika bukan karena paksaan Kakaknya, yang tidak bisa dia tolak."Tidak perlu Kak,

    Last Updated : 2023-10-12
  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   Bab 6

    Ayana, yang semalam merayakan ulang tahunnya bersama dengan Dimas, membuka matanya dan melihat ke arah sekitar jika dirinya saat ini berada disebuah kamar asing, yang membuat Ayana segera bangun dan terduduk diatas sebuah kasur berwarna putih, dengan jantung yang berdetak kencang. Ayana melihat ke arah sekitar, dengan keringat yang mulai muncul di dahinya, tempat tidur dan lantai terlihat serta pakaian yang dia kenakan semalam, nampak berserakan dilantai kamar. Ayana mencoba untuk mengingat apa yang terjadi semalam, saat dirinya bersama dengan, Dimas, merayakan ulang tahunnya. Ayana tidak tahu, apalagi yang terjadi setelah Dimas meninggalkannya di restoran. Yang Ayana tahu, dirinya sudah terbangun di sebuah kamar hotel, yang Ayana tidak tahu, tepatnya di mana, dan siapa yang membawanya. Ayana menahan sakit dikepalanya, mencoba beranjak dari tempat tidur, dengan menahan sakit disekujur tubuhnya, Ayana berjalan untuk mengambil pakaian, yang telah dia lepaskan entah sejak kapan, yang

    Last Updated : 2023-10-20
  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   Bab 7

    Tetapi, Ayana tidak mengatakan apapun kepada, Nina. Ayana hanya balas tersenyum sembari menggeleng pelan menatap, Nina. "Tidak ada Kak, Kak Dimas tidak memberikan apapun kepada, Ayana." Penjelasan yang baru saja diungkapkan, Ayana kepada, Nina, Jelas saja membuat Nina tidak percaya. Bagaimana mungkin Dimas yang sudah merencanakan pesta ulang tahun yang akan dia rayakan berdua bersama, Ayana tidak memberi Ayana hadiah apapun. "Jangan bohong, Ayana! aku tahu pasti Dimas memberimu hadiah, Dimas sudah merencanakan begitu lama, untuk merayakan ulang tahunmu berdua dengannya, tidak mungkin, Dimas tidak memberikanmu hadiah apapun semalam." Ayana melihat, jika Nina sepertinya tidak percaya dengan ucapannya. Jika memang Dimas, tidak memberikan hadiah apapun kepada, Ayana, selain luka yang mungkin tidak akan pernah bisa Ayana lupakan. Jika mengingat malam menyedihkan yang menimpa dirinya, Ayana hanya dapat menahan sesak yang dia rasakan didadanya. Ayana menatap Nina, berusaha untuk tidak

    Last Updated : 2023-10-21
  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   Bab 8

    Kepanikan terlihat jelas di wajah Bryan, yang kemudian segera menggendong Ayana dan akan membawanya untuk ke rumah sakit. "Ayana, bersabarlah, aku akan membawamu ke rumah sakit!" Bryan, kemudian memeluk Ayana dalam gendongannya, yang kemudian berbalik untuk meninggalkan kamar Ayana, untuk menuju mobilnya. Nina yang melihat tindakan Bryan, yang saat ini terlihat jelas kepanikn diwajah Bryan ingin menghentikan tindakan Bryan, yang tengah menggendong Ayana didalam pelukannya. Berdiri di depan pintu kamar, Nina menghalau menghentikan langkah kaki Bryan yang tengah menggendong Ayana. "Bryan, apa yang ingin kau lakukan!" Nina benar tidak suka melihat tindakan Bryan, yang menggendong Ayana dalam pelukannya. Bryan berdiri dengan menatap tidak suka, melihat apa yang dilakukan Nina dihadapannya. "Nina, apa yang kau lakukan, cepat menyingkir, aku ingin membawa Ayana ke rumah sakit!"Dengan Ayana berada di dalam gendongan Bryan, Bryan tanpa peduli kembali melangkah ke depan setelah meminta Nin

    Last Updated : 2023-10-22
  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   Bab 9

    Bryan yang matanya masih tertuju kepada wajah Ayana, yang nampak begitu pucat, dengan langkah pelan Bryan menghampiri Ayana. "Ada apa? Apa kau menginginkan sesuatu?" Bryan, mengulurkan tangannya untuk menepis sehelai rambut, yang menutupi di wajah Ayana, yang masih terbaring lemah di diatas kasur. Ayana menggeleng pelan, mendengar pertanyaan dari Bryan, matanya menatap Bryan penuh cinta yang saat ini terlihat mengkhawatirkannya. "Apa Kak Bryan yang membawaku ke rumah sakit?" Ayana ingin mendengar, jika memang Bryan yang membawanya ke rumah sakit, seperti apa yang perawat baru saja katakan kepadanya. Bryan mengangguk dengan pelan mengiyakan, "Untung saja aku dapat segera menemukanmu, jika tidak, kau mungkin saja masih tersiksa dengan suhu tubuhmu yang begitu tinggi." Ayana hanya tersenyum tipis, mendengar apa yang barusan dikatakan Bryan, yang menatapnya dengan penuh kekhawatiran membuat Ayana erlahan merasa jauh lebih baik. Ayana tahu, apa yang menyebabkan dirinya bisa dalam kead

    Last Updated : 2023-10-23
  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   Bab 10

    Dua tahun kemudian... Bruk! "Miss Nina, Tolong jangan--" "Ternyata kau ada di sini, Sayang! aku menunggumu beberapa hari ini untuk menemuiku, tetapi kamu tetap tidak datang, Bryan," Nina berjalan dengan anggun, dengan gaun ketat menutupi tubuh seksinya, berjalan memasuki ruang meeting, dimana Bryan sedang duduk mendengarkan klien yang memaparkan rencana kerja sama dengannya. Tanpa mempedulikan tatapan semua orang, yang ada di ruangan itu, Nina, dengan pakaian yang memperlihatkan lekukan tubuhnya, mendudukkan dirinya di atas pangkuan Bryan. Sembari mengelus pelan dada bidang Bryan yang saat ini sudah mengepalkan tangannya marah. Bryan memberi tatapan tajam ke arah asistennya Davin, yang membiarkan Nina masuk dan membuat kekacauan saat dirinya sedang mengadakan pertemuan. "Maaf tuan!" Asisten Davin, hanya menunduk saat melihat Tatapan yang diberikan oleh sang majikan. Dirinya merasa bersalah karena tidak berhasil untuk menghalangi Nina, agar tidak mengganggu rapat yang dilakukan,

    Last Updated : 2023-10-24

Latest chapter

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 106

    "Angkat tangan, Jangan bergerak. Jika tidak, kami akan menembakmuj ucap pengawal Bryan, yang berdiri dihadapan mereka dengan memberi todongam senjata, keadaan yang mengejutkan Jesslin maupun Brams, yang berdiri membulatkan matanya menatap ke arah beberapa bawahan Bryan yang berdiri di hadapan mereka."Hehehe, Brain benar-benar licik dia ternyata mempermainkanku," mata Brams memerah, saat mengingat keadaannya saat ini.Brams tidak menyangka, jika pernyataan Bryan yang Sebelumnya dia dengar, jika menyetujui untuk menyerahkan seluruh hartanya hanyalah sebuah tipu muslihat untuk melemahkannya.'Benar-benar sial harus berurusan denganmu, Bryan!'Seolah tidak peduli dengan keberadaan bawahan Bryan, yang berdiri menodongkan senjata di deannya, Brams menoleh ke arah belakang memastikan jika mereka tidak melihat keberadaan Ayana. Namun, sepertinya sudah terlambat, beberapa bawahan Bryan berhasil memasuki gudang dan menemukan keberadaan Ayana.Jeselin melihat situasi mereka yang tidak memungkin

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 105

    Saat Bryan akhirnya menemukan lokasi Ayana. Bryan meminta semua pengawal yang dia miliki untuk mengampuni memastikan jika brams tidak memiliki tempat untuk dapat melarikan diri."Aku tidak peduli cara apa yang akan kalian lakukan, yang aku inginkan, kalian segera mencegah hingga mereka tidak memiliki tempat untuk melarikan diri," titah Bryan kepada para bawahannya yang berdiri berbaris di hadapannya."Baik Tuan, kami akan melakukan perintah anda." Para bawahan Bryan kemudian membubarkan diri mengikuti perintah sang atasan yang meminta mereka untuk segera mengepung tempat persembunyian Brams, sebelum Brams mengetahuinya dan kembali bertindak.Bryan memandangi bawahannya, kemudian melirik ke arah Stefano yang berjalan menghampirinya."Bryan, apa kamu akan menemui, Ayana sekarang? Jika Iya, biarkan aku ikut denganmu. Aku ingin memastikan jika Ayana baik-baik saja, sampai saat ini keadaan Ayana masih dipikirkan oleh istriku.""Hm, baiklah."Bryan tidak bisa menolak bantuan Stefano, lagi

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 104

    Saat jarum suntik hendak disuntik ke dalam cairan infus yang menggantung di lengan asisten Davin, dari luar Stefano yang memasuki ruangan asisten Davin, melirik ke arah Dokter yang nampak mencurigakan. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Stefano, yang membuat Dokter gadungan menghentikan aksinya dan kembali memasukkan jarum suntik yang semula dia keluarkan sebelum keluar dari ruangan menghindari Stefano.Namun, sayangnya Stefano seolah sudah mengetahui niatnya, segera Sterano menghentikan langkah Dokter gadungan yang hendak melarikan diri, dengan menendang perutnya hingga membuat Dokter gadungan yang mencoba melarikan diri terpental dan terjatuh menabrak dinding kamar.Bugh!! Arghht!! "Katakan, siapa yang menyuruhmu untuk melakukan ini?" tanya Stefano, menuntut jawab dari Dokter gadungan yang merintih kesakitan di depannya.Dari luar beberapa pengawal yang mendengar keributan di dalam kamar segera berjalan membuka pintu kamar asisten Davin, dan melihat pada sosok Dokter yang terduduk lem

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 103

    Malam hari, Bryan masih belum berhasil menemukan lokasi Ayana, walaupun dia didukung oleh tim polisi dan Stefano yang membantu secara aktif."Bagaimana, apa kalian telah menemukan persembunyian Brams bersama dengan Jesselin, mereka berdua mungkin tidak pergi terlalu jauh melihat mereka tidak memiliki banyak dana dan juga tempat yang bisa mereka tempati persembunyi."Bryan meminta laporan daripada para bawahan yang dia tugaskan untuk mencari keberadaan Ayana. Namun, mereka sama sekali belum mendapatkan hasil yang diharapkan oleh Bryan.Hendrik, bawahan yang ditugaskan oleh Bryan menunduk kepalanya di depan Bryan."Maaf Tuan, sepertinya kedua orang itu telah mempersiapkan dengan matang persembunyian mereka, melihat hingga sekarang mereka berdua belum dapat untuk bawahan saya menemukannya, Tuan." Bryan tdiam mendengarkan, tangannya ter kepala marah sampai sekarang memikirkan keberadaan Ayana yang masih belum dapat ditemukanBrian memejamkan matanya sembari memijat pelan keningnya. "Ayana

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 102

    Brams tidak menyangka jika Ayana akan menunjukkan kemarahan seperti ini di hapannya. Tetapi Brams mengerti, ini semua adalah kesalahannya sendiri yang memilih menyakiti Ayana, untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Brams tidak perduli dengan penolakan Ayana. "Ayana, biarkan aku melihat wajahmu. Aku hanya ingin memeriksanya," Brams mendekat dengan mengulurkan tangannya. Namun segera ditepis oleh Ayana, yang menghindari uluran tangan Brams dengan membuang muka. Dengan mata yang mau merah marah, Ayana menunjukkan kebenciannya kepada Brams. Ayana tersenyim mencibir "Brams, jangan pernah berpikir untuk menyentuhku, aku jijik dengan orang sepertimu yang bekerja sama dengan wanita busuk untuk mencelakai orang yang selama ini memberinya tumpangan!" Hina Ayana yang membuat Jesslin berdiri dengan melipat kedua tangannya didean dada, merasa kesal mendengar ucapan yang dilontarkan Ayana yang terdengar menghinanya.Brams menoleh melirik ke arah Jesselin, yang terlihat menggertakkan buku-buku j

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 101

    Bryan menerima pesan dari Stefano yang memberi kabar tentang Ayana, yang kemungkinan diculik dari orang yang Nina curigai. Segera Bryan membalas dengan melakukan panggilan ke ponsel, Stefano."Apa kamu yakin, Stefano? Jika benar kedua orang tersebut yang dicurigai oleh, Nina?" tanya Bryan, memastikan saat melakukan panggilan dengan Stefano, setelab Stefano mengabarkan kepadanya, beberapa orang yang telah dicurigai oleh, Nina. Stefano segera membalas Bryan. "Untuk sekarang itu yang dipikirkan oleh istriku, Bryan. Karena sebelumnya kedua orang itu pernah mengatakan sesuatu kepada Istriku, yang mengatakan jika kedua orang itu ternyata berencana untuk membalasmu dengan menggunakan, Ayana!" jelas Stefano memberitahukan.Bryan mendengar 'kan dengan diam dari balik panggilan, yang tidak Stefano ketahui saat ini Bryan tengah mengepalkan kedua telapak tangannya dengan marah, jika benar kedua orang tersebut ternyata benar membawa pergi istrinya maka Brayan tidak akan diam dan akan membalas de

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 100

    Bryan merasa khawatir setelh melihat CCTV yang di tunjuk 'kan padanya, sesaat Bryan memutar perhatian kepada mantan istrinya, Nina. Bryan ingin mengelak dan mengatakan jika Nina tidak mungkin terlibat dalam masalah ini, tetapi pemikirannya yang mengingat kembali dimana Nina sangat tidak menyukai Ayana, sehingga membuat Bryan mau tidak mau memiliki pemikirkan, jika mungkin saja Nina terlibat dalam kejadian ini.Bryan masih tetap berada di rumah sakit, memastikan keadaan asisten Davin baik-baik saja sebelum, Bryan kembali meninggalkan ruangannya. Sesaat kemudian beberapa Dokter yang melakukan operasi kepada asisten Davin, mengabarkan kepada Bryan jika kondisi asisten Davin mulai membaik. Bryan mengerti, dan memutuskan meninggalkan Rumah Sakit. Tetapi sebelum itu, Bryan menugaskan kepada beberapa bawahannya untuk tetwp menjaga asisten Davin yang saat ini tengah dirawat. Bryan tidak ingim jika orang yang sebelumnya melakukan penembakan kepada mobil asisten Davin, akan kembali datang da

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 99

    Setelah tiba di kota A, Bryan turun dari pesawat pribadinya dengan menggandeng tangan Ayana."Ayana, hari ini aku tidak menemanimu untuk pulang bersama, ada sesuatu hal yang harus aku kerjakan, apa tidak masalah jika aku meninggalkan mu?" ujar Bryan saat berjalan sembari menggandeng tangan Ayana, menuju mobil yang terparkir.Ayana diam mendengar ucapan Bryan, pandangan matanya hanya tertuju ke arah mobil di mana Bryan akan meminta asisten Davin untuk mengantarnya pulang.Di depan sana asisten Davin tengah berdiri di dekat mobil, menunggu kedatangan Bryan yang baru saja kembali dari kota B."Bryan, kenapa kamu tidak kembali pulang dulu bersamaku? Lagi pula kita baru saja tiba bukankah seharusnya kamu kembali beristirahat," ayahnya merasa tidak rela untuk melepaskan Bryan dan kembali bekerja. Entah mengapa, perasaan Ayana mengatakan jika sesuatu hal buruk bisa saja terjadi kepada Bryan, yang membuatnya merasa ketakutan jika harus berpisah daru Bryan.Bryan menghentikan langkah kakinya d

  • ISTRI KESAYANGAN MR. BILLIONAIRE   bab 98

    Di tempat berbeda, Nina dan Stefano baru saja terbangun dari tidur lelap mereka yang samar Nina dapat melihat wajah Stefano yang begitu dekat denganya. Nina merasa tidak yakin dengan apa yang dilihatnya, mengedipkan matanya beberapa kali memandang wajah Stefano yang begitu tampan di hadapannya.Bulu mata Stefano perlahan bergetar yang tak lama matanya terbuka memandang ke arah Nina. Sontak Nina segera membuang muka merasa malu saat Stefano menangkap basah dirinya niat buruknya."Kamu sudah bangun?" tanya Stefano memandang wajah Nina, yang menghindari tatapannya.Nina tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk mengiyakan. Namun, Stefano kemudian kembali berucap yang menyadarkan Nina dengan apa yang terjadi dengan mereka. "Sepertinya kamu sangat suka tidur dengan memelukku.""Apa?" Nilai tertentu mendengar ucapan Stefano kepadanya. Namun, sesaat kemudian Nina sadar dengan apa yang baru saja dikatakan Stefano.Sesungguhnya, Nina merasa malu melihat ia dan Stefano tidur dengan saling

DMCA.com Protection Status